Home / Romansa / The Twins / 10. Tidak Menyukai Perjodohan Karena Orientasi Seksual Yang Rumit

Share

10. Tidak Menyukai Perjodohan Karena Orientasi Seksual Yang Rumit

Author: Suny Edelia
last update Last Updated: 2021-06-13 09:23:00

Elang memang menyihir pandangan mata Dimas pada awalnya, sampai Dimas mengira bahwa Elang adalah Aru. Akan tetapi ada satu hal mencolok yang membedakan antara Elang dan Aru, yakni tatapan mata mereka.

Aru biasanya memiliki tatapan mata lembut dan juga ramah, akan tetapi Elang memiliki tatapan mata yang arogan dan ketus. Dan jujur saja Dimas bisa melihat goresan luka di dalam mata Elang. Dimas semakin merasa cemas. Keadaan seperti Elang mungkin benar-benar menumbuhkan banyak dendam di dalam hatinya. Hal itu bisa saja membuat Elang melakukan hal tidak baik di dalam misi pertukaran peran ini.

Akan tetapi Dimas tidak bisa berbuat apa pun, karena sekeras apa pun dia mengingatkan Aru maka hasilnya akan sama saja, yakni Aru tetap bersikukuh pada pendiriannya. Yakni dia tetap akan bertukar peran dengan Elang. 

“Jadi… Dim, ini Elang. Elang, ini Dimas sahabatku. Dia yang akan banyak membantu di dalam misi pertukaran posisi kita. Dia yang nantinya akan menjadi doktermu saat kau berpura-pura mendapatkan amnesia. Dengan Dimas maka semuanya akan berjalan dengan baik, dia adalah orang yang bisa dipercaya.” Aru berkata panjang lebar setelah mereka sampai di ruang tamu milik Dimas dan dia duduk di atas sofa. Tubuhnya bergetar karena lelah akan tetapi dia tidak mau berhenti sampai di situ. Dia harus segera mengakhiri semua ini, agar dia bisa segera berobat dan agar dia bisa segera kembali ke dalam pelukan Bela. 

Elang nampak tidak peduli. Dia hanya duduk bersedekap, pandangan mata bosan dan teksesan menantang. Dimas tidak menyukai itu. Dia mulai ragu bahwa dia bisa bertahan dengan Elang nanti, karena Dimas adalah tipikal orang yang tidak bisa mentolerir sikap angkuh seperti milik Elang. 

“Jadi intinya aku sudah membuat rencana yang cukup matang. Aku juga akan memberikan informasi yang penting pada Elang nanti mengenai apa yang boleh dan tidak boleh dia lakukan. Aku tetap menumpukan harapan banyak padamu, Elang. Jadi aku tetap akan bisa menyimpan rahasiamu dari ayah.” 

Mendengar bahwa ayahnya disebut lagi, Elang menjadi agak geram. Wajahnya tiba-tiba saja berkedut. Jujur bahwa dia tidak menyukai cara Aru menjebaknya, dan itu terkesan sangat kotor. Masa lalu mereka sudah dipenuhi oleh tindakan curang tanpa disengaja. Aru telah merebut semua kebahagiaan milik Elang, dan sekarang dia berusaha untuk menekan Elang?

Tadinya Elang memang takut pada Aru, akan tetapi ketika melihat bahwa posisinya cukup kuat maka Elang akhirnya memberontak, “Kau pikir kau bisa membayarku apa dengan menyuruhku seenak yang kau mau? Aku mencoba untuk mengulur-ulur waktu agar aku bisa melihat rencana apa yang kau buat, dan seberapa menderitanya kau saat ini. Sekarang aku sudah tau jawabannya, jadi aku tidak akan pura-pura terpojok lagi.”

Elang kemudian bangkit, dan sejujurnya saja dia sudah merasa menang. Tubuhnya yang tegap menjadi begitu agung, hanya saja jika aura bengis tidak menyelimuti matanya. Tubuhnya yang bergerak menjauh akhirnya terhenti setelah dia mendengar ucapan dari Aru.

