Share

PART 25

Author: Natalia Yeang
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Jadi kamu dan suamimu memutuskan pindah ke sini?" tanya Hana sembari mendaratkan bokongnya di sofa. Pandangannya mengedar ke seluruh isi rumah yang terlihat mewah dan elegan.

"Begitulah," jawab Windy sambil meletakkan jus semangka yang ia buat untuk kakaknya di atas meja. Lalu ia pun duduk di sofa. Windy menatap lamat-lamat wajah Hana, "Sepertinya wajah kakak semakin bertambah cantik saja," pujinya.

Hana hanya terkekeh pelan mendengar hal itu. "Wajahmu juga semakin bertambah cantik."

"Cantik dari mana? Kakak bisa melihat sendiri wajahku semakin menua dan kusam. Ditambah lagi aku harus mengurus dua anak setiap hari. Wajahku semakin tidak terawat" adu Windy sembari memegang sebelah wajahnya.

"Itu sudah kodratnya seorang wanita untuk mengurus anak-anaknya. Lagipula di mataku kamu tetap terlihat cantik meski sudah mempunyai dua anak. Aku pernah mendengar perkataan beberapa orang; semakin banyak seorang wanita melahirkan dan menambah keturunan, semakin b

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Victim   PART 26

    Begitu MC mengucapkan namanya dan meminta untuk maju, Hana menarik napas terlebih dahulu dan mengembuskannya perlahan-lahan. Rasa gugup mendominasi dirinya seutuhnya. Telapak tangannya berkeringat dan dingin. Sementara tubuhnya bergetar hebat. Hana tak bisa tenang. Ia khawatir akan melakukan kesalahan.Namun, ditengah kegugupannya itu, tiba-tiba muncullah wajah Axel. Bayangan saat anak itu berlari dan tersenyum kepadanya membuat hati Hana menghangat seketika. Ia memejamkan matanya sejenak, menetralkan diri karena gugup yang berlebihan.Tenanglah Hana. Hari ini adalah awal dari segalanya. Kamu bisa melakukannya, batinnya menyemangati diri sendiri.Hana menganggukkan kepalanya optimis dan bertekad; Baiklah, mari lakukan ini.Saat detak jantungnya telah kembali normal, Hana segera bangkit dari kursi dan berjalan ke arah panggung dengan langkah percaya diri bak model internasional."Sambutlah pemimpin cabang Deloxa d

  • The Victim   PART 27

    Tanpa Jonathan sadari, Catherine sedari tadi terus mengikutinya. Termasuk saat ia bertemu dengan Axel, semua itu tidak lepas dari penglihatan Catherine. Ternyata yang ingin ditemui Jonathan adalah seorang anak kecil. Dari belakang, Catherine menyaksikan keceriaan Jonathan dengan anak kecil itu. Rasa sakit menyerang ulu hatinya. Mungkin ini salahnya karena tidak bisa mempunyai keturunan. Melihat Jonathan bermain dengan anak yang bukan anak kandungnya membuat Catherine sangat merasa sedih."Hasil pemeriksaan saya menyatakan bahwa Ibu Catherine memang tidak bisa mempunyai keturunan."Terngiang ucapan dokter Rio di kepala Catherine saat secara diam-diam pergi memeriksakan dirinya di Rumah Sakit. Ia tidak bisa hamil. Apa yang harus ia lakukan?Tiba-tiba ditengah kesedihannya, suara nada dering ponselnya berbunyi membuat Catherine segera mengangangkatnya."Halo?"Kamu dimana? Ayo bertemu di Kafe langganan.""Baiklah, aku akan seg

  • The Victim   PART 28

    Mereka masih bertatapan tanpa ada yang bersuara. Terutama Jonathan yang masih tak bisa menggerakkan kakinya. Tenggorokannya seperti digorok dan membuatnya kesulitan untuk berbicara. Bahkan jika bisa-pun, ia tetap tak tahu akan mengucapkan apa. Tubuhnya hanya terdiam membeku layaknya es. Pandangan Jonathan mengarah pada penampilan wanita itu dari ujung kaki hingga kepala.Napasnya terasa memendek untuk sesaat. Dia ... Dia benar-benar Hana!Wanita yang tengah berdiri di hadapannya ini adalah Hana. Sosok yang dulunya lemah dan pada akhirnya ia campakkan. Sosok polos dan lugu yang kemudian dihina-hina dan diinjak oleh ibunya dan istrinya. Dan juga Sosok yang selama ini ia rindukan dalam diam dan keheningan.Mata Jonathan kembali berkaca-kaca. Ia tersenyum haru melihat wanita yang selama enam tahun ini tak pernah ia ketahui kabarnya, kini telah kembali dan menampakkan dirinya dalam kondisi seperti ini. Wanita desa yang lemah itu telah menjelma menjadi sosok CEO yang

