"Ternyata memang benar, aku tidak cocok dengannya. Aku menggunakan barang yang sama sekali bukan milikku." Elle terus berkata dalam hati sembari memasukkan barang miliknya ke dalam koper.
Kamar yang begitu besar, tetapi barang yang Elle miliki hanya sedikit. Yang Elle masukkan ke dalam koper hanyalah baju-baju sederhana yang dulu dia bawa ke kediaman Galant. Setelah Galant membelikan Elle bermacam-macam pakaian, baju lama Elle tidak terpakai dan tetap disimpan oleh Elle.
Elle pun tersenyum pahit saat melihat baju-baju lamanya dan bergumam. "Untung saja aku tidak membuangnya kalau tidak aku akan benar-benar merasakan tidak punya apa-apa."
"Kamu sedang apa?" Suara bariton terdengar dari belakang Elle.
Elle menoleh ke belakang dan melihat Galant sedang berdiri di ambang pintu membuat alisnya yang tegas hampir menyatu. Saat melihat pria yang telah memberinya harapan yang tak terhingga itu timbul banyak pertanyaan,
Kemarahan dan kesedihan bercampur aduk menjadi satu. Elle mengangkat wajahnya. Dia mengatur napasnya untuk tenang kemudian menjawab dengan tegas, "Tuan Devereux, kamu tidak perlu mengasihaniku. Aku orang yang sudah pernah bercerai sebelumnya. Aku juga pernah mengalami keguguran. Kemampuan ekonomi keluargaku pun sangat kurang. Aku mengerti sekali bahwa diri ini tidak cocok denganmu." "Namun, dari semuanya yang paling aku mengerti adalah kamu hanya menyukai wajah ini." Elle melanjutkan kalimatnya. Elle yang sedang menatap ke arah Galant, melihat wajah yang tampan itu kini menjadi merah padam. Membuat kemarahan Elle semakin menjadi. "Kenapa dia menjadi marah? Apa karena kebohongannya telah terbongkar jadi dia marah? Lalu bagaimana dengan aku yang dibohongi selama ini?" batin Elle. Elle menatap Galant dengan tatapan tajam lalu berkata, "Galant ... apa kamu tahu apa yang paling aku BENCI?" Elle sengaja
Galant membalikan tubuh Elle. Dia menghimpit tubuh Elle dengan tubuhnya. Tatapannya begitu dalam pada iris mata biru Elle. "Ini terakhir kali kau mengatakan ingin berpisah dariku. Aku tidak ingin lagi mendengarnya! Apa kau mengerti!" "Aku sudah tidak ingin bermain-main lagi denganmu, Galant!" bentak Elle keras. Matanya mulai berlinang air mata. "Bisakah kamu tidak lagi membohongi aku dengan menunjukkan wajah yang penuh dengan perasaan yang dalam itu?! Kalau kamu terus saja begitu ... kamu membuatku merasa jadi orang yang benar-benar kamu cintai!" Elle terus menangis mengeluarkan suara tersedu. Seluruh tubuhnya menjadi lemas dan seketika tangisnya menjadi. "Kenapa? Kenapa aku selalu dibohongi oleh pria?" Elle bertanya-tanya dalam hati lalu seketika tangis Elle semakin menjadi. "Dicky membohongiku, Galant juga membohongiku! Tetapi bila dibandingkan rasa benciku kepada Dicky, kini aku lebih membenci Galant. Di saat ter
