Share

Bab 3

Author: nafelixz_
last update Last Updated: 2021-05-29 22:00:44

Esok hari adalah hari yang sangat ditunggu oleh Alzio. Karena ia akan segera bertemu dengan Charlotte secara langsung. Seorang wanita cantik yang digambarkan memiliki rambut berwarna cokelat panjang dengan matanya yang cerah berwarna oranye sebagai ciri khas keluarga Count Lancdress.

“Kira-kira dia bakal secantik apa, ya?” gumam Alzio.

Sambil menanti hari esok yang menegangkan, Alzio pun memutuskan untuk tidur. Ia pun perlahan mulai menutup matanya. Namun, beberapa menit kemudian ia kembali membuka matanya. Merasa kesal, ia mulai menutup kembali matanya. Akan tetapi, hal yang sama terulang kembali.

‘A-Aku tidak bisa tidur!’ batin Alzio kesal.

Ini adalah kebiasaan Alzio saat ia masih hidup menjadi Kamal. Ia selalu tidur malam atau bahkan saat sudah lewat jam tiga pagi ia baru tidur. Apakah kira-kira penyebabnya? Tentu saja itu karena ia selalu begadang membaca novel romantis kesukaannya.

‘Padahal hari ini aku sangat lelah, tiba-tiba masuk ke dalam dunia novel dan menjadi tokoh yang berakhir dengan menyedihkan. Tapi, kenapa kau tidak mau tidur?! Dasar bodoh!’ gerutu Alzio di dalam hati.

Alzio pun memaksakan diri untuk tidur. Ia menutup matanya secara paksa dan berusaha untuk tidur.

***

Pada pagi harinya. Wajah Alzio dipenuhi oleh kantung mata yang sangat besar dan rambut yang sangat berantakan.

“Ya ampun Yang Mulia, apakah Anda segugup itu sampai tidak bisa tidur?” ucap Haniel yang baru saja datang ke kamar Alzio di pagi-pagi buta bersama dengan kerumunan pelayan lainnya.

Ia berkata seperti sambil memasang wajah yang terlihat mengejeknya sambil menutupi dengan salah satu tangannya.

‘Dasar Haniel sialan, siapa bilang aku gugup karena upacara bodoh ini.’ Alzio membatin di dalam hati sambil melotot ke arah Haniel.

Haniel dan para pelayan lain pun langsung bergegas untuk membersihkan tuannya tersebut. Mulai dari menyiapkan bak mandi yang sudah diisi oleh bunga mawar dan wewangian lain. Menyiapkan pakaian yang begitu mewah sampai menata rambutnya. Mereka juga membuat wajah Alzio tampak begitu cerah. Saat berkaca di cermin Alzio sedikit terkejut melihat dirinya sendiri.

‘Padahal tadi pagi aku terlihat seperti gembel, tapi sekarang aku terlihat seperti pangeran yang sesungguhnya, hm ... memang seharusnya seperti ini wajah seorang pangeran,’ batin Alzio.

“Yang Mulia, Ratu Adelaide sudah menunggu. Acara akan segera dimulai,” ucap Haniel yang mengisyaratkan agar Alzio segera bersiap.

“Hm ... baiklah aku akan mendatangi Ibuku,” jawab Alzio.

Alzio pun berjalan keluar menuju ke Istana Ratu diiringi dengan sekumpulan pelayan di belakangnya. Sesampainya di Istana Ratu, ia langsung memberi hormat kepada sang Ibunda. Terlihat Ratu Adelaide yang sudah berdandan cantik untuk acara upacara kedewasaan putra bungsunya itu.

“Kau terlihat sangat tampan anakku,” ucap Adelaide sambil tersenyum lembut ke arah Alzio.

“Ibu juga terlihat sangat cantik,” sahut Alzio sambil memberikan pujian yang sama.

