Kahfi mendekati benda yang ditunjuk oleh Kiano dia penasaran benda apa itu. Begitu juga dengan Kiano, mereka melupakan Luna yang ada di belakang tepatnya di dalam truk menunggu barang yang akan mereka naikkan ke dalam truk. "Kakak, apa ini? Apa kakak tahu ini benda apa?" tanya Kahfi kepada Kiano. "Aku tidak tahu benda apa itu, kamu masa tidak tahu bukannya kamu sudah jadi mafia dari remaja?" tanya Kiano kepada Kahfi. "Kakak, bukan masalah lama atau tidaknya, Kak, tapi ini berbeda lihat ada cairan biru di dalamnya. Apakah ini bahan ledakan?" tanya Kahfi dan Kiano yang mulai serius melihat benda yang dia lihat saat hendak memegangnya, tiba-tiba tangan Kiani ditahan oleh seseorang.Kiano terkejut melihat beberapa orang memandang ke arahnya dan saat dia berbalik Luna sudah babak belur. Baik Kahfi dan juga Kiano keduanya terdiam, ternyata mereka ketahuan. "Siapa kalian dan kenapa kalian mengambil barang-barang ini, cepat katakan! Siapa kalian bertiga!" teriak pria tersebut dengan cuk
Kenzi cukup puas melihat mereka takut melihat dia. Ya, siapa yang nggak kenal dengan dirinya dan adik-adiknya yang masuk klan King Dragon. Mereka semua terkenal tidak punya hati dan sudah dipastikan musuhnya akan hancur jika mereka sudah melawan. "Lepaskan dia, mau mati dengan cara kasar atau lembut? Atau mau pergi dari hadapanku?" tanya Hans yang sudah geram karena melihat adiknya dipukulin habis-habisan. Hans kasihan melihat Kahfi, kakaknya Kiano dan pamannya Luna yang sudah tidak lagi seperti biasanya. Wajahnya lembab dan sudah dapat dia pastikan kalau mereka dihajar oleh mereka semuanya. "Jangan mengancam kami. Kami hanya melakukan apa yang semestinya dan kami hanya ingin mereka mendapatkan balasannya karena mencuri. Jadi, kalau ada yang mencuri kami akan habisi kalau perlu nyawa taruhannya. Bukankah di klan manapun itu terjadi?" tanya pria yang saat ini menantang Kenzi, Dio, Hans dan Mike. "Apa yang dicuri oleh mereka? Apakah ada yang hilang?" tanya Kenzi dengan suara datar.
Mark sudah kehilangan ratusan dolar karena barang-barang miliknya raib begitu saja. Dia segera memerintahkan anak buahnya dan tanpa menunggu lama, dia melakukan tugasnya untuk menghancurkan klan mafia yang menjadi musuhnya dan melakukan tugasnya yang masih dia tunda. Tugas itu adalah tugas seperti yang diminta oleh Maria yaitu menghabisi Alex dan klain King Dragon karena saat ini, sebuah tanda dia dapatkan yaitu sapu tangan bergambarkan Dragon, ada di atas barang-barang miliknya walaupun tidak semua yang hilang tapi dia sangat menyayangkan emas dan berliannya yang hilang karena jumlahnya tidak bisa dihitung, cukup besar dan itu membuat dia rugi.Anak buah dari Mark yang diperintahkan untuk mencari siapa yang sudah membuat markasnya dicuri mendapatkan sapu tangan tersebut dan diberikan kepada Mark dari situlah dia mengetahui kalau King Dragon yang sudah melakukannya padahal pelaku sebenarnya adalah Maria. Dialah yang sudah membuat rencana tersebut. Sedangkan, Kenzi menolong adiknya.
