Tiba-tiba, dia tersenyum sedih, membuka jendela dan melompat keluar.Istrinya baru saja memakai celana dalam pemberian orang lain pun keluar. Saat melihat pemandangan ini, dia berteriak ketakutan dan langsung pingsan.Lukman yang saat ini berada di vila marah begitu menerima pesan dari Zuki.Dengan begitu banyak orang, mereka bahkan tidak bisa mengalahkan si sampah, bahkan Dito pun ditahan, benar-benar tidak masuk akal.Lukman merokok dan berkata dengan kejam, "Sial, ternyata mereka sudah siap. Tapi ini Kabupaten Balka. Aku yang akan berkuasa."Setelah mengumpat, dia segera mengeluarkan pistol dari brankas, membawa beberapa pengawal dan bergegas menuju hotel dengan ganas.Sepanjang jalan, Lukman menelepon Rahman berkali-kali, ingin berbicara dengannya, tapi tidak ada jawaban.Lukman marah besar, pria ini entah sedang berada di mana. Cepat, angkat teleponnya.Itu bukan salahnya. Rahman yang tidak menjawab telepon. Jika nantinya butuh dia untuk mengurus sesuatu, jangan salahkan dia karen
Ekspresi Lukman tiba-tiba berubah dan diam-diam mengulurkan tangannya ke belakang.Jika seperti ini, segalanya dalam hari ini pasti tidak akan berjalan baik.Begitu melihat gerakan kecil dari Lukman, tatapan mata Surya langsung menjadi gelap.Pada saat ini, ponsel Lukman berdering, nada dering khusus memberi tahu dia bahwa itu telepon dari Rahman.Awalnya, saat ini tidak ada waktu untuk menjawab telepon, tapi dalam situasi ini, Rahman masih harus diberi tahu, sehingga dia dapat melakukan rencana balasan atau setidaknya bersiap.Dia perlahan menjawab telepon."Halo.""Lukman, celaka!"Suara panik istri Rahman terdengar di telepon.Lukman tiba-tiba terkejut. Mungkinkah ada masalah dengan Rahman?"Apa yang terjadi?" tanya Lukman dengan cepat.Istri Rahman menangis. "Rahman tiba-tiba bunuh diri dari gedung, aku bahkan tidak tahu apa yang terjadi. Kamu punya hubungan baik dengannya. Katakan padaku, apa terjadi sesuatu?"Lukman langsung bingung.Rahman bunuh diri. Setelah memikirkannya sejen
Myko tertegun sejenak. "Bersihkan tempatnya? Apa maksudmu?"Saat ini, Raka terbatuk dan berkata, "Ini kamar tamu kakak. Semua orang dilarang masuk. Kamu bawa Dito dan yang lainnya ke ruangan lain. Bilang saja Lukman melarikan diri dengan membawa senjata dan menolak penangkapan. Dia sedang diburu."Setelah mendengar ini, Myko mengangguk dengan cepat.Buat rencana agar Lukman melarikan diri lebih dulu. Untuk nantinya, dia tidak berhak membuat pengaturan apa pun yang dia inginkan.Jatuh dari tebing atau menghilang bukanlah keputusan mereka.Saat ini, agen khusus sudah bergegas ke lantai ini, anak buah Lukman segera jatuh ke tanah satu per satu, memegangi kepala dan bahkan tidak berani bergerak.Bercanda! Kejahatan mereka tidak akan menerima hukuman mati, mereka tidak akan cukup bodoh untuk mempertaruhkan nyawa mereka hanya demi orang seperti Lukman.Melihat tim layanan khusus sudah menangkapnya sepenuhnya, Myko memanggil atasannya untuk melaporkan situasinya dan memberikan perkenalan sing
Toko Lena merupakan toko kecil seperti di desa, tapi ada kebutuhan sehari-hari yang umum bagi masyarakat awam, antara lain uang kertas dan yang lainnya.Dia segera membuka pintu, mengambil dua botol anggur, setumpuk uang kertas, lilin dupa dan barang lainnya lalu memasukkannya ke dalam mobil.Surya tersenyum dan berkata, "Kamu istirahat dulu, Eki dan aku ada urusan. Besok kita akan mencarimu."Lena melirik Lukman yang tidak sadarkan diri dan mengangguk. Lena tahu dirinya tidak bisa ikut dalam acara selanjutnya.Surya dan Eki masuk ke dalam mobil, dengan arahan Eki, mereka menuju tujuan orang tuanya.Di pemakaman yang berada di kaki gunung, Surya dan Eki turun dari mobil dan mendatangi makam orang tua Eki.Surya membantu Eki menyalakan lilin dupa dan uang kertas lalu berlutut di depan kuburan bersamanya.Eki menangis sedih sambil membakar kertas itu, Surya diam-diam menyeret Lukman keluar dari mobil, melemparkannya ke depan kuburan lalu membuka sebotol anggur dan menuangkannya ke wajah