Mereka pun bersiap untuk berjalan bersama menuju ke Istana Utama tempat diadakannya acara tersebut. Setibanya disana untuk pertama kalinya Alzio melihat sang Raja–Almero de Mamertino. Seorang pria paruh baya dengan warna rambut yang sama seperti Alzio dan matanya yang berkilau berwarna emas, diselimuti oleh pakaian mewah serta aksesoris-aksesoris yang tak terhingga harganya.

“Kau sudah datang, Putraku,” ucap Almero menyambut kedatangan Alzio dan Adelaide.

“Iya Ayah, senang melihatmu masih sehat seperti biasanya,” jawab Alzio dengan baik seolah-olah ia sudah hapal isi novel tersebut di luar kepala.

“Hoho! Sekarang bersiaplah, para tamu undangan sudah menunggu. Ini adalah hari besarmu,” ucap Almero kepada Alzio.

Para tamu yang berasal dari kalangan bangsawan dan rakyat biasa sudah menanti kehadiran para keluarga kerajaan ini. Sang Ratu mempersiapkan ruangan aula kerajaan ini dengan matang hingga tampak begitu Indah dan mewah.

“Yang Mulia Raja Almero de Mamertino, Ratu Adelaide, dan Pangeran Alzio de Mamertino memasuki ruangan!”

Ketiganya mulai memasuki ruangan pesta dari atas diiringi dengan hormat oleh para bangsawan dan rakyat biasa. Mereka menundukkan kepalanya begitu keluarga kerajaan itu memasuki ruangan. Namun, salah satu keluarga kerajaan ada yang tidak datang tak lain adalah Pangeran Aesar. Mereka mulai menuruni tangga dan memberi salam kepada semua orang.

Salah satu bangsawan mulai mendekat kepada mereka. Seorang pria paruh baya dengan rambut berwarna hitam keunguan dan mata berwarna merah seperti batu ruby yang begitu Indah menghampiri mereka. Orang ini adalah pemimpin dari keluarga Duke Clarence yakni Davon Clarence. Ia adalah orang yang selalu meremehkan Pangeran kedua dan membuat Aesar membunuh Alzio. Karena hasutan yang dipimpin olehnya Aesar melakukan aksinya tersebut.

‘Melihat wajahnya saja aku sudah kesal,’ batin Alzio sambil memasang wajah tak suka.

“Salam kepada mentari Mamertino, selamat atas hari kedewasaan Anda Yang Mulia,” ucap Davon memberi salam kepada Alzio.

Alzio menatapnya dengan sangat tajam sampai-sampai membuatnya kebingungan. Ia pun mengucapkan terima kasih sambil tersenyum lembut seperti ciri khas Alzio yang sebenarnya. Walaupun sebenarnya di dalam hati Alzio ia sangat kesal bertemu dengan Duke tersebut.

“Anda rupanya, Duke Davon,” ucap Almero menyambut kehadiran Davon.

Alzio mulai merasa bosan mendengar kedua orang tua itu berbincang padahal acara baru saja dimulai. Tak lama setelah itu ada seseorang dari keluarga Count mengarah ke arah mereka. Itu adalah Count Gryson Lancdress dengan putrinya–Charlotte. Adelaide langsung menyambut kedatangan mereka, ia pun menarik Alzio untuk mendekat.

Gryson dan Charlotte memberi salam kepada Alzio dan mengucapkan selamat atas hari kedewasaannya. Untuk seketika Alzio sempat terpesona melihat sosok Charlotte yang ada di hadapannya saat ini. Ia terlihat lebih cantik saat dilihat secara langsung. Wajahnya yang cantik dengan warna kulit putih cerah serta mata yang memancarkan cahaya itu sangat indah.

‘Dasar Alzio bodoh, kenapa kau menelantarkan tunangan secantik ini dan malah berkutat dengan buku-buku yang membosankan itu?' batin Alzio.

