"Lilian-ku, kamu sudah pulang," kata wanita cantik itu sambil tersenyum.Lilian mengangguk sambil berkata, "Aku sudah pulang.""Bagaimana hari ini? Apa yang kamu dapatkan?" Wanita cantik itu mengelus bahu Lilian dengan penuh kasih sayang.Lilian duduk di meja makan, mengangkat bahunya sambil berkata, "Biasa saja. Aku hanya bertemu dengan seorang turis. Aku sudah berjanji padanya untuk menjadi pemandu wisatanya besok.""Benarkah?" Ekspresi wanita cantik itu tampak penuh kasih sayang.Lilian mengangguk, lalu berujar, "Aku pasti akan membuat dia bergabung dengan Organisasi Paloma.""Putriku memang yang terbaik. Aku yakin kamu bisa melakukannya," kata wanita cantik itu sambil tersenyum.Lilian berkata sambil menganggukkan kepalanya, "Ayo kita berdoa.""Ya."Wanita cantik itu mengangguk. Kemudian, keduanya mulai berpegangan tangan dan berdoa dengan kepala menunduk.Doa kedua orang itu benar-benar tidak dapat dipahami, seakan mereka tidak menggunakan bahasa manusia sama sekali, hanya asal me
Di sudut timur laut Kota Milia, terdapat sebuah markas organisasi.Markas organisasi ini merupakan sebuah bangunan gotik yang khas dengan beberapa menara runcing yang menjulang tinggi. Sebagian besar bangunan markas itu berwarna hitam, terlihat sangat suram.Pada saat ini, ada tujuh puluh atau delapan puluh orang yang terbaring di ruang bawah tanah markas organisasi. Mereka tampak menjerit kesakitan.Mereka mengenakan jubah Organisasi Dewa Naga Api. Ada pengikut biasa, pengikut yang setia, bahkan anggota Pasukan Penjaga.Tubuh semua orang itu dipenuhi dengan luka.Semua luka itu adalah luka tusukan. Luka mereka sangat mengerikan, bahkan darah masih mengalir tanpa henti.Pada saat ini, seseorang bertubuh bungkuk yang seluruh tubuhnya terbungkus dalam jubah hitam muncul di ruang bawah tanah.Dia melepas tudung di kepalanya, memperlihatkan wajah tua keriput yang tampak seperti kulit jeruk kering. Dia menatap orang-orang yang tergeletak di lantai dengan kilatan merah di matanya.Setelah me
Sani dan Lilian yang terkejut pun langsung menoleh untuk melihat ke belakang."Kamu?" Lilian bertanya dengan heran, "Kenapa kamu mendobrak pintu? Kamu sangat nggak menghormati Penguasa Alam Semesta."Sani menatap Lilian."Dia adalah turis itu," jelas Lilian.Sani hanya mengangguk sambil memeluk Lilian.Surya menyapukan tatapannya ke seluruh ruang doa. Kekuatan pikirannya menyelimuti seluruh markas organisasi ini.Namun, anehnya dia tidak bisa merasakan apa pun lagi."Pak, apa kamu mau berdoa?" tanya pria tua berjubah hitam itu sambil menatap Surya dengan tenang.Surya menatap pria tua itu. Wajah pria tua itu tampak seperti kulit jeruk yang sudah kering."Nggak juga, aku hanya nggak bisa tidur. Aku melihat lampu di sini masih menyala, jadi aku masuk untuk melihat karena penasaran," balas Surya perlahan.Pria tua itu tersenyum simpul sambil berkata, "Banyak pengikut yang sering datang ke sini untuk berdoa, jadi lampunya selalu menyala."Surya menyapukan kekuatan pikirannya ke tubuh pria
Surya memandang mereka berdua. Namun, kali ini Golia tersenyum sambil berkata, "Bapak ini juga bukan sengaja, jadi aku rasa itu nggak perlu."Surya tersenyum simpul. Meskipun Sani dan Lilian tampak enggan, mereka tidak berkata apa-apa lagi karena Golia sudah mengatakan ini.Surya mengangguk pada Golia, lalu berbalik untuk meninggalkan markas organisasi itu. Dia melangkah kembali ke hotel, tapi selalu memfokuskan kekuatan pikirannya pada markas organisasi tersebut.Surya duduk di dalam kamar sambil mengerutkan kening.Memang ada yang aneh dengan markas organisasi itu, tapi ini belum waktunya dia menggunakan kekerasan.Jika Surya menggunakan kekerasan tanpa adanya bukti, Organisasi Paloma akan menggunakan hal ini untuk memengaruhi opini publik, memberikan dampak negatif pada Organisasi Dewa Naga Api.Mari tunggu dan lihat saja. Begitu mereka melakukan sesuatu, kebusukan mereka pasti akan terungkap.Semua ini harus didukung dengan bukti yang kuat, sehingga Organisasi Paloma tidak bisa men
