Share

Jalan Penuh Puisi

Penulis: Arunika Clara
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pukul 21.00, seusai menyelesaikan semua tugas kuliahnya, Lara kemudian menepati janji untuk mulai merekam suaranya untuk kemudian dikirimkan kepada Jenggala. Tetapi Lara melupakan sesuatu, sebelum menutup telepon seharusnya mereka berdua memilki kesepakatan mengenai naskah apa yang harus dibacakan dan direkam Lara. Gadis itu kemudian bangkit dari duduknya dan bergegas mencari sebuah buku di mana biasa dia mencatat puisi-puisnya. Setelah beberapa lembar dibuka dan dibaca, akhirnya Lara berhenti pada lembar di mana puisi dengan judul “Jalan Penuh Puisi” pernah ditulisnya, Lara tak ingat jelas kapan ia pernah menulis puisi itu. Tapi menurutnya, puisi itu memilki makna yang dalam dan secara kebetulan mendeskripsikan bagaimana kedekatannya dengan Jenggala selama ini. Lara membacaranya beberapa kali dan mulai merekamnya.

Jalan Penuh Puisi

Aku serupa melihat silet lelaki yang kukenali sejak lama

Ketika itu aku berjalan di tenah rerimbunan pohon berdaun larik-larik puisi

Dengan tangkai yang m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Titipan Cinta Bentara   Turut Berbahagia

    Semenjak berita mengenai kedekatan Jenggala dan Jessica muncul di beranda utama platform, Lara semakinsadar diri akan posisi dirinya di dalam hidup Mas Gala. Bukan masalah perasaannya yang masih abu-abu pada Mas Gala, sejak dia merasakan hatinya tersenngat besi panas saat mengetahui kedekatan antara Mas Gala dan Jessica, Lara tahu ia telah jatuh cinta kepada pria itu. Persoalan ini adalah tentang perempuan itu, Jessica Audrey. Jessi, begitu sapaan akrab member platform untuk dirinya. Meskipun kehadirannya di platform itu tidak lebih lama dibandingkan Lara dan Gala, Jessi sudah meraup atensi besar dari pengguna platform itu. Karya tulisnya cerdas, kritis, akurat dan sangat nyaman dibaca meskipun saat membahas hal-hal berat sekalipun, semua tulisannya “berdaging”. Selain berprestasi, hal lain yang memang pantas untuk disukai daridiri Jessi adalah kebaikan hatinya, wanita itu ramah dan sangat humoris. Segala yang ada dalam diri Jessi adalah sebuah kesatuan yang lebih dari pantas untuk me

  • Titipan Cinta Bentara   I Need You Now

    Sebanyak apapun aktivitas dan sesibuk apapun Lara di siang hari, gadis itu tetap saja menunggu momen-momen yang terjadi saat malam tiba. Tepatnya pada pukul 21.00 di mana itu adalah waktu biasanya Lara dan Mas Gala saling berbincang, kebanyakan membincangkan project mereka tetapi selalu diselengi dengan obrolan yang secara tersirat saling menunjukkan ketertarikan diantara keduanya. “Mas, kalau misalmya Mas Gala dan Kak Jessi benar-benar bersatu suatu hari nanti, siapa yang paling beruntung?” Tanya Lara pada Mas Gala di suatu malam. “Mungkin tidak ada yang beruntung.” Jawab Mas Gala. “Kok tidak ada?” Tanya Lara lagi. “Ya, menurut kamu apakah orang yang bersatu tanpa ada rasa itu terasa beruntung?” Jawab Mas Gala. Jawaban Mas Gala itu meskipun tidak gamblang, namun cukup jelas menegaskan bahwa antara dirinya dan Jessi tidak ada hubungan spesial. Tidak ada rasa suka di hati Gala untuk Jessi, mungkin Jessi pun begitu. Tentu saja pernyataan Gala itu melegakan hati Lara.