Di cerita novelnya, Alzio tidak terlalu peduli dengan pertunangan yang dijalankannya tetapi ia masih menyayangi Charlotte. Mereka adalah teman semasa kecil karena keluarga Count merupakan keluarga yang dekat dengan Adelaide. Saat Ibu Aesar masih hidup yakni Ratu sebelumnya–Azalea. Alzio dan Charlotte selalu bermain bersama dengan Aesar. Saat mendengar Charlotte akan ditunangkan dengan Alzio, Charlotte menerimanya dengan suka hati. Namun, ketika hari pertunangannya tiba, Charlotte malah terpana untuk pertama kalinya begitu melihat sosok Aesar yang sudah dewasa. Begitulah alur cerita novel 'Cinta Sejati' berjalan, cerita yang berisi tentang cinta terlarang antara kakak dan tunangannya.

‘Tidak hanya sudah membunuhku bahkan sampai mencuri tunanganku yang cantik, dasar keparat itu! Bahkan ia tak datang di acara kedewasaan adiknya, benar-benar sialan’ batin Alzio yang kesal ketika mengingat cerita novelnya.

“Sudah lama kita tidak bertemu, Charlotte,” ucap Alzio kepada Charlotte sambil tersenyum. Mereka pun berjabat tangan dan membalas senyuman masing-masing.

Senyuman Charlotte benar-benar manis sehingga membuat hati Alzio serasa berbunga-bunga seketika. Namun, ketika ia mengingat kembali jika Charlotte bukanlah miliknya kembali membuatnya bersikap datar. Untuk mengisi kecanggungan yang ada, Alzio bertanya kepada Adelaide dan Almero.

“Ibu, Ayah. Apakah kakak tidak datang? Aku belum melihatnya dari tadi,” tanya Alzio yang sebenarnya juga penasaran kemana perginya si pemeran utama tersebut.

“Ah, Aesar ya,” ucap Adelaide yang terlihat bingung.

“Aesar akan terlambat sedikit, ia masih harus mengurus beberapa hal. Mungkin sebentar lagi ia akan tiba,” jawab Almero.

“Begitu, ya,” ucap Alzio merasa paham.

Seiring berjalannya pesta, begitu banyak orang yang mengucapkan selamat atas kedewasaannya kepada Alzio. Inilah yang membuatnya merasa kalau Alzio benar-benar disayangi oleh rakyatnya. Ia dikenal sebagai Pangeran yang baik hati dan selalu menolong rakyatnya disaat ada yang kesulitan. Benar-benar sosok yang mengagumkan, tetapi tentu saja pasti ada saja pihak yang tak menyukainya. Yakni faksi pendukung Pangeran pertama yang dipimpin oleh Duke Davon Clarence. Sebuah organisasi yang berisi dengan orang-orang yang mendukung Pangeran pertama untuk menjadi Raja selanjutnya.

Tak lama kemudian, para tamu undangan menjadi heboh ketika seorang pria muda memasuki ruangan pesta dari pintu depan. Pria berambut pirang dan mata berwarna emas yang sangat berkilau datang menuju ke arah Alzio dan orang tuanya. Ia adalah Aesar de Mamertino sang Pangeran pertama. Melihat wajahnya yang begitu tampan Alzio sempat membatin.

‘Wah, apakah matanya itu bisa kujual ya?’ batin Alzio bertanya-tanya.

Ketika Aesar menghampiri Alzio terasa suatu aura yang begitu mencekam sehingga membuat Alzio merinding seketika.

‘Wah, aura pemeran utama sangat mengerikan,’ batin Alzio sembari mengedipkan kedua matanya.

Aesar menatapi Alzio begitu lama sampai-sampai membuat orang di sekitarnya kebingungan termasuk Alzio sendiri. Sebenarnya apa yang ada dipikiran orang ini? Itulah yang Alzio pikirkan saat ini. Tiba-tiba Aesar membuka mulutnya hendak mengatakan sesuatu.

“Maaf aku terlambat, s-selamat atas hari kedewasaanmu,” ucap Aesar kepada Alzio dengan wajahnya yang memerah.

Seketika Alzio terdiam, ia hampir tidak percaya dengan yang baru saja terjadi.

