"Constantin Reyvido, Ketua Jubah Merah dari Organisasi Cahaya Suci. Lima tahun yang lalu, dia berselisih dengan atasan organisasi. Katanya dia bahkan bertarung hebat dengan tiga orang hebat di pengadilan, kemudian diusir oleh Pemimpin Suci dari organisasi pusat di Kota Vanti. Tapi identitasnya sebagai Ketua Jubah Merah tidak dicabut. Sejak itu, dia berkelana ke segala tempat. Dua tahun yang lalu, dia masuk ke negara kita.""Apakah mereka bisa masuk ke negara kita dengan bebas?""Organisasi Cahaya Suci adalah organisasi legal. Anggota mereka juga menaati hukum. Jadi, tentu saja boleh. Tapi Constantin adalah kultivator tingkat suci. Dulu kita juga pernah mengawasinya. Hanya saja dia nggak melakukan hal yang melewati batas. Selain itu, dia selalu menyelamatkan orang sakit di area kemiskinan. Setelah itu, organisasi tidak lagi mengawasinya.""Begitu, ya? Baik, Nadya. Terima kasih.""Ini memang kewajiban saya.""Sampai jumpa.""Sampai jumpa, saya menantikan panggilan Anda yang berikutnya."
Tempat ini adalah sebuah gurun pasir, tidak ada jejak manusia dalam radius satu kilometer.Di pertengahan gurun pasir, ada sebuah tempat yang sangat mengerikan.Di sini ada tumpukan kerangka manusia seluas 5.000 meter yang dibentuk dengan kerangka yang tidak terhitung jumlahnya.Semua kerangka itu bertumpukan bersama. Di tengahnya masih ada sebuah tempat duduk raja yang tinggi dan dibentuk dari tumpukan tengkorak manusia.Sebuah bayangan yang tinggi besar duduk di atas tempat duduk kepala tengkorak itu sambil bersandar di tumpuan tangan kursi raja itu, seolah-olah sedang tertidur.Tubuh orang ini memakai jubah merah, kepalanya ditutupi oleh tudung jubah merah. Tampangnya tidak terlihat jelas. Sepertinya dia sudah menyatu dengan tumpukan kerangka manusia dan tempat duduk tengkorak raja. Tidak tahu sudah berapa lama dia berada di sana.Tidak lama kemudian, seorang pak tua yang memakai jubah abu menginjak tumpukan tengkorak dan berjalan ke hadapan tempat duduk raja sambil membawa tongkat
Surya mengerutkan keningnya dan bertanya, "Apa yang sudah terjadi?""Ada orang yang mabuk dan akan berkelahi di sini," ujar Linda."Aku segera datang."Surya melempar sendoknya, lalu langsung bangkit dan pergi. Raka buru-buru mengikutinya.Mereka berdua keluar dengan mengendarai mobil langsung menuju ke stadion.Konser kecil ini dibuat hanya untuk promosi. Konsorsium Pelita berencana mengembangkan proyek memecahkan rekor baru di dunia bisnis, jadi, skala konsernya tidak besar.Namun, jumlah orang untuk skala seperti ini juga sudah mencapai ribuan orang lebih. Begitu terjadi masalah, tetap akan sangat merepotkan.Mereka berdua sampai di stadion, lalu memperlihatkan identitas dan masuk ke balik panggung.Linda sedang membicarakan sesuatu dengan seorang wanita cantik.Raka berkata, "Dia adalah Bunga Lasmani."Surya menganggukkan kepala, lalu berdiri di samping panggung dan melihat ke dalam stadion.Para penonton terlihat sangat emosi, mereka semua berteriak, "Kembalikan uang tiket! Kembal
"Kenapa? Kamu sungguh mau menahanku? Aku juga punya emosi." Rafa juga sangat bersikeras.Saat ini, Rio melangkah maju dan berbisik di telinga kapten itu, "Awasi dia sampai dia pergi saja. Bu Linda nggak ingin mempermasalahkan hal ini."Kapten mengangguk dan berkata pada Rafa, "Kuantar kamu keluar. Kalau berani mengacau lagi, aku nggak akan peduli dengan siapa dirimu."Rafa mendengus dan berbalik pergi.Kapten membawa bawahannya dan mengikutinya secara langsung sampai keluar dari stadion.Surya mendengus. Hanya memiliki sedikit uang saja, begitu mabuk langsung tidak sadar diri. Apa-apaan orang ini?Saat ini, Rio berjalan keluar dan langsung memberi hormat ketika melihat Surya.Surya menepuk bahunya dan berkata, "Kerja bagus.""Ini memang kewajibanku," jawab Rio.Surya tertawa dan datang ke balik panggung bersama Rio.Saat ini, atas bujukan Linda, Bunga akhirnya setuju untuk tampil.Begitu musik berbunyi, Bunga naik ke panggung dengan dandanan lengkap. Para penonton mulai berseru, konser
