Share

Selalu Salah

Author: Arunika Clara
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

“Apakah semua kejadian yang menimpa orang-orang itu selalu menjadi tanggung jawabku?” Gumam Lara, seraya melanjutkan langkahnya dengan pelan dan membiarkan Bentara dan Aria berjalan semakan jauh di depannya, hingga kedua punggung orang itu tidak terlihat lagi olehnya.

Dia menenadahkan kepalanya ke langit dan melihat awan hitam menggumpal-gumpal di sana, sebagaimana gumpalan hitam yang ada di hatinya saat ini. Lara tak mengerti dengan cara kerja semesta yang tak pernah memihak padanya. Di saat dia menyukai seorang pria dia tak pernah dianggap, namun saat ada seorang pria yang menyukainya, dia dituntut untuk menganggap perasaan pria itu, dengan selalu bersikap manis padanya sebagai balasan sikap pria itu.

“Persetan dengan semua cowok di dunia ini.” Ujarnya dambari menendang-nendang kerikil kecil di depannya dengan pelan. Dia terus menunduk hingga sepasang kaki yang dibalut kaus kaki pendek semata kaki dan juga sepatu kets berdiri tepat di hadapannya dan menghentikan langkahnya.

“Anggi?”
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Titipan Cinta Bentara   Kepastian yang Menyakitkan

    “Hey!” Lara berteriak untuk menghentikan langkah kaki Aria, tetapi sahabatnya itu terus melangkah pergi.“Dasar aneh!” Umpat Lara, “Dia dan Bentara sama anehnya, seharusnya mereka berdua saja yang pacaran! Dia pikir aku benar-benar akan pergi menemui cowok itu apa, hah?!” Lanjutnya, menggerutu seorang diri.Lara kemudian melanjutkan langkahnya dan memilih jalan berputar agar tidak berpasasan dengan Aria dan juga agar dia tidak melewati parkiran kampus. Tetapi di tengah perjalanannya itu, Lara teringat sesuatu yang kemudian menghentikan langkahnya. Dia ingat ngobrolannya ddengan Anggi dan jika dia menemui Bentara maka dia memiliki kesempatan untuk mengatakan apa yang telah dirinya dan Anggi sepakati.“Benar juga, lagipula kapan lagi aku punya kesempatan untuk mengatakan ke Bentara bahwa aku sudah punya pacar kalau bukan saat ini.” Dia berbicara dengan dirinya sendiri, setelah itu memutar langkah dan bertekad akan menemui Bentara.Saat Lara hampir tiba di parkiran, dia melihat Aria dan

  • Titipan Cinta Bentara   Runyamnya Kisah Cinta Segitiga

    BRAKKH!Aria menggebrak meja kantin di mana Lara meletakkan makanan-makanan yang hendak di makananya. Sontak hal ini membuat Lara terlonjak dari bangkunya. Meskipun sudah mengantisipasi bahwa Aria pasti akan sangat marah padanya, tetapi apa yang sudah di lakukan Aria sudah berlebihan.“Apa-apaan, sih, Ar?” Lara bangun dari bangkunya.“Sudah keterlaluan kamu Ra.” Ujar Aria dengan penuh amarah.“Keterlaluan dalam hal apa? Masalah Bentara lagi?” Lara juga tak mau kalah untuk meninggikan suaranya.“Sumpah ya, aku nggak habis pikir sama kamu.” Cibir Aria, “Ternyata ada ya manusia berhati batu kayak kamu!” Lanjutnya.“Aku seharusnya yang nggak habis pikir sama kamu.” Balas Lara. “Bisa-bisanya kamu sangat ngejaga perasaan laki-laki itu daripada perasaan sahabat dan sepupu kamu sendiri!” Lanjutnya, beberapa detik kemudian Lara baru menyadari bahwa ada yang salah dari ucapannya barusan.“Sepupu?” tanya Aria untuk memperjelas.Lara tahu dia tidak boleh mengatakan apapun dan memilih untuk pergi.