“Ah, ya ... terima kasih sudah datang,” jawab Alzio sambil memasang senyuman canggung.

Almero langsung menyambut kedatangan Aesar setelah ia selesai memberi ucapan selamat kepada Alzio. Tepat pada saat itu pula para bangsawan yang lain mulai mendekat ke arah Aesar. Disaat itu Alzio memutuskan untuk pergi ke balkon istana, ia ingin menyendiri untuk sementara waktu.

***

Di sana ia memikirkan tentang kesan pertamanya dengan para pemeran utama. Kesannya kepada Aesar benar-benar berbeda, tadinya ia mengira Aesar adalah orang yang dingin yang hanya akan mengatakan selamat dan pergi begitu saja.

“Hah sial, padahal aku kira ia akan sama dengan kakakku yang sebelumnya,” gumam Alzio.

Di kehidupan sebelumnya, saat Alzio masih menjadi Kamal ia memiliki seorang kakak laki-laki yang selisih umurnya sama dengan Aesar. Kakaknya selalu bersikap dingin kepadanya. Karena merasa selalu diabaikan oleh Ayahnya, Kamal memutuskan untuk menjadi seorang berandalan dan yang selalu mengurus masalah yang ia sebabkan adalah kakaknya. Namun, ketika Kamal sudah SMA kakaknya sudah tidak peduli lagi dan mulai bersikap tak acuh sampai sekarang.

‘Kenapa aku malah mengingat hal itu, sekarang bahkan aku sudah tidak bisa kembali,’ batin Alzio.

Namun, tiba-tiba ia teringat kalau di dunia ini ada yang namanya sihir. Mungkin saja ada sebuah sihir yang bisa mengembalikannya ke dunia nyata. Alzio kembali bersemangat untuk merubah ending novelnya dan mencari cara untuk kembali ke dunia nyata.

“Alzio?”

Tiba-tiba dari belakangnya ada seseorang yang memanggilnya. Siapakah itu?

-tbc.

Related chapters

  • The Weakest Prince   Bab 4

    “Alzio?”Suara yang berat dan sedikit serak memanggil Alzio. Ia adalah pemimpin keluarga Marquis Pholea yakni paman Alzio–Ellio Pholea. Seorang penyihir agung di masa ini. Diusia mudanya ia berhasil membuat sebuah alat komunikasi dari sihir, ia dikatakan sebagai orang yang menjabat gelar sebagai penyihir agung di usianya yang masih sangat muda dalam sejarah.Keluarga Pholea dikenal dengan ciri khasnya mata berwarna biru serta rambut berwarna hitam. Setiap keturunan keluarga Pholea juga dikenal memiliki 'mana' dalam jumlah yang besar. Bahkan dalam kasus yang sedikit spesial ada yang memiliki 'mana' yang istimewa.‘Orang ini ... pasti Ellio Pholea. Dari perawakannya yang mirip Ibu, sudah jelas itu dia,’ batin Alzio.“

    Last Updated : 2021-05-31
  • The Weakest Prince   Bab 5

    Sudah seminggu berlalu sejak Alzio meminta kepada Haniel untuk mengajarkan cara berpedang. Kemampuan Alzio semakin hari semakin meningkat. Karena latihan besar-besaran yang ia lakukan bulan lalu, hal itu membuat kekuatan fisik Alzio meningkat secara drastis. Siapa sangka tubuh lemah yang terlihat akan jatuh jika terkena sekali pukulan itu bisa menjadi tubuh yang sangat kuat seperti sekarang ini.Haniel yang memperhatikan perkembangan kemampuan berpedang Alzio merasa kalau ia sudah semakin hebat. Sekarang, rumor kalau Alzio adalah Pangeran Terlemah perlahan telah memudar. Bahkan, seringkali Alzio tidak sengaja mengucapkan kata-kata kasar di depan para pelayan. Hal itu membuat citranya semakin menurun. Seperti yang terjadi di bawah ini.“Sialan, teh ini panas sekali!” ucap Alzio yang tak sengaja mengumpat.Pelayan yang menyajikan teh tersebut terkejut menganga mendengar Alzio mengatakan kata-kata kasar seperti itu.“Ah, maksudku ... aduh

