Ketika Surya berhenti lagi dan menengok untuk melihat ke dinding batu, dia menemukan bahwa tanda yang baru saja dia tinggalkan terukir di dinding batu. Sepertinya Surya baru saja melewati lingkaran tertutup.Surya mengerutkan kening dan berpikir dalam hati. Jika terus berjalan dalam lingkaran tertutup, maka tidak akan pernah bisa keluar dari tambang. Sepertinya harus memikirkan cara lain.Setelah merenung sejenak, Surya mengangkat kepalanya dan melihat ke arah lima gua tambang yang muncul tepat di depannya. Sebuah gambaran terlintas di benaknya dan Surya tiba-tiba merasa bahwa dia pernah melihat lima gua tambang ini di suatu tempat sebelumnya. Pikirannya bekerja dengan cepat dan matanya seketika langsung bersinar. Surya sudah mengingatnya!Peta yang terbuat dari perkamen itu!Peta yang diberikan wanita cair kepada bos wanita dan dipercayakan kepada Surya!Surya tiba-tiba teringat bahwa dia pernah melihat lima gua tersebut di peta. Dia segera mengeluarkan peta gua tambang tersebut dan m
"Aku bisa memberitahumu keberadaan delapan pecahan kaldron sembilan naga yang tersisa, tapi sebagai syarat, aku ingin kamu membantuku membunuh seseorang.""Bantu kamu membunuh seseorang?""Siapa?""Pemilik Tambang Hurrion, Burke.""Burke?" sahut Surya. Dia kemudian bertanya dengan ekspresi bingung di wajahnya, "Kamu ingin aku membunuhnya?""Benar."Wanita cair itu berbalik, menatap Surya seraya berkata, "Sebenarnya, aku juga tahu kalau pikiran jahat di dunia ini telah melampaui pikiran baik dan aura gelap telah melampaui aura terang. Tapi, di tambang seperti ini, aura seperti itu bisa disembunyikan. Awalnya, aku memohon pada Burke, berharap dia akan membiarkan Adam tinggal di Tambang Hurrion untuk sementara, hingga setidaknya dia bisa menghindari bencana ini.""Tapi Burke nggak setuju. Pada akhirnya, Adam menjadi geram dan berujung pada akibat seperti itu. Aku ingin tanya, apa ada ibu di dunia ini yang nggak menyayangi anak-anaknya?""Meskipun Adam dibunuh olehmu, aku tahu kamu nggak b
"Ya, 98kg, persis seperti yang kamu minta.""Ya."Burke mengangguk dan berkata, "Apa kamu tertarik untuk menjual bijihnya padaku? 98kg bijih bisa membuat dua peti harta karun perunggu. Satu peti harta karun perunggu, aku akan memberimu harga 20 miliar, bagaimana?""Dua puluh miliar?" sahut Surya. Dia kembali berkata, "Memangnya berapa harga peti harta karun perunggu di pasaran?"Burke menjawab, "Dua ratus miliar, satu peti harta karun perunggu. Kalau dua berarti 400 miliar."Mendengar hal tersebut, Surya tersenyum dan berkata, "Untuk bisnis 200 miliar, Pak Burke, kamu cuma memberiku 20 miliar. Bukankah bisnis seperti ini terlalu nggak ekonomis?"Burke mengangkat bahu, kemudian menjawab, "Anggap saja kita sebagai teman. Yang aku jual bukan cuma uang, tapi juga hubungan personal kita.""Aku benar-benar minta maaf," balas Surya. Dia kemudian berkata, "Sebenarnya aku sudah berjanji untuk memberikan 98 kg bijih perunggu ini kepada Puvent, jadi aku nggak mungkin menjualnya padamu.""Apa kamu
Cerminnya pecah dan retakan yang tak terhitung jumlahnya muncul di seluruh cermin. Sosok pria Negara Aerovia muncul di pikirannya. Dalam ingatannya, Burke bertarung besar dan disergap oleh seseorang. Meskipun dia mencoba yang terbaik untuk membunuh orang itu, dia juga meninggalkan luka besar di perut Burke.Dalam pertarungan itu, Burke bahkan mengira dirinya pasti akan mati. Namun, di luar dugaan, saat Burke hendak pingsan, seorang pria Negara Aerovia muncul di hadapan Burke. Pria Negara Aerovia ini adalah Zony, yang menyelamatkan Burke dan memberinya kehidupan kembali.Zony bahkan memberikan sebagian kekuatannya kepada Burke, memungkinkan Burke memiliki kekuatan Alam Raja standar. Kemudian, melalui usahanya sendiri, Burke mencapai Alam Raja setengah langkah dan akhirnya mencapai alam raja saat ini.Burke menjadi semakin kuat, bahkan menjadi orang yang berkuasa di seluruh pasar gelap bawah tanah Avon. Namun, kebencian di hati Burke sama seperti bekas luka di perutnya yang tidak akan pe