  • Titipan Cinta Bentara   Bintang Jatuh dan Obat Patah Hati

    “Halo, Ra.” Ujar Mas Gala dari sebrang telepon. “Mas beneran nggak ganggu kan?” Lanjutnya.“Enggak kok, Mas. Santai kok.” Jawab Lara.“Kamu lagi di mana?” Tanya Mas Gala.“Lagi di rumah, nih.” Jawab Lara.“Maksud Mas di dalam atau di luar?” Tanya Mas Gala lagi.“Di dalam, Mas. Di kamar.” Ujar Lara.“Yah sayang banget dong.” Ucap Mas Gala.“Kenapa emangnya, Mas?” tanya Lara.“Di luar langitnya sedang indah.” Gumam Mas Gala, “coba deh kamu keluar, Ra.” Lanjutnya.Lara bergegas ke luar, menuju balkon kamarnya. Ternyata langit sedang mendung dan mereka berdua lupa kalau mereka itu adalah dua orang yang saling terpisah pulau.“Hmm …” Lara menghela napas, “Mas Gala lupa ya, kalau di kota Mas langitnya bagus, belum tentu di sini juga bagus. Kita kan beda pulau.” Lanjutnya.“Astaga, kok bisa Mas gak kepikiran sampai ke sana, ya?” Ucap Mas Gala, “Apa karena Mas ngerasa kamu deket banget.” Lanjutnya.Lara terdiam, tak menjawab apa-apa, atau lebih tepatnya tidak tahu harus menjawab apa.“Halo, R

  • Titipan Cinta Bentara   Senyuman Yang Dinanti

    Lara tak kuasa melengkungkan senyum. Senyum yang telah lama tak menghiasi wajahnya. Senyuman yang hanya bisa terjadi pada orang-orang yang sedang jatuh cinta, semburat merah merekah di pipinya. Sekali lagi Lara terselamatkan karena dia hanya berbicara melalui sambungan telepon sehingga Mas Gala tak perlu melihat wajahnya yang memerah.“Mas Gala serius ngomong kayak gitu?” Tanya Lara.“Mas nggak tau sampai kapan bisa nahan ini semua, Ra.” Jawab Lara, “Maafin Mas ya kalau ini bikin kamu nggak nyaman.” Lanjutnya.“Sama sekali nggak kok, Mas.” Gumam Lara. “Sebenarnya, jauh sebelum malam hujan, Lara sudah merasa bahwa perasaan Lara buat Mas Gala berubah.” Lanjutnya.“Berubah gimana, Ra?” Tanya Mas Gala.“Berubah jadi lebih dari teman atau abang.” Jawab Lara.“Serius?”“Ya.”“Kenapa bisa?”“Nggak tau, Mas.” Jawab Lara. “Awalnya Lara sedih banget pas tau ada yang nyakitin Mas Gala. Setelah itu nggak tau kenapa Lara nggak pernah bisa berhenti mikirin Mas Gala.” Lanjutnya, Lara merasa sangat m

  • Titipan Cinta Bentara   Gunung Es Itu Akhirnya Mencair Juga

    Lara berjalan sendiri tanpa menyadari Aria yang diam mematung di belakangnya. Aria dilema dengan perasaannya sendiri, antara senang atau khawatir dengan keadaan Lara. Di sisi lain dia senang akhirnya gunung es itu mencair juga, tapi di sisi lain dia khawatir apabila Lara mulai tak waras, karena melakukan hal seperti itu, bagi manusia yang bukan Lara itu wajar, tapi tidak bagi Lara dan manusia sejenisnya.Setelah menyadari lamuannya, Aria segera berjalan lagi dan menyusul Lara yang telah auh di depannya. Sesampainya di kelas, terjadi hal yang lebih tak terduga yaitu ketika Lara menyapa Ferdy, ketua tingkat kelas mereka. Salah satu teman sekelas yang paling bermusuhan dengan Lara terutama saat diskusi, mereka saling adu argumen dan tak ada yang mau mengalah, sampai-sampai beberapa dosen menyerah menghadapi Lara dan Ferdy saat berdebat.“Pagi, Ferdy.” Ujar Lara dan tak lupa memberikan senyuman termanisnya.Bukan hanya Aria kali ini yang dibuat ternganga, tetapi Ferdy dan seisi kelas yang

  • Titipan Cinta Bentara   Good Bye, Lara!