Elle menarik nafas panjang lalu mengikuti Julitte melangkah pergi meninggalkan kediaman Galant. Julitte mengatur tempat untuk Elle tinggali di sebuah hotel berbintang lima. Julitte sengaja menyindir dengan memilih hotel yang dulunya menjadi tempat pernikahan Elle dan Dicky. Setelah berada di dalam kamar hotel, Julitte tidak langsung pergi. Kemungkinan dia takut Elle akan berubah pikiran jadi dia tidak pulang. Di dalam ruangan kamar hotel yang luas, Elle menjatuhkan diri di sebuah sofa, dia duduk menyandarkan kepala dan melemaskan lehernya. Julitte yang duduk di sampingnya sesekali meliriknya seperti sedang mencari sesuatu dari diri Elle. "Ternyata kamu tidak seperti yang aku pikirkan," ucap Julitte memulai pembicaraan. Namun, Elle tidak bergeming. Dia tidak ingin memperdulikan Julitte. Julitte melanjutkan perkataannya. "Sebenarnya sejak pertama aku bertemu denganmu, aku sudah ta
Sikap Julitte hari ini bila dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya sangat berbeda, membuat Elle menjadi bingung. Elle merasa kalimat-kalimat Julitte tadi bukanlah kalimat-kalimat sindiran seperti yang selama ini Elle dapatkan, kali ini kalimat Julitte seperti sedang mengajari Elle tentang sesuatu. Julitte hanya menatap Elle tanpa berbicara apa-apa lagi lalu mengambil tasnya dan melangkah pergi dari ruangan. Selama semalaman Elle tetap terduduk di sofa, selembar cek yang diberikan oleh Julitte tadi pun masih tetap tak bergeming dari meja di hadapan Elle sejak terakhir kali Elle menempatkannya. Setelah lama berpikir, Elle akhirnya mengambil cek itu dan memasukkannya ke dalam kantong. Tidak lama kemudian Elle mendapatkan pesan dari Julitte yang membuat Elle menjadi ragu kembali dengan keputusannya menerima cek tersebut adalah keputusan yang benar. Uang yang tertulis di dalam cek tersebut adalah 200 ju
"Kamu kenapa? Kamu menangis?" Elle mengusap air matanya lalu tersenyum dan berkata, "Kamu ingin minum apa? Pesan saja yang kamu mau." Elle menyodorkan buku menu kepada Celine. Alis Celine menjadi semakin berkerut mendalam. Menatap bingung Elle. "Elle, apa yang terjadi?" "Aku dan Galant sudah bercerai," jawab Elle singkat. Suaranya begitu parau. "Apa? Bercerai?" Celine yang terkejut sontak langsung berdiri kemudian perlahan duduk kembali. Celine menarik tangan Elle, berbicara dengan pelan. Sorot matanya terpancar kegelisahan. "Ada apa denganmu Elle? Apa ini perkara lamaran kemarin? Bukankah katamu kalian sudah bicara baik-baik berdua?" Ketika hari lamaran waktu itu Celine juga hadir jadi keesokan harinya setelah Elle memutuskan menerima lamaran Galant, Elle langsung menghubungi Celine untuk memberi kabar. Jadi Elle bisa memahami jika Celine begitu terkejut s
Hati Elle sangat sakit sekali, tetapi mendengar kata-kata Celine, dia serasa mempunyai harapan. "Elle, aku tahu aku bersalah kepadamu karena tidak memberitahu tentang masalah itu, tapi Katherine telah lama sekali meninggal dunia. Mungkin Kak Galant memang melirikmu karena wajahmu yang mirip dengan Katherine, tetapi dia memutuskan untuk menikah denganmu dan dengan tulus membuat kejutan pasti bukan karena dirimu yang mirip dengan Katherine." Celine berkata dengan wajah yang meyakinkan sembari menggenggam tangan Elle. "Itu tidak benar, Celine ...." Elle menatap Celine dengan matanya yang masih memerah. "Kalau benar dia menyukaiku dia akan memberiku penjelasan. Namun, sampai dengan saat ini jangankan sedikit penjelasan. Sepatah kata untuk menahanku pun tidak dia katakan," lanjut Elle yang merasa yakin. Elle tidak ingin dibuat bingung oleh kalimat Celine karena sebenarnya Elle sendir
