Arena hening sejenak. Semua seperti terhipnotis oleh perkataan sang Promotor. Seolah ucapannya barusan mengandung aura magis yang sampai di telinga mereka. "Apa-apaan ini ... Apa aku tidak salah dengar? Raja Pedang Maut ..." "Hei, apa maksudnya ... ini tidak sedang bercanda kan? Bukankah yang akan bertarung adalah si Borland? Ada apa dengan penyelenggara acara ini?" "Apa yang terjadi sebenarnya? Benarkah sang Raja Pedang turun tangan?" "Berani sekali orang itu menantang Master David Lee? Otaknya pasti sudah tidak waras!" "Masa Bodoh! Ini malah bagus! Aku ingin melihat aksi si Raja Pedang dari dekat!" Berbagai komentar mulai bermunculan. Dan akhirnya suasana Aula yang barusan hening tersebut kembali bergemuruh dengan cepat, dan ramai oleh suara-suara bising orang-orang , bergaung dan berputar di tengah-tengah arena! Sementara di sudut timur. Pria tua itu nampak terkejut ketika namanya dipanggil. Namun dia dengan sekejap bisa menyembunyikannya. Senyum di wajahnya tetap terukir
Saka mundur beberapa tindak, sambil tetap fokus pada serangan lawan yang seperti hujan. "Baiklah, aku sudah tidak bisa main-main lagi! 'Langkah Dewa Angin'!" Saka berseru. Kakinya bergerak cepat laksana kilat yang menyambar. Menyongsong pedang yang menderu ganas di depannya! Duarr! Duarr! Duarr! Beberapa kali bentrokan kekuatan di udara terjadi. Menimbulkan efek suara keras bagaikan petir yang menggetarkan ring dan sekitar arena. Hampir semua orang nampak tercengang dan berdecak kagum. Mereka seperti menyaksikan pertarungan fiksi di dunia fantasi yang sangat hebat! Kedua bayangan itu saling berkelebat di udara dan menghasilkan benturan suara keras yang memekakan telinga, disertai bunga api yang bertebaran di sekitar arena! "Mereka seperti bukan manusia!" "Ya, ini adalah pertarungan dua master yang luar biasa!" "Lihatlah! Gerakan mereka sama sekali tidak terkejar oleh mata kita! Ini lebih tepat bila disebut pertarungan para Dewa!" "Kamu terlalu mengada-ada! Mana ada Dewa
"Apa yang kau lakukan disini!? Apakah kau sengaja memata-matai kami dan penjara ini?" seru seseorang mengejutkannya. Saka, sang pemuda berambut putih itu langsung menoleh ke asal suara. Sosok tegap itu melihat dibalik kacamatanya dengan tatapan tajam. Seolah ingin menembus jantungnya. Akira Taksaki! "Aku sedang mencari angin segar di sini. Sore ini bukanlah sangat cerah? Lihatlah langit yang biru itu, nampak sangat indah bukan? Aku bersyukur masih bisa menikmatinya, walau dalam situasi seperti ini. Apa aku salah berjalan-jalan di sekitar sini? Apakah tempat ini milikmu?" "Hmm, kau terlalu berbelit-belit. Kau menutupi maksudmu dengan sangat buruk, gerak-gerikmu mudah sekali terbaca! Apa sebenarnya yang sedang kau lakukan disini!" Akira Taksaki, sang pemuda tegap berkaca-mata itu tetap mendesaknya. "Baiklah, kau memang hebat, tidak percuma kau menyandang status sebagai seorang agen khusus! Kamu bisa membaca pegerakanku dengan baik. Aku memang sedang mencari sesuatu, bahkan bukan
