"Pak Sendi, apa maksud kata-kata Anda?" tanya Linda dengan wajah bingung.Sendi mendengus, lalu berkata, "Bahkan sampai membuat Pak Dito datang. Pelita memang hebat, ya.""Mana ada? Kami hanya kebetulan bertemu saja, Anda jangan berpikir terlalu banyak," jawab Linda sambil tersenyum.Sendi sangat kesal. Dalam hatinya berpikir Linda sedang membohonginya.Apa mungkin bisa kebetulan begitu?Kebetulan Pak Dito memeriksa kantor mereka, kebetulan Pak Dito dan Linda bertemu di pintu gerbang, bahkan Pak Dito berinisiatif menjabat tangan Linda. Jika ini bukan sengaja diperlihatkan padanya, berarti dia sungguh bodoh.Linda melangkah maju dan berkata, "Pak Sendi, saya datang untuk mengurus pembebasan Surya dengan jaminan. Mohon bantuan Anda.""Sekarang dia masih belum boleh pergi," jawab Sendi dengan nada dingin.Linda berkata lagi sambil mengerutkan keningnya, "Pak Sendi, Bapak tahu apa julukan bagi departemen hukum Pelita, 'kan?""Julukan apa?" tanya Sendi.Linda menjawab sambil tersenyum, "Ora
Surya tersenyum tipis, lalu mengatakan, "Sendi adalah polisi yang baik. Aku yakin dia bisa menyelidiki kebenaran masalah ini."Linda tercengang. Dia masih marah dengan Sendi, tetapi Surya malah mengatakan kalau Sendi adalah polisi yang baik.Jika dipikir-pikir lagi, Sendi juga tidak salah. Dia hanya melakukan tugasnya. Selain itu, dia juga tidak tertarik dengan tindakannya yang memindahkan Dito. Kalau dilihat dari segi profesional, dia memang orang yang baik dalam pekerjaannya.Surya berkata pada Linda, "Sudahlah, kamu kerja dulu. Aku sudah katakan sejak awal, mau itu benar atau salah akan ada yang mengadili dan kebohongan itu nggak akan terbukti."Linda mengangguk mengerti. Dia segera pergi ke Konsorsium Pelita. Sampai sekarang ada banyak orang termasuk dirinya belum sempat istirahat. Dia masih perlu mengurus pekerjaan selanjutnya. Sekarang bukan waktunya untuk bermalas-malasan.…Gedung Perusahaan Lintang Harapan.Maya duduk di kantornya dan merasa sangat lelah.Dalam dua hari ini, b
Dinda ketakutan, tetapi masih terus menyangkal tuduhan Maya, "Emangnya kenapa? Dia yang melanggar hukum, tapi kamu malah menyalahkan orang lain?"Maya menatap ibunya. Dia menggeleng sambil menjawab, "Mungkin sekarang kamu masih belum tahu seberapa besar kekuatan yang dia miliki. Kalau memang kamu yang melakukannya, lebih baik minta maaf sekarang juga. Dengan begitu, Keluarga Lintang bisa diselamatkan dari kehancuran.""Masalah ini nggak ada hubungannya denganku." Selesai berbicara, Dinda langsung pergi.Saat ini, Maya yakin kalau masalah ini memang ada hubungannya dengan ibunya.Namun, dia juga tahu jelas seperti apa sifat ibunya. Ingin dia mengaku salah, mungkin jauh lebih sulit daripada memetik bintang di langit malam.Maya menghela napas panjang, lalu dia bersandar lemas di kursi. Sepertinya Keluarga Lintang tidak bisa diselamatkan lagi.…Surya mengesampingkan masalah yang merepotkan ini. Dia mengendarai mobilnya menuju pasar pagi yang berjarak beberapa kilometer dari rumah.Saat i
Surya tersenyum pada Linda, lalu pergi dengan mobilnya.Sedangkan Linda, dia melihat hidangan makanan di meja, wajahnya terlihat cemas. Biasanya dia selalu makan dengan lahap, tapi saat ini dia merasa tidak berselera.Tidak lama kemudian, Surya sudah sampai di Pulau Aora.Pulau Aora milik Keluarga Hatani, mereka menghabiskan 200 miliar untuk membangun pulau ini.Awalnya wilayah ini hanya berupa danau bisa, kemudian orang-orang mendirikan pulau di sini, ditambah dengan berbagai tumbuhan, dekorasi alam yang indah dan berbagai akomodasi, pulau ini pun menjadi cukup terkenal di Kota Juwana.Surya menghentikan mobilnya di luar, lalu dia berjalan ke jembatan.Saat ini, di tengah taman Pulau Aora, sudah ada belasan orang yang duduk di sana.Di bangku bagian tengah, terdapat pria tua berumur kurang lebih enam puluh tahun, matanya samar-samar memancarkan sinar.Orang itu adalah Aksan dari Keluarga Hatani. Di belakangnya terdapat kedua putranya, Jose dan Hilmi.Di kedua sisinya, ada anggota Kelu