  • The Victim   PART 29

    Setelah lama berpikir, akhirnya Hana memutuskan untuk melakukan hal yang gila. Ia akan mengikuti wanita itu. Gelagat wanita itu terlihat sangat aneh di mata Hana, seakan-akan dirinya sedang merencanakan sesuatu.Sebenarnya ini bukanlah urusan Hana, tapi dirinya mendadak resah saat melihat benda yang dibawa wanita itu. Bagaimana jika benda itu digunakan untuk kejahatan? Bagaimana jika dia sedang menjebak seseorang? Dan jika itu terjadi maka Hana telah membiarkan seorang penjahat melakukan aksinya.Maka tanpa berpikir panjang, ia segera mengikuti wanita itu dari belakang. Sambil sesekali bersembunyi dibalik tembok lorong, takut-takut kalau saja wanita itu melihatnya.***Setelah meneguk segelas anggur untuk kesekian kalinya, akhirnya Jonathan menyerah dan meletakkan gelas di atas meja. Ia lalu berdiri. "Aku pulang dulu," pamitnya pada Agung. Kepalanya sudah mulai pusing, untuk mencegah dirinya mabuk lagi, ia harus mengakhirinya sekarang."Kamu sudah

  • The Victim   PART 30

    "Lalu tikus itu lepas dan berlari masuk ke dalam rumah," jelas Axel.Jonathan tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Axel. "Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" tanyanya sambil menyeka gumpalan air mata di kelopak matanya, akibat tertawa berlebihan."Seisi rumah menjadi heboh dan berusaha menangkap tikus itu. Termasuk mama yang baru saja pulang dari kerja.""Wah, benarkah? Mamamu tidak takut terhadap tikus?"Axel menggeleng. "Mama adalah wanita terhebat di dunia. Dia tidak pernah takut dengan hal-hal yang kotor seperti tikus got."Jonathan mengangguk paham sambil tersenyum. "Ternyata sifat Axel diturunkan dari mamanya ya ..."Semua penjelasan Axel tentang ibunya itu membuat Jonathan menjadi penasaran untuk bertemu dengan wanita itu. "Papa jadi penasaran ingin bertemu dengan mamamu."Axel mengulas senyum manis, "Jika Papa ingin bertemu mama, besok papa harus datang ke acara ulang tahun Axel."Jonathan mengangguk. "Papa akan data

  • The Victim   PART 31

    Flashback on Christian menatap nanar wajah istrinya yang kini sedang duduk di samping kasur tempat ia terbaring. Tangan lemahnya berusaha meraih wajah Vanesha, membelainya begitu lembut. Bahu Vanesha bergetar hebat saat jemari Christian menyentuh permukaan kulit wajahnya. Sekuat tenaga ia menahan dirinya untuk tidak menangis di hadapan suaminya. "Terima kasihV…," ucap Christian pelan. Sangat pelan bahkan seperti sedang berbisik. Vanesha berusaha mati-matian untuk tidak menangis. Karena ia tahu, jika ia menangis di depan Christian sekarang, hati suaminya itu pasti akan semakin terluka dan sedih. Vanesha ingat sekali dengan ucapan Christian saat ia pertama kali didiagnosis kanker otak. "Jangan bersedih … sertailah perjuanganku dengan doa dan senyumanmu. Aku akan semakin lemah jika kamu terus menangis seperti itu." Kalimat - kalimat itu masih terngiang di kepala Vanesha sampai sekarang. Ia berusah