    “Kalau mau bahagia, kamu harus jadi diri kamu sendiri, Ra.” Ujar Bentara, “Kamu harus mengambil keputusan karena kemauan kamu sendiri, bukan karena disuruh atau karena kasian sama orang lain.” Lanjutnya. “Kamu bener.” Ucap Lara, “Semua yang kamu bilang itu bener, kecuali satu hal. Menjauh dari kamu itu keputusan aku sendiri, dengan disuruh atau engga sama Anggi, aku tetap akan ngelakuin itu.” Lanjutnya dengan suara bergetar, itu adalah kalimat terkejam yang pernah Lara lontarkan pada seorang lelaki, bahkan pada Gaga yang pernah menghancurkan hidupnya, Lara tak pernah berkata sekejam itu. Benar, Lara seharusnya tak boleh mengatakan itu pada orang yang sangat mencintainya. Bagaimana pun juga Bentara tak pernah mengganggu atau menghancurkan hidupnya. Di detik berikutnya mungkin Lara menyesali kalimat itu terlontar dari mulutnya di hadapan Bentara secara langsung.Bentara mengangguk dengan tegas tanpa sepatah kata pun, tak ada lagi raut sedih dan memelas di wajahny

  • Titipan Cinta Bentara   Suami Impian

    Dari seberang telepon, Mas Gala mendengar Lara tergelak. “Lara bercanda, Mas.” Ujar Lara. “Iya, sayang, Mas tau kok.” Jawab Mas Gala. Mendengar kata itu keluar dari mulut Mas Gala, Lara sedikit terkejut, perasaannya campur aduk. Antara senang dan aneh. Aneh karena di hari-hari sebelumnya Mas Gala biasanya mencibir, mengolok dan selalu melakukan hal-hal yang membuat Lara sebal. Aneh saja kalau saat ini Mas Gala berubah menjadi sangat manis padanya.“Mas?” Gumam Lara “Ya, sayang?” jawab Mas Gala. “Lara masih nggak nyangka deh.” Ujar Lara. “Nggak nyangka kenapa?’ Tanya Mas Gala.“Nggak nyangka aja kita bisa …” Jawab Lara terjeda, “Jadian.” Lanjutnya dengan nada yang terdengar malu-malu, untuk mengucakapan kata “jadian” pun terasa sangat janggal bagi Lara.“Sama, Ra. Mas juga nggak nyangka bisa dapetin perempuan seperti kamu.” Ucap Mas Gala.“Karena kita belum pernah ketemu, ya?” Tanya Lara.“Ya. salah satunya itu.” J

  • Titipan Cinta Bentara   Aku Tak Sebaik yang Kau Kira

    “Kenapa Kak Liza nelpon kamu?” Tanya Lara, dadanya berkecamuk cemburu. “Nanya-nanya kabar.” Jawab Mas Gala. “Oh, nanya kabar sampai berjam-jam, ya.” Cibir Lara. “Sama sedikit berantem juga, Ra.” Ujar Mas Gala dengan ragu-ragu. “Hah?” Lara ternganga, pertanyaan-pertanyaan baru mulai bermunculan menyesaki kepalanya, menimbun pertanyaan-pertanyaan sebelumnya yang tak sempat terjawab. “Ra, kamu jangan salah paham dulu ya, sayang.” Bujuk Mas Gala. “Apa sih sebenarnya, ada hubungan apa kamu sama Kak Liza, Mas?” Tanya Lara, suaranya terdengar sedikit gemetar. “Seharusnya kamu tau ini sejak awal, Ra.” Gumam Mas Gala. “Apa?” Lara sedikit membentak. “Mas nggak sebaik yang kamu pikirkan, Ra.” Ucap Mas Gala, “Mas sebenarnya nggak setuju saat kamu bilang Ma situ sosok laki-laki idaman untuk dijadikan suami, karena Mas nggak baik.” Lanjutnya. “Nggak baik gimana?” Tanya Lara, suara