    Last Updated : 2021-05-31
  • The Weakest Prince   Bab 6

    Anak lelaki itu masih saja memandangi Alzio dengan begitu lekat sambil memasang wajah polosnya.“Apa maksudmu? Bukannya sebaliknya, kau yang menabrakku, hm?” tanya Alzio sambil mendekatkan wajahnya dengan tatapan mengancam.Anak itu mulai berkeringat dingin dan wajah polosnya seketika berubah menjadi wajah panik. Namun, tiba-tiba saja, ia sengaja menjatuhkan dirinya ke tanah. Alzio yang melihat itu terdiam sejenak.“Ahh! Kakak ini tiba-tiba mendorongku! Huaa,” teriak anak lelaki tersebut yang seketika menarik perhatian banyak orang.Orang-orang yang berada di sana mulai memandangi mereka. Alzio masih bingung dengan apa yang dilakukan oleh anak ini. Sementara itu, Haniel di belakang sudah mulai panik dan merasa tidak tenang.“Sekarang apa sih yang kau lakukan?” tanya Alzio heran.Anak itu tiba-tiba menangis yang membuat semua orang semakin gaduh. Ia mengatakan kalau Alzio baru saja menatapnya dengan wajah yang sa

    Last Updated : 2021-06-02
  • The Weakest Prince   Bab 7

    Wajah Eras mulai memerah karena sudah tersulut emosi. Terlihat kemarahan yang sangat besar di wajahnya. Namun, ia tetap mencoba untuk tenang dan menahan amarahnya.“Baiklah, kalau begitu kita lupakan saja kejadian hari ini,” pinta Eras sambil memasang senyuman yang dibuat-buat.Ia pun lekas pergi meninggalkan mereka. Namun, tidak semudah itu untuknya pergi. Alzio menepuk pundaknya dari belakang. Eras yang dibuat bingung pun menoleh ke belakang. Tepat pada saat itu pula, Alzio menampar wajahnya menggunakan punggung tangannya. Hal itu membuat Haniel semakin panik dan para anak kembar itu malah makin terkagum-kagum.“Ha-ha, masa Kakak mau pergi begitu saja?” ejek Alzio sambil tertawa kecil.

    Last Updated : 2021-06-03
  • The Weakest Prince   Bab 8

    Saat dalam perjalanan untuk kembali ke istana. Haniel mulai mengintimidasi Alzio dan menanyakan apa tujuan sebenarnya ia pergi ke Ibukota.“Jadi, apa sebenarnya tujuan Anda datang ke sini?” tanya Haniel sambil memberi tatapan tajam ke arah Alzio.Alzio memasang wajah panik dan mengeluarkan keringat dingin di seluruh wajahnya.“I-Itu ... hmm, aku memang berniat untuk melihat-lihat pedang 'kan? Tapi karena dua anak kembar itu mengganggu jadinya seperti itu 'kan,” dalih Alzio beralasan.Haniel menatap Alzio dengan wajah tak percaya, ia menaikkan kedua alisnya dan memancarkan sorot mata curiga seolah tidak percaya dengan alasan Alzio barusan.“Pokoknya Anda jangan sampai membuat masalah lagi, itu bisa merepotkan Yang Mulia Ratu,” ujar Haniel sambil menghela napasnya.“Baik, baik. Aku mengerti,” jawab Alzio deng

    Last Updated : 2021-06-04
  • The Weakest Prince   Bab 9

    Saat baru memasuki bar tersebut, langsung tercium aroma alkohol dimana-mana. Banyak orang yang sedang mabuk. Banyak pula para wanita yang berpakaian kurang senonoh untuk dilihat oleh anak di bawah umur. Seorang wanita dengan pakaian sopan menghampiri Alzio, ketika ia tahu Alzio memasuki bar ini.“Apa ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya wanita tersebut.“Ah, uh ... aku kemari sedang mencari seseorang,” jawab Alzio sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.“Ouw, saya baru pertama kali melihat Anda, seperti apakah tipe kesukaan Anda? Atau mungkin Anda mengetahui namanya?” tanya wanita itu lagi.“Yah, aku baru saja datang ke daerah ini,” jawab Alzio.