Seperti yang Elle alami sekarang, "Galant yang tidak bisa melupakan Katherine. Bukankah begitu? Apalagi Katherine sangat pintar. Bahkan karena ingin membantu mencarikan Galant sesuatu, dia mengalami kecelakaan lalu meninggal. Semakin tidak mungkin bagi Galant untuk melupakan Katherine." Semuanya jadi terasa lucu bagi Elle. Selama ini dirinya terus tenggelam dalam kelembutan Galant, tapi ternyata Galant menggunakannya untuk mengingat wanita lain. "Elle, apa karena Katherine, kamu dan Kak Galant bercerai?" Celine menatap Elle lekat dan bertanya dengan hati-hati. Elle menggigit bibir bawahnya lalu mengangguk mengiyakan. Celine pun langsung mengerutkan alisnya. "Kenapa? Dia sudah lama meninggal." "Yang dia cintai itu Katherine," seru Elle dengan nada tajamnya. Elle merasa Celine tidak perlu menanyakan lagi tentang itu. Alis Celine semakin mengerut. "Tidak mungkin. Dia bukan orang yang seperti i
"Tidak perlu menatapku dengan heran seperti itu. Kemarin setelah kita bertemu, aku merasa kamu aneh. Jadi waktu pulang aku memberitahu Dicky. Lalu coba kami tebak ada apa?" Valerie bersikap sengaja berlebihan atau kebanyakan orang menyebutnya 'lebay'. "Aku mengetahui rahasia besarmu!" Elle mengernyitkan keningnya, tidak ingin memperdulikan Valerie. Terlihat Dicky juga mulai melangkah mendekat ke arah Elle dan mulai membuka mulut. "Elle, apa kamu tahu kenapa Galant bersamamu dan masih membantumu melawan keluarga Dirk?" Wajah Dicky penuh kemisteriusan, sorot matanya terlihat ada maksud yang tersembunyi. Elle memalingkan wajahnya, tidak ingin melihat Dicky. Namun, kata-kata lanjutan yang Dicky keluarkan benar-benar membuat sekujur tubuh Elle gemetar dan dipenuhi keringat dingin. Dicky tersenyum dingin. "Semua karena yang bertabrakan dengan Katherine adalah AKU." Mata Elle seketika terbelalak.
"Oh iya Archie, apakah kamu ada mendengar sesuatu baru-baru ini? Apakah ... apakah sejak awal Galant sudah mencurigai rencana kita kemarin?" tanya Elle dengan suara yang bergetar. Dia membombardir Archie dengan pertanyaan bertubi-tubi."Galant sangatlah pintar. Pada awalnya ketika aku berpura-pura menggugurkan anak untuk menipunya dengan bantuan Archie, Galant menyakini semua kejadian itu adalah benar. Karena alasan Elle dengan tega menggugurkan anaknya itu Galant pun menjadi marah. Jika Galant sedang marah dan merasa ada yang janggal maka dia tidak akan menunda untuk menyelidikinya.Aku telah mengetahui kemampuannya dalam menyelidiki, aku benar-benar khawatir dia akan menemukan sesuatu."Archie menekan pundak Elle, mencegahnya agar tidak banyak bergerak. Archie menenangkan Elle dengan berkata, "Tidak ... jangan khawatir, dokter yang membantu operasimu sudah tidak berada di kota itu lagi, Galant tidak akan menemukannya.""Kalau begitu maksudmu
Pada awalnya Elle tidak ingin berpikir terlalu banyak. Waktu itu dia hanya berpikir tidak ingin menyikirkan anaknya dan segera pergi dari Galant. Namun, di saat sekarang anak-anak ini akan segera terlahir di dunia, entah kenapa Elle mulai khawatir. Hanya saja saat ini Elle tidak mempunyai banyak waktu untuk berpikir mengenai hal itu. "Akhh ...." Elle menjerit keras, tubuhnya gemetaran. Dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruang bersalin. Mereka mempersiapkan alat-alat medis. Kemudian, sang dokter memeriksa jalan lahir Elle. "Nyonya Eleonora, anda harus mendorong dengan kuat. Kepala bayi sudah terlihat, Nyonya," ucap sang dokter. Elle mengangguk lemah, kemudian dia mendorong sekuat mungkin. Archie mengusup ke samping Elle, dia terus memberikan kekuatan padanya. "Akkhhh-" Elle menjerit keras, dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Archie m
