Share

44. Petaka Outbound 2

Aku dan Amira berlari tergesa setelah kami selesai melaksanakan salat magrib. Dini mengabarkan jika Alin dan Mesya telah diketemukan dalam kondisi kurang baik.

Kami pun segera menuju kamar mereka. Di sana juga sudah ada beberapa Mahasiswa senior yang tengah menemani mereka. Kedua temanku ditemukan dalam keadaan tak sadarkan diri. Segera kudekati mereka yang berbaring bersebelahan.

Wajah keduanya pucat, seperti tak ada aliran darah yang mengaliri wajah mereka. Tak hanya sampai situ, tangan mereka pun terasa seperti daging yang baru keluar dari dalam freezer. Begitu dingin.

“Jangan dekat-dekat, Sri. Nanti kamu bisa terkena flu,” kata Rama memperingati.

Aku tidak menggubris ucapannya dan malah semakin menggenggam kuat tangan Mesya. “Tolong matikan AC dan bawa lebih banyak selimut, mereka kedinginan,” lirihku seraya membenahi letak selimut mereka agar menutupi sampai batas leher.

“Sri,” panggil Rama.

Aku menggeleng kuat dengan bulir bening yang meluncur deras. “Ambilkan balsam atau apapun
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status