Semua orang terkejut!Sekelompok orang berseragam hitam loreng tiba - tiba saja berdiri dan langsung melepaskan tembakan ke arena. Moncong senapan mereka engarah langsung ke Master David Lee! Beberapa timah panas tersebut langsung menembus tubuh sang Raja Pedang. Beberapa orang berseru tertahan! Sebagian lagi tampak menjerit ketakutan! "Ma ..master! Master David Lee!" "Ya Tuhan! Biadab sekali mereka!" "Mereka menembakinya! Mereka membunuh Master David Lee!" beberapa komentar kembali bersahutan. "Sialan! Kenapa jadi seperti ini! Apakah ini bagian dari rencana sialan Norum!?" Saka terkejut sesaat. Lalu dengan segera menyambar tubuh David Lee yang nampak limbung dan bersiap jatuh ke lantai, bajunya bersimbah darah. Beberapa butir peluru berhasil bersarang di tubuhnya. "Master! Kau tidak apa-apa?" Saka segera mengecek nadi David Lee dan memeriksa luka tembaknya. Nampak lemah, dan hampir tak berdenyut! Di luar arena, suasana nampak bergemuruh dan centang perenang. Beberapa anak buah
"Tahan!!" Sebuah suara terdengar sangat keras menggelegar. Saka merasakan aura yang mendominasi dari suara tersebut. Saka menghentikan serangannya. Dilihatnya Ulrich yang sudah pucat pasi di depannya. Pedang itu hampir menempel di lehernya. Siap memenggal kepalanya. Dia memang tidak berniat mengakhiri hidup Ulrich. Karena mereka memang tidak punya masalah sama sekali. Dan Saka masih mempunyai nurani dan pertimbangan yang dalam. Walau suasana hatinya saat itu sedang kacau. "Hentikan seranganmu anak muda!" suara itu kembali bergema. Saka melihat sosok yang tegap menghampirinya. Diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. Dia terlihat gagah di usianya yang tidak lagi muda. Mata yang tajam, serta rahang yang kokoh menandakan bahwa sosok didepannya ini seseorang yang keras dan pemberani. "Ulrich! Mick Brain! Mundur!" perintahnya tegas. "Anak muda, sudah cukup! Kamu tidak perlu menambah masalah di situasi yang sudah kacau ini, sebaiknya segeralah kembali ke sel mu!" "Maaf, Aku t
Hammet adalah seorang Mayor yang sangat cakap dan berprestasi. Dia adalah komandan Pleton Kesatuan Pasukan Khusus di Kerajaan Queentin pasca perang nuklir terjadi. Kemampuannya memimpin pasukan dan kepiawaiannya dalam strategi menghancurkan musuh menjadikan namanya di dunia militer sangat disegani. Berbagai penghargaan bergengsi telah banyak diraihnya, dan menjadikan karir militernya semakin cemerlang. Terakhir dia ikut menumpas dan menggagalkan Pemberontakan yang bernama Fraksi Bumi Bersatu yang saat itu hampir saja mengkudeta Kerajaan besar Queentin. Dan membuat namanya semakin harum sehingga mendapatkan tiga penghargaan khusus dari Kaisar Jose Satriani yang merupakan ayah dari Kaisar Paulo Gilberto yang sekarang berkuasa. Diantaranya adalah menaikan pangkat militernya dua tingkat, yakni menjadi seorang Kolonel, dan mendapatkan posisi jabatan sebagai Komandan Pasukan Pengawal Kekaisaran, serta diberkati dengan sebuah Scroll of Power Manusia Besi yang merupakan tanda penghargaan te
"Master meninggalkan ini untukmu. Dia menamai pedang ini dengan nama Pedang Rajawali! " gadis itu memberikan sebilah pedang tipis dengan hulu gagang kepala Rajawali. Dengan bilah perak terang, ada gambar Sembilan Matahari di badannya. Diselimuti dengan sarung pedang kulit hiu berwarna abu - abu dengan jahitan yang terjalin kokoh di kedua sisinya. Sebuah Pusaka Pedang hebat diserahkan oleh Raja Pedang Maut melalui gadis bernama Reana. Gadis cantik bermata biru besar berparas Mediterania, yang merupakan kekasih dari sang Master. " Pedang Rajawali? Luar biasa! Tapi aku tidak pantas menerimanya, ini terlalu tinggi buatku. Lagi pula ... Aku tidak akan cocok memakainya! " Saka menolak. "Aku hanya menyampaikan pesan Master, kau menerimanya atau tidak, itu terserah padamu, kau boleh membuangnya kalau kau tidak suka!" "Kau tidak boleh menolaknya Saka, itu adalah pesan terakhir master!" Taksaki menyela. Suasana di lapangan belakang penjara tampak hening. Hanya angin sepoi-sepoi yang bersi
