Jantung Mirza berdebar-debar, dia merasa jantungnya akan copot.Satu tangan Mirza menopang pada kaki Surya, dia meremasnya dengan sekuat tenaga. Mirza menatap Surya dengan tidak percaya.Mirza sudah tidak tahu lagi bagaimana dia harus mendeskripsikan Surya.Mirza juga tak bisa menggambarkan perasaannya saat ini.Terkejut, bingung, emosional, berbagai perasaan bercampur aduk menjadi satu dalam jiwanya, membuat Mirza menatap Surya dengan tatapan yang sedikit kebingungan.Saat ini, tatapan mata Yakob dan Gustian terlihat terkejut dan juga marah.Mereka tak berani memercayai apalagi menerima kekalahan ini.Anak kampungan ini terus menebak dengan benar, memenangkan setiap permainan sambil mempermalukan mereka berdua.Saat ini, Natali melambaikan tangannya. Segera, dua dealer wanita mulai membagi chip kasino hasil taruhan kali ini.Kedua dealer wanita itu mengambil chip kasino dari Yakob dan juga Gustian, masing-masing sebesar 240 miliar, lalu memberikannya kepada Surya.Saat ini, Surya memi
Saat ini, Natali sangat penasaran terhadap Surya.Taruhan ini mencapai triliunan, kenapa Surya berani mengatakan kalau uang hasil menang taruhan akan dia berikan pada Mirza?Kalau sampai Mirza sampai mengiakan, apakah Surya akan benar-benar memberikan uang itu padanya?Kalau tidak, apa yang harus dia katakan nantinya?Hanya saja, Mirza hanya menganggap kalau Surya sedang bercanda saja."Taruhan dikunci."Natali berseru, lalu menggoyangkan pengocok dadu."Buka."Setelah itu, Mirza merasa kalau jantungnya hampir saja berhenti berdetak, dia bahkan hampir kesulitan bernapas.Kedua mata Gustian dan Yakob terbuka lebar sampai seakan-akan bola mata mereka akan copot ke luar, terus menatap pengocok dadu.Dua wanita yang ada di belakang mereka berdua juga sudah sangat gugup.Mereka tahu kalau Yakob dan Gustian sampai kalah, maka malam ini mereka pasti akan ketiban sial juga.Mereka tak berani membayangkan hal tersebut.Mereka bahkan sampai berpikir mungkin saja mereka akan disiksa sampai mati.
Natali melirik kedua belah pihak.Kemudian, Natali berkata secara perlahan, "Pak Surya, apa Anda masih mau terus bermain?"Surya tersenyum tipis, lalu menjawab, "Hari ini sampai di sini saja, aku sudah lelah bermain seharian.""Kalau begitu, maka permainan hari ini sampai di sini. Saya akan menyuruh seseorang untuk membawakan chip kasino ke kamar Anda. Chip kasino ini mungkin membutuhkan beberapa hari untuk dicairkan sekaligus," ujar Natali.Pencairan chip kasino juga termasuk komisi dan biaya lain dalam prosesnya, sehingga memang membutuhkan waktu cukup lama untuk menghitungnya.Surya mengangguk, lalu bangkit berdiri.Saat ini, Yakob berteriak, "Kamu nggak boleh pergi!""Kenapa?" tanya Surya.Yakob termangu, kemudian dia buru-buru berkata, "Kami masih punya uang, ayo kita lanjut bermain!""Boleh saja, tapi hari ini aku sudah capek. Bagaimana kalau kita lanjutkan permainannya besok?" ujar Surya sambil tersenyum tipis.Yakob sontak tak tahu harus menjawab apa.Bagaimanapun juga, Yakob t
Surya melambaikan tangan, kemudian dua pegawai itu pergi meninggalkan ruang kamar Surya dengan enggan.Saat mereka berdua pergi, mereka melihat tatapan mata Mirza ketika melihat mereka nampak sangat kagum.Saat ini, Surya mengeluarkan sebuah chip kasino senilai 2 miliar, lalu memberikannya kepada Mirza sambil berkata, "Dua hari ini aku sudah merepotkanmu, terima kasih, ya."Mirza menerima chip kasino itu dengan kebingungan. Saat ini, di dalam hati Mirza sangat kacau, dia merasa kalau kepalanya tidak bisa berpikir dengan baik sampai tak tahu harus berkata apa.Surya juga tidak bicara dan hanya menyalakan sebatang rokok, lalu mengisap rokok dengan hening.Hingga belasan menit kemudian, barulah Mirza dapat berpikir dengan jernih. Mirza menatap Surya dan berkata, "Terima kasih, Pak Surya. Saya tak akan mungkin bisa mendapatkan uang sebanyak ini meski harus bekerja selama bertahun-tahun lamanya. Saya sangat berterima kasih kepada Anda."Surya tersenyum tipis sambil mengangguk dan tak berkat