    Last Updated : 2021-06-06
  • The Weakest Prince   Bab 10

    Kita kembali ke beberapa saat yang lalu. Saat sedang dalam perjalanan ke bar ini Alzio menjelaskan sesuatu kepada Haniel. Ia sangat ingin membuat pasukan kesatrianya sendiri seperti kakaknya karena menurutnya itu adalah hal yang keren.Ia pun mengatakan kalau orang yang akan ia temui adalah salah satu dari calon kesatria tersebut dan orang itu adalah Eras. Orang yang kemarin ribut dengan Alzio. Haniel juga mengatakan kepada Alzio bahwa ia merasakan sesuatu dari Eras. Karena sudah menggeluti bidang ini selama bertahun-tahun, Haniel bisa langsung tahu yang mana orang yang sudah berjuang keras dan yang mana orang yang berbakat. Menurutnya, Alzio adalah salah satu orang berbakat yang selalu menyembunyikan kemampuannya selama ini.***Kembali

    Last Updated : 2021-06-06
  • The Weakest Prince   Bab 11

    Di pagi harinya, sebelum Alzio pergi mengunjungi Eras yang saat ini sedang ditahan.Ia bangun di pagi-pagi buta untuk memikirkan langkah selanjutnya. Alurnya secara perlahan mulai menjauh dari cerita novel aslinya. Mengapa Eras menyerang Alzio di tempat ramai seperti itu? Bahkan, Aesar dan Eras sudah bertemu lebih cepat dari cerita aslinya, tetapi dengan keadaan yang sangat berbeda.Sekarang ini, yang ada di pikiran Alzio adalah untuk membebaskan Eras secepatnya. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi pada saat itu. Mengingat Eras sendiri tidak menyadari akan tindakan yang ia lakukan pada saat itu.‘Apa itu semacam sihir? Di dunia ini pastinya ada sihir seperti itu,’ pikir Alzio menerka-nerka.Ketika Alzio di kehidupan sebelumnya, ia tidak terlalu ingat tentang sihir di novel 'Cinta Sejati' yang ia baca. Karena isi novel itu hanya fokus bercerita tentang hal romantis yang terjadi kepada Charlotte dan Aesar di belakang Alz

    Last Updated : 2021-06-08

Latest chapter

  • The Weakest Prince   Bab 14

    “Apakah sudah saatnya untukku pulang?”Dengan nada santai kata-kata itu dikeluarkan dari mulut pamannya Alzio–Marquis Ellio. Pria itu langsung menutup buku yang ia baca tadi dan meletakkan kembali ke dalam rak.“Kita sudah harus kembali, pasukanku akan melindungi Anda selama di perjalanan,” jelas Aesar.Ellio pun menurut begitu saja dan lekas pergi bersama Aesar. Mereka berdua pun pamit ke Alzio karena mereka akan segera meninggalkan istana sebentar lagi. Mereka berdua meninggalkan perpustakaan dan menyisakan Alzio seorang diri. Walau dibilang sendiri, sebenarnya masih ada seorang pengawas perpustakaan di dalam sana.Karena sudah begitu penasaran dengan dunia in