  • Titipan Cinta Bentara   Percakapan di Ujung Malam

    Mata Lara terus memandangi layar ponselnya meski telepon antara dirinya dan Mas Gala sudah terputus. Gadis itu saat ini takdapat menerjemahkan apa yang saat ini dirasakannya. Perasaannya campur aduk, entah harus bahagia atau sedih setelah mengetahui semua fakta yang gamblang. Percakapan itu juga secara tidak langsung menjadi jawaban mengapa selama ini Mas Gala tidak terlalu menggubris rumor tentang hubungan dirinya dan Jessi. Ternyata semua itu karena Mas Gala telah memilki kekasih yang sngat dicintai dan sudah menjalin hubungan selama enam tahun lamanya. Meskipun pada akhirnya wanita itu meninggalkan Mas Gala, tetapi cinta Mas Gala untuknya masih utuh, hal ini dibuktikan dengan betapa terlukanya Mas Gala saat menceritakan cintanya yang kandas. Cemburu? Lara tahu itu tidak pantas untuk ada di dalam hatinya, tetapi faktanya Lara memang cemburu karena ternyata Mas Gala mencintai wanita lain dan perasaan malu mulai membuat hatinya penuh, mengingat beberapa perlakuan baik dari Mas Gala pa

  • Titipan Cinta Bentara   Malam Hujan

    “Puisi ini untuk siapa?” sebuah pesan dari Mas Gala akhirnya masuk saat Lara sibuk mengoceh dengan dirinya sendiri.“Hah?!” Gadis itu membelalakkan mata saat membaca pesan dari Mas Gala, “Sepertinya dia menyadari sesuatu.” Lanjutnya.“Untuk seseorang.” Balasan Lara dikirimkan sesegera mungkin.“Eh, aku kira kamu sudah tidur. Ra.” Balas Mas Gala. Lara berpikir sejenak setelah membacanya, sibuk mencari-cari alasan.“Aku sedang mengerjakan tugas.” Balasnya dan tentu saja ia berbohong.“Apa kamu bisa fokus seperti itu? Mengerjakan tugas sambil kerja, aku kira setelah semua tugasmu rampung baru kita memulai kerja. Aku jadi tidak enak, Ra.”“Ah, tidak Mas, aku kira tadi kamu sudah tidak akan membalas pesanku, jadi aku melanjutkan tugas.” Lara membaca ulang ketikannya di layar ponsel, lalu menghapus kalimat “aku kira kamu sudah tidak akan membalas pesanku” dengan kalimat “aku kira Mas Gala sudah tidur, jadi aku melanjutkan tugas”.“Tidak, Ra. Aku agak speechless saja saat mendengarkan puisim

  • Titipan Cinta Bentara   Kisah Cinta Virtual

    “Baik, Mas.” Jawab Lara, saat ia hendak menutup telepon itu Mas Gala tiba-tiba saja segera berbicara seakan mencegah. “Oh, ya , Ra.” Ujarnya, “Sepertinya ini jadi projek terakhir kita.” Lanjutnya dengan suara pelan. “Maksudnya?” “Setelah Percakapan di Ujung Malam rilis, podcast-nya akan hiatus dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.” Jelas Mas Gala. “Kenapa, Mas?” Tanya Lara dengan nada yang lebih terdengar seperti protes. “Aku tidak bisa bekerja dengan keadaan seperti ini, Ra.” Jawab Mas Gala. Lara terdiam, ternya cinta Mas Gala untuk wanita itu lebih besar dari yang Lara kira. “Terus Mas Gala mau ngapain?” Tanya Lara. “Entahlah, Ra.” Jawab Mas Gala. “Yasudah, Mas. Tenangkan dirimu dulu. Get well soon.” Gumam Lara lirih. “Tidurlah, Ra. Maafkan aku telah merepotkan.” “Tidak merepotkan sama sekali, Mas.” “Goodnight, Ra.” “Goodnight, Mas Gala.