Surya melirik ke sekeliling, dia melihat semua orang menatapnya dengan menghina, seakan-akan dirinya sudah pasti akan mati hari ini.Kemudian, tatapan matanya jatuh pada Hilmi, dia berkata dengan perlahan, "Sudah bisa mengeluarkan energi sejati, dalam seni bela diri, bisa dibilang kamu berhasil mendapatkan pencapaian kecil.""Sombong sekali." Seketika Jorzy berdiri dengan kesal, dia menunjuk Surya sambil berkata, "Kamu bilang bisa melepaskan energi sejati hanya pencapaian kecil, memangnya kekuatanmu sudah sampai tingkat mana?""Aku?" Surya menggelengkan kepalanya. "Aku juga kurang tahu."Saat ini Brian berkata, "Bermulut besar saja. Hilmi, kamu nggak perlu bertele-tele dengannya, langsung saja bunuh dia."Hilmi mendengus, dia berjalan ke arah Surya dengan perlahan.Surya berkata sambil mengerutkan kening, "Hilmi, dengarkan saranku, jangan cari mati.""Kurang ajar," kata Hilmi dengan kesal, yang lainnya juga sudah merasa sangat marah.Dalam keadaan seperti ini, Surya masih berani bersik
Sebagai dibandingkan, Aksan jauh lebih kuat daripada putranya yang bernama Hilmi. Dalam hal tekanan kekuatan saja, Hilmi tidak bisa menyamainya.Saat melihat kekuatan Aksan yang menakutkan, orang-orang dari tiga keluarga besar tidak bisa menahan diri untuk bersorak kembali.Ekspresi Surya tidak menunjukkan perubahan apa pun. Dia tetap diam dan hanya memperhatikan Aksan dengan tenang.Sorot mata Aksan penuh dengan amarah. Setelah mengambil beberapa langkah panjang, dia melompat dan menerjang ke arah Surya seperti seekor burung elang raksasa.Saat mendekati Surya, bayangan tinju yang tak terhitung jumlahnya menyerang dari udara.Seketika itu juga, angin kencang menderu dan debu beterbangan ke mana-mana.Tangan kiri Surya berada di belakang punggungnya, sedangkan tangan kanannya memotong, menyapu, menebas dan memantul di udara sehingga membuat serangan Aksan menjadi tidak terlihat.Aksan tampak sangat marah. Dia mendarat di tanah dan melancarkan serangan sengit lainnya. Tinju dan tendanga
Begitu Aksan selesai berbicara, Jose segera mendekatinya sambil memegang sebuah kotak kayu. Dia berlutut di depan Aksan dan memegang kotak kayu tersebut di atas kepalanya.Aksan mengayunkan tangannya dan membuka kotak kayu itu perlahan-lahan. Kemudian, dia mengeluarkan sebuah gulungan lukisan yang ada di dalamnya dan membukanya dengan cepat.Gulungan lukisan tersebut menggambarkan seorang pria tua berjubah yang berdiri di puncak gunung dengan pedang panjang di punggungnya. Penampilan pria tua itu tampak seperti dewa yang mistis dan agung.Pada saat yang sama, kekuatan yang sangat besar terpancar dari gulungan itu dan mengintimidasi semua orang yang hadir.Pada saat ini, Jorzy tiba-tiba berdiri dan berkata dengan penuh keterkejutan, "Konon katanya Keluarga Hatani punya lukisan leluhur kuno yang di dalamnya terdapat kekuatan besar seorang biksu agung. Apa ini harta karun berharga yang selalu dihormati dan dibanggakan oleh Keluarga Hatani?"Jorzy tampak sangat terguncang.Namun, perasaann
Saat ini, wajah Aksan tampak pucat pasi. Darah terus mengalir dari mulutnya dan ekspresi wajahnya menunjukkan ketakutan dan ketidakpercayaan.Setelah beberapa saat, Jorzy dan Brian akhirnya berhasil mengangkat kepala mereka.Ketika mereka melihat bahwa Surya benar-benar tidak terluka, mereka tampak sangat terkejut dan juga ketakutan.Bagaimana mungkin hal ini bisa terjadi?Namun, saat ini Surya berdiri di tempatnya dengan tenang dan membuat mereka kesulitan untuk memercayai hal tersebut.Saat ini, gulungan di tangan Aksan tiba-tiba hancur dan berubah menjadi abu yang langsung lenyap.Awalnya, Aksan tampak sangat terkejut. Kemudian, dia mulai kehilangan akal sehatnya dan berteriak, "Leluhur! Leluhur!""Berhentilah berteriak!" Surya mengernyitkan kening dan berkata, "Leluhurmu meninggalkan sedikit kekuatan itu sebagai kenangan. Tapi, kamu malah menggunakannya sampai habis. Jadi, inilah hasilnya."Aksan menatap Surya dengan penuh kebencian. Kemudian, dia berkata dengan getir, "Kamu sudah
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di