  • The Victim   PART 32

    Jonathan memejamkan matanya erat, mendekap tubuh mungil Axel dalam pelukannya dengan penuh kasih sayang. Selama mungkin ia ingin menikmati detik-detik bersama Axel. Mungkin tidak akan ada lagi kesempatan seperti ini lagi. Karena ia tahu, Hana tak akan membiarkannya untuk bertemu dengan anak ini lagi.Seketika rasa sesal memenuhi batin Jonathan ketika ia memutuskan untuk menjauh dari Hana dan axel dulu. Tak bisa di pungkiri bahwa itu adalah keputusan terbodoh yang pernah ia buat. Namun di satu sisi, ia merasa sangat bersyukur. Ia dapat melihat mereka lagi dalam keadaan yang baik.Biarlah ia dibenci karena sifat pengecutnya dan disebut sampah, Jonathan tidak akan peduli. Karena baginya, hanya dengan melihat Hana dan Axel masih bisa tersenyum dan menghembuskan napas di dunia ini adalah segalanya baginya."Terima kasih telah datang, Papa." Axel sambil mengikis senyum. Ia memeluk leher Jonathan erat seolah-olah tidak menginginkan Jonathan untuk pergi dari sisinya.

  • The Victim   PART 33

    Mark dan Hana duduk di sofa sambil memperhatikan Axel yang sedang bermain dengan permainanlego-nya. Mereka tengah berada di ruang keluarga. Setelah bermain bersama di taman, Hana, Mark dan juga Axel langsung pulang ke rumah. Mark tersenyum menatap betapa aktifnya Axel menyusun legohingga menjadi bentuk rumah dan bangunan tiga dimensi lainnya."Sepertinya semakin hari Axel terlihat semakin pintar. Apa kamu tidak berniat untuk menyekolahkannya di sekolah internasional?" tanya Mark pada Hana di sampingnya.Hana mengangguk. "Aku akan mempertimbangkannya. Jika dia setuju untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, maka akan ku lakukan. Tapi jika dia tidak nyaman, aku juga tidak bisa memaksakannya.""Melihat jiwa sosial dan interaksinya dengan orang lain, aku yakin dia pasti mau," ujar Mark.Hana mengulas senyum. "Kuharap juga begitu."Mark ikut tersenyum sebelum akhirnya berkata, "Aku sungguh heran. Makanan apa yang sebenarny

Latest chapter

  • The Victim   EXTRA PART 2

    "Begitulah cerita hidup saya."Seorang wanita berdiri di hadapan ratusan mahasiswa yang sedang duduk dan mendengarkan kisahnya. Hari ini ia diundang oleh sebuah kampus ternama untuk menjadi salah satu pembicara dalam acara seminar. Hana diminta untuk memberikan kiat-kiat menjadi pebisnis muda dan cara agar menjadi pengusaha sukses. Namun bukannya memberikan tips-tips itu, Hana malah menceritakan dongeng kepada mahasiswa dan mahasiswi di hadapannya. Ya, dongeng tentang pengalaman hidupnya.Suara tepuk tangan menggema dengan keras di ruangan itu dan berlangsung lama. Semua orang memandang takjub pada Hana sambil berteriak memujinya. Kisah hidupnya begitu pilu namun ia bisa menghadapinya dan bangkit menjadi lebih kuat lagi."Anda sangat luar biasa!"Hana tersenyum ke arah mahasiswa yang berteriak kepadanya itu. "Terima kasih," ucapnya sambil menundukkan kepala. Suara tepuk tangan semakin meriah.Namun ada satu mahasiswi yang tiba-tiba mengangkat

  • The Victim   EXTRA PART 1

    Billy sedang bersedekap dengan kedua tangannya di dada. Ia menatap Jonathan dengan ekspresi dongkol."Berhenti tersenyum, Jonathan! Kamu membuat perutku mulas," omel Billy tak suka melihat saudaranya yang tengah dilanda kebahagiaan luar biasa itu.Jonathan semakin melebarkan senyumannya. Tak peduli dengan ucapan Billy. Bagaimana ia tak bahagia? Besok ia akan segera melaksanakan pernikahannya dengan Hana dan mereka secara resmi akan menjadi suami istri. Jonathan sudah tidak sabar untuk membangun keluarga baru bersama Hana dan Axel."Ya, Tuhan, aku benci sekali dengan ekspresi itu." Billy semakin jengkel. "Aku harap besok akan ada hujan dan badai. Agar kalian tidak jadi menikah."Jonathan tersenyum, "Biasanya doa orang tidak ikhlas tidak akan dikabulkan Tuhan." Dan Billy hanya menghela napas kasar. Ia hendak meninggalkan Jonathan seorang diri namun langkahnya tertahan saat Jonathan tiba-tiba memanggilnya."Billy?"Billy menoleh, "Hm?""