"Sungguh?" ujar Surya.Raka mengangguk dan berkata, "Iya."Surya termenung sejenak dan berkata, "Itu ilegal, 'kan? Kalian ngak mengurusnya?""Apakah bisa diurus?" Raka mengangkat bahu sambil berkata, "Hal seperti ini kebanyakan dibuat seolah-olah terlihat legal. Meski pergi menyelidikinya, itu juga belum tentu bisa menemukan apa pun. Lagi pula, yang bisa mengadakan acara lelang seperti ini pasti orang yang berkuasa di lokasi setempat dan berhubungan dengan pihak pemerintah. Nggak perlu kukatakan pun kamu pasti sudah tahu, 'kan?"Surya tertawa, benar juga, tidak semua hal bisa diurus."Kalau sungguh seperti yang kamu katakan, aku bisa pergi untuk melihat-lihat," ujar Surya scara perlahan.Raka tertawa dan berkata, "Acaranya dimulai lusa malam. Besok kamu pergi cari seseorang yang bernama Tison Marvoi. Akan kuberikan nomor ponselnya padamu. Dia bisa membawamu masuk.""Aku masih harus mencari orang?" ujar Surya."Tentu saja. Bagaimana mungkin orang asing dibiarkan masuk ke acara lelang il
Namun, Surya tidak peduli dengan sejumlah uang ini, yang penting nyaman.Surya duduk di ruang tamu, lalu menelepon Tison. Beberapa saat kemudian, panggilan terhubung dan terdengar suara yang berkata, "Halo.""Apakah dengan Pak Tison?""Benar, siapa kamu?""Namaku Surya Pratama. Katanya besok malam akan ada sebuah acara lelang. Aku ingin kamu mengaturnya untukku.""Bagaimana kamu bisa mengetahui nomor ponselku?""Teman, ini nggak perlu ditanyakan lagi, 'kan? Lakukan sesuai peraturan saja.""Bagus kalau kamu tahu aturannya, 200 juta.""Nggak masalah, kapan kita bisa bertemu?""Di mana kamu?""Hotel Galaksi.""Pukul delapan malam, kita bertemu di kolam samping taman hotel.""Baik."Tison memutuskan panggilan telepon, Surya tersenyum.Hebat sekali, Surya harus bayar 200 juta untuk biaya masuk. Hal ini membuatnya melihat harapan.Surya melihat jam tangan, baru pukul lima sore. Surya beristirahat sejenak di kamarnya, lalu turun untuk makan. Saat pukul tujuh lebih, dia datang ke taman hotel.
Surya berjalan ke hadapan Bunga dan melindungi Bunga di belakangnya.Rafa yang melihatnya langsung tertawa sinis dan berkata, "Sialan, siapa kamu sampai berani mencampuri urusanku?""Apakah kamu nggak pernah dengar kalau harus membantu orang yang diperlakukan nggak adil?" ujar Surya dengan nada datar.Bukan Surya ingin ikut campur, tetapi Rafa ini sudah sangat keterlaluan. Jika tidak melihatnya tidak masalah. Sekarang sudah melihatnya langsung, tidak baik kalau tidak membantu.Lagi pula, Bunga baru saja membuka konser untuk membantu mempromosikan Konsorsium Pelita. Dilihat dari keadaan ini, jika sampai ada rumor buruk tentang Bunga, acara promosi Pelita akan menjadi bahan lelucon.Begitu mendengar kata-kata Surya, Rafa langsung tertawa. Lalu, menunjuk Surya sambil berkata, "Baik, kamu cukup bernyali. Kamu orang pertama yang berani mencampuri masalahku di Kota Bima. Pengawal, hajar dia."Rafa ini sungguh arogan. Dia sama sekali tidak membedakan keadaan dan langsung ingin memberi Surya p
Wanita itu menghela napas dan berkata, "Bunga, sekarang bukan lima tahun yang lalu. Pak Rafa menghabiskan begitu banyak uang untuk mengundangmu datang. Kamu nggak menghargainya, aku sebagai manajermu juga jadi serba salah.""Kak Lisa, aku nggak enak badan. Malam ini sampai di sini saja," ujar Bunga sambil mengerutkan keningnya.Lisa menghelakan napas, lalu menghampiri Raja dan sambil tersenyum berkata, "Pak Rafa. Lihatlah, Bunga nggak enak badan. Acara makan malam ini sampai di sini saja, ya? Besok malam dia masih harus konser, biarkan dia istirahat dengan baik baru menemani Anda lagi, bagaimana?"Rafa tidak memedulikannya, Rafa hanya melihat Surya dan berkata, "Bocah, aku ingat kamu. Kita akan segera bertemu lagi."Setelah melontarkan kata-kat ini, Rafa berbalik badan dan pergi. Lisa membawa dua asistennya dan mengikuti Rafa dari belakang sambil terus meminta maaf.Bawahan Rafa melihat tuannya pergi, satu per satu dari mereka juga bangkit dan buru-buru kabur.Hanya mereka sendiri yang