Home / Romansa / The Sugar Baby of Uncle Blue / Bab 67: Fakta Empat Tahun yang Lalu 2

Share

Bab 67: Fakta Empat Tahun yang Lalu 2

Author: Miss.EA
last update Huling Na-update: 2025-03-18 21:01:00

Emely terdiam. Kata-kata Blue menghujam tepat di hatinya, membuatnya tertegun sesaat.

“Bagaimana caranya aku bisa bahagia dengan gadis yang kucintai, sementara adikku sendiri menderita?” Blue melanjutkan dengan nada berat. “Saat itu, aku hanya berpikir… jika hubungan kita berakhir, kau bisa menemukan pria lain yang lebih baik. Sedangkan kalau kita tetap melanjutkan, entah apa yang akan terjadi pada Talia.”

Mendengar penjelasan itu, Emely mengangguk pelan, mencoba mencerna perasaan Blue. “Aku mengerti,” katanya, suaranya lembut. “Kalau aku berada di posisimu, mungkin aku juga akan mengambil keputusan yang sama. Tidak mungkin kita menutup mata saat orang yang kita sayangi tengah menderita, bukan?” Ia berhenti sejenak, menarik napas panjang sebelum menambahkan, “It’s okay.” Senyumnya tipis, tapi tulus, seolah memberi kekuatan pada pria di hadapannya.

Blue menghela napas lega. Tak disangka, Emely bisa memahami sudut pandangnya dengan begitu dewasa. Ia memandan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 68: Fakta Empat Tahun yang Lalu 3

    Mendengar jawaban itu, Blue terkekeh pelan. Tawanya rendah dan hangat, membuyarkan sisa-sisa ketegangan di antara mereka. Di bawah selimut, tangannya mulai bergerak, menjelajah hingga akhirnya berhenti di dada Emely. Dengan lembut, ia menangkup salah satu payudara bulat dan kenyal gadis itu.Emely memejamkan mata, tubuhnya bereaksi refleks terhadap sentuhan Blue. Sentuhan telapak tangan pria itu pada payudaranya membuatnya terdiam, menikmati perasaan yang sulit ia jelaskan.“Aku pikir setelah aku menceritakan semuanya, tidak ada lagi rahasia di antara kita,” sindir Blue, suaranya terdengar seperti bisikan yang menggoda. “Rupanya aku salah.”Emely membuka matanya, melirik Blue dengan tajam meski ada senyum tipis di bibirnya. “Kamu memang orang yang pamrih,” desisnya. “Melakukan sesuatu karena berharap imbalan. Ya, terserah aku dong, mau jujur atau tidak, itu kan hakku,” lanjutnya dengan nada sedikit pedas.Blue tertawa kecil, kali ini lebih dalam.

    Huling Na-update : 2025-03-18
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 69: Sekutu Blue 1

    ***“Bisa jalan?” tanya Blue memastikan, matanya menatap lekat ke arah Emely. Ia berdiri santai di dekat meja kerjanya sambil menggenggam erat tas branded milik gadis itu.“Kalau nggak bisa, memangnya kamu mau gendong?!” balas Emely dengan nada sinis, melirik tajam ke arahnya. Blue hanya diam, menatap datar tanpa ekspresi. “Sudah tahu kalau malam ini aku ada seminar penting juga!” lanjutnya, suara Emely makin tinggi, menandakan kekesalan yang sudah mencapai puncaknya.Jelas sekali, Emely marah. Bahkan sangat marah pada Blue. Bagaimana tidak? Pria itu tanpa henti “menggempur” dirinya sejak siang tadi, membuat seluruh tubuhnya lemas, lututnya gemetar, hingga nyaris tak sanggup berdiri.Dari siang hingga sore, mereka bercinta. Dimulai di meja kerja Blue, lalu berlanjut ke kamar. Di kamar? Tidak cukup sekali, tetapi dua kali lagi. Kini, tubuh Emely terasa remuk redam. Sendi-sendinya serasa kehilangan tenaga, sementara bagian tubuh—miss v tertentu tera

