แชร์

Bab 38. Nikah Kok Kilat

ผู้แต่ง: ZeeHyung
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2024-10-29 19:42:56

"Daddy," panggil Alena kepada mertuanya.

"Hey you, duda araban, apa kabar?" tanya Beno sambil menunjuk ke arah Tuan Rosario yang berjalan ke arah anak dan menantunya.

Tuan Rosario yang mendengar apa yang dikatakan oleh Beno membolakan matanya dia benar-benar ingin memukul kepala dari sahabat anaknya ini.

Cakra ikut tersenyum melihat Daddynya di goda oleh Beno. Keduanya sedari dulu sudah seperti serial kartun kucing dan tikus tidak pernah akur sama sekali.

"Siapa yang mau nikah?" tanya Tuan Rosario yang duduk di sofa sebelah Cakra. Tuan Rosario ingin melihat ketiga cucunya yang tertidur di box bayi.

Tuan Rosario tidak berani memegangnya karena dia baru datang takut ada virus dari luar setelah puas barulah dia pindah kembali ke sofa sebelah Beno.

"Arvin ingin menikah keponakan ibu Aminah yang itu Daddy, apa Daddy merestuinya?" tanya Cakra menunjuk ke arah Hana yang tertunduk malu.

Tuan Rosario mendengar asisten anaknya akan menikahi sepupu Alena balik memandang Arvin yang saat i
บทที่ถูกล็อก
อ่านต่อเรื่องนี้บน Application

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Tiga Bayi Sang Mafia   Bab 39. Pria Menyebalkan

    Pria yang berdiri di depan Inez berdecih dan menunjukkan raut wajah yang masam. Inez terlihat cuek melihat pria tersebut. "Jangan pura-pura tidak tau lo, ikut gue sekarang," ucap Pria tersebut yang tidak lain adalah Pasha sahabat dari Cakra. "Emang saya tidak tau, memangnya siapa anda main ajak saya. Ck, ini ojek mana lagi, kenapa ga ada yang konfirmasi, apa mereka udah balik ke rumah ya, tapi belum malam juga," ucap Inez yang masih melihat ponselnya. Mendengar perkataan dari Inez membuat Pasha sedikit kesal. Dia tidak menyangka teman Alena ini keras kepala tidak mau mengikuti apa kata dirinya. Dengan tarikkan nafas dan membuangnya kasar Pasha segera menarik tangan Inez tidak peduli jika Inez marah padanya. "Ayo ikut gue, banyak bicara lo, dasar cerewet," ujar Pasha. Inez yang ditarik paksa oleh Pasha terkejut. "Eh, kenapa ini, lepaskan saya, jangan tarik saya, Tuan. Lepaskan!" teriaknya kencang. Pasha tidak peduli dengan teriakkan dari Inez. Dia terus menarik tangan Inez hingg

  • Tiga Bayi Sang Mafia   Bab 40. insyaf Lo

    Pasha memandang sahabatnya yang mengatakan dirinya playboy cap coro. Wajah masam Pasha terlihat jelas dia malu di depan Inez dia dikatakan playboy cap coro. "Ck, jaga bicaramu bedtie, jangan buat aku melemparmu dari sini. Walaupun ini kantormu aku ga takut sama sekali," omel Pasha. Malik, Beno tertawa melihat keduanya saling sindir satu sama lain. Inez yang menatap Pasha mengomel hanya cuek dia segera meninggal ruangan bosnya. Inez kesal karena sahabat bosnya ini sudah merusak ponselnya dan tidak mau minta maaf hingga dia sulit untuk memesan ojek online. Pasha mendengus kesal karena Inez cuekin dirinya. "Lo sih, main asal bicara tentang gue, lihat dia pergi tuh. Sepertinya dia ilfil sama gue, dasar teman tidak ada akhlaknya," gerutu Pasha. "Lagian, lo itu kegenitan teman istri gue lo ganggu, harusnya lo itu ga perlu ganggu dia, lo bukannya banyak wanita ya udah dekati mereka jangan dekati sahabat istri gue, mereka anak baik~baik, ga kayak lo pada," jawab Cakra. Beno mengeplak k