Hansen berbicara dengan ekspresi datar, "Jawab dengan jujur, apakah dia seorang kultivator? Apa kalian bersekongkol menggunakan kemampuan kultivator untuk memenangkan setiap permainan di kasino ini?"Rasa sakit Mirza membuat kesadarannya tidak begitu jelas, dia bahkan tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang dikatakan oleh Hansen.Saat ini, Natali berkata, "Mirza, kultivator dilarang masuk ke kasino untuk mencari keuntungan. Ini adalah peraturan kasino, semua kultivator juga seharusnya tahu. Kalau kamu seperti ini, maka kalian berdua dalam masalah besar."Saat ini, Mirza baru mengerti apa yang mereka sedang katakan."Pak Hansen, saya benar-benar nggak tahu. Saya bahkan nggak tahu apa itu kultivator."Saat melihat tampang Mirza yang sudah kesakitan bukan main, Hansen pun mengerutkan keningnya.Orang biasa pada umunnya tak akan tahu apa itu kultivator, sehingga orang seperti Mirza yang berada di posisi rendah tak akan tahu adanya peraturan ini.Hanya pegawai yang memiliki jabatan sele
Kemudian, Surya menekan bel yang ada di atas meja untuk memanggil manajer hotel.Manajer hotel juga merupakan seorang wanita cantik. Setelah masuk ke kamar Surya, manajer itu memberi salam dengan penuh hormat kepada Surya.Kasino berkelas memang berbeda. Setiap pegawai yang ada di sini, baik dari segi penampilan ataupun postur tubuh sangatlah menarik.Surya melirik manajer, lalu berkata, "Tolong bantu aku tukarkan semua chip kasino ini ke aeron dan transfer ke rekeningku."Saat bicara, Surya mengeluarkan sebuah kartu, lalu meletakkannya di atas chip kasino.Saat ini, manajer membungkukkan badannya dan berkata, "Maaf Pak, kami harus melakukan perhitungan pada chip kasino Anda. Jadi, Anda harus menunggu selama beberapa waktu.""Berapa lama?"Surya mengerutkan keningnya.Surya berpikir kenapa setelah satu jam masih belum selesai dihitung juga.Hal seperti ini juga tidak terlalu rumit.Manajer itu pun menjawab, "Kami juga belum bisa memastikannya. Mungkin saja besok atau mungkin juga beber
"Alam Spiritual?"Surya mendengus, lalu melayangkan tinjunya untuk menyerang balik.Setelah itu terdengar suara ledakan, energi spiritual di dalam ruangan menyebar ke segala arah."Ternyata kamu memang kultivator! Dugaan kami benar, 'kan?" ujar Hansen dengan dingin.Surya berkata, "Kultivator belum tentu berbuat curang demi mendapatkan uang?""Kalau begitu, apa tujuanmu datang ke kasino ini?" tanya Hansen.Surya tertawa dan menjawab, "Memangnya kalau kultivator nggak boleh main ke kasino? Lucu sekali!""Ini adalah peraturan kasino!" seru Hansen.Surya mendengus dan berkata, "Itu kan peraturanmu, peraturanku berbeda. Aku bebas melakukan apa saja yang aku mau.""Kurang ajar! Denis, hajar dia! Buat dia tahu apa konsekuensinya berbuat curang di kasinoku!" ujar Hansen dengan emosi.Denis berseru, sekujur tubuhnya dipenuhi oleh energi spiritual. Denis mengumpulkan energi spiritual pada tangannya yang membentuk sebuah pedang panjang, lalu dia menebas pedang tersebut ke arah Surya.Suara tebas
Hansen akhirnya tersadar kembali, dia bangkit berdiri dengan bersusah payah, lalu berkata, "Aku akan segera menukarkan chip kasinomu, silakan tunggu sebentar.""Hmph! Beri aku ruang kamar yang lain, aku masih mau menginap semalam. Besok aku masih ada urusan lain," ujar Surya.Hansen menjawab, "Semuanya akan aku atur untukmu.""Hmph!" Surya menatap Hansen dengan dingin dan tak berkata apa-apa lagi.Sekujur tubuh Hansen bercucuran keringan, dia meninggalkan ruang kamar Surya dengan tergesa-gesa.Begitu sampai di ruang kantornya, Hansen segera memanggil Natali.Natali menatap tampang Hansen yang begitu menyedihkan segera mengerutkan keningnya dan bertanya, "Ada apa Bos?""Orang yang bernama Surya itu adalah ahli bela diri tingkat suci!" ujar Hansen sembari menggertakan giginya."Hah?" Natali tak berani memercayai kedua telinganya sendiri.Bagaimana ceritanya seorang ahli bela diri tingkat suci bisa datang ke sini untuk berjudi?Sebagai seorang ahli bela diri tingkat suci seharusnya tidak