Kerumunan orang itu segera terbelah. Tatapan mereka tertuju ke arah sumber suara. Dilihatnya dua orang yang tidak dikenal, mengenakan pakaian aneh dengan paras yang asing , seolah mereka datang dari negeri jauh di Asia sana. Yang pertama, seorang pemuda berusia sekitar tiga puluhan dengan kulit sawo matang berambut panjang memakai ikat kepala berwana biru bercorak, dengan tinggi sekitar lima kali, memakai pakaian hitam - hitam dan celana nya yang tergantung hanya sampai betis. Wajahnya nampak menyeramkan dengan dua luka yang memanjang dari rahang bawah sampai ke ujung mata di kanan kirinya. Sebilah golok nampak terpasang di pinggangnya. Sementara yang kedua adalah pria cukup lanjut mengenakan pakaian dan jubah hijau menutupi sampai ke kaki. Rambutnya yang panjang dijalin di kedua sisinya membentuk kepang kuda. Parasnya tidak kalah seram dengan yang pertama. Kedua matanya yang besar seperti hendak melompat dari tempatnya. Dengan kumis serta janggut yang panjang dan lebat. Mirip seper
"Maafkan aku Komandan! Seharusnya kau mengikuti apa yang dikatakan Tuan Jaksa Newsteed! Kita berada di alam realistis dan penuh logika, bukan di alam fantasi kepahlawanan yang semu dan memuakkan!" Zacko menyeringai. Dia sudah mengambil keputusan. "Kau akan membelot Zacko? Kau siap berkhianat pada Kerajaan ini?" "Siapa pengkhianat, dan siapa yang bukan belumlah jelas, karena nanti sejarah yang akan bicara. Dan sejarah biasanya ditulis oleh pemenang! Kau faham itu, Sykes!" Zacko sudah bulat. Dia akan menghabisi Jhon Sykes hari ini juga. "Gilmour? Kau juga akan ikut dia?" "A..aku..Sa..saya ...." "Tentu saja, Gilmour akan naik menggantikan aku! Setalah aku menggantikan mu! Maafkan aku Mayor Sykes, kau berseberangan dengan kami, dengan Mondor, bahkan dengan orang-orang hebat di belakang Mondor! Dan kau akan merasakan akibatnya! Terima ini!" Zacko mendorong tangannya dengan cepat. Sebuah bola api kembali meluncur dengan deras di tangannya. Langsung mengarah ke Kepala Sykes! "Tidak
"Barrier Fortress Ashoka! Full Back!" Taksaki berseru keras. Kedua tangannya refleks bergerak bersamaan seperti orang yang sedang mengangkat beban dari bawah ke atas. Saat itulah dinding kaca pipih setebal sepuluh centimeter, berukuran lima kali lima meter muncul dengan tiba-tiba dari dalam tanah menghalangi tiga peluru yang meluncur deras dan membalikan peluru tersebut ke pemiliknya! Trangg! Trangg! Trangg! "Apa? Aargghk!!" Hampir semua yang ada di sana terkejut! Sementara Newsteed sendiri langsung meraung kesakitan sambil bergulingan di tanah, ketika dua dari tiga pelurunya kembali kepadanya. Satu peluru menembus bahu, dan satunya lagi bersarang di pahanya! Masih untung satu peluru yang mengarah ke kepala bisa lolos karena dia keburu jatuh ke tanah! "Napi sialan! Zacko, bunuh dia untukku!" teriak Newsteed. Sambil memegangi paha dan bahunya yang terasa sakit dan mengucurkan darah. "Siap Tuan! Akan kuhabisi dia sekarang juga!" Zacko langsung bergerak. Kedua tangannya dikepalk
