Share

PART 22

Author: Amma Red
last update Last Updated: 2022-03-25 14:20:50

Bagaimana dengan senjata yang kami minta?” tanya Alden.

“Kalian jadi seperti perampok sekarang!” Kingsleigh tertawa.

“Kami akan jadi apapun demi bertahan hidup. Kau tak tahu, kehidupan di luar tembok kita begitu berbahaya.” Alden merebahkan diri di sebelahku.

“Tenang saja Tuan, aku sudah menyiapkan semuanya. Semua senjata yang kalian minta, aku menyiapkan yang terbaik.” Kingsleigh membuka pintu kecil di belakang tumpukan kotak-kotak kayu yang sudah lapuk. 

Ternyata dia telah menaruh puluhan senjata di ruangan ini yang semuanya masih baru dan belumpernah digunakan. Aku penasaran bagaimana Kingsleigh bisa mendapatkan semua senjata ini tanpa ketahuan.

“Ini rahasia, hanya ayahmu dan aku yang tahu. Glaze sedang tidak stabil, para penyihir terus melakukan teror. Setelah kau ditangkap, para Hunters seolah saling tidak mempercayai satu sama lain. Kami tidak lagi kompak. Jika hal ini dibiarkan terus, Glaze bisa han
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Tiga Cawan Sakti   PART 23

    Aku hampir tak percaya dengan apa yang kulihat. Francis Blake tengah berbaring dengan tangan dan kaki terikat serta mulut tersubal tali di dalam sebuah kurungan besi. Secara reflek aku mendekatinya, namun Alden mencegahku.“Tunggu! Bagaimana kau bisa ada disini?” Alden terlihat tak percaya.Blake berusaha keras untuk menjawab. Namun karena mulutnya tersubal tali, Ia hanya mengeluarkan erangan tidak jelas sambil meronta ronta. Kingsleigh berlutut di depan kurungan untuk memastikan bahwa lelaki itu benar-benar Blake.“Ini aneh, bagaimana bisa ada dua Francis Blake di saat yang sama?””“Apa kau melihat dia sebelumnya?” tanyaku.“Francis Blake tak sekalipun menjauh dari sisi Chaz dan kawan-kawannya. Aku juga menyaksikan semua yang dia lakukan padamu di ruang inteeogasi. Tapi aku tak tahu apa tujuan dari lelaki satu ini.”“Jika dia benar-benar Blake, lalu siapa yang bersama Chaz sekarang?” aku benar-benar tidak mengerti.“Sepertinya dia bisa menjawabnya.” Kingsleigh

    Last Updated : 2022-03-25
  • Tiga Cawan Sakti   PART 24

    Suasana mulai agak membaik saat ayahku berlari di antara kerumunan. Beberapa orang menghindar untuk memberinya jalan.“Ayah!” Aku menghampirinya dan memeluknya. Setelah sekian lama tak bertemu, aku benar-benar merindukannya.“Akhirnya kau kembali Jenna! Ayah sangat merindukanmu, dan ayah selalu berharap kau baik-baik saja.”“Aku juga merindukan Ayah.” Jawabku sambil menyeka air mata agar aku tak terlihat lemah.“Ayah! aku tak pernah menghianati Glaze sekalipun. Semua yang telah kulakukan adalah demi kalian, tetapi kalian salah paham dengan cawan perak itu.” ujarku dengan suara lantang agar semua orang bisa mendengarku.“Lalu bagaimana kau bisa menyimpan cawan perak milik para penyihir itu di kamar tidurmu?” tanya salah seorang pemburu.Aku terdiam sejenak dan berusaha memikirkan jawaban yang paling tepat. Jika aku tak hati-hati, justru ucapanku bisa menyerangku sendiri.“Aku ta

    Last Updated : 2022-03-25
  • Tiga Cawan Sakti   PART 25

    Orang-orang masih sibuk melawan penyihir-penyihir itu, sementara kami bertiga menjauhi lapangan untuk mencari Millorick. Seperti dugaanku, rumah besar dibiarkan kosong tapa penjagaan. Semua orang sibuk melawan anak buah Millorick termasuk Chaz Egerton dan Ayahku. Kami masuk ke rumah besar dan berpencar.Aku bergegas naik ke lantai dua menuju ruang kerja ayahku. Lantai dua rumah besar begitu sepi dan sepertinya hanya ada aku disini. Ku kunci pintu ruang ayahku dan memeriksa kondisi sekitar. Rasanya tidak mungkin jika aku mengambil cawan itu dan memindahkannya ke tempat lain. Cawan itu lebih baik disana dan yang perlu kulakukan hanyalah menjaga pintu itu.Setelah mengunci pintu, aku memeriksa ruangan-ruangan kecil bersekat di sekitarnya, hanya ada satu ruang paling besar di lantai dua sebagai ruang utama. Kemudian terdengar suara-suara kecil di balik tembok yang menarik perhatianku.Seorang anak perempuan berusia sekitar tujuh tahun berdiri disana send

