Pria berambut hitam itu bertanya kembali, "Kawan, bagaimana menurutmu?""Baiklah." Surya berpikir sejenak, mengangguk dan menjawab, "Aku setuju, aku akan bertanggung jawab untuk membunuh serigala salju, sedangkan kamu akan bertanggung jawab untuk menjual kulitnya. Tapi, setidaknya aku harus tahu siapa namamu.""Oh, maafkan aku. Aku hampir lupa memperkenalkan diri. Namaku, Colin Farza.""Omong-omong, aku belum bertanya siapa namamu?""Namaku Harva Ludwig.""Baiklah, Harva. Kerja sama kita akan bergantung padamu mulai sekarang.""Nggak masalah. Selama kamu menangani semuanya dengan benar, secara langsung aku akan terus bekerja sama denganmu."Surya melihat langit di luar semakin cerah. Colin berulang kali mengingatkan Surya, dia mengeluarkan tiga kulit serigala, menyerahkannya kepada Colin seraya berkata, "Kalau begitu, kamu bisa mengambil dan menjual tiga kulit serigala ini.""Barusan, kamu bilang kalau satu koin tembaga bisa membeli sebotol anggur, jadi bawakan aku sebotol anggur. Aku
Terdengar suara gemerisik saat kaki Surya menginjak salju. Agar tidak ketahuan oleh kultivator, Surya sengaja menyembunyikan auranya saat sedang mencari mangsa di pegunungan dan hutan. Tiba-tiba, seekor rusa salju dewasa berlari ke arahnya. Surya menghindar dan mendengar suara tapak kuda di kejauhan. Dia segera bersembunyi di balik pohon besar. Setelah setengah menit, dia melihat beberapa orang yang mengejar rusa salju dan bergegas keluar.Pemimpinnya terlihat sangat familiar. Namun, sayangnya, dia terbang begitu saja. Oleh karena itu, Surya tidak mengenali siapa dia. Terlihat ada seorang yang duduk di atas kuda perang putih, menarik busur dan anak panahnya. Dia melepaskan anak panah dan langsung menjatuhkan rusa salju itu ke tanah.Bagus!"Tuan Muda Colin sangat pandai memanah!"Saat melihat ini, dua orang di sekitarnya bersorak. Surya yang sedang bersembunyi di balik pohon besar, mengerutkan kening seraya bergumam, "Apa? Tuan Muda Colin?""Haha, cepat pergi dan lihat apakah rusa salj
Karena Colin tahu betul bahwa mereka yang dapat bertahan hidup di lingkungan es dan salju pastilah kultivator yang memiliki kemampuan mutlak atau memiliki harta khusus. Colin percaya jika mendekati kultivator seperti itu dapat memperoleh manfaat dari mereka.Suatu hari, ketika Colin mendapat manik es dari seorang kultivator. Manik es ini dapat menghasilkan energi pembekuan selama dipakai di tubuh dan dapat membekukan semua benda dalam jarak tiga meter di sekitarnya.Ketika Colin menyerahkan manik es itu kepada Keluarga Belden, dia dihadiahi sepuluh koin emas. Setelah merasakan manfaat dari waktu itu, Colin menemukan bahwa mendapatkan koin emas dengan cara ini lebih cepat. Selain itu, barang bagus seperti manik es bernilai jauh lebih dari sepuluh koin emas.Oleh karena itu, Colin ingin mencari lebih banyak harta karun. Kali ini, harta karun tersebut tidak akan dia serahkan lagi. Ketika dia memiliki kekuatan tertentu, dia mungkin bisa bergabung dengan Keluarga Rowan.Colin pernah mengunj
Surya mendaki gunung bersalju dan sampai di tengah gunung. Dia melihat tujuh sampai delapan kultivator yang berada di kaki gunung sedang mengelilingi seorang kultivator berambut putih. Kultivator berambut putih itu terlihat sangat acak-acakan, rambutnya berantakan dan penampilannya tidak jelas. Pakaiannya berlumuran darah, dia memegang pedang di tangannya, dengan bilahnya berlumuran darah.Kultivator itu berhadapan dengan beberapa orang sejenak, lalu berbalik dan berlari menuju lereng gunung. Sesaat kemudian, pria berambut putih itu bertemu Surya di tengah jalan mendaki gunung. Dia mengangkat kepalanya dan menatap Surya. Pria tua berambut putih itu merapikan rambutnya dan menatap Surya yang juga terlihat acak-acakan. Tangannya memegang pedang dengan erat, mengerutkan kening, kemudian bertanya, "Apa kamu juga anggota dari Keluarga Rowan?"Saat pria tua berambut putih itu merapikan rambutnya, Surya langsung mengenalinya. Pria tua di depannya ini tidak lain adalah Hamdan yang dia lihat di
