"Maaf, kutukanmu nggak bisa dicabut karena kutukan itu bukan dijatuhkan sendiri oleh hantu wanita hidup itu," ucap Surya dengan tidak berdaya.Ekspresi Bunga sontak berubah, kemudian dia menyahut dengan panik, "Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan?""Jangan takut, tentu saja aku punya solusinya. Hanya saja agak merepotkan," jawab Surya.Mendengar masih ada solusi, Bunga tidak merasa panik lagi. Bagaimanapun, kekuatan Surya sangat luar biasa. Apa yang Surya katakan sangat bisa dipercaya, jadi Bunga hampir tidak meragukan Surya lagi.Dahi Berlin sedikit mengernyit. Sebelumnya dia pernah mendengar Surya mengatakan bahwa kutukan ini juga bisa dipatahkan.Namun, jika ingin memasuki jiwa Bunga, ada kemungkinan jiwa adik perempuannya itu akan rusak. Jika begitu, hal ini akan menimbulkan bahaya. Namun, sekarang hantu wanita hidup itu sudah mati, sepertinya juga tidak ada cara yang lebih baik lagi.Saat ini, mereka bertiga melihat mayat-mayat yang tergeletak di tanah dengan terkejut.Surya
Sena terkejut, kemudian mencegah Yonas, "Nggak bisa, Tuan Yonas.""Jangan bicara omong kosong. Kalau hari ini aku nggak membunuh mereka, maka aku bukan Yonas Syahril. Berani sekali kamu memukulku. Benar-benar orang yang nggak tahu diri."Yonas memandang Surya dengan ekspresi galak dan bersiap menarik pelatuknya.Ekspresi Bunga beserta yang lainnya sontak berubah. Yonas ini berbeda dari hantu wanita hidup. Ayahnya adalah seorang tokoh penting di sini, juga merupakan salah satu pemimpin di Kota Renan. Namun, Yonas sendiri juga sama gilanya, pria ini juga sangat merepotkan dan berbahaya.Bagaimanapun, dengan banyak senjata yang diarahkan ke mereka, meski Surya merasa tidak takut, mereka tetap merasa takut.Namun, saat ini, Surya tertawa pelan, kemudian membalikkan telapak tangannya, mengeluarkan kartu identitasnya sambil menunjukkannya dan berkata, "Surya Pratama dari Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural, yang sudah diakui oleh departemen tertinggi negara dan punya h
Sena sudah tidak suka dengan Yonas sejak lama, tetapi apa daya pangkatnya sendiri masih terlalu rendah. Di Kota Renan, ayah Yonas memiliki pangkat terbesar, jadi Sena hanya bisa menahan kebenciannya.Namun, sekarang dia mendapat perintah langsung dari provinsi. Selain itu, pria di depannya berada di bawah pengaturan departemen tertinggi negara, pangkatnya bahkan setara gubernur provinsi.Sementara Yonas hanyalah orang berkuasa di Kota Renan, dia bukanlah pejabat yang penting di Provinsi Makula, apalagi di hadapan departemen seperti Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural.Terlebih lagi, Sena menganggap bahwa Keluarga Syahril akan hancur jika Yonas berani menyinggung seseorang seperti Surya. Oleh karena itu, Sena tidak perlu bersikap sopan lagi kepada Yonas si bajingan itu.Namun, Yonas masih tidak bisa memahami situasi dan terus meneriaki Sena dengan keras, seolah dia ingin menguliti dan menghabisi Sena.Sena mendengus dingin seraya berteriak, "Pakaikan borgolnya, ka
Sampai saat ini, Yonas sepertinya masih belum memahami situasinya. Dia berteriak ke arah Sena seperti anjing gila dan menatap Surya seolah ingin memakan pria itu.Sena mendengus dingin, sama sekali tidak memedulikan Yonas. Sementara itu, Surya hanya tertawa pelan sambil duduk di meja interogasi yang ada di seberang Yonas."Ck, ck, kalau aku jadi kamu, justru yang harus kupikirkan saat ini adalah bagaimana cara untuk menyelamatkan hidupku, bukannya terus menggonggong seperti anjing gila," ujar Surya dengan ekspresi mengejek.Yonas menggertakkan giginya sambil menyahut, "Ayahku adalah gubernur. Kalau kamu berani melakukan sesuatu padaku dan nggak melepaskanku, nanti aku akan membunuh kalian semua.""Haha, kamu keras kepala sekali," sahut Surya. Dia melirik Sena, lalu berkata dengan tenang, "Yonas dicurigai menyabotase rencana dari Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural. Aku curiga ayahnya juga ikut terlibat. Cepat pergi dan tangkap ayahnya. Panggil petugas penyelidik
