Accueil / Romansa / The Sugar Baby of Uncle Blue / Bab 9: Ancaman Uncle Blue 2

Share

Bab 9: Ancaman Uncle Blue 2

Auteur: Miss.EA
last update Dernière mise à jour: 2025-02-27 22:50:17

Mendengar itu, alis Blue terangkat. Wajahnya memperlihatkan ekspresi yang seperti meremehkan. Dia mengubah posisinya, tubuhnya kini menghadap penuh ke arah Emely; satu tangannya bertumpu di pinggang. “Setelah semua yang aku lakukan untukmu, kau masih bertanya kenapa aku membawamu ke sini?” balasnya dengan suara yang terdengar dingin. Matanya menatap tajam, seakan-akan mencari celah untuk memahami pikiran wanita itu. Namun, Emely hanya mendengkus, membuang pandangannya ke arah lain.

Blue menarik napas panjang, berusaha menahan rasa frustrasinya. “Pertanyaan bodoh macam apa itu, Emely?” Suaranya kali ini mengandung geraman halus.

“Aku punya tempat tinggal sendiri, Blue!” balas Emely dengan nada tinggi. Emosinya mulai terpancing. “Seharusnya kamu mengantarku ke sana, bukan malah membawaku ke rumahmu!”

Perkataan Emely membuat Blue terperangah. Kali ini, alisnya terangkat lebih tinggi. Matanya pun menyipit tajam, seolah-olah menilai wanita di depannya dengan penuh keheranan. “Blue? Heh?” b
Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Chapitre verrouillé
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Marisal Sherllyta
hahah...belum apa² udah mesum kamu ya uncle ......
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Related chapter

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 10: Kenyal dan Lembut 1

    Emely melangkah masuk ke kamar yang luas dan tertata sempurna. Nuansa gelap mendominasi ruang itu, dengan dinding bercat abu-abu pekat yang dipadukan pencahayaan remang-remang dari lampu gantung berbentuk geometris. Lantai kayu mengilap memantulkan bayangan samar furnitur minimalis yang serbahitam dan cokelat tua. Sebuah tempat tidur berukuran besar dengan seprai hitam berada di tengah ruangan, dikelilingi oleh rak buku tinggi yang tertata penuh oleh buku-buku berjilid tebal.Ketika pintu di belakangnya tertutup, Emely kian terasa sesak. Matanya terus bergerak, menyapu setiap sudut ruangan dengan intens, seolah-olah mencari sesuatu yang tidak bisa dijelaskan. Kedua tangannya memegang erat pinggiran dress yang ia kenakan, meremas-remasnya seperti mencoba mengalihkan perhatian dari rasa yang mengaduk-aduk tubuhnya.Kakinya tidak bisa diam, melangkah tanpa arah, hanya untuk berhenti sejenak sebelum kembali bergerak. Bibirnya dikelupasi dengan gigi, tanda kegelisahan yang makin memuncak.

    Dernière mise à jour : 2025-02-27
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 11: Kenyal dan Lembut 2

    “Semakin hari, kau semakin liar, sulit diatur, dan otakmu yang cantik ini dipenuhi rencana-rencana licik,” desis Blue. Suaranya rendah tetapi mengancam.Wanita itu tetap diam, tidak sepatah kata pun keluar dari bibirnya untuk membela diri. Ia berdiri kaku, terlalu gugup untuk menghadapi tatapan penuh intimidasi dari pria di hadapannya. Melihat sikap pasif itu, Blue akhirnya menjauhkan tangannya yang semula mencengkeram dagu Emely. Dengan langkah ringan, ia mulai berjalan mengitari wanita itu. Kini, ia berhenti tepat di belakang Emely. “Baiklah,” ucap pria itu akhirnya. Suaranya lebih tenang tetapi tetap dingin. “Aku mengerti kalau saat ini bukan waktu yang tepat untuk berbicara. Ada hal lain yang jauh lebih penting yang harus kau selesaikan.”Tangan Blue perlahan terulur, jemarinya menggenggam rambut panjang dan halus milik Emely. Dengan gerakan lembut, ia menggeser rambut itu ke sisi kanan bahu sang wanita, memperlihatkan punggungnya yang kini terekspos sempurna. Lalu, dengan geraka