Hamdan membuka mulutnya, ekspresi bersemangat melintas di matanya, lali berkata, "Ternyata benar kamu. Apa sekarang kamu sudah menjadi anak buah Colin?""Bukan, Pak Hamdan. Aku bukan anak buah Colin. Kali ini, aku ingin membantumu.""Membantuku?"Hamdan menatap Surya dengan tatapan ragu dan menjawab, "Apa kamu benar-benar ingin membantuku?"Pikiran Surya bergerak, lalu Pedang Naga Iblis muncul di tangannya. Dia mengarahkan pedangnya ke Colin dan berkata dengan tenang, "Pak Hamdan, silakan minggir. Mari kita kembali mengingat masa lalu setelah aku membunuh binatang ini."Colin awalnya ingin membuat marah Hamdan dan kemudian bertarung. Faktanya, dia langsung mengetahui identitas Surya, begitu dia melihat Surya mengikat rambutnya. Colin pikir dia tidak akan bersinggungan dengan Surya. Walaupun mereka tidak berhasil bekerja sama, setidaknya Surya tidak akan menjadi musuhnya. Namun, tidak disangka justru Surya akan membunuh dirinya.Setelah mendengar ini, Colin tidak tahan lagi. Dia mengger
Pada saat ini, Colin dan Weston tidak memiliki bala bantuan di sekitar mereka. Terlepas dari perkataan Hamdan yang menghina, Colin tidak segera membalas, tetapi mengamati situasi di sekitar mereka dengan cermat.Colin kemudian berbisik, "Orang-orang kita akan segera datang. Selama kita bisa bertahan selama lima menit lagi, begitu orang-orang kita datang, kita secara otomatis bisa menghancurkan mereka.""Bagaimanapun juga, kultivator yang datang dari ruang bawah ke ruang tengah, maka kekuatan kultivasinya akan berkurang. Kenapa Surya ini justru masih begitu kuat?"Weston melirik Surya sambil berkata, "Cuma ada satu kemungkinan. Orang ini pasti merupakan kultivator terkuat di ruang bawah. Kekuatan kultivasi orang seperti itu masih sangat kuat meskipun sudah berkurang. Pak Colin, jangan lupa, kalau setiap kultivator yang datang ke ruang tengah, kultivasinya akan mengalami penurunan kekuatan.""Sepertinya, begitulah yang terjadi."Colin dan Weston perlahan mundur sambil berbicara. Keduanya
"Tolong, biarkan aku pergi. Apa pun yang kamu inginkan, aku bisa memberikannya padamu.""Mari kita buat kesepakatan."...Cahaya dingin melintas di mata Surya, lalu dia menjawab dengan marah, "Colin, ucapkan selamat tinggal pada dunia ini!"Setelah berkata demikian, Surya tiba-tiba mengerahkan kekuatan di tangannya dan telapak tangan besar di udara hampa itu segera mengepal. Dalam sekejap, tubuh Colin meledak dan berubah menjadi bubuk yang tak terhitung jumlahnya, lalu tersebar tertiup angin.Saat ini, suara derap langkah kaki terdengar di kejauhan. Hamdan meraih tangan Surya sambil berseru, "Orang-orang mereka sudah datang. Ayo cepat pergi!"Surya dan Hamdan sedang berjalan melewati pegunungan dan hutan. Langkah derap langkah kaki pasukan yang sedang mengejar terdengar di belakang mereka. Ada juga orang yang terbang di langit dan terus berteriak untuk menghentikan keduanya. Karena pegunungan dan hutan ini tertutup, orang-orang ini tidak dapat mengejar Surya dan Hamdan, tetapi jarak me
Menurut pemahaman Juan, Ular Pohon Api pada dasarnya mudah tersinggung. Jika seseorang masuk ke dalam lubang ular, Ular Pohon Api pasti akan segera mendeteksi keberadaan orang tersebut, kemudian akan terjadi pertarungan besar.Untuk membunuh Ular Pohon Api dewasa, setidaknya diperlukan tiga penjaga kecil dan dua puluh prajurit. Juan percaya bahwa dengan kekuatan Surya dan Hamdan, mustahil bagi mereka berdua untuk bisa mengalahkan Ular Pohon Api. Jadi, keduanya pasti akan tewas.Sekarang, tunggu saja hasilnya di sini. Meskipun Darren sempat berjanji akan melihat mayat Hamdan dengan matanya sendiri, saat ini Juan merasa hal itu tidak perlu lagi.Selama Ular Pohon Api telah dipastikan sudah bangun dari tidurnya, Juan dapat membawa semua anak buahnya kembali setelah keributan ini selesai. Bagaimanapun, ini tugas Darren dan bukan tugas Juan. Juan hanya menuruti perintah Darren karena statusnya lebih rendah dari Darren.Saat memikirkan Darren, Juan tiba-tiba teringat masa lalu. Saat itu, Jua
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di