Home / Pendekar / The Shadow: Rahasia Abadi / BAB 43 DALANG DIBALIK PEMBANTAIAN

Share

BAB 43 DALANG DIBALIK PEMBANTAIAN

last update Huling Na-update: 2025-03-08 23:03:48
Zhao Yuan Shao masih bersikap santai, dia melawan para penjaga biro dengan seperempat kekuatannya saja. Tetapi kekacauan yang cukup besar berhasil terjadi. Banyak penjaga biro yang berkumpul disana, satu penjaga tumbang maka akan muncul yang kedua, tiga, dan seterusnya.

“Yuan Shao hentikan, aku melihat Zhang Fei dan adik mu sudah keluar!” perintah Zhu Shen Mei yang juga ikut dalam keributan itu.

Zhao Yuan Shao hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian dia sengaja membiarkan dirinya dikalahkan. Pria siluman itu menyerahkan diri untuk dihantam cukup keras oleh salah satu penjaga biro.

“Zhao Yuan Shao!” pekik Zhu Shen Mei ketika melihat tubuh pria siluman itu terhuyung ke belakang.

Dengan sigap Zhu Shen Mei menahan bobot tubuh pria itu dengan tangannya, meski bersusah payah tapi ini cukup untuk mengelabuhi semua orang.

“Kau baik-baik saja?” tanya Zhu Shen Mei yang jelas-jelas khawatir. Dia tidak tahu kalau Zhao Yuan Shao-lah yang sengaja membuat dirinya sendiri dikalahkan dan terluk
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Kaugnay na kabanata

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 44 MEMPERSIAPKAN DIRI

    Zhao Yuan Shao berujar dengan tenang dan juga sangat serius. Kali ini dia yakin kalau semua masalah yang muncul dari kasus pembantaian Keluarga Wen di Changsa adalah ulah dari Perdana menteri. “Perdana menteri sudah menjadi ‘tuan’ bagi Zhang Xuancheng untuk waktu yang lama jika kita melihat transaksi yang tertulis di sini.” Semua orang fokus pada dokumen yang ditunjuk oleh Zhao Yuan Shao. Kemudian Zhang Fei menarik nafas panjang, dia bersandar pada kursi dan membagi atensinya pada rekan-rekannya. “Setidaknya Keluarga Wen sudah diawasi selama dua bulan terakhir, barulah saat Tuan Wen Lao mengetahui kejahatan Perdana menteri dan juga pangeran kedua. Perdana menteri memberi perintah untuk membantai seluruh anggota Keluarga Wen tanpa terkecuali.” Zhang Fei mengurai kembali kesimpulan yang dia ambil berdasarkan bukti-bukti. “Seluruh anggota keluarga, termasuk anak-anak dan juga wanita. Padahal belum tentu mereka mengetahui hal ini. Perdana menteri memang sangat kejam,” imbuh Zhu Sh

    Huling Na-update : 2025-03-10
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 45 MEMPERSIAPKAN DIRI PART II

    Nafas Zhu Shen Mei seolah tercekat, tenggorokannya mengering tiba-tiba. Jika membahas masalah reinkernasi dewi gunung, rasanya dia hendak menghilang saja dari muka bumi. Zhu Shen Mei tidak sanggup menanggung tugas dan beban seorang dewi gunung! “Tapi… Yuan Shao, belum tentu aku lah reinkernasi sang dewi. Mungkin saja tanda-tanda yang disebutkan oleh Ao Jun itu salah.” Zhu Shen Mei berkata lirih, meski dia masih menatap lurus ke arah Zhao Yuan Shao yang justru tampak tenang. “Tentu saja, semua orang bisa melakukan kesalahan termasuk Ao Jun. Tapi melatih diri untuk menjadi lebih kuat tidak ada salahnya,” balas Zhao Yuan Shao. Dia kemudian menghela nafas panjang, lalu memegang kedua lengan Zhu Shen Mei pelan. “Dengar Shen Mei, selama ini kau tidak pernah bertarung melawan siluman tingkat tinggi. Rekan mu tidak memberikan kesempatan untuk itu, kau masih bisa bertahan dan selamat sampai sekarang karena ada mereka. Tapi kedepannya kau pasti akan lebih sering sendirian dalam menghadapi ma

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • The Shadow: Rahasia Abadi    Bab 46 BERLATIH DENGAN SANG SILUMAN