  • Titipan Cinta Bentara   Bentara

    “Apakah dia manusia?” Tanya Lara dengan wajah datar.“Bukan, dia badak.” Sahut Aria, “Ya jelas manusialah.” Lanjutnya dengan nada sewot.“Nama yang aneh,” Gumam Lara. “Tetapi tidak asing.” Lanjutnya.“Bagaimana bisa asing kalau setiap kita bertemu aku selalu menyampaikan salamnya untukmu, karena setiap hari dia titip salam padamu. Kamu saja yang tidak perduli.” Jelas Aria.“Dia siapa, sih, Ar?” Tanya Lara.“Nah! Nah!” Aria girang mendengar pertanyaan Lara, itu adalah pertanyaan yang sudah lama dinanti rupanya. “Dari dulu kek, kamu menanyakan itu. Dia adalah anak geologi teman sekelas Anggira, sepupuku. Sudah sejak semester empat dia menyukaimu. ” Lanjutnya.“Kok bisa?” Tanya Lara.“Pada saat kamu main ke kosku dan dia bersama gerombolan teman kelas Anggi juga main ke sana.” Jawab Lara.“Hmm, bukan itu maksudku, Ar. Maksudku kok bisa dia menyukaiku tanpa mengenal dulu.” Ujar Lara.“Entah. Mungkin itu yang dinamakan cinta pada pandangan pertama.” Ucap Aria.“Aku jadi ngeri se

  • Titipan Cinta Bentara   Kesan Pertama

    “Yuk cabut!” Ajak Aria lalu bangun dari tempat tidurnya.Sementara itu, Anggi terlihat langsung menutup laptopnya.“Cabut? Aku baru datang loh.” Ujar Lara.“Kita nongkrong di luar aja, di kos sempit.” Jawab Aria.Sebenarnya Lara ingin protes saat itu juga pada Aria, karena di pembahasan sebelumnya tidak ada acara nongkrong di luar. Tetapi akhirnya mau tidak mau dia menurut saja. Mereka pergi dengan menaiki mobil milik Bentara. Aria dan Anggi buru-buru masuk di bangku penumpang dan dengan polosnya Lara ikut masuk ke sana. Aria segera mendorong Lara sebelum pantatnya menempel di bangku, mata Aria melotot dan mengintruksikan melalui kode agar Lara duduk di depan dengan Bentara. Tentu saja Lara menolak, dia menarik tangan Aria dan berganti mengintruksi agar Aria saja yang duduk di depan. Meskipun Lara memiliki usia lebih tua dari Aria, tetapi dia berperawakan kecil dan gerakannya lembut, tentu saja akan kalah dengan Aria yang seakan-akan memilki kekuatan seorang pria. Lara menyerah dan ak

  • Titipan Cinta Bentara   Makanan yang Sudah Dingin

    Tiba-tiba, ponsel Lara berbunyi dan itu pesan dari Jenggala, pembicaraan antara Lara dan Bentara akhirnya terputus sampai di sana, setelahnya tidak ada aktivitas lain yang dilakukan Lara selain memainkan ponselnya. Tidak peduli dengan Bentara ataupun Lara dan Anggi, bahkan dia tidak peduli dengan makanan yang sudah dipesannya.“Ngilang …” Isi Pesan dari Jenggala.Lara membacanya kembali dan kembali pula mengecek apakah pengirim pesan benar-benar Jenggala. Faktanya, pengirim pesan itu memanglah Jenggala. Bibir Lara nampak menyunggingkan senyum . bagaimana hatinya tidak berbunga jika ternyata orang yang disukainya itu mencari-cari dirinya. Tidak ada hal lain yang menjadi penyebabnya kecuali Mas Gala memang sedang rindu pada Lara, toh dia sendiri yang mengetakan bahwa project podcast itu tidak lagi dilanjutkan, jadi alasannya mencari Lara bukan karena masalah pekerjaan.Lara memikirkan sejenak kalimat apa yang hendak dia kirimkan ke whatsapp Mas Gala sebagai balasan. Setelah beberapa de