Kenzi akhirnya sampai di rumah sakit bersama dengan Aluna. Kenzi tidak sabar untuk bertemu dengan mommynya yang sangat dia rindukan. Hanya berkomunikasi dengaan video call saja sudah membuat dia sedih. "Aku harap Mommy baik saja," ujar Kenzi kepada Aluna. "Iya, kita doakan saja. Aku yakin, Mommy akan baik dan Mommy juga kuat," jawab Aluna yang mengusap lengan istrinya. Kenzi menganggukkan kepala dan dirinya terdiam sambil melangkahkan kaki menuju ke ruangan dimana Alena di rawat. Saat keduanya sampai depan lift, Kenzi menekan tombol di dinding lift dan lift terbuka. Keduanya masuk dan kembali menekan tombol lift. Kenzi sekali-kali tersenyum ke arah istrinya. Aluna ikut tersenyum. Saat pintu lift terbuka, terlihat suasana di lantai tersebut ramai, anak buah Cakra dan para sahabat Cakra juga yang lainnya ada di sana. Kiano yang melihat Kenzi datang langsung menghampiri kakaknya. "Kakak, Mommy. Mommy, kakak. Mommy drop lagi, aku takut kakak," ucap Kiano memeluk Kenzi. Mendengar ha
"Dia ada di Selatan tepat di tengah-tengah hutan dan ada danaunya, dia mendirikan markas utama. Pergilah kalian ke sana nanti aku berikan alamat yang jelas dan satu lagi apa kalian yang menyerang markasnya saat itu?" tanya Beno kepada Kenzi dan yang lainnya. "Iya benar, waktu itu saat kami sedang makan seblak dan kami lihat siluman ular itu dengan seorang pria dan kami segera melakukan investigasi dan mengirim foto, paman Luna yang mengirimkannya setelah itu kami kembali lagi ke warung seblak dan ada dua orang remaja yang mengatakan kalau ada peperangan dan dia memberitahukan tempatnya, Paman yang membayar uang seblaknya sebagai pertukaran informasi kami ke sana dan mobilku rusak, mobil kesayanganku tepatnya mereka membakarnya. Jadi, ya sudah, aku habisi sekalian dan kami juga mengambil beberapa barang, aku dan Paman serta Kakak Kiano mengambil emas dan berlian tapi aku membagikannya kepada semua anak buah yang ikut terlibat dalam pertempuran waktu itu, kami tidak tahu itu punya sia
Alex terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Luna, dia memang tidak mendengar dan mengetahui yang sebenarnya karena ibunya mengatakan kalau nuklir itu Ayahnya yang buat tapi saat ini dia mendengar bykan ayahnya tapi orang lain."Sekarang, you sudah tau bukan, apa yang sebenarnya terjadi. Kenzi dan you, harus menyudahi semuanya dan you, you semua harus cari orang yang sudah mengadu domba you dan you dan ingat satu hal lagi, pemilihan mafia sudah semakin dekat, you semua jangan mau diadu domba dan apa you semua tahu banyak yang sudah jadi korbannya, jadi jika ingin menjadi ketua mafia you semua harus berpikiran positif dan jangan sekali-kali you dan you saling adu kekuatan, nanti saja, selesai pemilihan, you semua adu kekuatan," ucap Luna."Aku tidak akan naik menjadi ketua mafia," jawab Kenzi yang membuat mereka semua memandang ke arah Kenzi. "Kak, kenapa, Kak? Bukankah itu keinginan Kakak dari dulu, Kakak tidak salah minum obat 'kan?" tanya Kiano kepada kakaknya. Kenzi menggeleng
Rian ikut bersama dengan Dokter dan Suster, namun dia tidak diizinkan masuk ke dalam ruang IGD, Kenzi dan yang lainnya sibuk menghubungi anak buah mereka yang ada di tempat mereka melakukan pertemuan karena saat ini mereka ingin tahu siapa yang sudah melakukan penyerangan tersebut. Sudah dipastikan kalau mereka akan mendapatkan balasan yang setimpal dengan apa yang mereka perbuat! Kenzi tidak akan membiarkan penyerang tersebut lepas dari tangannya."Sudah tahu siapa yang melakukannya?" tanya Beno yang tiba-tiba muncul karena saat ini Beno mendapatkan kabar dari anak buahnya kalau mereka diserang. Begitu juga dengan Malik dan Pasha, tidak ketinggalan Arvin dan Tuan Rosario mereka semua turun untuk menemui anak-anak mereka dan cucunya yang diserang. Kebetulan sekali,Alex di bawah ke rumah sakit di mana Alena dan Kenzo dirawat."Loh, Daddy, dari mana? Kok tahu kalau kami diserang?" tanya Dio mendekati ayahnya dan dia berbisik pelan kepada Beno. Beno mendengar apa yang dikatakan anakn
"Kenapa dengan kakak Kenzi, kok dia pingsan seperti baru lihat hantu? Apakah dia tidak tahu kalau aku yangdatang ke sini?" tanya Mika yang tanpa rasa bersalah menepuk pundak Kenzi hingga dia pingsan."You memang kelewatan sekali, Mika, bisa-bisanya you menepuk pundak Kenzi hingga pingsan, apa you tahu kalau dia terkena serangan jantung you akan dicincang oleh ibunya," ucap Luna yang segera membawa Kenzi untuk duduk dan membangunkannya."Lun, mungkin anakku tidak sengaja. Lo seperti tidak tahu anak gue aja, biasalah Mika ini terlalu jahil anaknya, jadi semua orang di jahili, sama seperti gue yang sering di jahili oleh dia," ucap Malik yang sedikit membela anaknya. "Ck, bukan jahil lagi Dad, super duper jahil, sama dengan Kenzo tidak jauh beda mereka, pantas mereka menjadi pasangan suami istri," jawab Mike yang membuat Mika tertawa geli."Sejak kapan kamu ada di sini? Bukannya kamu ada di sana?" tanya Kiano yang duduk di sebelah Kenzi dan membangunkan kakaknya itu dengan kaos kaki mili
Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C
Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang
Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P
"Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi
Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr
Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis
"Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni
Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya
Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk