"Cerai! Kamu harus menceraikan dia, Elle!" ucap Celine dengan penuh amarah. "Dicky berengsek! Berani sekali dia mengatakan kalau kamu adalah orang yang bersalah padahal dirinya sendiri melakukan hal yang tidak benar dan memalukan.
Elle ... Dicky akhir-akhir ini membuat begitu banyak skandal, jadi kalau kamu menggugat cerai maka Dicky akan berada di posisi yang tidak menguntungkan dan kamu bisa memenangkan perkara ini dengan mudah."
Celine yang selalu tidak setuju dengan perkataan Aida mencoba membuka pikiran Elle tentang Dicky. 'Tidak peduli seberapa besar amarah dan emosi Dicky, dia tetap bersalah jika dia berselingkuh dengan membawa wanita lain ke rumah secara terang-terangan di kala statusnya telah menikah'.
Hal seperti itu tentu saja hanya bisa di toleransi oleh orang seperti Elle. Namun, tidak peduli seberapa keras usaha Elle untuk bertahan tetap saja dirinya dan Dicky tidak bisa lagi hidup bersama dengan tenang dan bahagia.<Jangan lupa untuk tambahkan (+) cerita ini ke pustaka/library ya kakak-kakak reader tersayang & jangan pelit bagikan gem hehehe ;)
"Bagaimana dengan ibuku?!" jemari Elle yang berada di jas putih dokter Frank terlihat bergetar samar. "Puji Tuhan, sejauh ini semuanya berjalan dengan baik dan sesuai seperti harapan kita semua. Pasien akan segera kami pindahkan ke ruangan perawatan lanjutan pasca operasi," jelas dokter Frank. Otot-otot dan tulang tubuh Elle yang tadinya menegang seketika lemas. Celine menahan tubuh Elle agar sahabatnya itu masih bisa berdiri tegak. "Syukurlah ... syukurlah, terima kasih ya Tuhan," lirih Elle. Dia tidak bisa lagi untuk menahan air mata harunya. "Terima kasih!" Elle berbalik lantas memeluk erat sahabatnya. Begitu erat hingga membuat Celine merasa sesak. Celine membalas pelukan Elle sembari mengelus pelan punggung Elle. Ia pun mengucap terima kasih yang sama kepada Tuhan dalam hati. *** Aida kini sudah berada di ruang perawatan lanjutan pasca operasi. Elle dan Celine tidak diperbolehkan m
"Kak Galant!" Pandangan Celine tertuju pada arah dimana seseorang tengah berdiri tidak jauh dari tempat mereka, terlihat dia sedang menundukkan kepala melihat ponselnya. Sinar matahari yang menembus jendela menyinari tubuh tingginya hingga membuat dirinya seperti sedang di selimuti cahaya emas. Ketampanan seorang Galant Devereux memang selalu membuat orang terpesona. Namun, gambaran indah akan sosok makhluk ciptaan Tuhan itu lenyap karena sebuah kalimat yang terlontar. "Apa kamu menghubungiku untuk membicarakan perihal ganti rugi?" Galant yang kini telah berada di hadapan Elle dan Celine berbicara dengan tatapan datar ke arah keduanya. Elle tidak menyangka Galant akan berkata langsung seperti itu hingga membuat Elle tidak tahu harus berkata apa. Celine yang tidak menyadari suasana hati Elle langsung berbicara, "Iya Kak Galant, apa Kakak bisa membantu supaya Elle dan Dicky bisa bercerai?"
"Apakah kamu sudah memikirkan dengan matang untuk bercerai dengan Dicky?" kata Galant yang memecahkan keheningan. Degh! Elle merasakan jantungnya berhenti sesaat namun dia masih sanggup untuk menganggukkan kepalanya. "Ya, aku sudah berpikir matang-matang. Aku ingin secepatnya bercerai dengan Dicky." Mengenai perceraian bukan soal dipikirkan matang-matang atau tidak tetapi memang karena tidak ada pilihan lain. Melihat segala masalah yang telah terjadi, benar apa yang dikatakan oleh Celine, kalau dirinya tidak mungkin hidup bersama Dicky lagi. Itulah yang ada di pikiran Elle saat ini. "Kamu ingin aku melakukan apa?" tanya Galant dengan suara yang sangat enak untuk di dengar. Suara yang datar dan berat namun tidak bisa di tebak apakah sedang senang atau marah. "K-kata Celine kamu bisa menjatuhkan Dicky," Elle berkata sedikit ragu-ragu sembari mulai menatap Galant. Tanpa Elle sa
BRUGH! Karena bangun dari tempat duduknya dengan tergesa-gesa maka Elle tidak sengaja menabrak sebuah kursi hingga tidak bisa mengontrol tubuhnya dan jatuh kebelakang. 'TIDAAK! Habis lah sudah,' teriak Elle dalam hati. Pemikiran Elle kalau dia akan mendapatkan malu karena terjatuh ternyata salah. Elle tidak terjatuh, tangannya di raih dan di genggam oleh Galant. Punggungnya di tahan kemudian di dorong maju agar Elle dapat kembali berdiri dengan seimbang lagi. "Terima kasih," ucap Elle sembari menunduk. Dia semakin tidak berani menatap Galant. "Ayo kita pergi," ucap Galant yang kemudian melepaskan tangan Elle dan melangkah pergi keluar dari restoran bersama Elle. Galant juga mengatakan akan mengantar Celine pulang jadi dia ikut kembali ke tempat ibu Elle dirawat. Tanpa sadar Elle meraba telapak tangan yang tadinya di genggam oleh Galant. Meskipun Galant telah lama mel
"Dicky ... kita cerai," Elle berkata dengan datar dan tenang. Kalimat itu sudah lama tersimpan di dalam hati Elle, hanya saja dia selalu tidak memiliki keberanian mengucapkannya. Kini dia telah mendapatkan janji dari Galant jadi dia bisa mengatakannya dengan penuh percaya diri. "Apa kamu bilang!" Dicky berkata dengan emosi sembari dia meraih leher Elle kemudian mencekiknya. Rasa sakit karena tercekik menyerang. Elle menjadi panik hingga membuat Elle reflek menggenggam tangan Dicky. Tapi sebelum Elle berhasil meraih lengan Dicky, terdengar suara "bugh!" kemudian cengkeraman tangan Dicky di leher Elle pun terlepas dan Elle tercengang saat mendapati Dicky telah tersungkur di lantai. Melihat Galant bergerak maju dan memposisikan diri di depan bagai perisai pelindung, seketika hati Elle menjadi hangat, Elle merasa tenang dan aman. "Bercerailah dengan Eleonora," ucap Galant datar dan dingin. Tatapann
PLAK! Sebuah tamparan mendarat di pipi Dicky. Elle merasa sangat kesal sampai tangannya gemetar dan tidak tahan untuk tidak menampar Dicky. "Dasar BODOH!" geram Elle sambil menggertakkan gigi. Tamparan Elle tadi cukup keras hingga mengeluarkan suara. Ternyata tamparan itu tidak hanya bentuk luapan emosi Elle tapi juga membangkitkan amarah Dicky. Sret! Dengan penuh amarah Dicky membalas dengan meraih rambut Elle dan menariknya hingga membuat Elle terjatuh di lantai. Dicky juga mengepalkan tangannya melayangkan pukulan ke Elle. Gerakkan Dicky sangat tiba-tiba. Setelah mendapatkan pukulan dari Dicky, Elle menjadi gugup sampai merasa tidak bisa bernafas, badannya menjadi kaku tidak bisa bergerak. BUGH!Elle sempat melihat Galant melayangkan pukulan balasan pada Dicky hingga membuat pria itu tersungkur di lantai. Namun tidak tahu set
"Anak ini—" Galant terdiam sejenak kemudian kembali menatap Elle. "Sebaiknya dilahirkan saja." Mendengar perkataan Galant sontak Elle merasa terkejut, rasa terkejutnya melebihi saat tahu dirinya sedang hamil. Kali ini Elle merasa seperti orang bodoh. 'Galant ingin aku melahirkan anak ini? Apa aku tidak salah dengar? Apa maksudnya? Apa dia tidak takut aku akan merepotkan dia?' Elle bertanya-tanya dalam hati. "Kak Galant, apa benar kamu ingin—" kali ini Celine ikut membuka suara, dia tampak sedikit tidak percaya dengan apa yang dia dengar namun matanya berbinar sinar kebahagiaan, dia sangat bersemangat. Berbeda dengan Celine dan Elle, sikap Galant sangat tenang. "Aku membutuhkan seorang anak. Perusahaan besar D'reux group membutuhkan seorang penerus jadi kamu lahirkan saja anak ini. Semua biaya aku akan menanggungnya. Kamu juga akan aku beri kompensasi." Galant berkata sembari menatap Elle dengan alisnya yang
Tuk ... tuk ... tuk. Terdengar suara bising langkah kaki mendekat. Ceklek .... "K-kalian!" Pintu ruang perawatan Elle dibuka. Tampak Tania dan Dicky memasuki ruangan juga tampak Valerie berada di belakang mereka. "Congratulation! Kami tidak pernah menyangka kalau kamu akan menempuh hidup yang lebih baik secepat ini," ucap Tania dengan nada dan tatapan sinis. Tania tampak ingin sekali melakukan sesuatu pada Elle namun tidak dia lakukan. "Mau apalagi kalian ke sini?" tanya Celine dengan tegas. Dia berdiri di depan Elle bagai perisai yang melindungi. Valerie tertawa. "Kami bisa berbuat apalagi? Bukankah dia ingin bercerai? Jadi Elle ... cepatlah bangun! Jangan jadikan kehamilan kamu sebagai alasan agar bisa menjadi manja!" 'Bercerai? Jadi mereka sengaja datang kemari dengan marah-marah karena harus mengurus perceraianku?' kata Elle dalam hati. Elle sebenarnya masi
"Oh iya Archie, apakah kamu ada mendengar sesuatu baru-baru ini? Apakah ... apakah sejak awal Galant sudah mencurigai rencana kita kemarin?" tanya Elle dengan suara yang bergetar. Dia membombardir Archie dengan pertanyaan bertubi-tubi."Galant sangatlah pintar. Pada awalnya ketika aku berpura-pura menggugurkan anak untuk menipunya dengan bantuan Archie, Galant menyakini semua kejadian itu adalah benar. Karena alasan Elle dengan tega menggugurkan anaknya itu Galant pun menjadi marah. Jika Galant sedang marah dan merasa ada yang janggal maka dia tidak akan menunda untuk menyelidikinya.Aku telah mengetahui kemampuannya dalam menyelidiki, aku benar-benar khawatir dia akan menemukan sesuatu."Archie menekan pundak Elle, mencegahnya agar tidak banyak bergerak. Archie menenangkan Elle dengan berkata, "Tidak ... jangan khawatir, dokter yang membantu operasimu sudah tidak berada di kota itu lagi, Galant tidak akan menemukannya.""Kalau begitu maksudmu
Pada awalnya Elle tidak ingin berpikir terlalu banyak. Waktu itu dia hanya berpikir tidak ingin menyikirkan anaknya dan segera pergi dari Galant. Namun, di saat sekarang anak-anak ini akan segera terlahir di dunia, entah kenapa Elle mulai khawatir. Hanya saja saat ini Elle tidak mempunyai banyak waktu untuk berpikir mengenai hal itu. "Akhh ...." Elle menjerit keras, tubuhnya gemetaran. Dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruang bersalin. Mereka mempersiapkan alat-alat medis. Kemudian, sang dokter memeriksa jalan lahir Elle. "Nyonya Eleonora, anda harus mendorong dengan kuat. Kepala bayi sudah terlihat, Nyonya," ucap sang dokter. Elle mengangguk lemah, kemudian dia mendorong sekuat mungkin. Archie mengusup ke samping Elle, dia terus memberikan kekuatan padanya. "Akkhhh-" Elle menjerit keras, dia menarik napas yang dalam dan mengeluarkannya dari mulut. Archie m
"Archie ... perutku sakitt!" Elle merintih kesakitan dengan wajah yang begitu pucat. Elle menghela nafas, dia tidak tahu apakah akan melahirkan lebih cepat dari perkiraan. Tiba-tiba Elle merasakan kakinya basah akan cairan yang mengalir sangat cepat. "Cairan ketuban! Seperti sudah pecah." "Kamu sedang di gerbang pintu perusahaan, 'kan? Jangan bergerak, aku akan segera ke sana." Archie berbicara dengan nada yang sangat cemas bahkan dari earphone Elle terdengar suara langkah kaki yang terburu-buru. Sempat terdengar juga Archie yang memerintahkan seseorang untuk menghubungi ambulans kemudian Elle mendengar suara mesin mobil yang dinyalakan. "Elle jangan takut ... apakah kamu mengingat tindakan yang telah kamu pelajari di kelas ibu hamil sebelumnya?" Kata-kata Archie yang masuk ke telinga tiba-tiba seperti sebuah petunjuk di kala pikiran Elle sedang panik. "Ingat!" kata Elle dengan yakin. Sebelumnya Archie mem
Elle seperti orang tenggelam yang akan mati, tetapi beruntung menemukan kayu apung untuk dirinya. Kayu apung itu adalah Archie. Archie adalah penyelamatnya. Maka dari itu, Elle hanya bisa menunggu hingga kondisi tubuhnya membaik lalu bekerja keras sebagai imbalan atas upaya Archie selama ini. Beruntung setelah seminggu kondisi Elle perlahan-lahan membaik. Di bawah bimbingan Archie, Elle mulai belajar tentang bisnis ekspor dan impor. Sejak Elle keluar dari tempat Celine hingga beberapa minggu berada di Berlin Elle belum pernah menghubungi Celine. Elle sedikit merasa tidak enak mengenai hal itu karena selama ini jika Elle berada dalam kesulitan, Celine lah yang mendampinginya. Maka hari ini Elle mencoba menghubungi Celine. Celine yang dihubungi oleh Elle merasa kaget sekaligus senang. Dalam pembicaraannya lewat sambungan telepon, Celine mengatakan jika dirinya terkejut ketika Galant memberitahu kalau Elle telah menggugurkan kandungannya.
Semua yang terjadi adalah rencana Archie. Elle tidak benar-benar menggugurkan anak dalam kandungannya. Dia hanya melakukan pembersihan rahim. Dokter yang melakukannya juga telah diatur oleh Archie. Archie juga mempunyai bisnis di kota ini. Relasi Archie juga bisa dikatakan banyak seperti Galant. Jadi dia juga bisa dengan mudah menemukan kenalan yang bisa membantunya. Elle memang diberi obat bius, tetapi dosis obat bius yang diberikan tidak terlalu besar sehingga hanya membuat dirinya terlihat lemah dan tidak membahayakan janin di perutnya. Sedangkan darah yang dilihat oleh Galant tadi adalah milik seorang gadis kecil yang baru saja menjalani operasi. Galant melihatnya sehingga dia berpikir seakan Elle sedang menjalankan operasi. Elle beristirahat sejenak di ruang operasi sedangkan Archie membawa dan akan menguburkan sesuatu yang mereka anggap 'janin' tersebut. 