  • Tiga Bayi Sang Mafia   Bab 41. Dia Istriku

    Wanita yang melihat Pasha jalan bersama dengan Inez mengejar Pasha. Dia adalah wanita yang tidak lain mantan kekasih Pasha. Keduanya putus karena Pasha mengetahui wanita itu selingkuh. Pasha paling tidak suka jika ada wanita yang suka selingkuh sejak saat itu Pasha dijuluki playboy. Wanita tersebut bernama Dina. Dia berlari dan saat dekat dengan Pasha dia segera menarik lengan Pasha. Pasha yang lengannya ditarik segera menepisnya dan menoleh ke arah wanita tersebut dan tatapan Pasha terlihat dingin. Dina tersenyum ke arah Pasha. "Sayang, kamu sedang apa di sini. Bukannya kamu katakan kerja ya, ini kenapa kamu ada di mall dan sama dia lagi? Apa dia babu kamu?" tanya Dina sambil melipat tangannya di dada dan memandang rendah ke arah Inez. "Dia istriku, ayo kita pergi sekarang," jawab Pasha yang segera menarik tangan Inez untuk pergi dan meninggalkan Dina dengan raut wajah yang masam. "Awas kamu, aku akan membalas apa yang kamu lakukan padaku," ucapnya. Di rumah sakit, Alena bersi

  • Tiga Bayi Sang Mafia   Bab 42. Bayi Besar

    Sesampainya di rumah Cakra mengeluarkan satu persatu bayinya. Kedatangan Cakra, Alena dan rombongan disambut oleh Tuan Rosario yang saat ini menunggu mereka di rumah. Para pelayan membawa barang-barang majikannya, suasana di rumah semakin ramai dengan kedatangan si kembar. "Cucu opa sudah datang. Duh, lucu sekali kalian ini. Cakra, Daddy mau bawa mereka jalan-jalan. Kamu jangan marah dan melarang Daddy untuk membawa mereka karena mereka adalah cucu Daddy, mengerti," ucap Tuan Rosario yang mengatakan jika dia akan membawa si kembar untuk jalan-jalan. "Ya ampun, Om mereka masih kecil jalan saja belum bisa kenapa Om meminta ayahnya untuk mengizinkan Om membawa dia jalan-jalan, aneh banget Opa si kembar ini," sahut Beno. Tuan Rosario membolakan matanya, mendengar apa yang dikatakan oleh Beno. Tuan Rosario mengetuk kepala Beno hingga sahabat Cakra meringis karena diketuk oleh Tuan Rosario. Beno datang ke rumah Cakra karena dia ingin membawa sepupu Alena untuk bertemu keluarganya dan me

  • Tiga Bayi Sang Mafia   Bab 43. Lutu Na

    Alena perlahan memandikan Cakra suami manjanya. Karena dia sebisa mungkin melayani Cakra. Dia tidak mau jika suaminya ini mencari wanita lain karena dia tidak diperhatikan olehnya. Alena pernah mendengar kalau suami dilayani walaupun kita habis melahirkan, layani tipis-tipis saja dan sekarang dia pun melayani Cakra seperti yang dia dengar. "Sayangku, cintaku, manjaku, mengkekku, kamu tau tidak, aku pria yang paling beruntung karena sudah menikah denganmu. Tapi, aku minta maaf karena sudah membuat kamu kehilangan kesucian sebelum menikah, hingga kamu hamil si kembar," ucap Cakra. Cakra mulai mengingat bagaimana dulu dia merebut kesucian Alena karena dirinya meminum obat perangsang. Tapi, semuanya dibayar dengan kehadiran si kembar tiga dan istri kesayangannya ini. Alena mendengar apa yang dikatakan oleh Cakra tersenyum, dia juga tidak menyalahkan Cakra karena balik lagi, saat itu Cakra dalam keadaan tidak sadar dan dirinya terpengaruh jadi mau di apakan lagi. Balik lagi, Cakra pria