    Dernière mise à jour : 2025-02-27
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 12: Unboxing 1

    “Sshh—ahh! U–Uncle .…”Desahan itu meluncur dari bibir Emely, menggema lembut di ruangan yang hening. Suara itu seperti melodi yang menari di telinga Blue, membuat pria berusia 38 tahun itu tersenyum tipis, penuh kemenangan. Sesaat, gerakan tangannya terhenti, seolah-olah ingin menikmati reaksi wanita di hadapannya. Namun, hanya sekejap, karena jemarinya kembali bergerak, memberikan remasan lembut tetapi penuh kontrol pada dada Emely. Membuat tubuh wanita itu bergetar halus.Bibir Blue perlahan mendekat lagi. Kali ini bukan menuju leher Emely, melainkan daun telinganya. Dengan lembut, ia mengecup bagian itu, lalu menjulurkan lidahnya, menyapu lembut daun telinga Emely dengan gerakan yang penuh sensualitas. Napas Emely tersengal, desahan kecil kembali keluar dari bibirnya. “Ahhh!”Tubuhnya tersentak, refleks menegang sejenak sebelum akhirnya kembali lemas di bawah sentuhan Blue. Matanya terpejam rapat, bibirnya terbuka, dan dadanya naik-turun, mencoba mengatur napas yang kini mulai ti

    Dernière mise à jour : 2025-02-27
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 13: Unboxing 2

    Blue menyipitkan matanya, pura-pura tidak mengerti. “Lalu, apa yang kau inginkan?” tanyanya dengan nada lembut tetapi jelas menuntut. Ia tahu jawabannya, tetapi ingin mendengar langsung dari bibir Emely.“Hmm? Katakan padaku,” desaknya lagi. Ia menunggu sang wanita membuat keputusan. “Apa yang kau inginkan, Emely? Apa yang kau butuhkan?”Napas Emely terdengar tidak teratur. Tubuhnya bergetar, kakinya bergerak gelisah, berusaha menahan sesuatu—kedutan yang terasa menguasai inti tubuhnya. Akhirnya, dengan suara yang hampir seperti bisikan, ia menjawab, “Sentuhanmu ....”Blue diam. Tatapannya tetap terarah pada wanita itu, memperhatikan setiap gerak-geriknya. Namun, keheningan itu justru membuat Emely makin tidak sabar. Dengan gerakan cepat, ia meraih tangan Blue, membawanya langsung ke dadanya.“Please,” pintanya dengan nada setengah berbisik, setengah memohon. Wajahnya yang memerah menjadi kombinasi sempurna antara rasa malu dan gairah yang menggelora. “Aku ... aku tidak mengerti kenap

    Dernière mise à jour : 2025-02-27
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 14: Unboxing 3

    Sementara itu, Blue meraih kedua tangan Emely, membawanya ke atas kepala sang wanita. Gerakannya mantap, tetapi tidak kasar. Kedua pergelangan tangan itu dicekal dengan satu tangan besar Blue, digenggamnya dengan cukup kuat untuk menahannya di tempat tanpa menyakiti. Ciumannya makin mendalam. Bibir Blue melumat, mengulum, dan mengisap bibir Emely dengan ritme yang perlahan tetapi penuh gairah. Sentuhannya seakan-akan menuntun Emely ke dalam perasaan yang belum pernah ia alami sebelumnya. Wanita itu tidak melawan, bahkan balasannya makin menunjukkan keinginannya untuk terus tenggelam dalam momen tersebut.Dengan tangan bebasnya, Blue membiarkan dirinya menjelajahi sisi wajah Emely. Jari-jarinya menyentuh pipi halus sang wanita, bergerak pelan menuju rahangnya, dan berhenti di pangkal leher. Sentuhannya terasa hangat, menggoda, tetapi tetap penuh kendali. Membuat Emely merasa kecil dan rapuh di bawah kendali pria itu.Ketika Blue akhirnya menarik diri sedikit untuk mengambil napas, ia