Mereka berbaring telentang dengan mata terbelalak, juga mulut yang terbuka hingga batas maksimal. Wajah mereka tampak sangat menakutkan.Setelah doa yang aneh dari ketiga orang itu, kabut abu-abu mulai mengalir keluar dari mulut pengikut Organisasi Dewa Naga Api.Kabut abu-abu itu mengalir ke bawah, perlahan-lahan menutupi seluruh ruang bawah tanah, lalu mulai menyebar ke luar.Waktu perlahan berlalu.Sani dan Lilian masih berdoa dengan khusyuk. Mereka sepertinya sama sekali tidak menyadari bahwa ada kabut abu-abu yang mengalir di bawah mereka.Kabut abu-abu itu segera menyebar ke seluruh kota.Secara bertahap, para penduduk kota mulai terbangun dari tidur mereka.Mereka semua bangun dengan kebingungan. Namun, setelah beberapa saat, mereka berjalan menuju markas Organisasi Paloma satu per satu.Beberapa dari mereka ada yang masih memakai piama, ada yang bertelanjang kaki, ada pula yang masih mabuk.Meski saat ini mereka semua terlihat bingung, mereka tetap berjalan menuju markas organi
Surya pun mengayunkan tangannya untuk menangkis mereka.Namun, pada saat berikutnya, mereka bergegas maju lagi seolah tidak memedulikan senjata di tangan Surya.Surya mengerutkan kening, menghalau mereka sekali lagi.Kedua wanita itu menunjukkan ekspresi kesakitan di wajah mereka. Jelas bahwa mereka telah terluka.Namun, mereka tetap tidak menyerah. Mereka bergegas maju untuk kembali menyerang.Surya tampak sangat marah, tapi dia tidak bisa membunuh dua orang wanita yang tidak berdaya.Lebih baik buat mereka pingsan saja.Ketika Surya hendak mengambil tindakan, ada banyak orang yang bergegas masuk dari luar.Mereka berduyun-duyun menyerang, mengeluarkan raungan, seolah-olah ingin mengoyak Surya hingga berkeping-kepingSurya hanya bisa mengaktifkan perisai untuk melindungi dirinya sendiri.Surya tahu bahwa orang-orang ini berada di bawah kendali pikiran, mereka tidak bersalah.Namun, orang-orang ini masih berusaha sekuat tenaga untuk mencabik-cabik Surya, terus mencakar perisai pelindun
Meski Lilian dan orang lainnya tersadar untuk sejenak ....Dalam pikiran mereka, Surya tetap saja adalah seorang yang sesat.Segera setelah itu, tatapan mereka kembali menjadi bingung lagi. Mereka mulai menyerang tembok energi spiritual dengan gila-gilaan, bahkan ada yang memukulkan kepala mereka sendiri dengan keras, hingga menyebabkan kepala mereka mengeluarkan darah. Namun, mereka tampak tidak peduli sama sekali.Surya mengerutkan kening. Kesadaran orang-orang ini sepertinya tidak sedang dikendalikan, tapi lebih seperti tercemari oleh suatu kekuatan.Surya tidak bisa mengendalikan begitu banyak orang dengan kekuatan pikirannya pada saat yang sama. Dia juga tidak percaya Golia dan yang lainnya bisa melakukan ini meski mereka menggunakan kekuatan dari sebuah ritual.Pada saat ini, Golia dan yang lainnya sudah mengelilingi Surya. Surya menarik napas dalam-dalam, lalu menghadapi Golia dan yang lainnya.Surya akan menangani ketiga orang ini dulu. Mungkin dengan begitu, masalah pencemaran
Golia bersama kedua tetua lainya masih tidak bisa mengalahkan Surya setelah bertarung dalam waktu yang lama. Mereka bahkan dibuat bingung oleh Surya. Ekspresi keterkejutan dan ketidaksabaran perlahan muncul di wajah mereka.Golia meraung, tiba-tiba mundur sejauh sepuluh meter dari lingkaran pertempuran. Pedang energi spiritual di tangannya menghilang. Dia mulai membuat segel mantra dan menggumam aneh.Kedua tetua lainnya masih berjuang untuk melawan Surya.Sambil berurusan dengan mereka berdua, Surya menatap Golia dengan dingin.Beberapa saat kemudian, Golia mengeluarkan raungan marah, lalu energi spiritual di sekelilingnya melonjak.Di samping Golia, sebuah portal dimensi setinggi beberapa meter muncul.Begitu portal dimensi terbuka, sejumlah besar serangga mengerikan muncul dari dalamnya sambil mengeluarkan raungan aneh, lalu berlomba-lomba untuk menyerang Surya.Wajah Surya berubah serius.Serangga-serangga itu mirip dengan belalang sembah, tapi tinggi mereka sama dengan manusia. Me
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di