  • Tiga Bayi Sang Mafia   Bab 44. Nasib Suami Takut Istri

    Cakra duduk di sebelah sahabatnya yang menahan tawa melihat Cakra yang cemong. Cakra mendengus kesal ketiga sahabatnya ini bukannya membelanya malah takut. Terlebih lagi asisten dan Daddnya yang saat ini meliriknya."Ngapain lo ke sini?" tanya Cakra kepada Pasha yang saat ini sibuk dengan ponselnya. Pasha yang tengah sibuk dengan ponselnya tidak menghiraukan apa yang ditanya oleh Cakra dan dia juga tertawa sendiri. Cakra, Beno, Malik dan Tuan Rosario saling memandang satu sama lain, mereka heran kenapa bisa Pasha ketawa sendiri saat melihat ponsel. Beno mendekati tubuhnya ke Cakra dan berbisik. Alena yang melihatnya memicingkan mata ke arah mereka berdua. Saat ini Alena tengah melihat barang yang dibeli oleh sepupunya itu untuk lamaran. Barang yang dibeli Arvin dan Beno mewah juga berkelas. Alena senang karena sepupunya bisa mendapat semuanya. Walaupun baru kenal tapi keseriusan pria tersebut membuat Alena terharu. "Lo curiga ga sama dia, gue rasa dia sedang WA dengan wanita club.

  • Tiga Bayi Sang Mafia   Bab 45. Dia Temanmu, Sayang

    Cakra mendengar apa yang dikatakan oleh si penelepon. Wajahnya berubah menjadi tegang dan dirinya terlihat seperti orang yang ingin menghabisi atau melenyapkan musuhnya. "Kenapa dengan dia? Apa ada yang menyerang markasnya lagi? Apa mereka tidak takut jika singa sudah mengaum maka akan buat mereka lenyap?" tanya Beno di telinga Malik. Malik mengangkat bahunya, dia juga tidak habis pikir kenapa suka mengusik sahabatnya ini. Wajar diusik karena dia ketua mafia sebagian ada yang tidak suka padanya itu hal wajar menurutnya. Sahabat Cakra duduk sambil melirik ke arah Cakra yang tidak bicara sama sekali hanya diam dan wajahnya datar. Tuan Rosario sedikit curiga tapi dia tidak bertanya, karena selama ini dia tidak tau anaknya seorang mafia. "Maaf semua, tadi temanku telpon katanya mau menikah, dia telpon Arvin tapi ga dijawab," ucap Cakra yang sudah mengakhiri panggilannya. Arvin mendengar apa yang bosnya katakan hanya diam, karena dia tau siapa yang dimaksud bosnya ini. Dia pasti anak

  • Tiga Bayi Sang Mafia   Bab 46. Kerja Salon I

    "Luna, kamu kenalin ini suamiku. Kamu ga datang waktu itu jadi belum kenalan. Yuk kenalan, ga kenal maka ga sayang," ucap Alena menunjukkan ke arah Cakra yang menatap tajam ke arah Luna. Cakra masih menunggu jawaban yang terpotong tadi. Dia tidak ada niat untuk berkenalan tanda ga sayang itu. Bukan termasuk dilist pertemanan Cakra. Masa bodo orang beranggapan dia jahat atau kejam. Luna si pria setengah wanita itu mendekati Cakra. Ya Luna yang nama aslinya Lukman mengulurkan tangannya. Cakra memandang tajam ke arah teman Alena. Melihat tidak ada respon dari Cakra membuat Alena geram. Dia menyikut suaminya hingga suaminya tersentak dan menoleh ke arahnya. "Apa, Sayang?" tanya Cakra dengan gigi yang dirapatkan. Alena menunjukkan lirikkan matanya ke arah tangan Luna. Cakra ikut melirik dan pasrah dia akhirnya mengulurkan tangannya ke arah Luna jika tidak maka Nyonya besar akan mengusir dia dari kamar. "Cakra, itu Beno, Malik, Pasha dan itu Daddyku. Salaman juga sama mereka karena ka