Latest chapter

  • Titipan Cinta Bentara   Please Be My Girl

    Mungkin hanya Lara yang bisa merasakan patah hati dan jatuh cinta sekaligus. Sekali waktu dia bisa menangis sejadi-jadinya, bahkan di tempat umum sekalipun saat mengingat kembali Mas Gala. Mereka tidak pernah lagi saling mengirim pesan setelah memutuskan untuk berpisah, rasanya seperti hampir gila menjalani hari-hari tanpa orang yang bahkan sebelumnya pun keberadaannya seperti tak ada. Entah jenis cinta macam apa yang melanda Lara ini.Namun di waktu lain, Lara merasakan sangat dimabuk cinta dengan Bentara. Hampir setiap hari mereka menghabiskan malam-malam panjang dengan saling menc*mbu. Lara tak pernah merasakan kenikmatan seperti yang Bentara suguhkan pada tubuhnya, pada hatinya. Bahkan jika dibandingkan dengan Gaga, yang merupakan orang pertama yang menyentuh Lara, Bentara jauh lebih baik dari segi apapun."Ra?" Gumam Bentara, di atas dada Lara."Ya?""Udah bisa sayang aku?" Tanyanya."Aku udah sayang kamu sejak kita makan cookies." Jawab Lara lalu tergelak."Kenapa nggak kentara

  • Titipan Cinta Bentara   Apa yang Lebih Penting dari Masa Sekarang?

    "Mau pakai baju?" Tanya Bentara, namun beberapa detik setelah kalimat itu terucap Bentara mengutuk dirinya sendiri karena mengajukan pertanyaan bodoh semacam itu."Iya." Jawab Lara. Lalu hendak memakai bajunya namun Bentara menyadari hal yang janggal."Sorry." Ucap Bentara lalu menyentuh br* yang Lara gunakan, "Ini basah, Ra, nggak dicopot aja?" Lanjutnya.Lara sama sekali tak terlihat keberatan saat Bentara menyentuh bagian itu."Tapi aku nggak ada gantinya." Jawab Lara, saat ini gadis itu tanpa malu-malu menatap wajah Bentara."Nggak apa-apa, dilepas aja nanti bajunya di download pakai sweater jeans aku yang tebal jadi nggak kentara." Ucap Bentara, meski nampak salah tingkah dia berusaha menatap kembali wajah Lara yang merona merah. "Dilepas, ya?" Ucapnya dengan lembut lalu mengusap-usap permukaan kulit di sekitar br* itu."Iya." Jawab Lara sambil mengangguk, napasnya sudah tidak beraturan.Tangan Bentara bergerak, membuka kait br* di punggung Lara. Sesuatu yang tadinya merekat kenc

  • Titipan Cinta Bentara   Insiden Tokek

    "Apakah aku sudah benar-benar jatuh cinta pada Bentara?""Tidak, tidak! Tidak mungkin!""Tapi kenapa aku membiarkannya mencium tanganku?"Semua pertanyaan-pertanyaan itu dikeluarkan Lara untuk dirinya sendiri. Dia membanting tubuhnya di atas kasur, pikirannya melayang ke saat di mana Bentara mencium tangannya. Jantungnya kembali berdegup kencang, rasa bahagia terasa meluap-luap di dadanya. Itu pasti karena dia sudah jatuh cinta, kenyataan itu tidak mungkin lagi terbantahkan."Oh, apa yang aku lakukan, apakah ini sudah termasuk berkhianat?" Gumamnya.Lara langsung meraih ponselnya, dia segera mengetikkan sesuatu untuk dikirim pada Mas Gala, tak peduli pesan-pesan lamanya tak dibalas."I miss you, Mas. Kamu sebenarnya di mana?" Pesan itu terkirim ke nomor Mas Gala, dengan perasaan yang tak menentu Lara tetap menunggu balasan pesan itu. Lalu dia bertanya pada dirinya apakah isi pesan itu memang benar karena dia rindu, ataukah hanya rasa bersalahnya pada Mas Gala karena Lara telah berken

  • Titipan Cinta Bentara   Can I Kiss Your Hand?

