Begitu chip kasino tiba, Gustian segera berkata dengan tidak sabaran, "Surya, ayo lanjutkan taruhan kita. Kita lihat siapa yang lebih beruntung."Yakob memainkan chip kasino yang ada di tangannya, kemudian tersenyum dengan sinis sambil melihat Surya.Surya tersenyum tipis, dia menaruhkan seluruh chip kasino miliknya tanpa ragu-ragu.Surya masih bertaruh angka besar.Jantung Mirza berdebar-debar, dia hampir saja kesulitan untuk bernapas.Surya lagi-lagi mempertaruhkan semua uangnya. Surya mempertaruhkan seluruh 40 miliar, apakah mental dia memang sekuat ini?Apa Surya tidak mempertimbangkan apa konsekuensinya bila dia kalah taruhan? Apa dia sanggup menerima kekalahannya?Semua orang yang ada di samping juga segera memutar bola matanya.Lagi-lagi mempertaruhkan semua uangnya ... mereka tidak pernah melihat cara judi seperti ini, bahkan mereka melihat Surya dengan sedikit rasa kagum.Raut wajah Gustian dan Yakob sontak terlihat muram.Sebelumnya, kedua belah pihak mempertaruhkan semua uan
Dealer memberikan chip kasino yang dimenangkan oleh Surya.Sekarang, chip kasino senilai 80 miliar bertumpuk di hadapan Surya seperti layaknya sebuah gunung yang kecil.Mirza bersandar pada Surya dan tak sanggup untuk berdiri tegap.Saat ini Mirza merasa sekujur tubuhnya mulai panas dan lemas, sehingga dia hanya bisa menyandarkan tubuhnya pada Surya.Entah hal itu disebabkan oleh psikologis atau faktor lainnya.Mirza merasa kalau tubuh Surya memancarkan sebuah kekuatan yang luar biasa dan kekuatan itu menopang Mirza.Pada saat ini, Surya melihat ke arah Gustian dan Yakob, dia tersenyum tipis dan berkata, "Apa kalian berdua masih mau lanjut bermain?"Sialan! Apa orang ini sedang menantang mereka?Bahkan penjudi yang ada di samping juga bisa melihatnya dengan jelas.Raut wajah Yakob dan Gustian terlihat sedikit pucat, mereka sedang dipermalukan oleh anak kampungan."Berikan 180 miliar yang tersisa kepada kami," seru Yakob."Ambil semuanya, nggak mungkin aku akan kalah lagi," ujar Gustian
Seratus miliar!Mereka bisa menerima kekalahan sebesar 100 miliar, tetapi mereka merasa sangat malu karena kalah dari orang kampungan seperti Surya. Mereka tidak bisa menerima ini semua.Raut wajah Yakob dan Gustian terlihat sangat muram.Semua orang melihat Yakob dan Gustian dengan raut wajah yang bahagia di atas penderitaan orang lain.Bagaimanapun juga, barusan Yakob terlihat sangat menyebalkan.Saat melihat tatapan mata semua orang, Yakob dan Gustian semakin masam.Saat ini, dealer mendorong chip kasino sebesar 160 miliar hingga ke hadapan Surya.Surya tetap terlihat datar sambil mengisap rokoknya.Mirza malah sudah tak tahan lagi. Tubuh Mirza yang sebelumnya bersandar pada Surya terus gemetaran.Beban tubuh Mirza yang cukup berat terus menekan lengan Surya.Surya melirik ke arah Mirza sekilas, lalu berkata dengan suara pelan, "Tenang sedikit."Wajah Mirza kemerahan, tetapi dia masih terkulai lemas, bersandar pada tubuh Surya dan tak bisa duduk tegap.Pada saat ini, Yakob sudah mar
Semua orang yang mendengarnya tahu kalau sebentar lagi mereka akan bertaruh dengan serius.Ruang judi VIP minimal harus bertaruh sebesar 200 miliar, kalah atau menang nominalnya akan mencapai beberapa triliunan. Orang biasa tak akan sanggup bermain di tempat itu.Saat ini, Mirza menggoyangkan lengan Surya dengan pelan agar Surya tidak mengiakan ajakan tersebut.Surya sekarang sudah menang hingga ratusan miliar, kalau dia masih mau main lagi itu berarti ada yang salah dengan isi kepalanya.Mau seberuntung apa pun, menang all-in lima kali berturut-turut kemungkinan telah menghabiskan seluruh keberuntungan Surya.Di dunia ini keberuntungan tak akan mungkin akan selalu berada di sisi kita.Sebagai pendamping penjudi, Mirza terbilang sangat tulus dan jujur, dia tidak ingin Surya terus berjudi.Mirza tak berani membayangkan apakah Surya akan kehilangan akal sehatnya setelah pergi ke ruang kasino VIP dan kalah taruhan sebesar ratusan miliar.Pada saat ini, Surya harus berpikir dengan jernih.