บทล่าสุด

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 151. Epilog

    Sejak meninggalnya Alena membuat Cakra lebih banyak menghabiskan waktu ke pemakaman Alena dan dia hampir setiap hari ke sana membawakan bunga kesukaan Alena, perusahaan sudah diserahkannya semua kepada ketiga anaknya Kenzo, Kenzi dan Kiano. Mereka benar-benar menumpahkan semua rasa sayang mereka kepada Cakra dan mereka juga mengurus perusahaan yang diserahkan kepada mereka seluruhnya. Cakra sudah tidak lagi memikirkan perusahaan setiap hari dia selalu pulang pergi ke rumah dan pemakaman. Hari berlalu dengan cepat. Cakra sudah lebih menua. Tuan Rosario dan ibu Fatimah juga sudah pergi meninggalkan mereka keduanya yang sudah sepuh dan mereka mengikuti Alena. Ibu Fatimah dimakamkan di sebelah Alena. Sedangkan Tuan Rosario dimakamkan di samping istrinya. Saat ini, hari-hari Cakra hanya bisa bermain dengan 3 cucu kembarnya yang semuanya laki-laki anak dari Kenzi sedangkan Kenzo memiliki tiga kembar dan semuanya laki-laki juga sedangkan Kiano dua laki-laki dan 1 wanita dan saat ini cucu C

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 150. Pemakaman

    Cakra mendekati Ibu Fatimah, dia memeluk ibunya Alena dengan cukup erat. Wajah Ibu Fatimah itu mirip dengan Alena jadi dia merasa kalau Alena ada di dalam diri Ibu Fatimah. "Ibu sudah jangan menangis, Alena sudah pergi, dia tidak sakit lagi. Dia sekarang bahagia di sana bersama Mommyku. Ibu masih punya aku dan si kembar. Lagipula, cicit Ibu juga akan lahir. Aku harap Ibu bisa menjaga mereka menggantikan Alena ya, aku mohon jangan menangis. Kita harus ikhlas, Ibu," ucap Cakra yang membuat Ibu Fatimah terisak di pelukkan Cakra dan tentu saja itu membuat Cakra ikut menangis. Para menantu Alena memeluk nenek mereka, Ibu dari mertua mereka. Mika yang dekat dengan Ibu Fatimah menghapus air mata Ibu Fatimah. "Nenek cantik, jangan sedih ya, aku akan sedih jika nenek cantik sedih, Mommy akan sedih jika nenek cantik sedih, kita harus kuat dan selalu doakan Mommy ya, Nenek cantik," ujar Mika mencoba menenangkan Ibu dari mertuanya tersebut. Ibu Fatimah yang dipeluk oleh cucu menantunya menang

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 149. Separuh Jiwaku Pergi

    Tepat hari ini, Cakra menghadapi cobaan yang luar biasa, dia harus merasakan sakit yang teramat dalam. Wanita kesayangannya pergi dalam pelukkannya. "Katanya kamu nggak akan pergi, kenapa pergi juga, kenapa tinggalkan aku. Bukannya kita akan menua bersama, kamu kenapa berbohong kepadaku?" tanya Cakra yang masih memeluk Alena dan dia tidak mau membawa Alena pergi dari tempat tersebut. Kenzi, Kenzo, Kiano tidak tahan melihat separuh jiwa daddynya pergi dan belahan jiwa mereka pergi. Kiano menangis histeris dan tubuhnya bergetar saat ini. "Mommy, kenapa tega meninggalkan aku. Apa salah Mommyku Tuhan, aku tidak mau Mommyku pergi, kembalikan dia. Kembalikan dia aku mohon, kembalikan dia, Mommy kembali, jangan tinggalkan aku!" tangis Kiano membuat mereka semuanya menangis melihat keluarga Cakra mendapatkan cobaan yang cukup besar. "Bawa Ibu Fatimah ke mobil, sadarkan dia ya, tolong bantu dia kuat," ucap Tuan Rosario meminta kepada Hana dan Hani untuk membangunkan bibi mereka. "Baik, P