“Kau pikir kau bisa berbohong? Kau hanya mengulur-ulur waktu saja? Lalu kau tidak keberatan jika aku menelepon ayah kan?” Aru tidak mau mengambil jalan curang ini kembali, setelah dia menjebak Elang dan menyeret saudara kembarnya secara paksa dalam misi yang menguntungkan dirinya sendiri. Akan tetapi Aru tidak memiliki pilihan lagi, dia sudah tidak memiliki pilihan lain.

Dimas menganga kala melihat keberanian Aru. Aru memang lelaki yang memiliki beberapa kepribadian rumit di masa lalu. Terkadang dia bisa terlihat begitu kokoh dan berwibawa, terkadang dia bisa terlihat begitu berani, akan tetapi terkadang dia bisa terlihat agak penakut dan juga agak pemalu.

Akan tetapi Dimas tidak pernah menyangka bahwa Aru bisa menjadi sekuat ini dalam mengintimidasi Elang yang tubuhnya jauh lebih kekar dan lebih kuat darinya. Dimas mulai mengalkulasi kapan kira-kira baku hantam akan terjadi di depannya, dan dia mulai mencari sejata jika perlu. Di sini dia harus melindungi dirinya dan juga Aru.

Elang memutar tubuhnya, membuat dirinya tampak menjadi sangat percaya diri. Jika dia ingin melawan penindasan ini maka dia tidak boleh terlihat gentar dan takut. Jika dia melakukan itu pasti Aru akan menemukan celah lebih besar lagi untuk memanfaatkannya. 

Bayang-bayang Elang jatuh dengan lembut di atas lantai. “Aku ke sini untuk berlibur. Dan kau mau menelepon ayah?” Elang agak gemetar saat mengatakannya. “Okay, telepon saja dia. Aku tidak masalah. Ayah tidak bisa melukaiku hanya karena aku berniat untuk berlibur di sini. Dia juga sudah tau kepergianku ke sini.” Elang menumbuhkan rasa percaya dirinya yang sejujurnya hanya palsu. Tenggorokannya seolah tercekat, karena di dalam dirinya dia merasakan ketakutan yang sudah menjebaknya. Rambutnya seolah meremang. 

Aru tidak menanggapi untuk beberapa saat. Dia tau bahwa Elang hanya menipunya, terlepas betapa pandainya dia menyembunyikan ketakutan itu sendiri. Aru juga tidak kaget dengan perlawanan yang dilakukan oleh Elang karena sejujurnya dia sudah memperkirakan mengenai ini sebelumnya. 

Elang adalah sosok yang keras dan juga arogan saat Aru bertemu dengannya di Lombok, jadi Aru sudah menyangka bahwa akan ada setidaknya sedikit saja perwalanan atau sejenis pemberontakan. Belum lagi kala mengingat mengenai ucapan Dimas yang mengatakan bahwa Elang mungkin saja tidak akan melakukan tugasnya dengan baik karena dia telah menyimpan dendam untuk Aru dan juga ibunya.

Jadi akhirnya Aru berkata, setelah dia memeriksa ponsel dan menunjukannya pada Elang, “Aku tau alasanmu pergi ke sini, atau tepatnya bersembunyi di sini. Sebenarnya kau sedang berada di dalam sebuah perjodohan bukan? Maka dari itu kau ingin menghindarinya. Berlibur? Elang, kau sungguh buruk dalam berbohong.

“Mana mungkin aku akan mempercayai itu? Ayah tidak akan pernah membiarkanmu untuk pergi ke tanah air kembali, dia pasti tidak akan membiarkanmu melakukan itu. Sebagai bentuk penghindaran dari ibu dan juga diriku, ayah sampai tidak pernah membuka cabang perusahaan di sini. Kau pikir aku akan percaya begitu saja bahwa kau ke sini untuk berlibur?

“Aku sudah yakin bahwa kau sendiri tidak memiliki banyak kesempatan sekarang. Aku tau kau masih tidak menyukai perjodohan ini mengingat orienstasi seksualmu yang cukup rumit.”

Dimas menelan ludahnya sendiri. Kulitnya yang bersih dan juga putih nampak memucat. Dia kemudian mengawasi Elang, dengan pandangan lebih aneh dari sebelumnya. Elang memiliki orientasi seksual yang unik, Dimas kira Elang menyukai sesama jenis, jadi….