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 70: Sekutu Blue 2

    Selang tiga puluh menit kemudian, Blue dan Emely tiba di rumah. SUV hitam milik Blue melaju mulus melewati gerbang tinggi yang dibuka oleh seorang penjaga. Kendaraan tersebut berhenti tepat di depan teras yang megah.Emely segera melepas sabuk pengamannya, lalu menoleh ke arah Blue yang duduk di sampingnya. Tatapan matanya lekat, penuh kekhawatiran yang tak ia sembunyikan.“Sebentar lagi outfit-mu akan sampai. Tenang saja,” ujar Blue, seolah mampu membaca isi pikirannya.“Tapi bagaimana kalau tidak cocok? Ukurannya mungkin saja tidak pas. Seharusnya tadi kau biarkan aku mampir ke apartemen untuk mengambil dress. Aku punya beberapa yang masih baru, bahkan belum pernah dipakai,” jawab Emely, suaranya sedikit gusar.Blue tersenyum tipis. “Percayalah, pasti cocok. Aku sudah memastikan semuanya.”Emely menatap Blue cukup lama. Akhirnya, ia mengangguk pelan, berusaha menenangkan dirinya sendiri.Ketika Blue hendak melepas sabuk pengama

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 71: Sekutu Blue 3

    “Ya, halo, Aunty Megan.”Ya, itulah alasan mengapa Blue sebelumnya berbohong kepada Emely, mengatakan bahwa yang menelepon adalah karyawannya. Faktanya, wanita yang menghubunginya tadi adalah Megan, nenek Emely.Megan, wanita yang usianya sudah tidak muda lagi, sejak awal merupakan pendukung pertama hubungan antara Blue dan Emely. Bahkan, ia tetap berdiri di pihak Blue meskipun Erlan, putranya sekaligus ayah Emely, terang-terangan menentang hubungan mereka.Selama ini, Megan dan Blue sering berkomunikasi secara diam-diam, jauh dari pengetahuan keluarga Emely yang lain. Hubungan rahasia itu dimulai ketika Emely memutuskan pindah ke New York untuk melanjutkan studinya. Megan, yang sangat mengenal cucunya, meminta Blue untuk mengawasi Emely dari kejauhan. Ia tahu betul bagaimana sifat keras kepala gadis itu dan khawatir dengan pilihan-pilihan yang mungkin Emely ambil.Dan kekhawatiran Megan terbukti benar. Emely ternyata tidak sepolos yang

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 72: Jealous? 1

    "Sayang, Mommy mau bicara sebentar, boleh?" tanya Emely dengan suara lembut. Ia duduk di sofa di samping Amara sembari memandang gadis kecil itu dengan senyuman lembut.Amara menoleh dan menatap wajah ibunya. Ia mengangguk pelan sambil tersenyum kecil. "Iya, Mommy. Mau bicara apa?" tanyanya dengan raut penasaran.Sejenak, Emely menarik napas pendek, mencoba merangkai kata-kata dengan hati-hati. "Tadi Amara bilang ada tugas, ya? Tapi tugas itu dikumpulkan bukan besok, melainkan lusa, benar?" tanyanya memastikan.Amara mengangguk sebagai jawaban, matanya tetap fokus pada wajah sang ibu.Emely tersenyum lembut dan melanjutkan, "Baik. Jadi begini, Sayang. Malam ini Mommy ada tugas dari kampus. Mommy harus menghadiri seminar yang sangat penting untuk pendidikan Mommy. Sama pentingnya seperti tugas Amara di sekolah. Nah, karena tugas Amara masih bisa dikumpulkan lusa, berarti kita punya waktu untuk mengerjakannya besok malam. Setuju?"Amara kembali mengangguk, kali ini dengan tatapan serius

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 73: Jealous? 2

    Setibanya di kamar, Emely langsung menyadari ada yang berbeda dari sikap Blue. Pria itu tampak diam, bahkan cenderung dingin. Biasanya, saat mereka berduaan, Blue selalu aktif—entah dengan memeluk, mencium, atau sekadar menggodanya hingga sering membuatnya kesal. Namun kali ini, Blue hanya berdiri dengan ekspresi datar, seolah sedang memikirkan sesuatu yang berat.Emely mengerutkan dahi, rasa penasaran mulai menguasainya. "Kamu kenapa?" tanyanya akhirnya, tak sanggup lagi menahan diri. Dengan cepat, ia meraih lengan kekar Blue, memaksa pria itu menoleh dan menatapnya.Blue menghela napas pelan sebelum menjawab dengan suara dingin, "Tidak ada apa-apa."Jawaban itu bukannya membuat Emely lega, justru menambah kebingungannya. Dahi gadis itu semakin berkerut, pikirannya sibuk menebak-nebak. ‘Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa dia berubah seperti ini?’ batinnya bertanya-tanya.Ketika Blue tampak hendak menjauh, Emely dengan sigap mempererat genggamannya di lengan pria itu. Ia menatapnya d