    "Oh iya, hati-hati, ya. Jangan terlalu malam diantar pulangnya." Jawab ibu Lara."Iyaa tante."."Bu, Lara jalan dulu, ya.""Iya sayang."Mereka berdua kemudian memasuki mobil Bentara, lalu beranjak pergi. Ibu Lara baru menutup pintu rumahnya saat Lara dan Bentara sudah pergi."Kenapa tiba-tiba ngajakin ke luar?" Tanya Lara."Nggak apa-apa sih, cuman belum biasa aja." Jawab Bentara dengan jawaban yang menggantung."Belum biasa?" Tanya Lara."Belum biasa lama-lama nggak ngeliat kamu."Lara tak tahu harus menjawab apa. Dia hanya diam dan memalingkan wajahnya ke luar jendela, berusaha menutupi pipinya yang memerah.Tak berselang lama akhirnya mereka tiba di kedai cookies yang dimaksud oleh Bentara."Yakin belum pernah ke sini?" Tanya Bentara saat mereka baru saja duduk di bangku pengunjung kedai itu."Belum." Lara menggelengkan kepalanya."Mau pesan apa dong?""Kamu aja yang pesenin, yang menurut kamu enak.""Siap, tunggu sini ya." Ucap Bentara lalu berdiri untuk memesan makanan.Tak lam

  • Titipan Cinta Bentara   Separuh Hati yang Tertinggal

    Bus itu mulai melaju, bergerak perlahan meninggalkan desa yang mengukir sejuta kenangan meski Lara hanya sejenak berada di sana. Lara selalu merasa bahwa ada sesuatu yang tertinggal meski sudah berkali-kali dia mengecek ulang barng-barangnya sebelum berangkat tadi, mungkin karena separuh hatinya sudah tertinggal dan menetap di desa itu selama-lamanya. Lara teringat akan seseorang yang membuatnya kemudian mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mulai mengetik sesuatu.“Mas Gala, kamu apakabar? Hari ini Lara pulang, Mas, pengaadian Lara di desa itu sudah selesai. Lara udah maafin kamu dan maaf karena Lara udah abaikan chat kamu berhari-hari. Lara mau perbaiki semuanya. Semoga setelah Lara udah nggak program relewan lagi, masalah-masalah yang muncul di hubungan kita selama aku program bisa mereda. Lara masih sayang, sangat sayang sama Mas Gala, tak ada yang berubah seperti pertama kali Lara jatuh cinta sama kamu.” Pesan itu dikirimkan ke nomor Mas Gala.Bersamaan dengan terkirimnya pesan it

  • Titipan Cinta Bentara   Kutukan

    "Buat Rachel, menurut aku kamu nggak pernah nyebelin, selalu baik. Buat Baham, kamu juga baik dan keliatan banget peduli sama semua orang di regu ini. Kalau Adrian, aku nggak tahu hal apa yang positif di kamu, tapi itu nggak bikin aku benci sama kamu meskipun kita sering berantem. Buat Bentara, please ya, lain kali kalo negur nggak usah pakai bentak-bentak. Kalau buat Jul, kamu jangan terlalu baik sama cewek soalnya cewek itu gampang baper." Tutup Aniya."Gila ya, unek-unek terpendam banget kayaknya, semua keburukan terkuak di sini." Cibir Adrian, "Tapi nggak apa-apa sih, bagus malah, Aniya yang paling jujur. Bisa dicontoh nih " Lanjutnya."Adrian, kamu tahu nggak sih no interupsi? Ya udah kayaknya dari tadi udah mau ngomong kan, silakan sekarang giliran kamu." Ujar Lara."Kalau aku sih nggak akan banyak ngomong, cuma mau berterima kasih sama memohon maaf sebanyak-banyaknya sama kalian semua." Ujar Adrian."Yee sekali nggak disuruh ngomong nyerocos terus sekali di suruh ngomong pelit