    Last Updated : 2022-03-25
  • Tiga Cawan Sakti   PART 26

    Aku terbangun di atas lantai kayu yang penuh debu dengan kepala yang masih terasa pening setelah berputar-putar di lubang cacing. Debu dan tumpukan dedaunan kering hampir memenuhi seluruh permukaan lantai. Pemandangan di sekitarku tampak gelap.Seberkas cahaya yang masuk melalui ventilasi masih cukup untuk memberitahu tempat apa ini. Kurasa aku berada di sebuah rumah atau lebih tepatnya gudang yang telah lama kosong.Tempat ini hanya terdiri dari satu ruangan yang aku pijak sekarang dengan sebuah pintu kayu yang diikat dengan rantai. Tak ada lubang apapun baik di pintu maupun dinding untuk mengintip keluar. Aku tidak tahu dimana aku berada sekarang, tetapi dari luar terdengar desiran angin yang cukup keras. Mungkin saja bangunan ini berada di tengah hutan.Aku berusaha mendobrak pintu kayu itu lalu mencoba memutus rantainya dengan belatiku tetapi hasilnya nihil. Dengan sekuat tenaga aku berteriak meminta bantuan seraya menggebrak pintu dari dalam.Setelah ber

    Last Updated : 2022-03-25
  • Tiga Cawan Sakti   PART 27

    Aku dan Alden kembali ke Glaze. Sementara Elgar dan Kathleen memutuskan untuk kembali ke Cornwall, atau setidaknya menginap di rumah kenalan mereka di Carvage. Kejadian masa lalu membuat mereka trauma.Walaupun Chaz Egerton tak mengenali Madison bersaudara saat kami menyusup untuk mengambil senjata, Ia sudah pernah melihat mereka saat itu, membawa cawan perak dan menuduh mereka berdua sebagai penyihir.Setelah kekacauan dua hari lalu kurasa para Hunters tidak akan lagi menganggapku sebagai penghianat. Semuanya telah jelas bahwa Glaze telah disusupi oleh si ratu penyihir dan para pengikutnya.Dua orang Hunters berjaga di pintu masuk. Melihat kemunculanku, mereka lantas membuka gerbang. Raut wajah mereka nampak ramah, seolah menyambut kami berdua."Kami senang kau kembali Miss Jennifer. Maafkan kami semua karena telah memfitnahmu sebagai penghianat." ucap salah seorang Hunters."Lupakan saja. Kita hanya diadu domba oleh penyihir itu." Aku melewatin

    Last Updated : 2022-03-25
  • Tiga Cawan Sakti   PART 28

    Satu minggu berlalu semenjak aku kembali ke Glaze sebagai Hunters. Tidak ada lagi kesalahpahaman. Beberapa bangunan yang rusak telah diperbaiki. Para pandai besi menempa ulang senjata-senjata yang bengkok maupun patah. Pasokan senapan baru telah ditambahkan.Para Hunters sibuk berlatih setiap hari untuk menghadapi ritual gerhana bulan darah. Desa-desa sekitar seperti York dan Carvage dijaga dengan ketat. Para penyihir itu pasti akan kembali lagi untuk mencari korban-korban selanjutnya.Setelah Kingsleigh, ayahku mengijinkanku menunjukkan cawan keabadian itu pada Emma dan Marlon. Mereka cukup tercengang melihat cawan paling sakti itu berada di Glaze selama hampir empat tahun. Sampai saat ini Chaz dan ayahku masih membiarkan cawan itu berada di tempat penyimpanannya.Ayah dan Chaz duduk di perpustakaan kecil dalam ruang kerja ayah. Aku teringat dengan ucapan Chaz ketika akan dijatuhi hukuman mati. Dia pernah mengatakan tentang kejadian di masa lalu yang tak