"Ah!""Tolong!"...Surya buru-buru menyimpan pecahan kaldron sembilan naga di tangannya dan bergegas keluar untuk melihatnya. Di koridor, Surya melihat Puvent yang berlumuran darah, merangkak di lantai dengan penuh semangat dan tampak sangat ketakutan.Pada saat kritis, Surya tiba-tiba berbalik dan mengulurkan lengan kirinya untuk melawan. "Srak!" sebuah pedang hitam mengenai lengan kiri Surya, lalu seorang pria berjas hitam dan topi hitam muncul di depan Surya."Kamu?"Sekilas Surya mengenali pria ini. Pria ini muncul di pintu masuk Tambang Perunggu Hurrion bersama Burke saat sore hari. Tidak ada keraguan bahwa dia adalah anak buah Burke. Tampaknya, seperti yang diharapkan Surya, Burke berasal dari Avon dan dia juga memiliki kebencian dan penghinaan terhadap orang-orang Negara Aerovia dalam darahnya.Kali ini, Surya yang berasal dari Negara Aerovia yang datang ke sini, lulus ujian dan mendapatkan level kedua. Surya bahkan berhasil mengeluarkan 98 kg bijih perunggu dari Tambang Hurrio
Seorang kultivator dengan kekuatan di tingkat Alam Raja, betapa menakutkannya itu?Saat Puvent masih merasa terkejut, Surya sudah berjalan perlahan ke arahnya. Surya membungkuk untuk memeriksa Puvent yang terbaring di tanah, lalu bertanya, "Bagaimana keadaanmu? Apa kamu masih bisa bertahan? Tunggu sebentar, aku akan membawamu ke rumah sakit sekarang juga.""Nggak!"Surya baru saja hendak bangkit ketika Puvent memegang tangannya sambil berkata, "Sekarang aku nggak bisa pergi ke rumah sakit. Kalau aku pergi ke rumah sakit, Burke pasti akan mengetahuinya. Saat itu, dia pasti akan mengirim pembunuh lainnya lagi. Kalau itu sampai terjadi, aku mungkin nggak akan bisa selamat malam ini.""Tolong, jangan bawa aku ke rumah sakit."Puvent menatap Surya dengan tatapan penuh permohonan. Surya berhenti sejenak, lalu berkata setelah beberapa saat, "Baiklah, kita nggak akan pergi ke rumah sakit. Tapi kamu terluka parah, apakah kamu punya cara yang lebih baik sekarang?""Ada."Puvent menghela napas le
Puvent meraih tangan Dokter Aileen, lalu memberinya sebuah kartu ATM."Nggak mau."Dokter Aileen berkata dengan mata memerah, "Kalau aku mengambil milikmu, orang lain akan mengira aku hanya memikirkan uangmu. Sebenarnya, aku nggak peduli dengan semua ini.""Aku tahu. Tapi kamu memang sudah membantuku, jadi aku nggak bisa memperlakukanmu dengan buruk."Aileen melihat kartu ATM di tangannya, lalu berkata, "Baiklah, anggap saja kamu menitipkan ini sementara padaku. Kapan pun kamu ingin mengambilnya kembali, kamu bisa datang mencariku.""Ya.""Kalau begitu, aku pergi dulu.""Nggak mau mengobrol sebentar?"Puvent menarik tangan Dokter Aileen. Wajah Dokter Aileen tampak memerah. Dia menarik tangannya kembali sembari berujar, "Nggak. Lukamu sangat parah, sekarang kamu harus fokus pada pemulihanmu. Saat kamu sudah sembuh nanti, aku akan datang lagi.""Ya."Setelah Dokter Aileen pergi, Puvent menghela napas, lalu berkata, "Aku benar-benar nggak menyangka kalau aku, Puvent, yang sudah bertahun-t
Saat pintu mobil ditutup, seluruh ruang di dalam mobil seolah terpisah dengan ruang di luar. Karena kaca mobil kedap suara, meski di luar sangat bising, tidak ada suara yang terdengar di dalam mobil.Burke tampaknya tidak terburu-buru untuk melajukan mobil. Sebaliknya, dia mengambil sekaleng keripik kentang, memberikannya pada Surya sambil berkata, "Mau makan sedikit?"Surya juga tidak sungkan-sungkan. Dia mengambil keripik kentang itu, lalu mulai makan. Burke sendiri juga mengambil sekaleng keripik kentang lagi, membukanya, lalu mulai makan. Sambil makan keripik, Burke bertanya, "Apakah anak buahku, Brian, dibunuh olehmu?"Mendengar itu, Surya terdiam sejenak sebelum menjawab, "Apa kamu membicara tentang pria yang mengenakan jas hitam?""Benar, itu dia. Namanya Brian. Dia adalah jenderal pertamaku.""Apakah kamu yang membunuhnya?"Burke menoleh ke arah Surya, sementara Surya tetap memakan keripik kentangnya dengan tenang. Dia menjawab, "Ya, tapi mungkin dia nggak perlu mati kalau dia