    “Kalau begitu, coba gunakan senjata lain.” Zhao Yuan Shao tersenyum samar. Kemudian tangan pria siluman itu menengadah, dari telapak tangannya muncul asap merah yang samar seiring dengan munculnya pedang kayu. Zhao Yuan Shao melirik Zhu Shen Mei sebelum melempar pedang itu dengan cepat. Untung saja refleks Zhu Shen Mei bagus sehingga bisa menangkap pedang tersebut dengan sempurna. “Gunakan itu sebagai senjata mu!” perintah Zhao Yuan Shao. Zhu Shen Mei tersenyum sinis sembari menimang pedang kayu itu. “Kau bahkan menggunakan sihir hanya demi pedang seperti ini. Buang-buang energi saja,” cibirnya. “Ck! Sudah jangan banyak protes. Dan mulai pegang pedangnya dengan benar!” Zhao Yuan Shao berkata galak. Saat menjadi seorang guru, sikap pria itu sangat berbeda. Dia tegas dan keras, sulit menemukan sosoknya yang jenaka seperti biasanya.Zhu Shen Mei menghela nafas panjang lalu menyimpan kembali kipas gioknya ke ikat pinggang. Perlahan dia mulai menyiapkan diri dengan berusaha me

    Huling Na-update : 2025-03-14
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 47 KEBAIKAN TAK TERNILAI

    "Tidak masalah, aku tidak perduli soal itu." Zhu Shen Mei hanya tersenyum samar. Kening Zhao Yuan Shao berkerut singkat, jawaban dari Zhu Shen Mei memang selalu sulit ditebak. Dia pikir perempuan manusia itu akan keberatan atau berpikir ulang untuk berguru padanya yang merupakan siluman besar. "Kenapa, bukankah orang-orang akan menganggap mu buruk karena bergaul dengan siluman?" tanyanya sambil menopang dagu. "Yuan Shao, apa kau tahu... siluman dan manusia itu sama dalam pandangan ku. Tidak ada yang jauh lebih rendah atau tinggi, dalam ras kita tentu ada yang sesat dan yang baik. Karena itu tidak perlu diperdebatkan," jelas Zhu Shen Mei. "Itu kan pandangan mu, tapi bagaimana dengan orang-orang yang akan menganggap mu buruk sebab bergaul dengan siluman? itulah yang ingin aku ketahui darimu," ulang Zhao Yuan Shao lagi. Kali ini Zhu Shen Mei tertawa ringan, lalu menggeser duduknya sedikit agar lebih jelas berhadapan dengan Zhao Yuan Shao. "Mereka yang memiliki pandangan buruk, pa

    Huling Na-update : 2025-03-16
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 48 MENANGGUNG DENGAN NYAWA

    Pada malam hari, saat sinar bulan menyinari Kota Changsa dengan sinar lembut, anggota biro penangkap siluman sudah berada di gerbang belakang istana kekaisaran. Kali ini mereka semua mengenakan tudung kepala yang menutupi wajah masing-masing.“Nona siluman, apa kau yakin tidak ingin ikut masuk?” tanya Zhang Fei yang melirik Zhao Yunshi berdiri di dekat pohon.Perempuan siluman itu berdiri dibawah bayangan pohon, dia memang sengaja menjauh saat para anggota biro hendak bersiap masuk ke istana.“Tidak, aku benci bertemu dengan banyak manusia.” Zhao Yunshi menjawab lugas, dia malah bersandar di dahan pohon dengan tenang.“Kalau begitu kenapa kau ikut ke sini, Bai Hu?” tanya Zhao Yuan Shao yang juga bersiap untuk masuk ke istana bersama yang lain.Kali ini ada tiga anggota biro penangkap siluman yang akan masuk ke sitana untuk menyerahkan barang bukti sekaligus memancing sang kaisar turun tangan sendiri dalam kasus pembantaian keluarga wen yang rumit itu. Zhu Shen Mei, Zhang Fei, dan Lin

    Huling Na-update : 2025-03-16
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 49 KEMBALI DARI ISTANA KEKAISARAN

    "Bodoh! semudah itu kau menyerahkan nyawa mu," cibir Zhao Yuan Shao dengan senyuman sinis. Dia bahkan melipat tangannya didepan dada. Zhu Shen Mei yang mendengar respon kurang mengenakkan dari pria siluman itu lekas menyikut perutnya dengan sengaja menggunakan siku. Berharap Zhao Yuan Shao sadar bahwa kata-katanya keterlaluan. Namun alih-alih sadar, Zhao Yuan Shao justru semakin gila! "Jika ayahmu tidak bisa dipercaya, maka nyawamu akan melayang sia-sia. Sayang sekali," imbuhnya tanpa dosa. Lagi-lagi Zhu Shen Mei harus menghela nafas panjang, lelah sebenarnya berurusan dengan pria siluman harimau itu. "Yuan Shao, diam! jangan membuat masalah," lirih Zhu Shen Mei yang serupa dengan bisikan. "Aku hanya berkata jujur Shen Mei, apa itu salah?" Zhao Yuan Shao malah balik bertanya. Lin Masha yang mendengar itu pun menundukkan kepalanya. Sejenak dia diam, begitu juga dengan yang lain seolah waktu berhenti hanya demi menunggu jawaban darinya. "Tuan Zhao, kau mungkin menganggap

    Huling Na-update : 2025-03-19
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 50 DARAH MANUSIA MURNI