  • The Weakest Prince   Bab 13

    Alzio yang langsung pergi mengunjungi Eras di dalam tahanan sedikit berdebat dengan Haniel selama menuju ke sana. Sebenarnya, Haniel sangat marah kepada Eras dan berniat untuk menebas Eras pada saat itu juga, tetapi karena perintah yang diberikan oleh Alzio sesaat sebelum ia kehilangan kesadarannya membuat Haniel menahan amarah di dalam dirinya. Haniel sangat tidak setuju akan keputusan Alzio. Ia tidak terima bila Eras hanya mendapatkan hukuman ringan saja. Padahal ia sudah melukai Alzio yang merupakan pangeran kerajaan ini.Alzio pun meminta Haniel untuk tenang. Ia tahu kalau keputusannya itu pasti tidak akan mudah diterima begitu saja. Namun, Ayahanda Alzio sudah menyetujuinya dan menyerahkan sepenuhnya kasus ini kepada Alzio. Jadi, keputusan yang dibuat oleh Alzio tidak bisa diganggu gugat. Tetap saja, Haniel tidak suka dengan keputusannya. Menurutnya, Alzio terlalu lembek, mudah memaa

  • The Weakest Prince   Bab 12

    “Kurasa kau harus mengadakan sebuah sidang.”Kata-kata dari sang ayah berhasil membuat Alzio terdiam. Ia tidak habis pikir, kenapa masalahnya malah jadi serumit ini?“A-Ayah, menurutku itu tidak perlu,” tolak Alzio secara halus.“Apa maksudmu? Orang itu sudah melukai anggota keluarga kerajaan, dia pantas untuk diberi hukuman yang berat!" ketus Ayahanda Alzio.Alzio yang tidak ingin masalah ini semakin memanjang mulai memutar otaknya. Ia mulai memikirkan bagaimana cara agar bisa terlepas dari semua ini.‘Padahal 'kan yang terluka aku, kenapa dia yang heboh sih?’ batin Alzio.

  • The Weakest Prince   Bab 11

    Di pagi harinya, sebelum Alzio pergi mengunjungi Eras yang saat ini sedang ditahan.Ia bangun di pagi-pagi buta untuk memikirkan langkah selanjutnya. Alurnya secara perlahan mulai menjauh dari cerita novel aslinya. Mengapa Eras menyerang Alzio di tempat ramai seperti itu? Bahkan, Aesar dan Eras sudah bertemu lebih cepat dari cerita aslinya, tetapi dengan keadaan yang sangat berbeda.Sekarang ini, yang ada di pikiran Alzio adalah untuk membebaskan Eras secepatnya. Ia merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi pada saat itu. Mengingat Eras sendiri tidak menyadari akan tindakan yang ia lakukan pada saat itu.‘Apa itu semacam sihir? Di dunia ini pastinya ada sihir seperti itu,’ pikir Alzio menerka-nerka.Ketika Alzio di kehidupan sebelumnya, ia tidak terlalu ingat tentang sihir di novel 'Cinta Sejati' yang ia baca. Karena isi novel itu hanya fokus bercerita tentang hal romantis yang terjadi kepada Charlotte dan Aesar di belakang Alz

  • The Weakest Prince   Bab 10

    Kita kembali ke beberapa saat yang lalu. Saat sedang dalam perjalanan ke bar ini Alzio menjelaskan sesuatu kepada Haniel. Ia sangat ingin membuat pasukan kesatrianya sendiri seperti kakaknya karena menurutnya itu adalah hal yang keren.Ia pun mengatakan kalau orang yang akan ia temui adalah salah satu dari calon kesatria tersebut dan orang itu adalah Eras. Orang yang kemarin ribut dengan Alzio. Haniel juga mengatakan kepada Alzio bahwa ia merasakan sesuatu dari Eras. Karena sudah menggeluti bidang ini selama bertahun-tahun, Haniel bisa langsung tahu yang mana orang yang sudah berjuang keras dan yang mana orang yang berbakat. Menurutnya, Alzio adalah salah satu orang berbakat yang selalu menyembunyikan kemampuannya selama ini.***Kembali