    Last Updated : 2022-03-25
  • Tiga Cawan Sakti   PART 29

    Hari telah gelap saat aku menginjakkan kaki di Cornwall. Pemandangan rumah-rumah kecil yang saling berjauhan dengan lampu remang-remang memunculkan kesan sunyi namun hangat. Kuketuk pintu rumah Madison bersaudara. Tak perlu menunggu lama karena Kathleen segera membuka pintu untukku."Jenna!" Matanya berbinar setelah melihatku lantas menarikku masuk dan menutup pintu. Ini pertama kalinya aku mengunjungi Cornwall di malam hari.Elgar menuruni tangga, melempar senyum saat pandangan kami bertemu. Aku memeluk mereka berdua. Setelah kekacauan di Glaze mereka seolah menghilang begitu saja dan tak pernah terdengar lagi kabarnya.Kathleen menyajikan teh rasa mint seperti saat pertama kali aku datang ke tempat ini. Tak ada kecurigaan, tak ada kompulsi, apalagi pertikaian. Kami memakan kue buatan Kathleen, tertawa bersama, dan saling menceritakan kehidupan masing-masing.Tentang Meredith Gingham itu, aku menceritakannya pada mereka. Tetapi mereka belum pernah mendenga

    Last Updated : 2022-03-25
  • Tiga Cawan Sakti   PART 30

    Elgar, lelaki muda itu cukup sulit dimengerti. Awalnya dia mengakui bahwa kemampuannya sebagai penyihir putih tidaklah seberapa. Tetapi melihatnya membuat mantra pelindung, menurunkan hujan, bahkan membekukan danau, kurasa.. dia hanya berusaha merendah. Lalu menciumku tiba-tiba. Ah, membuatku merasa canggung saja.Jujur saja aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika dia menciumku. Jantungku berdebar saat dia melakukannya. Rasa itu selalu muncul saat aku menatap wajahnya. Mata birunya yang dalam, wajahnya yang putih, dan rambut gelapnya, Elgar seperti mengeluarkan cahaya dari tubuhnya. Entah karena pantulan cahaya ataupun memang sengaja melakukannya.Tak ada cukup waktu bagiku untuk berlama-lama di Cornwall. Aku harus tiba di Glaze secepat mungkin sebelum siang. Karena kondisi danau sudah kembali seperti semula, aku harus menyeberanginya dengan perahu kecil yang disediakan penduduk Cornwall.Hutan Greenleaves selalu sunyi dan sepi seperti biasa. Setelah berkali-k

    Last Updated : 2022-03-27

Latest chapter

  • Tiga Cawan Sakti   PART 42

    15 tahun kemudian Menjelang gerhana bulan beberapa hari lagi, Glaze mengirim para Hunters untuk memperketat penjagaan di York dan Carvage. Tetapi setiap misi tak terasa seperti dulu. Aku tak lagi satu tim dengan Alden setelah kami menjadi kapten di tim masing-masing. Emma telah berhenti karena cidera yang didapatkannya dua tahun lalu dan sekarang beralih menjadi pelatih. Marlon telah pindah ke kota lain dan berhenti dari pekerjaannya, mencari kehidupan yang lebih tenang. Kingsleigh begitu sibuk dengan urusannya setelah menggantikan Komandan Egerton. Meskipun Millorick dan kaumnya telah hancur lima belas tahun lalu, bukan berarti para penyihir itu lenyap untuk selamanya. Mereka masih terus muncul dan berbuat keonaran walau tak sebrutal dulu dan tanpa ketiga cawan sakti mereka. Aku masih menjalankan tugas bersama keempat anggota tim ku. Menyusuri hutan Greenleaves yang sunyi dan bersalju. Suara-suara mencurigakan menggema di antara pepohonan, membuatku tertarik untuk menemukan sumbe

  • Tiga Cawan Sakti   PART 41

    Hari sudah mulai terang dan sesuai kesepakatan aku akan keluar lebih dulu. Elgar menawarkan dirinya untuk mengambil alih cawan keabadian. "Sebaiknya aku saja yang membawa cawan itu. Jika Millorick menemukanmu, dia pasti tidak akan ragu membunuhmu demi benda terkutuk itu." ujarnya. "Kau yakin? Dulu kau menyerahkannya padaku, apa kau benar-benar ingin mengambilnya lagi?" aku merasa tak yakin. "Ini demi keselamatanmu Jenna. Saat itu aku memberikannya padamu agar benda itu tersimpan dengan aman di Glaze. Tetapi keadaan sudah berubah. Lagipuls aku punya kemampuan melindungi diri." "Baiklah." Aku memberikan cawan itu padanya. "Jaga dirimu!" Aku bergegas meninggalkan belukar tempat kami bersembunyi lalu berjalan ke arah sungai tempat kami terjatuh. Tak ada siapapun di tempat ini. Tebing di seberang juga tampak sepi. Entah kemana perginya para penyihir dan Hunters yang lain. Seharusnya ritual gerhana bulan darah sudah pasti gagal mengingat Millorick belum berhasil mendapatkan cawan ke