Sementara Elang terlihat mematung. Dia tidak pernah tau bahwa Aru cukup licik untuk menjebaknya dengan sangat detail. Pelariannya di Pulau Lombok memang dilakukan agar dia bisa menghindari perjodohan yang dilakukan oleh ayahnya padanya. Semenjak penolakan yang dilakukan oleh ibunya, dan semenjak dia ditelantarkan oleh ibunya Elang telah membuat sebuah dinding yang sangat besar di dalam hatinya.

Dia sendiri merasa muak kala melihat kepada para gadis berada di dekatnya, melihat mereka menatapnya dengan lembut, atau ketika mereka terlihat tertarik pada Elang. Karena baginya semua itu palsu dan semua itu tidak akan bisa bertahan lama.

***

Related chapters

  • The Twins   11. Bolehkah Aku Mencium Bibirmu?

    Elang sampai pada apatermen yang disewakan oleh Aru untuknya. Pada misi ini semua biaya kebutuhan termasuk tempat tinggal bagi Elang, Aru yang menyediakannya. Elang menghempaskan tubuhnya di atas ranjang, dia menekan matanya karena frustasi. Dia mengingat kekalahan yang dia dapatkan saat Aru mengancamnya beberapa hari yang lalu.“Menjaga istri dari saudara kembarku yang brengsek! Aku tentu tidak akan melakukannya begitu saja. Aku akan mencari cara agar bisa mendapatkan hal lebih besar dan lebih menguntungkan setelah ini.” Elang mengerang bersama matanya yang sudah tertutup rapat.…Sementara Aru kini berjalan terhuyung. Dia baru saja selesai mengajak Bela berjalan-jalan dalam rangka perpisahan tersembunyi. Niatannya hanya ingin membuat Bela bah

    Last Updated : 2021-06-13
  • The Twins   12. Aku Ingin Mas Berhenti Mencium Leherku Karena

    “Aku hanya minta cium, Sayang. Bolehkah aku mencium bibirmu? Kita tidak pernah melakukan itu bahkan setelah menikah kan?” serak Aru di sela pelukan hangat miliknya. Dia kini agak mengangkat kepalanya, memandang pada bulu mata lentik Bela yang menjatuhkan bayang-bayang indah di wajahnya. Aroma Bela begitu manis, dan juga begitu harum. Aru menenggelamkan wajahnya kembali.Bela memang merasa lebih lega sekarang, akan tetapi pergerakan Aru tetap membuatnya tidak nyaman apalagi ini kali pertama seorang lelaki menyentuhnya sejauh ini. Walau pun orang yang menyentuhnya sekarang adalah suaminya, bukan berarti Bela bisa tenang sepenuhnya. Karena itu Bela segera berkata, “Mas, boleh lepaskan dulu pelukannya? Dan jangan ciumi leherku.”Aru mengernyit dan seketika itu juga dia menghentikan ciumannya yang dalam. Kepala dan

    Last Updated : 2021-06-13
  • The Twins   13. Ditodong Pistol

    Elang sudah mengenakan setelan baju miliknya, yang sama persis dengan milik Aru hanya saja terdapat banyak sobekan dan lebam di sana-sini. Elang juga sudah mengenakan riasan agar nampak lebam dan terluka parah. Dia menjadi mual saat melihat drama yang akan dia lakukan, terutama ketika semua ini bertujuan untuk mengamankan hati seorang gadis.Aru hanya menghela napas. Dengan pandangan layu dia memandangi Elang yang sudah menjauh dan tidak terlihat di kegelapan. Mungkin Elang sudah benar-benar pergi dan lenyap di dalam hutan, dan sebentar lagi dia akan segera menggantikan Aru setelah ini. Wajah Aru meremang karena cemas.“Halo, Dim? Sorry, tadi aku tinggal sebentar untuk berbicara dengan Elang. Aku sudah di mobil dan siap berangkat ke bandara. Kau sendiri bagaimana?” tanya Aru yang sudah memasuki mobil dan memasang sabuk pe