    Dernière mise à jour : 2025-02-27
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 15: Unboxing 4

    Blue mendekat pada Emely dan mencium bibir wanita itu. “Hmmppttt ....” Sementara itu, tangannya bergerak menuju inti tubuh si wanita. Ia mengusap lembut area sensitif itu, membuat tubuh Emely seketika menggelinjang. Jari tengahnya sengaja ditekan tepat pada belahan hangat yang terasa lembap.“Uhh!” Emely melenguh dengan suara pelan ketika Blue melepaskan bibirnya, sementara jari besar dan panjang pria itu menggesek klitorisnya dengan intens. Napasnya makin tersengal. Dadanya naik-turun dengan ritme yang begitu cepat, sedangkan sebelah tangannya mencengkeram kuat bahu kokoh pria itu.“Akhhh! Uncle! Akhhh!” Emely menjerit disusul oleh tubuhnya yang bergetar hebat ketika mengalami squirt yang begitu dahsyat.Blue segera menjauhkan tangan dari klitoris Emely. Ia menatap dengan tatapan puas. Cairan bening itu muncrat sangat banyak, membuat seprai basah kuyup. Tanpa membuang-buang waktu, Blue segera mengambil posisi di antara kedua kaki Emely sambil menekan paha bagian dalam sang wanita. Ia

    Dernière mise à jour : 2025-02-27
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 16: Unboxing 5

    Blue menurunkan wajah lebih dekat ke dada Emely. Ia mengulum puting payudara itu tanpa mengganggu goyang pinggulnya.“Ahh! Ahh! Ahh!” Emely menengadahkan wajah ke langit-langit dengan mata terpejam erat, sedangkan tangannya meremas rambut pria itu dengan manja, sambil sesekali menekan wajah Blue di atas dadanya.Blue menjauhkan wajah, meninggalkan dada Emely, dan mendekat ke telinga wanita itu. “Aahhh! Emely!” desahnya sambil memeluk erat tubuh Emely. Gerakan pinggulnya makin cepat, menusuk-nusuk liang kenikmatan sang wanita dengan intensitas yang luar biasa.“Ahh! Ahh! Blue …, oh my God! Akhh!” Suara Emely memecah keheningan, menggema penuh gairah di ruangan yang makin panas. Desahannya terputus-putus, bercampur dengan tarikan napas yang kian berat.Dengan mata terpejam, Blue membiarkan dirinya sepenuhnya tenggelam dalam momen itu. Ia menyandarkan wajahnya di lekukan leher Emely. Napasnya hangat, menyapu lembut kulit wanita itu, menciptakan sensasi yang begitu intim. Sudut bibirnya p

    Dernière mise à jour : 2025-02-27
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 17: Amara 1

    “Selamat pagi. Nona Amara sudah bangun rupanya?” sapa seorang wanita dengan lembut. Ia tampak mengenakan seragam pengasuh rapi berwarna biru pastel. Wajahnya yang selalu dihiasi senyuman ramah itu adalah Gina, sang pengasuh penuh untuk Amara.“Selamat pagi juga, Nanny!” balas Amara dengan ceria. Sudut bibir mungilnya melengkung manis. Gadis kecil berusia empat tahun itu sedang duduk di atas ranjang, memeluk erat boneka kelinci favoritnya yang sudah agak lusuh karena sering dipeluk.Gina mendekat dengan langkah ringan lalu duduk di tepi ranjang, tepat di samping Amara. Tangannya yang hangat mengusap pelan rambut gadis kecil itu yang masih sedikit berantakan. “Bagaimana tidurmu semalam? Apakah nyenyak? Atau, sangat nyenyak?” tanyanya dengan nada riang, kebiasaan yang ia lakukan setiap pagi. Ia tahu, biasanya pertanyaan ini berhasil mengundang tawa kecil dari Amara, tetapi pagi ini reaksi gadis kecil itu berbeda.Amara menggeleng pelan, mata bulatnya menatap lurus ke arah boneka kelinci