Bab terbaru

  • Titipan Cinta Bentara   Please Be My Girl

    Mungkin hanya Lara yang bisa merasakan patah hati dan jatuh cinta sekaligus. Sekali waktu dia bisa menangis sejadi-jadinya, bahkan di tempat umum sekalipun saat mengingat kembali Mas Gala. Mereka tidak pernah lagi saling mengirim pesan setelah memutuskan untuk berpisah, rasanya seperti hampir gila menjalani hari-hari tanpa orang yang bahkan sebelumnya pun keberadaannya seperti tak ada. Entah jenis cinta macam apa yang melanda Lara ini.Namun di waktu lain, Lara merasakan sangat dimabuk cinta dengan Bentara. Hampir setiap hari mereka menghabiskan malam-malam panjang dengan saling menc*mbu. Lara tak pernah merasakan kenikmatan seperti yang Bentara suguhkan pada tubuhnya, pada hatinya. Bahkan jika dibandingkan dengan Gaga, yang merupakan orang pertama yang menyentuh Lara, Bentara jauh lebih baik dari segi apapun."Ra?" Gumam Bentara, di atas dada Lara."Ya?""Udah bisa sayang aku?" Tanyanya."Aku udah sayang kamu sejak kita makan cookies." Jawab Lara lalu tergelak."Kenapa nggak kentara

  • Titipan Cinta Bentara   Apa yang Lebih Penting dari Masa Sekarang?

    "Mau pakai baju?" Tanya Bentara, namun beberapa detik setelah kalimat itu terucap Bentara mengutuk dirinya sendiri karena mengajukan pertanyaan bodoh semacam itu."Iya." Jawab Lara. Lalu hendak memakai bajunya namun Bentara menyadari hal yang janggal."Sorry." Ucap Bentara lalu menyentuh br* yang Lara gunakan, "Ini basah, Ra, nggak dicopot aja?" Lanjutnya.Lara sama sekali tak terlihat keberatan saat Bentara menyentuh bagian itu."Tapi aku nggak ada gantinya." Jawab Lara, saat ini gadis itu tanpa malu-malu menatap wajah Bentara."Nggak apa-apa, dilepas aja nanti bajunya di download pakai sweater jeans aku yang tebal jadi nggak kentara." Ucap Bentara, meski nampak salah tingkah dia berusaha menatap kembali wajah Lara yang merona merah. "Dilepas, ya?" Ucapnya dengan lembut lalu mengusap-usap permukaan kulit di sekitar br* itu."Iya." Jawab Lara sambil mengangguk, napasnya sudah tidak beraturan.Tangan Bentara bergerak, membuka kait br* di punggung Lara. Sesuatu yang tadinya merekat kenc

  • Titipan Cinta Bentara   Insiden Tokek

    "Apakah aku sudah benar-benar jatuh cinta pada Bentara?""Tidak, tidak! Tidak mungkin!""Tapi kenapa aku membiarkannya mencium tanganku?"Semua pertanyaan-pertanyaan itu dikeluarkan Lara untuk dirinya sendiri. Dia membanting tubuhnya di atas kasur, pikirannya melayang ke saat di mana Bentara mencium tangannya. Jantungnya kembali berdegup kencang, rasa bahagia terasa meluap-luap di dadanya. Itu pasti karena dia sudah jatuh cinta, kenyataan itu tidak mungkin lagi terbantahkan."Oh, apa yang aku lakukan, apakah ini sudah termasuk berkhianat?" Gumamnya.Lara langsung meraih ponselnya, dia segera mengetikkan sesuatu untuk dikirim pada Mas Gala, tak peduli pesan-pesan lamanya tak dibalas."I miss you, Mas. Kamu sebenarnya di mana?" Pesan itu terkirim ke nomor Mas Gala, dengan perasaan yang tak menentu Lara tetap menunggu balasan pesan itu. Lalu dia bertanya pada dirinya apakah isi pesan itu memang benar karena dia rindu, ataukah hanya rasa bersalahnya pada Mas Gala karena Lara telah berken

  • Titipan Cinta Bentara   Can I Kiss Your Hand?