"Bukankah masih ada Lena?" Surya tersenyum dan berkata, "Keluarganya punya bisnis toko, jadi dia mitra yang cocok. Kamu atur tempat ini dan suruh Lena jadi manajernya. Di sisi lain, kamu bisa jadi kepala toko tanpa melakukan apa pun, bukankah itu lebih baik?"Begitu mendengar hal ini, Lena buru-buru melambaikan tangannya dan berkata, "Kak, aku nggak bisa. Aku hanya membantu di toko. Kalau buka supermarket sebesar itu, aku benar-benar nggak bisa mengurusnya. Nantinya kamu yang akan rugi besar."Surya memandang mereka berdua dan tersenyum. "Kenapa pesimis sekali? Aku sudah memastikan masalah ini.""Ah?" Keduanya tercengang.Saat ini, Surya sudah mengeluarkan ponselnya dan menelepon nomor di iklan itu."Halo.""Berapa harga tokomu?""Empat puluh miliar pas, nggak terima tawar menawar.""Ayo tanda tangan kontrak sekaligus ambil uangnya," kata Surya."Hah?" Orang itu bingung dan terdiam cukup lama. Dia tidak percaya tidak perlu tawar menawar untuk pembelian besar ini?Pada saat ini, Surya s
Setelah selesai makan, Surya berkata pada Eki dan Lena, "Semua urusan di sini sudah selesai, aku pergi dulu.""Kak, bisa tinggal di sini beberapa hari lagi?" Eki jelas merasa enggan dan Lena juga membujuk Surya untuk tinggal.Surya tersenyum dan berkata, "Aku ada banyak urusan di Kota Juwana. Kamu belum tahu, aku sedang buat perusahaan yang sangat besar."Begitu mendengar jawabannya, Eki dan Lena malu untuk membujuk Surya agar tetap tinggal.Lucas memandang dengan sangat iri, enak sekali kalau dirinya punya bos seperti itu.Setelah menjelaskan semuanya, Surya pergi dengan tenang dan kembali ke hotel. Dia tidak bisa mengendalikan bagaimana Eki dan Lena akan berkembang selanjutnya, tapi dia sudah mencoba yang terbaik untuk menciptakan peluang bagi mereka dan hanya itu yang bisa dia lakukan.Setelah duduk di hotel sebentar, dia siap untuk pergi Myko dan Raka seharusnya sibuk sekarang, jadi dia tidak akan mengganggu mereka.Tepat saat dia hendak pergi, Raka menelepon dan Surya segera menga
"Sial, ada hasil yang nggak terduga." Begitu melihat batu darah itu, Surya tersenyum begitu gembira.Batu darah ini mengandung fluktuasi energi spiritual yang hebat, itulah yang dia butuhkan, tentu saja dia merasa sangat bahagia.Surya mengulurkan tangannya dan semburan energi spiritual melonjak, membungkus batu darah itu. Saat Surya membuangnya, batu darah itu secara ajaib menghilang.Setelah itu, Surya melihat sekeliling ruang bawah tanah dan melihat tidak ada yang lain.Hanya saja Surya sedikit menyesal, entah bagaimana hal seperti itu bisa muncul di rumah Lukman. Sayangnya Lukman sudah mati, jika tidak, dia pasti bisa menanyakan hal ini.Namun, tidak masalah, benda semacam ini, apa pun asal usulnya dan jenis energi spiritual apa yang dikandungnya, pasti tetap ada gunanya.Surya meninggalkan ruang bawah tanah lalu memandangi dua orang yang sedikit gugup itu dan berkata, "Aku sudah mengumpulkan barang-barang di dalam, kalian cek saja sesuka hati.""Benda apa, Kak?" Raka tampak penasa
"Perusahaan kalian bergerak di bidang apa?" Nova jelas sangat ramah dan langsung serius mengobrol dengan Dimas.Dimas berkata dengan tenang, "Media mandiri, kalian juga tahu sekarang ini era media mandiri. Dengan penampilan kalian berdua, setelah kami kemas, pasti akan segera terkenal. Nantinya kalian bisa siaran langsung untuk jual barang, kalian juga akan menerima gaji serta komisi. Penghasilan miliaran pun bukan lagi sebuah mimpi.""Ah?"Keduanya jelas sangat terkejut, menghasilkan miliaran dalam setahun adalah godaan besar bagi siapa pun.Surya yang sudah memejamkan mata dan mengistirahatkan pikiran, merasa senang mendengarnya. Pelita sebenarnya terlibat juga dalam media mandiri. Namun, dia tidak pernah ikut campur dalam manajemen Pelita dan tidak berniat masuk ke dalamnya.Kedua gadis itu jelas tergerak, tapi Kezya jelas masih sedikit berhati-hati dan bertanya dengan suara rendah, "Tapi kami nggak punya bakat apa pun, mungkin nggak bisa kerja dalam bidang ini.""Nggak masalah." Di
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di