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 74: Jealous? 3

    Emely terpaku saat pria yang disebutkan namanya naik ke atas panggung. Han Jae-Min, dengan setelan jas hitam yang sempurna, memiliki aura yang sangat memikat. Wajahnya tampan dengan garis rahang tegas, mata tajam, dan senyum yang terlihat sopan namun karismatik. Rambut hitamnya ditata rapi, memberikan kesan profesional sekaligus modern. Usianya tampak belum genap 35 tahun, namun kesuksesannya telah melampaui banyak pengusaha senior.‘Hem… Tampan juga. Cukup menarik. Tapi—masih hot Blue kemana-mana. Si Biru Tua menyebalkan itu memang tidak ada lawan kalau soal pesonanya yang hot,’ batin Emely diiringi dengusan pelan di akhir kalimat.Di sisi lain, pria itu memulai presentasinya dengan suara bariton yang tenang, namun mampu menarik perhatian seluruh ruangan. Presentasinya berjalan dengan sangat memukau. Ia menggunakan contoh-contoh nyata dari pengalamannya membawa Hanseung Group menembus pasar Amerika dan Eropa, dengan pendekatan yang unik dan inovatif. Emely terpukau dengan kecerdasan

    Huling Na-update : 2025-03-20
  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 75 Jealous? 4

    Emely sempat tertegun sejenak, tetapi ia tidak merasa keberatan. Baginya, itu hanyalah hal kecil yang biasa dilakukan dalam dunia profesional. "Tentu, kenapa tidak," jawabnya sambil memberikan nomor teleponnya. Han Jae-Min mencatat nomor tersebut dengan senyuman tipis yang sulit ditebak artinya.Namun, tanpa sepengetahuan Emely, seseorang di sudut lain ruangan sedang mengawasi mereka dengan pandangan tajam. Blue, pria itu tampak berdiri tegap dengan rahang mengeras. Sangat keras. Matanya menyipit memandang pemandangan memuakkan di depan—Han Jae-Min dan Emely yang tampak akrab, bahkan sampai bertukar nomor telepon.Amarah mulai mendidih dalam dirinya. Dada Blue terasa sesak, seolah ada bara api yang membakar dari dalam. Ia menatap Han Jae-Min dengan pandangan gelap, rasa cemburu bercampur kemarahan yang nyaris tak bisa ia kendalikan. Meski wajahnya tetap tenang, ekspresi di matanya cukup untuk membuat orang lain mundur.Blue memang tidak diundang secara langsung ke acara ini, tapi buka

    Huling Na-update : 2025-03-20

Pinakabagong kabanata

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 126: Peringatan Untuk Lidya 4

    Di sana, berdiri Zara, dengan senyum sumringah menyambut kedatangan mereka.Amara menoleh ke arah teras dan melihat sang Nenek melambaikan tangan lembut ke arahnya. Gadis kecil itu mengangguk pelan sambil membuka pintu mobil dengan hati-hati. “Mommy, tidak apa-apa ‘kan kalau aku bawa boneka ini?” tanyanya polos sambil merapikan boneka yang masih digenggam erat.“Iya, tidak apa-apa, sayang. Bawa saja,” jawab Emely lembut sambil keluar dari mobil dan menutup pintunya. Ia meraih tangan kecil Amara, menggenggamnya erat, lalu membawa gadis kecil itu melangkah bersamanya menuju teras Mansion.Saat mereka mendekat, Zara yang telah menunggu di teras utama menyambut dengan antusias. Wajahnya tampak sumringah.“Selamat siang, Mom,” sapa Emely ramah.Mom. Sebuah panggilan yang awalnya terasa canggung kini mulai terdengar natural. Setelah beberapa kali pertemuan, panggilan "Aunty" yang semula Emely gunakan untuk Zara perlahan berubah menjadi "Mom." P

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 125: Peringatan Untuk Lidya 3

    New York, USA…Emely fokus mengemudi. Kedua tangannya menggenggam setir dengan erat, sementara matanya menatap lurus ke jalan yang terbentang di depannya. Di kursi belakang, Amara duduk terdiam. Gadis kecil itu terlihat tenang, namun dari raut wajahnya, jelas ia sedang memperhatikan Ibunya.Biasanya, perjalanan bersama Amara dipenuhi dengan tawa atau percakapan ringan. Namun, hari ini berbeda. Amara tidak berani mengajak Ibunya berbicara. Ekspresi Emely tampak dingin, penuh beban yang tidak biasa.Ddrrttt…Ponsel Emely yang tergeletak di konsol tengah mobil tiba-tiba bergetar. Ia melirik sekilas pada layar yang menyala.“Biru Tua is calling…”Nama kontak itu jelas tertulis di layar. Ternyata pria itu yang sedang menelepon. Namun, Emely tidak berniat mengangkatnya. Ia mendengus pelan, matanya kembali fokus ke jalan. Perasaan jengkel kembali menyeruak di hatinya.‘Dasar Blue jelek! Tua! Brengsek!’ maki Emely dalam hati. ‘K