"Archie ... perutku sakitt!" Elle merintih kesakitan dengan wajah yang begitu pucat. Elle menghela nafas, dia tidak tahu apakah akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan. Tiba-tiba Elle merasakan kakinya basah akan cairan yang mengalir sangat cepat. "Cairan ketuban! Seperti sudah pecah." "Kamu sedang di gerbang pintu perusahaan, 'kan? Jangan bergerak, aku akan segera ke sana." Archie berbicara dengan nada yang sangat cemas bahkan dari earphone Elle terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sempat terdengar juga Archie yang memerintahkan seseorang untuk menghubungi ambulans kemudian Elle mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan. "Elle jangan takut ... apakah kamu mengingat tindakan yang telah kamu pelajari di kelas ibu hamil sebelumnya?" Kata-kata Archie yang masuk ke telinga tiba-tiba seperti sebuah petunjuk di kala pikiran Elle sedang panik. "Ingat!" kata Elle dengan yakin. Sebelumnya Archie mem
Elle seperti orang tenggelam yang akan mati, tetapi beruntung menemukan kayu apung untuk dirinya. Kayu apung itu adalah Archie. Archie adalah penyelamatnya. Maka dari itu, Elle hanya bisa menunggu hingga kondisi tubuhnya membaik lalu bekerja keras sebagai imbalan atas upaya Archie selama ini. Beruntung setelah seminggu kondisi Elle perlahan-lahan membaik. Di bawah bimbingan Archie, Elle mulai belajar tentang bisnis ekspor dan impor. Sejak Elle keluar dari tempat Celine hingga beberapa minggu berada di Berlin Elle belum pernah menghubungi Celine. Elle sedikit merasa tidak enak mengenai hal itu karena selama ini jika Elle berada dalam kesulitan, Celine lah yang mendampinginya. Maka hari ini Elle mencoba menghubungi Celine. Celine yang dihubungi oleh Elle merasa kaget sekaligus senang. Dalam pembicaraannya lewat sambungan telepon, Celine mengatakan jika dirinya terkejut ketika Galant memberitahu kalau Elle telah menggugurkan kandungannya.
Semua yang terjadi adalah rencana Archie. Elle tidak benar-benar menggugurkan anak dalam kandungannya. Dia hanya melakukan pembersihan rahim. Dokter yang melakukannya juga telah diatur oleh Archie. Archie juga mempunyai bisnis di kota ini. Relasi Archie juga bisa dikatakan banyak seperti Galant. Jadi dia juga bisa dengan mudah menemukan kenalan yang bisa membantunya. Elle memang diberi obat bius, tetapi dosis obat bius yang diberikan tidak terlalu besar sehingga hanya membuat dirinya terlihat lemah dan tidak membahayakan janin di perutnya. Sedangkan darah yang dilihat oleh Galant tadi adalah milik seorang gadis kecil yang baru saja menjalani operasi. Galant melihatnya sehingga dia berpikir seakan Elle sedang menjalankan operasi. Elle beristirahat sejenak di ruang operasi sedangkan Archie membawa dan akan menguburkan sesuatu yang mereka anggap 'janin' tersebut. 