    Last Updated : 2021-06-13
  • The Twins   14. Elang Menghilang

    “Halo, Ru? Elang hilang.” Dimas terengah saat mengatakan hal itu. Wajahnya bahkan sudah dipenuhi oleh bulir keringat. Dia sedang mondar-mandir di tempat di mana mobil ringsek Aru digulingkan.Sementara Aru yang masih berada di jalan untuk menuju ke bandara hanya bisa mematung, seolah enggan mempercayai apa yang baru saja dia dengar. “Ini mimpi kan? Aku pasti tertidur di mobil menuju ke bandara lalu memimpikan hal yang tidak-tidak,” bisik Aru pada dirinya tanpa sadar.Sebelum benar-benar meninggalkan Elang dan misi mereka, Aru memang sudah berpikiran negative. Di antaranya adalah bagaimana jika nanti terdapat banyak rintangan yang bisa mengagalkan rencana kali ini?Bagaimana jika sesuatu terjadi atau bagaimana jika Elang tiba-tiba kabur dan mengelabuhi

    Last Updated : 2021-06-13
  • The Twins   15. Terjebak

    Elang sudah mulai tersadar walau dia belum ingin memperlihatkannya. Tangannya diikat di belakang punggung sementara mulutnya ditempeli lakban sehingga dia tidak bisa berbicara atau berteriak.‘Itukah penculikku?’ batin Elang yang pelan-pelan membuka mata untuk mengintip. Sekarang dia berada di dalam mobil untuk menuju ke suatu tempat yang tidak Elang ketahui.Saat bersembunyi di hutan Alas Roban, Elang sedang membuat panggilan dengan Dimas. Seperti yang sudah diketahui, Elang sendiri tidak bisa menjawab apa pun karena saking terkejutnya dia saat melihat pistol tiba-tiba ditodong ke kepalanya.Ada dua sosok hitam di depannya saat itu, yang berbadan tegap dan tidak terlalu jelas wajahnya. Keduanya membawa senjata. Satu orang membawa pistol, yang ditodongkan pada Elang, satunya lagi membawa pisau y

    Last Updated : 2021-10-31
  • The Twins   16. Penculik Sebenarnya

    Begitulah akhirnya. Elang yang tadinya ingin kabur dari dua orang asing yang berusaha membunuhnya justru malah berhasil dibebukan hingga pingsan. Lalu saat membuka mata dia justru sudah berada di dalam mobil bersama dua orang asing itu.“Dia masih pingsan?” kata salah satu lelaki asing itu.Sekarang hari mulai fajar. Semburat merah terlihat di kejauhan. Tapi tetap belum mampu menampakkan cahaya yang terang, yang mungkin bisa menampakkan sosok Elang. Tapi toh itu tidak ada gunanya karena Elang digulingkan hingga kepalanya tidak akan nampak dari luar.“Sepertinya masih. Kau takut dia bangun? Bius saja lagi!” jawab rekannya, yang mengemudi.“Tidak. Nanti saja jika sudah kepepet. Kau tau kan kebanyakan bius juga tidak baik. Kita harus membawanya hidup-hidup tanpa terluka agar kita bisa mendapatkan bayaran yang setimpal.” Tercium uap asap rokok setelah lelaki itu berbicara. Sementara Elang yang sudah sadar

    Last Updated : 2021-11-01
  • The Twins   17. Benalu Kenangan

    Wirya oleng sesaat setelah Elang menubruknya dari belakang. Bahkan kemudi mobilnya tidak terkendali hingga membuat mobil itu menggila tak karuan di jalan. Tapi justru itu yang Elang inginkan agar ada orang lain yang menemukan sesuatu yang ganjil dengan mobil itu.“Woy, woy!” Hanya itu teriakan yang bisa dilakukan Wirya sampai akhirnya Wirya berteriak lagi, “Jo! Bantu aku, Jo! Tahan dia!” teriaknya lagi.Jo yang tadinya terguncang kaget kini berusaha mengendalikan Elang yang justru terlihat seperti penjahat di situ. Elang sudah mengamuk layaknya banteng yang membahayakan. Jo berusaha memegangi Elang. “Tenang! Kembali ke belakang! Kembali atau kau menyesal.”Sejak mengetahui bahwa Elang akan dipulangkan dalam kondisi selamat, lelaki itu nampaknya sudah tidak memiliki ketakutan di dalam hatinya. Elang akan terus menjejak dan menubruk sampai dia bisa terbebas dari mobil yang menculiknya itu.“Hey, tenang! Atau kau aka