  • Tiga Cawan Sakti   PART 40

    Elgar mengayunkan tangan kanannya. Telapak tangannya memancarkan cahaya kekuningan yang membuat penyihir itu terjerembab. Tak cukup dengan satu penyihir, tiga orang lainnya meluncur ke arah kami. Aku dan Elgar meninggalkan benteng dan berlari sejauh mungkin. Salah satu dari mereka mencoba menerkamku. Dengan refleks yang cepat, aku menembakkan pistol padanya dan sebuah peluru menembus dadanya. Sementara dua penyihir lainnya masih terus mengejar. Kami sampai di tepi tebing dengan sungai besar di bawah sana. Aku dan Elgar terpojok, sedangkan kedua penyihir itu terus mendekati kami. "Jika kau berikan cawan-cawan kami, aku akan memberi kesempatan kalian untuk hidup." ujar salah satu penyihir. "Aku lebih baik mati daripada memberikan cawan-cawan itu pada kalian!" Elgar terdengar ketus. "Kepercayaan dirimu sangat bagus penyihir putih. Apalagi sihirmu yang lucu itu." penyihir itu meremehkan kekuatan Elgar. "Berikan cawannya sekarang!" dia mulai marah. Elgar menggenggam tanganku. "Tidak

  • Tiga Cawan Sakti   PART 39

    Matahari mulai menghilang di balik perbukitan, meninggalkan seberkas sinar oranye kekuningan yang semakin menipis. Belum sepenuhnya tenggelam, dan langit belum sepenuhnya gelap. Kami mulai bersiap meninggalkan benteng dengan persenjataan lengkap. Senapan beserta belati di sepatu seperti biasa. Elgar dan Kathleen memegang panah masing-masing dan beberapa anak panah yang dilumuri racun."Kita keluar sekarang!" Kingsleigh memberi aba-aba dan memimpin kami keluar benteng. Berjalan mengendap endap seraya mengawasi sekitar. Penyihir-penyihir disana pasti mulai mengawasi kami setelah hari gelap. Aku yakin mereka tahu bahwa para Hunters akan berusaha menggagalkan ritual sakral mereka.Rute ke arah perbukitan tidaklah terlalu sulit. Tanah disini relatif landai dengan sedikit bebatuan. Tak butuh waktu lama untuk mencapai kaki bukit di ujung utara, sementara lokasi bukit Kanchea masih berjarak sekitar 2 bukit lagi dari tempat kami sekarang. Sepi, tak ada tanda-tanda pergerakan apapun. Aku kha

  • Tiga Cawan Sakti   PART 38

    Aku masih terduduk di tanah saat Elgar menghampiriku. Ia mengulurkan tangannya seperti yang pernah dilakukannya padaku, pertama kali saat kami bertemu. Tatapan matanya masih sama. Dalam dan sejuk. Aku menerima ulurannya dan berdiri. "Kau baik-baik saja kan?" tanyanya khawatir. "Tidak jika kalian tidak datang tepat waktu." ucapku dengan senyum lebar. Alden dan yang lain lantas menuju ke arah kami diikuti Kathleen. "Kau tidak terluka kan? Penyihir itu melemparmu dua kali." kali ini Alden yang menghawatirkanku sambil menggenggam tangan kananku. "Yah...kurasa tulangku sedikit remuk." aku memasang muka masam. Mereka justru tertawa mendengarku. Tentu saja aku hanya bercanda. Meskipun seluruh tubuhku benar-benar terasa sakit sekarang. "Ayo kita ke tempat yang lebih aman. Aku akan mengobati lukamu." ajak Kathleen. "Emm....sepertinya aku juga butuh pengobatan." ujar Marlon seraya mengangkat lengannya yang sedikit terbakar. "Baiklah. Serahkan semuanya padaku." Kathleen tampak hangat dan