    "Oh iya, hati-hati, ya. Jangan terlalu malam diantar pulangnya." Jawab ibu Lara."Iyaa tante."."Bu, Lara jalan dulu, ya.""Iya sayang."Mereka berdua kemudian memasuki mobil Bentara, lalu beranjak pergi. Ibu Lara baru menutup pintu rumahnya saat Lara dan Bentara sudah pergi."Kenapa tiba-tiba ngajakin ke luar?" Tanya Lara."Nggak apa-apa sih, cuman belum biasa aja." Jawab Bentara dengan jawaban yang menggantung."Belum biasa?" Tanya Lara."Belum biasa lama-lama nggak ngeliat kamu."Lara tak tahu harus menjawab apa. Dia hanya diam dan memalingkan wajahnya ke luar jendela, berusaha menutupi pipinya yang memerah.Tak berselang lama akhirnya mereka tiba di kedai cookies yang dimaksud oleh Bentara."Yakin belum pernah ke sini?" Tanya Bentara saat mereka baru saja duduk di bangku pengunjung kedai itu."Belum." Lara menggelengkan kepalanya."Mau pesan apa dong?""Kamu aja yang pesenin, yang menurut kamu enak.""Siap, tunggu sini ya." Ucap Bentara lalu berdiri untuk memesan makanan.Tak lam

  • Titipan Cinta Bentara   Separuh Hati yang Tertinggal

    Bus itu mulai melaju, bergerak perlahan meninggalkan desa yang mengukir sejuta kenangan meski Lara hanya sejenak berada di sana. Lara selalu merasa bahwa ada sesuatu yang tertinggal meski sudah berkali-kali dia mengecek ulang barng-barangnya sebelum berangkat tadi, mungkin karena separuh hatinya sudah tertinggal dan menetap di desa itu selama-lamanya. Lara teringat akan seseorang yang membuatnya kemudian mengeluarkan ponsel dari sakunya dan mulai mengetik sesuatu.“Mas Gala, kamu apakabar? Hari ini Lara pulang, Mas, pengaadian Lara di desa itu sudah selesai. Lara udah maafin kamu dan maaf karena Lara udah abaikan chat kamu berhari-hari. Lara mau perbaiki semuanya. Semoga setelah Lara udah nggak program relewan lagi, masalah-masalah yang muncul di hubungan kita selama aku program bisa mereda. Lara masih sayang, sangat sayang sama Mas Gala, tak ada yang berubah seperti pertama kali Lara jatuh cinta sama kamu.” Pesan itu dikirimkan ke nomor Mas Gala.Bersamaan dengan terkirimnya pesan it

  • Titipan Cinta Bentara   Kutukan

    "Buat Rachel, menurut aku kamu nggak pernah nyebelin, selalu baik. Buat Baham, kamu juga baik dan keliatan banget peduli sama semua orang di regu ini. Kalau Adrian, aku nggak tahu hal apa yang positif di kamu, tapi itu nggak bikin aku benci sama kamu meskipun kita sering berantem. Buat Bentara, please ya, lain kali kalo negur nggak usah pakai bentak-bentak. Kalau buat Jul, kamu jangan terlalu baik sama cewek soalnya cewek itu gampang baper." Tutup Aniya."Gila ya, unek-unek terpendam banget kayaknya, semua keburukan terkuak di sini." Cibir Adrian, "Tapi nggak apa-apa sih, bagus malah, Aniya yang paling jujur. Bisa dicontoh nih " Lanjutnya."Adrian, kamu tahu nggak sih no interupsi? Ya udah kayaknya dari tadi udah mau ngomong kan, silakan sekarang giliran kamu." Ujar Lara."Kalau aku sih nggak akan banyak ngomong, cuma mau berterima kasih sama memohon maaf sebanyak-banyaknya sama kalian semua." Ujar Adrian."Yee sekali nggak disuruh ngomong nyerocos terus sekali di suruh ngomong pelit