    Last Updated : 2021-11-02
  • The Twins   18. Rencana Buta

    Dimas mendobrak pintu rumah sakit dan menemukan Elang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. Seketika itu juga kaki Dimas menjadi sangat lemah, dan dan lelaki berwajah oriental itu menangis di tempatnya.“Anda tidak apa-apa, Pak?” tegur salah satu perawat yang masih berada di dalam demi membersihkan tubuh Elang. Sekarang Elang sudah bersih dari luka dan lebam buatan, lalu sebagai gantinya ada sebuah luka di perut yang tidak terlihat dari luar.Tangan Dimas menggosok matanya yang berlinang air mata. Lalu dengan sempoyongan dan menyangga diri pada dinding lelaki itu berkata, “Apa dia baik-baik saja, Suster?”“Oh, Anda walinya?” tebak suster itu.“Saya temannya, dan bisa menjadi wali sementara. Pihak keluarganya belum saya kabari. Jadi bagaimana? Apa dia baik-baik saja?” ulang Dimas lagi, dengan pikiran kacau dan berantakan.Suster itu mengangguk. Setelah dia menaikkan selimut milik

    Last Updated : 2021-11-03

Latest chapter

  • The Twins   48. Kapan Kita Bisa Melakukan Program Bayi?

    Meskipun pikiran Bela dihantui tentang alasan kenapa Elang marah-marah, gadis itu tetap bisa memasak dan menyajikan menu makan siang dengan baik. Bahkan dia sempat membuat beberapa menu tambahan, yang semuanya adalah menu kesukaan Elang.“Aku ragu Mas Aru masih memiliki selera yang sama atau tidak,” gumam Bela saat menata makanan di atas meja. “Tapi semoga saja usahaku membuahkan hasil yang manis. Aku ingin Mas Aru cepat mengingat kembali masa lalunya. Jadi aku akan menuntunnya dengan memberinya apa pun yang bisa membangkitkan kenangannya, termasuk makanan-makanan favoritnya.”Tapi sayangnya harapan Bela tidak serta merta menjadi kenyataan, karena Elang hampir tidak menyentuh makanan yang disajikan oleh Bela. Meskipun lelaki itu masih menyimpan dongkol di hatinya karena perbuatan Bela tadi pagi, tapi ada alasan lebih masuk akal kenapa Elang melakukan bentuk protes yang terlalu kentara. Ya, karena memang dia tidak menyukai makanan-makanan itu.“Semua ini makanan kesukaan Mas lho,” tegu

  • The Twins   47. Kurang Tidur?

    “Mas masih marah padaku ya?” tanya Bela, diam-diam mengawasi Elang dari tadi. Sekarang mereka sedang berada di dalam mobil untuk menuju ke rumah sakit, Elang akan check up hari itu.Sejak sarapan tadi, lelaki itu tidak terlihat bersahabat. Bahkan dia terkesan mengabaikan Bela, enggan memandangnya, dan enggan menjawab pertanyannya. Gadis itu tentu saja kelimpungan, bingung apa yang harus dia lakukan agar bisa menebus kesalahannya.‘Padahal aku hanya ingin memasak sarapan untuk Mas Aru, tapi dia justru marah begini. Apakah dia memang butuh tidur tadi pagi? Tapi biasanya dia tidak begini.’ Punggungnya lemah bersandar di kursi, wajahnya menunduk sedih karena Elang masih belum mau menjawab pertanyaannya. Sepertinya dia tau jawaban itu tanpa perlu mendapatkannya. Elang masih marah padanya.Akhirnya di sepanjang perjalanan mereka tidak bicara sama sekali, membuat sopir sewaan yang mengantarkan mereka menggelengkan kepala.‘Pengantin baru, pasti sering cemburu,’ pikirnya tanpa ragu.Beberapa