    Dernière mise à jour : 2025-02-27

Latest chapter

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 142: Tiba di New York 3

    Beberapa saat kemudian…Menit demi menit berlalu dengan kehangatan pagi yang mengiringi keluarga kecil itu. Saat ini, Blue, Emely, dan Amara sedang duduk di meja makan. Sarapan bersama sudah selesai, dan suasana terasa ceria di antara mereka."Mommy, jadi antar aku ke sekolah, kan?" tanya Amara tiba-tiba, menggeser gelasnya ke meja setelah meneguk jus jeruk segar. Mata gadis kecil itu berbinar penuh harap saat menatap ibunya.Emely menoleh, menyelesaikan kunyahan terakhir dari buah segar yang ada di mulutnya. Ia tersenyum lembut sambil mengangguk pelan. "Iya, sayang. Mommy jadi antar kamu ke sekolah hari ini," jawabnya. "Hari ini spesial untuk Amara. Mommy juga akan jemput Amara nanti siang."Mendengar itu, Amara bersorak kegirangan, tangannya menepuk-nepuk meja kecil sebagai ungkapan bahagia. "Yeeey! Terima kasih, Mommy!" serunya dengan penuh semangat.Emely tertawa kecil melihat antusiasme putrinya. "Sama-sama, sayang," jawabnya lembut,

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 141: Tiba di New York 2

    Kini, Amara berdiri di depan pintu kamar besar milik Emely dan Blue. Ia mengangkat tangan mungilnya dan mengetuk pintu beberapa kali. Ia menunggu sejenak, namun tidak ada jawaban. Wajah kecilnya berubah sedikit bingung. Ia mengetuk sekali lagi, kali ini lebih keras."Apakah Mommy dan Daddy masih tidur ya?" gumamnya pelan, berbicara pada dirinya sendiri. Setelah beberapa detik, ia memutuskan untuk masuk. "Aku langsung masuk saja," katanya yakin.Tangan mungilnya menggenggam gagang pintu, memutar perlahan, lalu mendorongnya hingga pintu terbuka lebar. Ia melangkah masuk dengan hati-hati, matanya langsung tertuju ke ranjang besar di tengah ruangan. Namun, pandangannya tertahan saat melihat ranjang itu berantakan, dan kedua orang tuanya tidak ada di sana.Kening Amara berkerut, tanda ia berpikir keras. "Ke mana ya Mommy dan Daddy?" tanyanya pelan, kebingungan. Ia berdiri di tengah kamar, matanya menjelajahi setiap sudut ruangan, mencoba mencari tanda-tanda keb

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 140: Tiba di New York 1

    ***Pagi itu, cahaya matahari yang lembut menyelinap melalui sela-sela tirai, menerangi kamar tidur dengan nuansa hangat keemasan. Di atas ranjang berukuran king size yang tertata rapi dengan selimut putih tebal, Blue dan Emely masih terbaring. Tubuh mereka yang polos terlindung hangat di balik selimut, menikmati kehangatan pagi yang tenang.Keduanya sudah terjaga sejak beberapa menit lalu, tetapi tidak ada keinginan untuk segera bangkit. Momen damai seperti ini terlalu berharga untuk dilewatkan. Blue, dengan suara serak khas bangun tidur, memecah keheningan. "Apakah ada kelas pagi ini?" tanyanya sambil menatap Emely yang menyandarkan kepalanya di lengannya, menjadikannya bantal.Emely menggeser tubuhnya, merapatkan diri pada Blue. Tangan lembutnya melingkari pinggang pria itu, memberikan pelukan yang erat. "Tidak ada," jawabnya dengan suara pelan dan malas, matanya masih setengah terpejam.Blue tidak berkata lagi, membiarkan keheningan