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 124: Peringatan Untuk Lidya 2

    Rahang Erlan langsung mengetat mendengar jawaban itu. Matanya menyipit penuh kecurigaan. Pikiran di kepalanya mulai berputar cepat. Jadi, selama satu bulan penuh ini, Emely telah membohonginya? Selama itu juga Blue diam-diam mendekati putrinya tanpa sepengetahuannya?Kemarahan Erlan semakin membuncah, membuat napasnya terdengar memburu panas. Kedua tangannya yang menggantung di sisi tubuh terkepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih.‘Keparat…’ geramnya dalam hati. Namun Erlan belum selesai. Ia masih memiliki banyak pertanyaan yang ingin dilontarkan. Selang beberapa detik, ia kembali bertanya, “Apakah Blue sering mendatangi apartemen Emely?”Ketiga pria itu kembali saling melirik, ragu-ragu untuk menjawab. Kali ini, mereka terdiam cukup lama, membuat emosi Erlan semakin meledak. Ia menggebrak meja keras dengan kedua tangannya, membuat mereka semua terlonjak.“Jawab pertanyaanku!” bentaknya, suaranya menggema di ruangan besar itu

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 123: Peringatan Untuk Lidya 1

    Milan, ItaliaSelama beberapa minggu terakhir, Erlan merasa ada sesuatu yang tidak biasa pada putrinya, Emely. Biasanya, gadis itu selalu menghubungi Ibunya, Lucia, setiap pagi tanpa absen. Namun, belakangan ini, kebiasaan itu mulai berubah. Kadang-kadang, Emely tidak menelepon, atau ketika Lucia menghubunginya lebih dahulu, panggilannya tidak langsung dijawab. Hal itu menimbulkan pertanyaan besar di benak Erlan: Ada apa dengan Emely?Namun, rasa curiga Erlan semakin kuat setelah pertemuannya dengan Han Jae-Min, seorang pria yang merupakan mitra bisnisnya sekaligus ingin diperkenalkan pada Emely. Saat berbicara dengan Erlan waktu itu, Han Jae-Min mengungkapkan kejadian saat di acara seminar, sehingga tak ayal membuat Erlan terkejut.“Paman Erlan, saya harus jujur,” ujar pria asal Korea itu. “Emely tampaknya sudah memiliki kekasih. Saya tidak ingin menyinggung lebih jauh, jadi saya memutuskan untuk menjaga jarak.”Ucapan itu membuat Erlan tertegun.

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 122: Ancaman Erlan 3

    "Aku mau bahas soal Lidya," ujar Blue langsung tanpa basa-basi."Aku rasa tidak ada yang perlu kamu jelaskan, dan mantan istrimu itu tidak ada urusannya denganku. Itu urusanmu, dan kamu urus saja sendiri," ucap Emely dengan nada sarkastik, suaranya dingin saat menatap tajam ke arah Blue. Setelah melontarkan kalimat itu, ia memutar tubuh, berniat melangkah menuju pintu.Namun, Blue dengan sigap menahan pinggang rampingnya, menarik tubuh Emely kembali menghadap padanya. Dengan satu hentakan lembut, ia membuat Emely tetap berada di tempat. "Kemarin dia menelponku hanya untuk menanyakan Amara. Tidak lebih dari itu," ujar Blue, mencoba menjelaskan.Emely mendengus kecil, ekspresinya datar dan sinis. "Kalaupun lebih, juga tidak masalah," balasnya cepat.Blue terdiam, merasa terjebak. Ia tidak tahu bagaimana cara meluluhkan hati si Kucing Liar-nya ini yang sudah terlihat begitu murka. Kecewa oleh perlakuannya."Aku tidak akan melarangm