  • The Twins   46. Aku Mengantuk

    “Aku akan menciumu sekarang.” Mata Elang memandang kosong ke sekelilingnya, sementara matanya hanya dipenuhi oleh Bela, yang kini berdiri mematung dan bingung di depannya. Lelaki itu tidak peduli, otaknya kacau karena tidak bisa tidur semalaman, hanya karena dia memikirkan tentang ciuman mereka berdua.Sebenarnya ini bukan ciuman pertama milik Elang, mengingat dulu beberapa wanita murahan melompat dan mencium bibirnya tiba-tiba. Akan tetapi ciuman dengan Bela yang paling berkesan, satu-satunya ciuman yang dia ingin untuk diulangi lagi.Wajahnya mendekat, mengamati mata Bela yang menjeratnya tanpa ampun. Haus yang merongrong di dalam jiwanya, seperti mengoyaknya dan menjeratnya. Yang dia inginkan hanyalah Bela, hanya gadis itu.Bibir mereka bertemu, bersentuhan seperti dua buah sutera yang ditumpuk, saling menekan dan mendorong, saling mencicipi dan saling mencintai. Bela menutup matanya, seperti mimpi, mencoba untuk memahami dan menarik kesadarannya lagi.Saat matanya terbuka, tubuhny

  • The Twins   45. Aku Akan Menciumu Sekarang

    Rasa itu menggeliat dari perut Elang, mengular menuju ke dadanya, sehingga membuat jantungnya berdebar-debar. Bibir ranum Bela menyihirnya, memikatnya dengan cara yang sangat mengesankan. Bahkan lelaki itu tidak sadar dia tidak berkedip, bahkan lelaki itu tidak sadar sedang membuka sedikit mulutnya.Tangannya tiba-tiba saja terulur, jatuh di pipi lembut milik Bela, mengusapnya pelan.Gadis itu terlihat mendongak dan terhenyak kaget. Matanya yang lebar mengerjab berulang kali, memandangi kedua mata lelaki yang ada di depannya. Dia tidak terlalu mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. “Mas?” tanyanya, dengan suara yang sangat lirih, serupa sebuah deru napas paling menentramkan.Elang memajukan wajahnya, menghempas udara kosong yang ada di antara mereka, melenyapkan ego yang selama ini bersarang di tubuhnya. Dia benci berdekatan dengan para wanita, akan tetapi saat ini dia justru bergerak untuk mendekati seorang wanita.Kepalanya miring, mencoba untuk menempatkan bibirnya dengan bib

  • The Twins   44. Elang Ingin Menciumnya

    Elang memutuskan untuk memasak makan malam, sama seperti apa yang sudah dia pertimbangkan sejak pagi tadi. Kebaikan Bela yang berkenan menunggunya semalaman di kamar yang sama agak membuatnya tak berdaya, dan kemudian dia menikmati kebersamaan mereka, tanpa mereka sadari.Kini sosoknya sedang sibuk di dapur, di tangannya berada wajan penggorengan. Untuk makan malam dia menyediakan menu ikan bakar, sebagai pengganti salmon bakar. Lalu dia juga membuat jus sebagai hidangan penutup.Bela tidak bisa berhenti menganga. Aru memang pandai memasak, akan tetapi dia tidak pernah ingat bahwa suaminya itu begitu mahir memasak berbagai hidangan, bahkan sampai bercita rasa seperti restoran bintang lima. Ini terlalu mendadak. Bela nyaris tidak percaya bahwa lelaki yang ada di hadapannya saat ini adalah suaminya.Untuk saat yang sangat singkat, dia nyaris mempertanyakan tentang identitas Elang. Namun dia segera mengurungkan niatnya.“Kenapa kau melamun?” tegur Elang, setelah melepas celemek di tubuhn

  • The Twins   43. Gadis Pintar

    “Kau tidak bisa seenaknya untuk pergi bersama lelaki lain. Apa kau sudah lupa bahwa kau sudah menikah?” omel Elang pada Bela, masih belum mau menurunkan emosinya. Dadanya terlalu panas saat mengetahui Bela pulang bersama Randy, dengan kedekatan yang patut untuk dicurigai. Apalagi gadis itu keluar tidak meminta izin padanya terlebih dahulu.Dia selalu berkilah bahwa, ‘Aku melakukan ini agar Aru tidak menuduhku tidak bertanggung jawab saat bersama istrinya.’Tapi hey, sejak kapan Elang begitu peduli dengan pendapat kembarannya? Itu hanya kecemburuan, yang ditutupi dengan sangat bodoh.Bela mengernyit heran pada Elang. Ada sejuta pertanyaan yang disimpan di dalam pandangan matanya yang jernih. “Aku tadi ingin minta izin pada Mas, tapi ternyata Mas sedang tidur. Aku tidak ingin…”“Kau bisa menghubungiku kan?”Bela menundukkan kepala, seolah sedang diadili karena sebuah kesalahan yang sangat besar. “Nomor Mas yang lama kan sudah tidak aktif. Sementara aku belum tau nomor baru milik Mas.”E