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 139: Akhirnya Memaafkan (21+) 3

    Tubuh bagian atas Emely kini benar-benar polos, tanpa sehelai kain pun yang menutupi. Blue mendekat, mengalihkan perhatiannya pada celana hotpants yang masih membalut pinggul gadis itu. Dengan gerakan cekatan, ia mulai membuka kancingnya, lalu menurunkan resletingnya secara perlahan.Tangannya yang kokoh kemudian memegang kedua sisi celana tersebut. Dalam satu gerakan lembut, ia meloloskan kain itu dari tubuh Emely. Gadis itu tidak tinggal diam. Ia mengangkat sedikit bokongnya, mempermudah proses pelepasan kain tersebut. Kaki jenjangnya juga bergerak lentur, memberikan ruang agar celana itu dengan mudah meluncur turun, meninggalkan kulitnya yang kini semakin terekspos.Dalam sekejap, celana hotpants itu sudah terlepas sepenuhnya. Yang tersisa hanyalah sepotong celana dalam tipis yang tampak kontras dengan kulitnya yang halus. Emely sempat berpikir bahwa Blue tidak akan melepaskan kain tersebut. Namun, dengan cara yang tak terduga, pria itu justru melepask

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 138: Akhirnya Memaafkan (21+) 2

    “Ughh!” Emely dengan refleks menutup mulut menggunakan sebelah tangan ketika rintihan penuh kenikmatan itu lolos dari bibirnya akibat remasan lembut yang dilakukan oleh Blue di payudaranya.Matanya tertutup rapat. Napasnya mulai tersengal-sengal ketika Blue tak hanya meremas payudaranya, tetapi juga memelintir putingnya.Emely berusaha mati-matian menahan diri. Rasa panas menjalar di tubuhnya, tetapi ia tahu ia tak bisa mendesah bebas seperti biasanya. Karena bagaimanapun, Amara sedang berada di sampingnya.Tangan Emely terangkat, mencengkeram erat pergelangan tangan Blue, yang dengan santainya membiarkan jemarinya bermain di atas dadanya. Sentuhan itu mengirimkan gelombang sensasi yang membuatnya hampir kehilangan kendali.“Masih tidak mau memaafkanku?” bisik Blue pelan di telinganya. Suaranya serak dan memancing. Sesaat kemudian, ia menjulurkan lidah, menjilat lembut daun telinga Emely, sebelum akhirnya mengulum dan menghisapnya dengan penuh ken

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 137: Akhirnya Memaafkan (21+) 1

    ***Emely perlahan membaringkan tubuhnya di atas ranjang Amara. Dengan posisi miring, ia menatap wajah gadis kecil itu yang tampak damai dalam tidurnya. Emely membawa sebelah tangannya untuk memeluk tubuh mungil Amara, menciptakan kehangatan di antara mereka.‘Ketika kamu besar nanti, aku yakin kamu akan tumbuh menjadi gadis yang cantik dan baik hati,’ batinnya sambil menatap lembut wajah polos Amara. Emely mendekatkan wajahnya, lalu mengecup kening gadis kecil itu dengan penuh kasih sayang.Meskipun Emely sangat membenci Lidya, ibu kandung Amara, perasaannya terhadap gadis kecil ini sama sekali tidak terpengaruh. Tidak ada kebencian, tidak ada kekesalan. Amara adalah anak yang baik, lucu, dan menggemaskan. Terlepas dari siapapun ibunya, Emely tahu ia akan tetap menyayangi Amara tanpa syarat.Hampir lima belas menit berlalu. Emely masih berbaring memeluk hangat tubuh mungil Amara, menikmati momen penuh ketenangan itu. Namun, tiba-tiba pintu kamar