  • The Weakest Prince   Bab 9

    Saat baru memasuki bar tersebut, langsung tercium aroma alkohol dimana-mana. Banyak orang yang sedang mabuk. Banyak pula para wanita yang berpakaian kurang senonoh untuk dilihat oleh anak di bawah umur. Seorang wanita dengan pakaian sopan menghampiri Alzio, ketika ia tahu Alzio memasuki bar ini.“Apa ada yang bisa saya bantu, Tuan?” tanya wanita tersebut.“Ah, uh ... aku kemari sedang mencari seseorang,” jawab Alzio sambil menoleh ke kanan dan ke kiri.“Ouw, saya baru pertama kali melihat Anda, seperti apakah tipe kesukaan Anda? Atau mungkin Anda mengetahui namanya?” tanya wanita itu lagi.“Yah, aku baru saja datang ke daerah ini,” jawab Alzio.

  • The Weakest Prince   Bab 8

    Saat dalam perjalanan untuk kembali ke istana. Haniel mulai mengintimidasi Alzio dan menanyakan apa tujuan sebenarnya ia pergi ke Ibukota.“Jadi, apa sebenarnya tujuan Anda datang ke sini?” tanya Haniel sambil memberi tatapan tajam ke arah Alzio.Alzio memasang wajah panik dan mengeluarkan keringat dingin di seluruh wajahnya.“I-Itu ... hmm, aku memang berniat untuk melihat-lihat pedang 'kan? Tapi karena dua anak kembar itu mengganggu jadinya seperti itu 'kan,” dalih Alzio beralasan.Haniel menatap Alzio dengan wajah tak percaya, ia menaikkan kedua alisnya dan memancarkan sorot mata curiga seolah tidak percaya dengan alasan Alzio barusan.“Pokoknya Anda jangan sampai membuat masalah lagi, itu bisa merepotkan Yang Mulia Ratu,” ujar Haniel sambil menghela napasnya.“Baik, baik. Aku mengerti,” jawab Alzio deng

  • The Weakest Prince   Bab 7

    Wajah Eras mulai memerah karena sudah tersulut emosi. Terlihat kemarahan yang sangat besar di wajahnya. Namun, ia tetap mencoba untuk tenang dan menahan amarahnya.“Baiklah, kalau begitu kita lupakan saja kejadian hari ini,” pinta Eras sambil memasang senyuman yang dibuat-buat.Ia pun lekas pergi meninggalkan mereka. Namun, tidak semudah itu untuknya pergi. Alzio menepuk pundaknya dari belakang. Eras yang dibuat bingung pun menoleh ke belakang. Tepat pada saat itu pula, Alzio menampar wajahnya menggunakan punggung tangannya. Hal itu membuat Haniel semakin panik dan para anak kembar itu malah makin terkagum-kagum.“Ha-ha, masa Kakak mau pergi begitu saja?” ejek Alzio sambil tertawa kecil.

  • The Weakest Prince   Bab 6

    Anak lelaki itu masih saja memandangi Alzio dengan begitu lekat sambil memasang wajah polosnya.“Apa maksudmu? Bukannya sebaliknya, kau yang menabrakku, hm?” tanya Alzio sambil mendekatkan wajahnya dengan tatapan mengancam.Anak itu mulai berkeringat dingin dan wajah polosnya seketika berubah menjadi wajah panik. Namun, tiba-tiba saja, ia sengaja menjatuhkan dirinya ke tanah. Alzio yang melihat itu terdiam sejenak.“Ahh! Kakak ini tiba-tiba mendorongku! Huaa,” teriak anak lelaki tersebut yang seketika menarik perhatian banyak orang.Orang-orang yang berada di sana mulai memandangi mereka. Alzio masih bingung dengan apa yang dilakukan oleh anak ini. Sementara itu, Haniel di belakang sudah mulai panik dan merasa tidak tenang.“Sekarang apa sih yang kau lakukan?” tanya Alzio heran.Anak itu tiba-tiba menangis yang membuat semua orang semakin gaduh. Ia mengatakan kalau Alzio baru saja menatapnya dengan wajah yang sa

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status