Pihak provinsi pasti akan segera menangani mereka karena sudah mengganggu misi dari Departemen Penelitian dan Pertahanan Kekuatan Supernatural, apalagi masalah lainnya.Terlebih lagi, Sena juga tahu banyak tentang kejahatan Keluarga Syahril dan juga putranya....Surya, Bunga dan Berlin akhirnya kembali ke Kota Juwana setelah berkendara semalaman.Ketika mereka sampai di Pulau Aora, waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Surya meminta Bunga dan Berlin untuk beristirahat dan memulihkan diri. Dia baru akan kembali pada malam hari untuk menghilangkan kutukan Bunga.Namun, Bunga tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Setelah kakak beradik itu memohon berulang kali, Surya hanya bisa menyetujui permintaan mereka.Surya pun membawa mereka ke kamar pribadinya. Setelah duduk di sofa, dia berkata perlahan, "Kamu harus memikirkannya baik-baik. Kalau menghilangkan kutukanmu, aku perlu menggunakan kekuatan pikiranku untuk memasuki lautan kesadaranmu. Dengan cara ini, apa pun rahasia yang kamu mi
Surya tertegun sejenak, kemudian tertawa lebar. Dia sedang memikirkan bagaimana cara menghilangkan kutukan tersebut tanpa melukai jiwa Bunga. Tanpa disangka, kutukan itu justru berinisiatif pergi sendiri dan datang mengganggunya. Apakah kutukan itu sengaja cari mati?Melihat kabut abu-abu datang ke arahnya, Surya langsung meledakkan dua api perak dari matanya.Nyala api yang dibentuk oleh kekuatan pikiran yang besar, membakar kabut abu-abu itu dalam sekejap, bahkan sampai tidak meninggalkan jejak.Kabut abu-abu itu hancur dan kutukannya juga menghilang. Surya merasa jauh lebih rileks.Jiwa merupakan bagian paling misterius, rapuh dan kompleks dari diri seseorang, bahkan Surya juga harus menyikapinya dengan hati-hati.Kutukan kali ini dapat dihilangkan dengan mudah juga karena kutukan ini memiliki agresivitas tertentu dan secara aktif menyerang tubuh spiritual yang ada di dekatnya.Namun, kutukan semacam ini benar-benar tidak mampu menyerang tubuh spiritual Surya.Setelah menyelesaikan
Tepat setelah Bunga dan Berlin pergi, Surya hendak beristirahat, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering. Ketika melihat bahwa ada panggilan masuk dari Rania, dia pun segera mengangkat teleponnya."Halo, Rania. Apa kabar?""Aku baik-baik saja, Surya. Aku tahu nggak baik karena sudah mengganggumu, tapi besok malam ada pesta dengan teman sekelas kita. Apa kamu mau pergi?""Aku nggak akan pergi," jawab Surya. Setelah kejadian terakhir kali, Surya kehilangan minat untuk menghadiri pertemuan semacam itu.Rania menyahut dengan lembut, "Sebenarnya, aku juga nggak mau pergi.""Kalau begitu, jangan pergi.""Tapi ketua kelas terus meneleponku dan bilang karena aku sudah menjadi seorang manajer utama, aku jadi nggak mau bertemu dengan teman-teman. Aku juga nggak enak terus menolaknya."Surya hanya bisa menghela napas berat, terkadang manusia benar-benar tidak berdaya."Kalau begitu, pergi saja.""Kalau begitu, apa kamu mau pergi denganku?" tanya Rania dengan nada lirih.Surya secara naluriah ingin m
Surya melaju dengan kencang ke Bar Nikmat, lalu langsung menerobos masuk ke ruangan nomor 888.Ketika Brian melihat Surya datang, dia segera memberi hormat sambil berkata, "Pak, itu dia orangnya."Brian menunjuk ke arah pemuda itu dan Surya sontak menengok. Pemuda itu berusia dua puluhan, sangat tampan dengan rambut sepanjang tiga perempat yang menutupi separuh matanya.Setelah melihat Jorzy yang tergeletak di lantai, Surya melangkah maju untuk membantu pria itu berdiri dan mentransfer semburan energi spiritual ke dalam tubuh Jorzy untuk menstabilkan luka-luka pria itu.Jorzy berkata dengan perasaan bersalah, "Pak, kami sudah mempermalukanmu."Surya terdiam sambil melirik pada beberapa penjudi lain. Akhirnya dia menatap pada pemuda itu, kemudian bertanya dengan dingin, "Siapa kamu?""Mudah untuk mengatakannya, aku adalah Pencuri Suci, Betran Yulio," jawab pemuda itu sambil mengisap cerutu dengan santai.Surya mencibir, lalu menyahut, "Pencuri Suci, hebat juga julukannya.""Benar," sahu