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 148. Kepergian Alena

    "Baiklah, Dokter. Saya permisi dulu. Saya harap semuanya akan lancar dan tidak ada kanker yang menyebar di seluruh tubuh istri saya, tapi rambut istri saya sudah gugur. Apakah itu berpengaruh karena sakitnya?" tanya Cakra yang akhirnya mengatakan kalau rambut Alena gugur.Mendengar pertanyaan dari Cakra, Dokter tersebut menganggukkan kepala. "Iya benar, itu adalah efeknya dan juga efek kemoterapi yang waktu itu tapi Anda jangan khawatir, semuanya akan baik-baik saja, semoga istri Anda bisa kuat dan dia bisa dioperasi dan juga kankernya tidak menyebar ke seluruh tubuhnya," jawab Dokter. Mendengar perkataan dari Dokter, Cakra menganggukkan kepala, itulah yang dia harapkan Alena sembuh. Apapun akan dia lakukan untuk sembuh. "Ya sudah, Dokter, terima kasih. Saya pergi dulu, saya ingin bertemu dengan istri saya," jawab Cakra yang dianggukan oleh dokter. Keduanya bersalaman dan tersenyum. Cakra keluar dari ruangan Dokter. Tubuhnya lemas kakinya bergetar dia merasakan ada sesuatu yang hi

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 147. Operasi

    Tuan Rosario tidak tau pasti dengan jawabannya. "Apakah Anda yakin besan?" tanya Ibu Fatimah."Aku tidak yakin dan tidak tahu kapan anak perempuanku itu akan bangun karena saat ini dia sepertinya masih enggan untuk melihat kita, dia masih betah dengan dunianya yang di alam mimpi. Aku tidak tahu apa yang dia inginkan, aku sudah melarangnya untuk tidak tertidur. Saat itu, tapi nyatanya dia tidur juga. Apakah aku bisa melarangnya jika anakku ingin tidur?" tanya Tuan Rosario yang akhirnya menumpahkan semua rasa kesedihannya dengan air matanya. Dia yang kuat dan dia yang menasehati semuanya untuk tidak menangis. Tapi, saat melihat anak perempuannya tidak juga bangun membuat dirinya sedih terlebih lagi sejak Alena muncul dalam kehidupan anaknya Cakra. Cakra sudah berubah menjadi pria yang dia inginkan dan sekarang jika Alena tidak ada, apakah Cakra akan kembali ke mode yang dulu. Luna dan ketiga sahabat Cakra juga dua sahabat Alena serta dua sepupu masing-masing memeluk suami mereka. Merr

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 146. Aku Tidak Judi Mommy

    Setiap hari Cakra terus membuat obrolan yang kalau orang mendengar pasti akan membosankan tapi tidak dengan Cakra, dia terus mengatakan semuanya hingga Cakra perlahan putus asa karena setiap hari obrolannya tidak direspon malah Alena semakin menutup matanya. "Sayang, Kiano ingin menikah, dia ingin kamu menyaksikannya. Apakah kamu tidak kasihan dengan Kiano. Dia menunggumu, Sayang, bangunlah aku ingin melihat kamu menyaksikan, anak semata wayangmu itu mau menikah. Ayo bangunlah, tidak maukah kamu melihatnya. Dia sangat membutuhkanmu, Sayang. Dia menunggumu, bangunlah, sudah sebulan lebih kamu tidak bangun dan kamu juga tidak meresponku, aku tidak masalah kamu tidak meresponku tapi mereka yang di luar menunggu kamu. Ibu, Dadddy, sahabatmu, sepupumu keponakanmu dan juga menantu serta anakmu. Dan aku menunggumu, bangunlah. Tidak maukah kamu bangun, Sayang. Apakah sesulit itu untuk membuka matamu, apa yang dokter berikan kepadamu sehingga kamu menutup mata, coba katakan biar aku menghabis