  • Tiga Cawan Sakti   PART 37

    Kami menyalakan api untuk menghangatkan diri. Udara di tempat terbuka seperti ini luar biasa dingin. Lokasi kami yang berada di balik bebatuan besar dan dinaungi pohon lebat memang cukup menguntungkan. Setelah menyantap makan malam, Emma mulai membicarakan kejadian penting yang nyaris kulupakan."Aku tak percaya kita mampu mencapai detik ini. Membayangkan kau hampir saja mati karena keputusan ceroboh Chaz Egerton!" Emma memandangku dengan mata bekaca-kaca."Dia termakan hasutan ratu penyihir yang menyamar sebagai Francis Blake." ujarku kesal."Aku heran bagaimana dia bisa punya ide untuk menghancurkan kita dari dalam?" Kingsleigh menimpali."Malam itu aku pernah membahasnya dengan Chaz Egerton dan dia juga memikirkan hal yang sama. Dia mungkin tahu kita menyembunyikan cawan-cawan mereka di Glaze, tetapi dia bisa menyerang secara brutal saja dengan kekuatannya!" "Kalau begitu, mungkin dia yang menemukan cawan itu di rumahmu. Menyamar sebagai Francis Blake dan menghasut orang-orang." t

  • Tiga Cawan Sakti   PART 36

    Beberapa buah perahu kecil ditambatkan di tepi danau semenjak perairan itu mencair kembali di musim semi. Setiap perahu hanya muat untuk dua orang. Kingsleigh lantas menaiki satu perahu untuk dirinya sendiri. Ia memimpin rombongan menyeberang. Alden mendayung di belakang, sementara aku duduk di depan seraya mencelupkan telapak tangan ke air.Meski telah mencapai pertengahan musim semi, airnya masih begitu dingin dan menusuk kulit. Saat Elgar melempar belatiku ke dalamnya, aku lantas melompat ke air tanpa berpikir panjang. Padahal aku merasa takut berjalan di permukaannya saat masih membeku.Mendung-mendung tipis tampak menggantung di langit, namun sinar matahari masih bisa menemukan celahnya untuk sampai ke bumi. Udara semakin menghangat saat perahu-perahu kami hampir mencapai daratan. Kami mengambil rute lain ke arah barat, rute yang hampir sama saat penyerbuan ke Bukit Kanchea.Setelah menyeberangi danau, kami terus berjalan menembus belantara melalui jalan barat yang landai. Tetapi

  • Tiga Cawan Sakti   PART 35

    Ritual gerhana bulan darah tinggal menghitung hari. Meskipun kaum penyihir hanya memiliki cawan api dan kemudaan, sama sekali tidak menghalangi mereka untuk mencari orang-orang yang akan dikorbankan demi ritual gelap mereka. Terutama anak-anak dan remaja. Aku baru saja kembali dari rumah Everscott bersaudara setelah mengubur cawan saat Merliah Stood melapor pada Chaz Egerton. Ia terengah-engah dan menemui Chaz yang baru saja hendak memasuki rumah besar. Melihatnya, aku lantas mendekat. Dua orang remaja, laki-laki dan perempuan berusia enam belas dan tujuh belas tahun diculik oleh seorang penyihir bertanduk dalam perjalanan pulang mereka ke York. Merliah benar. Penyihir dengan wajahnya mengerikan itu, aku pertama kali melihatnya di bukit Kanchea saat misi penyelamatan. Meskipun diantar dengan kereta, penyihir itu mampu membawa dua orang sekaligus. Pengawal mereka pun tak berdaya setelah dilemparkan ke tumpukan kayu oleh si penyihir. Merliah bergegas ke tempatnya berjaga setelah meny

  • Tiga Cawan Sakti   PART 34

    Tim pembawa cawan akan pergi di pagi hari secara sembunyi-sembunyi. Kami tak boleh menarik perhatian siapapun terutama penyihir hitam sebelum seluruh Hunters bersiap. Malam sebelum keberangkatan, reguku mengadakan rapat kecil dengan Ayah dan Chaz Egerton.Kami mengitari papan strategi dan membahas apa saja yang harus dilakukan reguku. Ayah dan Chaz sudah menentukan reruntuhan Benteng Greystone sebagai tempat tujuan. Benteng peninggalan kerajaan di masa lalu yang sudah rusak dan lama tak digunakan.Tetapi strukturnya masih kuat dan terdapat beberapa bagian yang masih utuh untuk dijadikan tempat persembunyian bahkan menjadi tempat bertempur. Marlon sempat tidak setuju karena kami seolah mengumpankan diri ke kumpulan penyihir hitam."Jenderal, sepertinya ini hanya akan membahayakan nyawa kita sendiri. Benteng itu cukup dekat dengan Bukit Kanchea. Jika kita membawa cawan itu kesana, justru penyihir hitam akan merebutnya dengan mudah!""Tak ada pilihan l

DMCA.com Protection Status