  • Titipan Cinta Bentara   Kesan dan Pesan

    Waktu ternyata benar-benar tak terasa jika kita terus bercakap-cakap sepanjang perjalanan. Akhirnya mereka semua tiba di rumah Pak Sepuh pada pukul sebelas malam. Di desa Mandala, orang-orang tidak perlu mengunci pintu rumahnya karena desa itu aman dari maling. Karena itulah mereka semua tidak perlu repot-repot harus membangunkan Pak Sepuh dan Bu Marta untuk bisa masuk ke dalam rumah.Mereka segera membersihkan diri, meskipun sudah mencoba sekuat tenaga untuk tidak berisik agar tak mengganggu Pak Sepuh dan Bu Marta tapi akhirnya mereka berisik juga apalagi saat Aniya bertemu dengan Adrian dan saling berebut untuk mendahului masuk ke kamar mandi.Semua lelah seakan sudah mencapai puncaknya saat itu, sehingga mereka semua jatuh tertidur tak lama setelah badannya tersentuh kasur.Lara yang sudah hampir tertidur melirik ke arah ponselnya yang bergetar dan itu adalah panggilan dari Mas Gala. Dalam keadaan setengah sadar Lara mengambil ponselnya dan menyentuh tombol reject, lalu jatuh terti

  • Titipan Cinta Bentara   Playboy Kelas Kakap yang Tak Pernah Pacaran

    Itu adalah destinasi terakhir dalam trip perpisahan mereka. Sebenarnya Bila sudah mengusulkan untuk menambah satu hari lagi karena masih banyak destinasi wisata lain di tempat itu yang belum mereka kunjungi. Tetapi Lara tak bisa lagi, tubuhnya sudah tidak kuat untuk menambah liburan yang melelahkan itu meskipun cuma satu hari.Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang saat itu ke desa Mandala. Saat mereka mulai beranjak, malam baru saja jatuh sempurna di belahan bumi tempat mereka berpijak."Pelan-pelan aja, guys. Jangan ada yang ngebut ya. Yang penting kita bisa sampai tujuan dengan selamat." Baham memberi instruksi kepada teman-temannya sebelum mereka berangkat.Di perjalanan pulang itu, mereka tidak selalu berada dalam jarak berdekatan seperti saat pergi. Itu karena semuanya sudah hafal jalan pulang tidak seperti saat mereka berangkat.Performa Aniya dalam berkendara semakin menurun. Dia beberapa kali hampir celaka, untung tak ada teman-temannya yang lain yang melihat selain Lara yan

  • Titipan Cinta Bentara   Destinasi Selanjutnya

    Sesampainya di sana, nenek Adrian ternyata tidak ada di rumahnya. Beruntung waktu itu tante Adrian yang rumahnya bersebelahan dengan neneknya sedang berada di rumah. Jadi, mereka beristirahat dan memasak makan siang mereka di sana.Mereka di sambut dengan anj*ng yang terus menggonggong saat hendak masuk ke dalam rumah itu. Lara yang memiliki trauma dengan hewan itu karena pernah dikejar hingga tersungkur waktu kecil, menjadi sangat takut saat hendak masuk ke rumah tante Adrian. Lara terus-menerus meremas baju Aulia dari belakang."Ra, ambilin charger aku dong di motorku." Celetuk Bentara dengan entengnya, tentu saja Bentara tahu Lara takut dengan anj*ng dan dia ingin menggodanya."Dih, kenapa jadi aku yang disuruh." Jawab Lara."Bukan nyuruh, Ra. Aku minta tolong." Ujar Bentara."Aku takut keluar, Ben. Hp aku aja low juga tapi aku tapi nggak apa-apa dari pada aku harus ketemu anj*ng itu." Jawab Lara.Bentara tertawa terbahak-bahak dan dengan gemas dia mengacak-acak rambut Lara. Bila d

DMCA.com Protection Status