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 145. Bangun Sayang

    "Sakit?" tanya Alex yang menatap ke arah Nilam. "Iya, sakit. Apakah kamu sakit?" tanyanya kembali. Menurutmu, apakah aku sakit setelah semua yang terjadi kepadaku, Nilam? Aku sakit karena baru tahu selama ini Ibuku menderita, dia terlihat bahagia tapi nyatanya dia malah sedih apakah pantas jika aku tidak mengatakan aku sakit?" tanya Alex.Nilam menggelengkan kepala, dia tahu kalau saat ini pasti Alex sangat sakit dan dia juga mengerti kalau saat ini Alex merasakan sakit yang teramat dalam, kehilangan orang yang dicintai yang dia sayangi sedari dulu dan orang itu meninggal di tangannya. "Jika kamu sakit maka datangi dia, minta maaf lah kepadanya seperti apapun ibumu, dia tetaplah ibumu, dia tahu kamu tidak akan mau melakukan itu dan aku yakin dia pasti sudah memaafkanmu. Jauh sebelum kamu meminta maaf karena kamu tahu seorang ibu memaafkan anaknya walaupun anaknya sudah melakukan kesalahan sebesar apapun itu, dia pasti memaafkannya," ucap Nilam.Alex yang mendengar perkataan dari Ni

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 144. Penyesalan Alex

    Orang yang membuat Alex kesal siapa lagi kalau bukan Kahfi. Kahfi datang menemui Alex dan dia bersama sepupunya untuk menjenguk Alex dan tentu saja itu membuat Alex kesal, bukan tidak suka jika mereka menjenguknya tapi dia menyindirnya bukankah itu menyebalkan? Ya, sangat menyebalkan. "Mau apa, kamu ke sini, hahh? Berani-beraninya kamu ke sini, pergi sana. Aku tidak membutuhkanmu," usir Alex kepada Kahfi. Namun, Kahfi tidak peduli dia masuk bersama dengan yang lainnya.Mereka duduk dan meletakkan buah-buahan yang sudah mereka bawa. "jangan terlalu perasaan, ingat semua sudah berakhi, lebih baik kamu tenang dan jangan memikirkan siapapun. Oh, ya bagaimana kondisimu. Apa sudah baikan?" tanya Mike kepada Alex. "Menurutmu, apakah aku sudah baik-baik saja? Jawabannya tentu tidak. Lihatlah, aku masih terbaring di sini. Kalian mau apa ke tempatku dan kalian bawa apa untukku? Hanya buah-buahan, ya? Aku tidak butuh buah-buahan yang aku butuhkan nuklir, mana dia serahkan cepat," jawab Alex ya

  • Tiga Bayi Sang Mafia   S2 Bab 143. Pemakaman Maria

    Alex mendengar suara Nilam yang terdengar khawatir ada perasaan hangat di hatinya karena saat ini ada yang mengkhawatirkan dirinya."Sudah jangan nangis aku tidak apa-apa, aku baik-baik saja kamu bisa datang ke rumah sakit ya minta sopir ke sini dan satu lagi bisa tidak kamu masakin aku makanan karena aku sangat menginginkan makanan darimu, makanan di sini tidak enak," pinta Alex yang bertingkah seperti anak kecil dan dia merengek kepada Nilam untuk membawakannya makanan.Nilam yang saat ini tengah mendengar rengekan dari Alex hanya tersenyum dia pun mengiyakan apa yang diminta oleh Alex. Keduanya saling bercanda satu sama lain sedangkan Rian saat ini tengah mengurus pemakaman dari Maria, dia menunggu di ruang kamar mayat karena saat ini pihak rumah sakit sedang memandikan Maria.Rian pun harus bolak-balik ke kamar mayat dan ke kasit untuk membayar semua administrasi yang dibutuhkan termasuk biaya pemakaman dan yang lainnya. Rian sudah mencari pemakaman yang benar-benar terbaik untuk

DMCA.com Protection Status