  • The Victim   PART 50

    Billy menyandarkan tubuhnya di dinding sambil melipat kedua lengannya di dada, menyaksikan Jonathan yang tengah mengemas pakaiannya ke dalam koper besar. Billy menghela napasnya kasar. "Jonathan bodoh!"Jonathan menghentikan kegiatannya dan menatap Billy balik. "Apa katamu?""JONATHAN BODOH. AKU MENGATAKANMU BODOH. TULI?"Jonathan melempar pakaian yang ia pegang dengan kasar. Merasa emosi mendengar hal itu. "Ada masalah denganku, orang miskin?"Billy berjalan santai ke kasur dan merebahkan bokongnya. "Aku hanya tidak paham denganmu, Jonathan. Untuk apa kamu melakukan semua ini? Maksudku ... kamu menyelamatkan Hana dan melindungi Axel serta keluarganya. Kenapa tiba-tiba ingin pergi? Langkahmu sudah jauh, bro. Kalau aku adalah kamu, mungkin aku sudah meminta restu keluarga Hana untuk menikahinya lalu membangun keluarga bahagia."Jonathan diam tak menjawab."Buka kembali otak tololmu itu, Jonathan," lanjut Billy, "ini adalah kesempatan

  • The Victim   PART 49

    Semua kamera mengarah kepada wanita yang sedang berjalan menuju meja Pers. Para wartawan sudah stand by di tempatnya masing-masing, bersiap-siap untuk merekam dan mengambil gambar. Hana menarik napas panjang dan membuangnya perlahan, menghilangkan kegugupan di dadanya. Seperti biasa, rentetan pertanyaan terus berdatangan dari para wartawan. MC menenangkan suasana agar Hana bisa menjawab satu - persatu.Tenanglah, Hana. Ia menarik napas lagi lalu mengangguk. Aku bisa melakukannya, batinnya."Bisa Anda ceritakan kejadian yang menimpa Anda sebenarnya?" tanya salah seorang dari puluhan wartawan yang ada di tempat itu.Hana mengangguk lalu meraih mic dengan berani."Sebelumnya saya ingin memperkenalkan diri saya terlebih dahulu. Nama saya Florentina Hana, Ceo cabang DELOXA di Jakarta. Saya berdiri disini untuk menjawab dan memberikan pernyataan terkait peristiwa yang menimpa saya yang membuat orang - orang menjadi heboh. Seb

  • The Victim   PART 48

    "Kamu tidak apa - apa?" Agung memberikan tisu kepada Hana yang baru saja mendaratkan bokongnya di mobil. Matanya terlihat sangat sembab. "Aku tidak apa - apa." Hana menerima tisu itu dan menyeka air matanya. Ia menarik napas panjang dan menghembuskannya. Mencoba menenangkan diri."Bagaimana? Apa yang mereka katakan?" tanya Agung.Hana menggeleng, "Tidak penting. Semuanya hanya omong kosong. Aku tidak akan mempercayai mereka lagi."Agung mengangguk paham. "Apa mereka mengatakan sesuatu tentang anak kepadamu?"Hana terdiam sambil memilin tisu di tangannya.Agung terdiam beberapa saat, memerhatikan wajah Hana. "Apa kamu—""Anakku sudah meninggal. Bukankah kamu mengatakannya begitu kepadaku?" sela Hana. "Aku hanya sedih saja ketika teringat akan anak tidak berdosa itu. Air mataku tidak bisa berhenti mengalir."Agung menepuk pundak Hana pelan. "Aku turut bersedih untukmu. Ku mohon jangan lagi mengingatnya. Sekarang sudah ada aku. Kit