  • Titipan Cinta Bentara   Kesan dan Pesan

    Waktu ternyata benar-benar tak terasa jika kita terus bercakap-cakap sepanjang perjalanan. Akhirnya mereka semua tiba di rumah Pak Sepuh pada pukul sebelas malam. Di desa Mandala, orang-orang tidak perlu mengunci pintu rumahnya karena desa itu aman dari maling. Karena itulah mereka semua tidak perlu repot-repot harus membangunkan Pak Sepuh dan Bu Marta untuk bisa masuk ke dalam rumah.Mereka segera membersihkan diri, meskipun sudah mencoba sekuat tenaga untuk tidak berisik agar tak mengganggu Pak Sepuh dan Bu Marta tapi akhirnya mereka berisik juga apalagi saat Aniya bertemu dengan Adrian dan saling berebut untuk mendahului masuk ke kamar mandi.Semua lelah seakan sudah mencapai puncaknya saat itu, sehingga mereka semua jatuh tertidur tak lama setelah badannya tersentuh kasur.Lara yang sudah hampir tertidur melirik ke arah ponselnya yang bergetar dan itu adalah panggilan dari Mas Gala. Dalam keadaan setengah sadar Lara mengambil ponselnya dan menyentuh tombol reject, lalu jatuh terti

  • Titipan Cinta Bentara   Playboy Kelas Kakap yang Tak Pernah Pacaran

    Itu adalah destinasi terakhir dalam trip perpisahan mereka. Sebenarnya Bila sudah mengusulkan untuk menambah satu hari lagi karena masih banyak destinasi wisata lain di tempat itu yang belum mereka kunjungi. Tetapi Lara tak bisa lagi, tubuhnya sudah tidak kuat untuk menambah liburan yang melelahkan itu meskipun cuma satu hari.Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang saat itu ke desa Mandala. Saat mereka mulai beranjak, malam baru saja jatuh sempurna di belahan bumi tempat mereka berpijak."Pelan-pelan aja, guys. Jangan ada yang ngebut ya. Yang penting kita bisa sampai tujuan dengan selamat." Baham memberi instruksi kepada teman-temannya sebelum mereka berangkat.Di perjalanan pulang itu, mereka tidak selalu berada dalam jarak berdekatan seperti saat pergi. Itu karena semuanya sudah hafal jalan pulang tidak seperti saat mereka berangkat.Performa Aniya dalam berkendara semakin menurun. Dia beberapa kali hampir celaka, untung tak ada teman-temannya yang lain yang melihat selain Lara yan

  • Titipan Cinta Bentara   Destinasi Selanjutnya

    Sesampainya di sana, nenek Adrian ternyata tidak ada di rumahnya. Beruntung waktu itu tante Adrian yang rumahnya bersebelahan dengan neneknya sedang berada di rumah. Jadi, mereka beristirahat dan memasak makan siang mereka di sana.Mereka di sambut dengan anj*ng yang terus menggonggong saat hendak masuk ke dalam rumah itu. Lara yang memiliki trauma dengan hewan itu karena pernah dikejar hingga tersungkur waktu kecil, menjadi sangat takut saat hendak masuk ke rumah tante Adrian. Lara terus-menerus meremas baju Aulia dari belakang."Ra, ambilin charger aku dong di motorku." Celetuk Bentara dengan entengnya, tentu saja Bentara tahu Lara takut dengan anj*ng dan dia ingin menggodanya."Dih, kenapa jadi aku yang disuruh." Jawab Lara."Bukan nyuruh, Ra. Aku minta tolong." Ujar Bentara."Aku takut keluar, Ben. Hp aku aja low juga tapi aku tapi nggak apa-apa dari pada aku harus ketemu anj*ng itu." Jawab Lara.Bentara tertawa terbahak-bahak dan dengan gemas dia mengacak-acak rambut Lara. Bila d

DMCA.com Protection Status