"Hei kamu, terserah kamu saja mau main apa, jangan sampai nanti kamu bilang kalau kami menindasmu," ujar Yakob dengan sinis.Surya melihat ke arah Natali, dia tersenyum tipis dan berkata, "Main yang gampang-gampang saja, aku nggak suka main permainan yang pakai otak.""Kalau begitu main tebak angka saja, itu permainan yang paling mudah," ujar Natali sambil tersenyum.Surya mengangguk, memberi isyarat bahwa dia tidak keberatan.Yakob dan Gustian juga tak keberatan.Mereka ingin menggunakan cara tercepat untuk membuat Surya kehilangan semua uangnya.Mereka akan membuat Surya berlutut dan memohon di depan mereka, kemudian menyumbang sedikit uang kepadanya dan tak lupa juga mempermalukan Surya.Saat melihat kedua belah pihak sama-sama tak keberatan, Natali berkata, "Kalau begitu baiklah. Di ruang VIP, minimal taruhan chip kasino adalah 200 miliar. Kami akan mengambil lima persen dari nominal setiap permainan, ini sudah menjadi peraturannya. Saya rasa, kalian semua juga sudah tahu."Surya t
Jantung Mirza berdebar-debar, dia merasa jantungnya akan copot.Satu tangan Mirza menopang pada kaki Surya, dia meremasnya dengan sekuat tenaga. Mirza menatap Surya dengan tidak percaya.Mirza sudah tidak tahu lagi bagaimana dia harus mendeskripsikan Surya.Mirza juga tak bisa menggambarkan perasaannya saat ini.Terkejut, bingung, emosional, berbagai perasaan bercampur aduk menjadi satu dalam jiwanya, membuat Mirza menatap Surya dengan tatapan yang sedikit kebingungan.Saat ini, tatapan mata Yakob dan Gustian terlihat terkejut dan juga marah.Mereka tak berani memercayai apalagi menerima kekalahan ini.Anak kampungan ini terus menebak dengan benar, memenangkan setiap permainan sambil mempermalukan mereka berdua.Saat ini, Natali melambaikan tangannya. Segera, dua dealer wanita mulai membagi chip kasino hasil taruhan kali ini.Kedua dealer wanita itu mengambil chip kasino dari Yakob dan juga Gustian, masing-masing sebesar 240 miliar, lalu memberikannya kepada Surya.Saat ini, Surya memi
Saat ini, Natali sangat penasaran terhadap Surya.Taruhan ini mencapai triliunan, kenapa Surya berani mengatakan kalau uang hasil menang taruhan akan dia berikan pada Mirza?Kalau sampai Mirza sampai mengiakan, apakah Surya akan benar-benar memberikan uang itu padanya?Kalau tidak, apa yang harus dia katakan nantinya?Hanya saja, Mirza hanya menganggap kalau Surya sedang bercanda saja."Taruhan dikunci."Natali berseru, lalu menggoyangkan pengocok dadu."Buka."Setelah itu, Mirza merasa kalau jantungnya hampir saja berhenti berdetak, dia bahkan hampir kesulitan bernapas.Kedua mata Gustian dan Yakob terbuka lebar sampai seakan-akan bola mata mereka akan copot ke luar, terus menatap pengocok dadu.Dua wanita yang ada di belakang mereka berdua juga sudah sangat gugup.Mereka tahu kalau Yakob dan Gustian sampai kalah, maka malam ini mereka pasti akan ketiban sial juga.Mereka tak berani membayangkan hal tersebut.Mereka bahkan sampai berpikir mungkin saja mereka akan disiksa sampai mati.
Natali melirik kedua belah pihak.Kemudian, Natali berkata secara perlahan, "Pak Surya, apa Anda masih mau terus bermain?"Surya tersenyum tipis, lalu menjawab, "Hari ini sampai di sini saja, aku sudah lelah bermain seharian.""Kalau begitu, maka permainan hari ini sampai di sini. Saya akan menyuruh seseorang untuk membawakan chip kasino ke kamar Anda. Chip kasino ini mungkin membutuhkan beberapa hari untuk dicairkan sekaligus," ujar Natali.Pencairan chip kasino juga termasuk komisi dan biaya lain dalam prosesnya, sehingga memang membutuhkan waktu cukup lama untuk menghitungnya.Surya mengangguk, lalu bangkit berdiri.Saat ini, Yakob berteriak, "Kamu nggak boleh pergi!""Kenapa?" tanya Surya.Yakob termangu, kemudian dia buru-buru berkata, "Kami masih punya uang, ayo kita lanjut bermain!""Boleh saja, tapi hari ini aku sudah capek. Bagaimana kalau kita lanjutkan permainannya besok?" ujar Surya sambil tersenyum tipis.Yakob sontak tak tahu harus menjawab apa.Bagaimanapun juga, Yakob t
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di