Tanpa izin dan dengan berani Elle menatap Galant dan Galant pun membalas tatapan Elle. Mereka saling beradu pandang beberapa saat. Waktu terasa berhenti saat itu juga. Galant menggeretakkan giginya, otot-otot di wajahnya bergetar, tatapannya begitu tajam. Elle sedikit takut melihat Galant yang seperti itu. Elle mengepalkan tangan dengan erat. Rasa sakit akibat tancapan kuku di telapak tangan membuat Elle tetap sadar dan mengingatkan bahwa dirinya tidak bisa lagi jika mundur. Tiba-tiba Galant tersenyum, tetapi senyumnya tidak sampai mencapai matanya lebih tepatnya Galant tersenyum devil. "Eleonora, jika sekarang kamu menyingkirkan anak itu, aku ... Galant Devereux mulai hari ini juga tidak akan berhubungan denganmu." "Baik!" Elle berkata menekankan. Dia menelan ludah yang terasa pahit lalu tersenyum kecil pada Galant meskipun hatinya sakit dan tidak berhenti bergetar. Elle yang masih memanda
"Tidak boleh!" Elle berucap tegas dan menatap Archie dengan tatapan peringatan. "Ternyata rencananya adalah dia ingin menggugurkan anakku!" batin Elle. Elle yang sedang menatap Archie seketika menjadi takut. Seolah merasa jika Archie adalah orang yang akan mengambil nyawa anaknya dengan tangannya. Archie tertegun sesaat. Dia tidak menyangka jika Elle akan bereaksi seperti itu, tetapi keterkejutan di sorot matanya seolah hanya bersinar sebentar saja lalu kembali tenang. Hanya saja dari sorot matanya Elle dapat melihat pancaran sedikit rasa kecewa. "Maksudku bukan benar-benar menyuruhmu menggugurkan anak dalam perutmu itu," kata Archie. Elle tertegun dan mengerutkan keningnya, "Jadi maksudmu?" "Elle, aku bisa membantumu." Suara Archie terdengar berat. Matanya terus tertuju kepada Elle. Elle membalas tatapan Archie. Membuat jantungnya berdegup kencang la
Elle berbicara dengan nada yang tidak menyindir sedikit pun. "Kalau kamu tidak percaya kamu bisa pergi mencari tahu. Berdasarkan kemampuanmu, kamu ingin mencari tahu tentang apapun pasti akan mudah bagimu atau bahkan kamu sudah mencari tahu?" Saat kalimat tersebut keluar, Elle semakin yakin bahwa Galant sudah mencari tahu tentang Archie. Galant serba ingin tahu, serba ingin menggenggam segalanya dalam genggamannya. Proses perceraian mereka pun semua dibawah kendalinya. Tentu saja, kapan Elle bertemu dengan Archie, tidak mungkin Galant tidak tahu. "Tuan Kyne, pulanglah terlebih dahulu. Jika kamu pergi ke bandara sekarang kemungkinan masih sempat ...." Sebenarnya Elle juga tidak yakin akan pembicaraannya, tapi yang Elle tahu Archie harus berangkat ke luar negeri. Kalau Elle sampai menghambat pekerjaannya, dia akan merasa sangat tidak enak. Namun, Archie malah tersenyum dan melihat ke arah Galant. "Tuan Devereux, aku ingin ber
Melihat Elle yang histeris, Galant langsung memeluk Elle lalu berbisik di telinganya, "Tidak apa-apa, tidak akan ada apa-apa. Aku akan mencari dokter terbaik untukmu."Elle memberontak, ingin melepaskan diri dari dekapannya. Kata-kata Galant sedikitpun tidak membuat Elle merasa tenang, tetapi malah sebaliknya. Elle merasa Galant hanya ingin mempertahankan wajahnya.Elle mendengarkan Galant berbicara dengan dokter yang sedang mengobati dirinya agar mencari dokter bedah plastik yang terbaik dan paling hebat juga mendengar Galant yang menyuruhnya agar tidak takut, air mata Elle pun berhenti berlinang. Elle juga sudah tidak menangis.Hanya saja Elle merasa seperti kehilangan seluruh tenaganya. Berada di dalam pelukan Galant, Elle tidak menangis, tidak berisik, juga tidak bergerak meskipun jarum yang menusuk dagingnya memberi rasa sakit yang luar biasa. Namun, Elle lebih dapat merasakan rasa sakit di hatinya yang terasa sangat sakit.Do