  • The Victim   PART 47

    Suasana menjadi heboh setelah Hana tiba-tiba menampar wajah Jonathan di depan semua orang. Jonathan memegang sisi wajahnya sambil menatap ke arah wanita itu. Datar. Wanita itu memandangnya dengan tatapan datar dan dinginnya. Seolah Jonathan adalah orang asing di matanya. Ya, ia seperti tidak pernah mengenal Jonathan. Tapi tidak mungkin bukan yang Jonathan lihat di depannya ini adalah hantu? Hana-nya benar-benar nyata!Aku merindukanmu. Jonathan menahan air matanya untuk tidak mengalir. Ia hendak meraih tubuh Hana kembali, namun tubuhnya segera ditarik oleh para petugas keamanan yang berjaga.Jonathan berusaha memberontak, namun kekuatan orang-orang itu lebih besar darinya. Mereka membawa Jonathan menjauh dari meja pers."Hana! Ini aku, Jonathan!" teriak Jonathan sembari berusaha melepaskan diri. "Hana!" Yang diteriaki malah membuang mukanya, tidak ingin menatap Jonathan."Hana!" Jonathan mengerahkan seluruh tenaganya. Namun, pria-pria berba

  • The Victim   PART 46

    Semua mata tertuju pada wanita yang tengah melangkah masuk ke dalam gedung itu.Mata elangnya menatap lurus ke depan. Dengan langkah kaki yang tegas, ia tampak akan memakan semua orang yang menatap ke arahnya. Ia tampak tidak asing, tapi ekspresi dan penampilannya yang modis membuatnya tampak berbeda kali ini.Semua karyawan sangat terkejut dengan apa yang mereka lihat sekarang ini. Pimpinan mereka, Florentina Hana, yang selama ini diketahui telah menghilang dan dikabarkan meninggal tanpa sebab, ternyata masih hidup.Media menjadi heboh dengan kemunculan CEO Deloxa itu. Sebagian dari orang-orang yang berada di dalam gedung itu tampak takut, ada pula yang heboh dan segera mengabadikan momen itu lalu mengunggahnya ke sosial media.Hana melewati kerumunan manusia yang sedang memotret dirinya itu. Tatapan tajam ia lemparkan pada mereka. "Apa kalian ingin dipecat?" Para karyawan langsung berhenti mengambil gambar dan tampak menundukkan kepala."Saya aka

  • The Victim   PART 45

    Jari-jari Jonathan meremas setir mobil dengan kuat. Ia tampak gelisah. Bayangan wanita yang melewatinya tadi sore benar - benar menghantui kepalanya. Mungkinkah Hana masih hidup? Lalu siapa wanita di peti yang ia tangisi itu? Ya, Tuhan … ini semua benar-benar gila!"Apa yang sedang papa Jonathan pikirkan?" tanya Axel di sampingnya.Jonathan menoleh, menatap anaknya itu. "Axel, apa kamu percaya dengan keajaiban?"Axel mengangkat alisnya, "Keajaiban?"Jonathan mengangguk."Hm. Axel percaya. Mama selalu mengatakan; tidak ada yang tidak mungkin selama Tuhan berkehendak," jawab anak itu polos.Jonathan terdiam beberapa saat. Lalu tiba-tiba ia berkata, "Apa Axel percaya jika mereka yang telah meninggal bisa hidup kembali?""Itu bisa saja, Papa.""Apa Axel percaya jika mama Hana telah meninggal?" tanya Jonathan lagi."Kenapa papa Jonathan tiba-tiba bertanya seperti itu?" sahut Axel penasaran.Jonathan menggeleng,

  • The Victim   PART 44

    "Ada apa, Papa?" tanya Axel kepada Jonathan yang menggantungkan kalimatnya.Jonathan terkesiap. Ia menatap Axel, "Papa hanya … tadi ..." Ia menoleh lagi ke arah wanita itu. Dia berlari menjauh dari mereka. Wanita itu seperti sedang ketakutan. Apakah yang ia lihat barusan adalah hantu? Atau ia sedang bermimpi? Wajahnya benar-benar mirip.Tidak, itu pasti bukan Hana. Jonathan menggelengkan kepalanya. Ia pikir itu hanya halunasinya saja karena terlalu sering memikirkan Hana. Hana yang ia kenal telah meninggal."Papa Jonathan?"Jonathan tersadar dari lamunannya."Ada apa? Kenapa papa Jonathan hanya diam? Ayo kita pergi dari sini. Axel ingin pulang.""Axel," cegah Jonathan karena hendak berkata, "Axel tunggu sebentar di sini ya. Papa akan kembali lagi dalam lima menit." Usai berkata demikian Jonathan langsung berlari secepat mungkin mengejar jejak wanita tadi. Ia sudah kepalang penasaran.Jonathan berlari sembari mengedarkan matanya

DMCA.com Protection Status