Kemampuan indera yang dimiliki oleh Saka diatas rata-rata orang biasa. Begitu pula mengenai prediksi, visi dan feeling yang dimiliknya, hampir bisa dipastikan sembilan puluh persen selalu akurat. Selang beberapa menit kemudian, ratusan petugas berseragam hitam-hitam dengan persenjataan dan altileri lengkap dengan segera memenuhi tanah lapang yang rusak. "Semuanya diam di tempat! Yang berani melawan, akan kami tembak!" seseorang mengancam dengan suara keras dan menggelegar. Aura tenaga dalam yang dipancarkannya cukup mengintimidasi! Para Napi yang terkejut segera berlarian menjauh, sementara untuk napi-napi pemberani, mereka lebih memilih tetap berada di sana. Berkumpul dan berada di kelompok Saka dan kawan-kawan. Dua kelompok besar saling berhadapan di tengah lapangan yang luas tersebut! Kelompok para napi dipimpin oleh Saka, Taksaki,Trujillo, Ulrich dan kawan-kawan. Di seberangnya, ratusan pasukan berseragam militer hitam-hitam, lengkap dengan aksesoriesnya serta sebuah AK-47 ter
Semua orang yang ada disana segera mundur menjauh. Pertarungan besar akan kembali dimulai! Jorge Norum sang Penguasa The Chain alias White Snake berhadapan dengan Saka. "Ssshssshhs... Kau akan merasakan bagaimana rasanya berada di perutku!" "Ya, kau juga akan merasakan bagaimana jika kulitmu kujadikan keset di kamarku!" "Sialan...ssshhhsshh...Aku mengadu jiwa denganmu! 'Anaconda Attack Mode Hybrid'!" Ular itu tiba-tiba mengibaskan tubuhnya, sesaat kemudian asap putih nampak menyelimuti tubuh Anaconda besar tersebut! Semua orang mundur teratur ke tempat yang aman, sambil tetap penasaran menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya. Beberapa saat kemudian, tiba-tiba Ular Putih besar itu melesat keluar dari kepulan asap dan langsung meluncur deras ke arah Saka, sambil membuka mulutnya yang besar, disertai dengan keempat taringnya yang tajam seperti belati, bersama dengan lidah besarnya yg merah bercabang, siap mencabik dan menelan Saka bulat-bulat saat itu juga! Semua orang terpeki
Gedung empat lantai yang bagian atasnya sudah tidak bersisa itu kembali terkena amukan badai dengan arah putaran terbalik, yang menyusup cepat seperti bor ke bawah, membawa seluruh material puing dan debu yang diterbangkannya! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Whuuussh !!! Braaakkk !!! Ujung badai tersebut menerobos lantai gedung dengan kekuatan yang dahsyat! Bersama material yang ikut masuk dalam pusaran badai, menjebol lantai gedung tersebut hingga dua lantai di bawahnya! Semua penghuni yang ada di lantai satu dan dua yang kebanyakan adalah para sipir langsung berlarian dan berhamburan keluar! Mereka yang berada di gedung lantai dua dan tiga dengan nekad melompat keluar jendela. Menghindari amukan badai yang sangat besar itu. Jerit pekik kengerian hanya terdengar dengan samar-samar, tertutup oleh suara gemuruh badai yang berkekuatan mengerikan tersebut! Semua orang yang ada disana merasakan ketakutan yang mencekam. Mereka merasakan adanya bencana besar den
Sementara itu, tidak jauh dari pertarungan Saka, dua kubu kini saling berhadapan. Kubu kebenaran versus kubu kebathilan! Hammet, Taksak , Trujilo dan Ulrich berada di sebelah barat. Sementara Balwan, Tjah Pati, Clayderman dan Borland berada di sebelah timur. Kedua kubu itu sepertinya sudah memilih lawan masing-masing. "Kau yang menjadi lawanku? Baiklah, keluarkan seluruh kemampuanmu, karena akupun tidak akan setengah-setengah untuk melawanmu!" Hammet bersiap dengan kuda-kudanya. "Jiahahaha ... Kamu lumayan juga kelihatannya! Ketua Fraksi terbesar di Penjara ini, seorang mantan Jendral yang tidak jadi, dan akhirnya membusuk disini! Sungguh sial sekali nasibmu, bagaimana kabar anak dan istrimu sekarang? Jiahahaha ...aku lupa kalau keduanya sudah lama berada di neraka! Jangan khawatir, karena kau pun akan segera menyusul mereka! " Balwan tersenyum mengejeknya . Hammet terdiam, sambil mengepalkan tangannya. Berusaha menahan api amarahnya. Dia tahu bahwa musuhnya sengaja memprovokasiny