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 136: Liar dan Bar-bar 4

    Emely memejamkan mata sejenak, berusaha mengendalikan emosi yang terasa semakin membuncah. Ia menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. “Kamu tahu tidak, Blue, apa yang sebenarnya membuat masalah ini jadi sebesar ini? Ini bukan soal sejauh mana kamu bermain api dengan mantan istrimu. Ini soal kebohonganmu!"Ia menunjuk ke arah Blue dengan gerakan cepat, membuat pria itu terdiam kaku. "Kamu pikir semua hal bisa kamu anggap remeh begitu saja? Kebohongan yang kamu anggap kecil itu, lama-lama akan jadi masalah besar. Karena apa? Karena kamu akan terus menutupi kebohonganmu dengan kebohongan lain. Dan sementara itu, kamu akan menertawakanku yang kamu anggap bodoh karena sudah berhasil kamu tipu mentah-mentah!"Blue hanya menatap Emely dengan ekspresi penuh penyesalan, namun ia tetap bungkam. Emely, di sisi lain, terlihat terengah-engah, seperti kehabisan napas setelah melampiaskan emosinya."Dan yang paling aku benci," lanjut Emely. “Adalah ketika aku terlihat seperti orang bodoh di dep

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 135: Liar dan Bar-bar 3

    Salah satu pelayan yang kebetulan berada di dekat pintu langsung menyapanya dengan sopan. "Selamat malam, Tuan."Blue membalas singkat, "Selamat malam." Ia terus melangkah melewati pelayan tersebut menuju tangga yang menghubungkan lantai dasar dan atas, dengan ekspresi serius terpampang di wajahnya.Di tengah tangga, ia bertemu dengan Gina, yang tampaknya sedang turun. Wanita itu menghentikan langkahnya, lalu menunduk hormat. "Tuan," sapanya pelan."Amara dimana? Apakah dia bersama Emely?" tanya Blue tanpa basa-basi."Tidak, Tuan. Nona Amara sudah tidur di kamarnya. Dia sangat lelah dan mengantuk tadi. Sedangkan Nona Emely ada di kamarnya," jawab Gina.Blue mengangguk kecil, lalu melanjutkan langkahnya ke lantai atas. Beberapa saat kemudian, ia tiba di depan pintu kamar. Ia mengulurkan tangan, menggenggam tuas pintu, dan membukanya perlahan.Kamar itu sunyi. Langkah Blue terhenti di tengah ruangan, matanya langsung tertuju ke arah jendela tembus pandang yang memperlihatkan balkon. Sek

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 134: Liar dan Bar-bar 2

    Kini, Emely duduk diatas kursi rotan bergaya modern yang khas menghiasi balkon rumah mewah. Kursi itu memiliki desain melengkung ergonomis dengan bantalan empuk berwarna krem yang memberikan kenyamanan maksimal. Di sebelahnya, terdapat meja kecil dari kayu jati dengan permukaan yang dilapisi kaca, tempat cangkir tehnya terletak. Emely membuka laptopnya dan menunggu perangkat itu menyala. Sambil menunggu, ia mengambil bungkusan rokok yang tadi dibawanya, membuka segel plastik dengan sedikit perasaan ragu, dan mengeluarkan sebatang rokok. Ia menyelipkannya di antara bibirnya, lalu menyalakan ujungnya menggunakan pemantik logam berwarna perak mengkilap. Asap tipis mulai mengepul saat ia menghisap rokok itu perlahan.Dia memejamkan mata sejenak, menikmati sensasi nikmat yang terasa di rongga mulutnya sebelum akhirnya melepaskan asap tersebut ke udara. Asap itu terbang melayang-layang, bergabung dengan angin yang berhembus dingin, sementara Emely membiarkan tubuhnya bersandar santai di k

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status