  • The Twins   42. Lelaki Yang Cemburu

    Sore harinya Bela ingin keluar untuk membeli beberapa benang untuk merajut. Elang meminta khusus untuknya agar dibuatkan sebuah baju. Apakah ini mimpi? Apakah ini adalah salah satu tanda bahwa lelaki itu telah mengingat lagi tentang masa lalunya?Rasanya sangat bahagia, hari-hari yang berat akhirnya akan segera berlalu.Ada sebuah pesan dari Dimas.“Bel, jangan lupa besok jadwal check up Aru. Pastikan kau yang mengantarnya ya?”Gadis itu pun segera membalas pesan tersebut. “Iya, Mas, aku yang akan mengantar Mas Aru besok. Jangan khawatir.” Hampir saja dia menambahkan perkembangan terkini Elang, yang baginya, mungkin bisa dikategorikan sebagai tanda-tanda kembalinya ingatannya. Namun gadis itu menggeleng.“Mungkin besok saja aku bicarakan hal ini langsung pada Mas Dimas.” Bibirnya yang penuh dan cantik mengembang lembut. “Cinta memang tidak bisa membohongi siapa pun. Mas Aru bisa kembali mencintaiku karena memang adalah suamiku.”Logika yang agak aneh.Kali ini dia mengenakan setelan p

  • The Twins   41. Aku Akan Menemanimu

    Sore harinya Bela ingin keluar untuk membeli beberapa benang untuk merajut. Elang meminta khusus untuknya agar dibuatkan sebuah baju. Apakah ini mimpi? Apakah ini adalah salah satu tanda bahwa lelaki itu telah mengingat lagi tentang masa lalunya?Rasanya sangat bahagia, hari-hari yang berat akhirnya akan segera berlalu.Ada sebuah pesan dari Dimas.“Bel, jangan lupa besok jadwal check up Aru. Pastikan kau yang mengantarnya ya?”Gadis itu pun segera membalas pesan tersebut. “Iya, Mas, aku yang akan mengantar Mas Aru besok. Jangan khawatir.” Hampir saja dia menambahkan perkembangan terkini Elang, yang baginya, mungkin bisa dikategorikan sebagai tanda-tanda kembalinya ingatannya. Namun gadis itu menggeleng.“Mungkin besok saja aku bicarakan hal ini langsung pada Mas Dimas.” Bibirnya yang penuh dan cantik mengembang lembut. “Cinta memang tidak bisa membohongi siapa pun. Mas Aru bisa kembali mencintaiku karena memang adalah suamiku.”Logika yang agak aneh.Kali ini dia mengenakan setelan p

  • The Twins   40. Hanya Untukku

    Mata mereka bertemu, keju dan salju seolah meleleh mengelilingi mereka. Waktu seperti berhenti, detak jantung yang melambat karena kesadaran yang sempat hilang. Bibit cinta yang bersemi dari kuncup paling dasar, menjawil hati mereka secara pelan-pelan. Sampai kemudian lelehan itu memenuhi seluruh tubuh dengan nuansa hangat.Elang yang pertama kali sadar. Dia lantas memalingkan wajahnya sembari menarik tubuhnya mundur. Sementara Bela terlihat tidak terlalu naïf. Bagaimana pun dia sudah merasa menikah dengan lelaki yang ada di depannya itu. Jadi untuk apa malu-malu?Sebagai gantinya gadis itu justru sibuk memeriksa perban di tubuh Elang, khawatir jika terjadi sobekan yang baru. “Ayo kita periksakan saja ke rumah sakit, sekalian perbannya diganti dengan lebih baik.”Tapi Elang menolaknya. Wajahnya dibuat seolah dia tidak peduli, seolah dia lelaki paling dingin yang tidak pernah merasa gugup dan salah tingkah. Selama ini dia sukses melakukannya tanpa perlu berpura-pura. Tapi sekarang, sia

DMCA.com Protection Status