Baiklah, sepertinya aku bisa meninggalkan mereka untuk kalian! " "Serahkan mereka pada kami! Kau fokus saja hadapi Ular itu!" Hammet maju kedepan. Ketua Fraksi Master of Puppet itu tampak gagah dan tegas. "Si..sialan ... Siapa yang mau menghadapi dia?" bisik Borland, dia merasakan nyalinya ciut. "Yang jelas bukan kita, mungkin kedua orang ini lebih cocok jadi lawan mereka," jawab Clayderman pelan. "Dasar sialan! Kalian semua berani melawanku!? Besar sekali nyali kalian! Matilah kalian semua!" Ular Putih besar itu tiba - tiba menyerang keempat orang yang baru saja datang. Gerakannya yang sangat cepat membuat mereka terkejut! Taksaki segera maju kedepan! "Barrier Fortress Ashoka!" Taksaki membentangkan kedua tangannya , lalu mengayunnya ke atas! Beberapa saat kemudian sebentuk kaca bening tebal berbentuk bujur sangkar berukuran lima meter persegi tercipta di depannya, menghalangi kepala Anaconda yang siap menelan mereka dengan ganas! Duuggg!!Kepala ular besar tersebut berad
Seekor Anaconda putih sebesar pohon kelapa hadir dalam sekejap di hadapan Saka. Sosoknya terlihat sangat ganas dan mengerikan! Sepertiga ruangan itu hampir tertutupi oleh tubuhnya yang besar. Badannya yang putih melingkar di sudut ruangan, dengan kepala berdiri angkuh seperti Ular Kobra besar yang siap mematuk dan menelan bulat - bulan mangsa di depannya! "Tu ..tuan Norum beraksi ...! Mundur semuanya!" teriak seorang sipir yang masih selamat. Semua nya merasakan takut dan kengerian yang luar biasa, melihat sosok Anaconda putih tersebut. "Ya, kita bisa dimakannya hidup - hidup! Sebaiknya segera menjauh dari sini!" Beberapa sipir berlari menjauh. Saka melihat sosok - sosok yang masih ada disana, mereka berdiri tegak disamping Anaconda putih tersebut! Empat orang musuhnya berdiri tak jauh didepannya dan memandangnya dengan tatapan sinis. Mereka seolah sudah mencium aroma kemenangan. Dengan hadirnya sang Ular Putih raksasa disana, mereka yakin akan sangat mudah untuk mengalahkan S
"Aku sudah banyak bertemu dengan orang - orang bodoh di dunia ini, tapi tetap saja tidak ada yang sebodoh kau! Aku sudah menawarkan kehidupan yang lebih baik padamu, dan kau lebih memilih kematian yang menyakitkan!" "Urusan hidup dan mati adalah urusan Tuhan! Karena hanya Dialah yang Maha Menggenggam keduanya! Dan itu, sama sekali bukan urusanmu!" "Hebat! Sungguh bijak! Akan kukirim kau menemui Tuhanmu! Pengawal! Panggil yang lainnya kemari! Aku ingin dia tidak bisa lolos walau satu inchi pun dari tempat ini!" Norum memberi perintah. Ruang kerjanya yang sangat luas sengaja dipilihnya untuk menghabisi Saka hari ini. Dia ingin seluruh anak buahnya mengepungnya dan tidak memberikan ruang untuk bergerak atau meloloskan diri dari sana. Norum sudah mempertimbangkannya, dia telah mengantisipasi andai Saka menolak. Dia menginginkan kematian pemuda itu. Karena jika Saka berhasil lolos, dia bisa menjadi penghalang besar baginya di kemudian hari. Dia akan bisa memobilisasi para napi untuk m