Tanpa izin dan dengan berani Elle menatap Galant dan Galant pun membalas tatapan Elle. Mereka saling beradu pandang beberapa saat. Waktu terasa berhenti saat itu juga. Galant menggeretakkan giginya, otot-otot di wajahnya bergetar, tatapannya begitu tajam. Elle sedikit takut melihat Galant yang seperti itu. Elle mengepalkan tangan dengan erat. Rasa sakit akibat tancapan kuku di telapak tangan membuat Elle tetap sadar dan mengingatkan bahwa dirinya tidak bisa lagi jika mundur. Tiba-tiba Galant tersenyum, tetapi senyumnya tidak sampai mencapai matanya lebih tepatnya Galant tersenyum devil. "Eleonora, jika sekarang kamu menyingkirkan anak itu, aku ... Galant Devereux mulai hari ini juga tidak akan berhubungan denganmu." "Baik!" Elle berkata menekankan. Dia menelan ludah yang terasa pahit lalu tersenyum kecil pada Galant meskipun hatinya sakit dan tidak berhenti bergetar. Elle yang masih memanda
"Tidak boleh!" Elle berucap tegas dan menatap Archie dengan tatapan peringatan. "Ternyata rencananya adalah dia ingin menggugurkan anakku!" batin Elle. Elle yang sedang menatap Archie seketika menjadi takut. Seolah merasa jika Archie adalah orang yang akan mengambil nyawa anaknya dengan tangannya. Archie tertegun sesaat. Dia tidak menyangka jika Elle akan bereaksi seperti itu, tetapi keterkejutan di sorot matanya seolah hanya bersinar sebentar saja lalu kembali tenang. Hanya saja dari sorot matanya Elle dapat melihat pancaran sedikit rasa kecewa. "Maksudku bukan benar-benar menyuruhmu menggugurkan anak dalam perutmu itu," kata Archie. Elle tertegun dan mengerutkan keningnya, "Jadi maksudmu?" "Elle, aku bisa membantumu." Suara Archie terdengar berat. Matanya terus tertuju kepada Elle. Elle membalas tatapan Archie. Membuat jantungnya berdegup kencang la
Elle berbicara dengan nada yang tidak menyindir sedikit pun. "Kalau kamu tidak percaya kamu bisa pergi mencari tahu. Berdasarkan kemampuanmu, kamu ingin mencari tahu tentang apapun pasti akan mudah bagimu atau bahkan kamu sudah mencari tahu?" Saat kalimat tersebut keluar, Elle semakin yakin bahwa Galant sudah mencari tahu tentang Archie. Galant serba ingin tahu, serba ingin menggenggam segalanya dalam genggamannya. Proses perceraian mereka pun semua dibawah kendalinya. Tentu saja, kapan Elle bertemu dengan Archie, tidak mungkin Galant tidak tahu. "Tuan Kyne, pulanglah terlebih dahulu. Jika kamu pergi ke bandara sekarang kemungkinan masih sempat ...." Sebenarnya Elle juga tidak yakin akan pembicaraannya, tapi yang Elle tahu Archie harus berangkat ke luar negeri. Kalau Elle sampai menghambat pekerjaannya, dia akan merasa sangat tidak enak. Namun, Archie malah tersenyum dan melihat ke arah Galant. "Tuan Devereux, aku ingin ber
Melihat Elle yang histeris, Galant langsung memeluk Elle lalu berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa, tidak akan ada apa-apa. Aku akan mencari dokter terbaik untukmu."Elle memberontak, ingin melepaskan diri dari dekapannya. Kata-kata Galant sedikitpun tidak membuat Elle merasa tenang, tetapi malah sebaliknya. Elle merasa Galant hanya ingin mempertahankan wajahnya.Elle mendengarkan Galant berbicara dengan dokter yang sedang mengobati dirinya agar mencari dokter bedah plastik yang terbaik dan paling hebat juga mendengar Galant yang menyuruhnya agar tidak takut, air mata Elle pun berhenti berlinang. Elle juga sudah tidak menangis.Hanya saja Elle merasa seperti kehilangan seluruh tenaganya. Berada di dalam pelukan Galant, Elle tidak menangis, tidak berisik, juga tidak bergerak meskipun jarum yang menusuk dagingnya memberi rasa sakit yang luar biasa. Namun, Elle lebih dapat merasakan rasa sakit di hatinya yang terasa sangat sakit.Do