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 121: Ancaman Erlan 2

    Selang beberapa menit kemudian, lamunannya buyar saat terdengar suara ceria Amara dari belakang. "Mommy, aku sudah selesai!" seru gadis kecil itu sambil melangkah mendekat.Emely tersentak kecil, lalu menoleh. Senyum kecil terulas di wajahnya saat ia melihat Amara berdiri di samping sofa dengan ekspresi penuh semangat."Sudah rapi, ya?" tanyanya sambil memerhatikan penampilan gadis kecil itu. Amara mengangguk antusias. "Iya, Mommy. Aku sudah siap. Ayo, kita berangkat sekarang!" ucapnya.Emely tersenyum sembari mengangguk pelan. "Ayo," ucapnya lembut, lalu mengulurkan tangan. Amara segera menyambutnya, menggenggam tangan ibunya.Namun, sebelum mereka sempat melangkah, Gina, pengasuh Amara. "Nona, apakah saya akan ikut ke Mansion?"Emely menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Gina. "Tidak perlu. Kamu istirahat saja dirumah. Mungkin kami akan pulang agak malam," jawabnya tenang.Gina mengangguk patuh, tetapi ia tidak

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 120: Ancaman Erlan 1

    Sinclair Ocean TechnologiesDi dalam ruang kerjanya yang luas dan mewah, Blue duduk dengan raut wajah tegang. Porter, asisten pribadinya, baru saja melaporkan sebuah kabar yang membuat pria itu terkejut. Lidya, mantan istrinya, diketahui mendatangi sekolah Amara dan, lebih buruknya lagi, bertemu dengan Emely di sana.Blue mengangkat pandangan tajam, menatap Porter. “Bagaimana ceritanya Lidya bisa tahu alamat sekolah Amara, Porter?!” sergahnya dengan nada tegas, matanya menyiratkan kemarahan.Porter, yang berdiri di depan meja kerja Blue, tampak canggung. Ia menggeser kakinya sedikit, berusaha mencari kata-kata yang tepat untuk menjawab. Namun, sebelum ia sempat berkata apa pun, Blue mendesah kasar, mengalihkan pandangannya ke arah jendela besar di belakang meja. Tangannya terangkat, mengacak-acak rambutnya sendiri, membuatnya tampak lebih frustrasi.‘Sial!’ desisnya dalam hati. Pikiran Blue berputar cepat, membayangkan apa yang mungkin telah terja

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 119: Pertemuan Emely dan Lidya 4

    Disisi lain, Emely akhirnya tiba di sekolah Amara. Setelah memarkirkan mobilnya di tempat biasa, ia keluar dengan tergesa-gesa, langkah kakinya cepat menuju meja resepsionis. Sesaat, ia menyibakkan rambut yang jatuh di wajahnya, berusaha mengatur napas."Selamat siang, Mrs. Emely," sapaan ramah dari resepsionis langsung menyambut kedatangannya. Wanita itu mengenali Emely sebagai ibu dari Amara.Emely tersenyum kecil, meskipun ia tampak sedikit tergesa. "Selamat siang," balasnya sopan. "Amara masih menunggu di ruang biasa, kan?" tanyanya langsung.Resepsionis itu mengangguk, tetapi ragu-ragu sejenak. "Benar, Mrs. Emely. Amara sedang menunggu di ruang lounge siswa. Tapi barusan ada seorang wanita yang meminta izin untuk bertemu dengannya. Saya sudah memastikan, namanya Lidya."Deg!Mendengar nama itu, tubuh Emely seolah membeku sesaat, tetapi hanya sebentar. Ekspresi terkejut yang sempat terlintas di wajahnya segera digantikan dengan ketenangan. Ia mengangguk cepat

  • The Sugar Baby of Uncle Blue   Bab 118: Pertemuan Emely dan Lidya 3

    The Sterling AcademySetelah berhari-hari mencari informasi, akhirnya Lidya menemukan alamat sekolah Amara. Tempat itu bernama The Sterling Academy, sebuah institusi elit yang terletak di kawasan mewah Upper East Side, New York. Bangunan sekolah tampak megah dengan arsitektur klasik bergaya kolonial. Pilar-pilar putih menjulang tinggi menghiasi fasad bangunan, membuatnya lebih menyerupai Mansion pribadi daripada sebuah sekolah.Halaman depannya yang luas dihiasi taman-taman rapi dengan bunga berwarna-warni, sementara sebuah air mancur besar berdiri megah di tengah. Anak-anak dengan seragam rapi mulai keluar dari gedung, diantar oleh guru atau asisten pribadi mereka. Di depan gerbang, deretan mobil-mobil mewah berjejer menunggu untuk menjemput mereka pulang.Di tengah hiruk-pikuk siang itu, Lidya berdiri canggung di dekat pintu masuk utama. Tangannya mencengkeram ponsel dalam genggamannya dengan erat, berusaha mengumpulkan keberanian. Setelah menarik napas panjang, i

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status