    Sesampainya di Biro Penangkap Siluman, Zhao Yuan Shao segera membawa Zhao Yunshi ke salah satu ruangan terpencil yang biasa digunakan untuk menangani kasus siluman yang terkena kutukan atau racun. Ia membaringkan adiknya di atas dipan kayu, wajahnya tegang dan penuh kekhawatiran. "Kalian semua menjauh," perintahnya tegas. "Aku tak ingin ada manusia yang terpapar wabah ini." Zhu Shen Mei hendak membantah, tetapi melihat sorot mata serius Zhao Yuan Shao, ia memilih untuk mundur. Zhang Fei pun menariknya sedikit ke belakang. Zhao Yuan Shao menarik napas dalam dan mulai menyalurkan energi spiritualnya ke tubuh Zhao Yunshi. Cahaya merah samar muncul dari tangannya, mengalir ke luka-luka adiknya. Namun, racun yang ditinggalkan oleh siluman wabah Hui tidak mudah diusir. Urat-urat hitam mulai menjalar di sepanjang kulit Zhao Yunshi, tanda bahwa infeksi semakin menyebar. Lin Masha yang berdiri di sudut ruangan segera membuka beberapa buku kuno yang ia bawa. "Aku akan mencari penawar yang se

    Huling Na-update : 2025-03-22
  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 51 PEMBERIAN DARAH MANUSIA

    "Jika kau manusia murni, maka darahmu tidak akan menghitam dengan cepat." Zhu Shen Mei masih bertahan dengan pendapatnya. Zhang Fei terdiam, dia jelas tahu ke arah mana percakapan ini akan berakhir. Baru saja hendak memberikan pembelaan, Lin Masha ikut berpendapat. "Kak Fei, kita sudah lama berurusan dengan siluman. Tentu kita semua tahu ras mana yang darahnya akan menghitam dengan cepat bahkan dalam hitungan detik," ucap Lin Masha dengan hati-hati. Jantung Zhang Fei seolah berhenti berdetak saat itu juga. Dia jelas-jelas paham dengan maksud ucapan Lin Masha dan juga Zhu Shen Mei. Darah yang menghitam dengan cepat itu merupakan salah satu ciri utama dari seorang siluman. "Omong kosong, aku manusia. Kedua orang tua ku manusia, jadi mana mungkin aku—" "Orang tua mu tiada saat kau berusia sepuluh tahun, jadi mana mungkin kau bisa memahami keadaan secara menyeluruh?" sela Zhao Yuan Shao yang sebenarnya sudah geram. Zhang Fei diam, lagi-lagi dia tersudutkan di sini. Pria it

    Huling Na-update : 2025-03-23

Pinakabagong kabanata

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 68 ALASAN KEDATANGAN

    Matahari pagi menyusup perlahan di antara celah kabut Desa Liuyang. Embun masih menggantung di rerumputan, dan aroma tanah yang lembap bercampur dengan wangi bunga plum yang mulai bermekaran. Setelah pertarungan semalam dan penutupan celah formasi yang nyaris menelan desa, pagi ini terasa jauh lebih damai.Zhao Yuan Shao berjalan di depan dengan santai, tangan di belakang kepala, dan langkah ringan seperti biasa. Di belakangnya, Zhu Shen Mei menggandeng Xiao Ren yang memeluk boneka kain usang di pelukannya. Anak itu tampak gugup, tapi matanya berbinar, sesekali menatap Zhu Shen Mei dengan rasa percaya yang polos.Zhao Yunshi berjalan pelan di sisi mereka, ekspresi tetap datar dan dingin seperti biasanya, tapi sekali-dua kali menoleh untuk memastikan Xiao Ren tidak tersandung.“Kakak, kau yakin ini rumahnya?” tanya Zhao Yunshi datar.Zhao Yuan Shao menoleh sambil tersenyum lebar, “Tenang saja, aku hanya tersesat dua kali. Itu sudah jauh lebih baik dari biasanya!”Zhu Shen Mei meliriknya

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 67 KEMBALINYA PENDUDUK DESA

    Dari dahi Zhu Shen Mei, sebuah pola angin berwarna perak keemasan menyala, berbentuk seperti pusaran angin dengan titik cahaya di tengahnya. Matanya memutih sesaat, dan tubuhnya bersinar lembut.Siluman serigala membeku di udara.Zhao Yuan Shao yang terjatuh, mendongak dengan mata terbelalak. Ia mengenali tanda itu.“Li Shan... Niangniang?” tanyanya dalam gumam rendah, masih tak percaya apa yang baru saja dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.Zhu Shen Mei tidak bicara, matanya tajam menatap musuh. Sorot mata tajam yang sebelumnya tidak pernah perempuan itu miliki.Saat dia mengangkat tangannya, seluruh udara sekitar menjadi padat. Pepohonan merunduk, daun beterbangan, dan cahaya giok menyelimuti tangannya yang memegang kipas.“Kembalilah ke Utara. Atau kau akan kehilangan lebih dari sekadar kebanggaanmu sebagai siluman!”Suara Zhu Shen Mei bergema aneh—seolah dua suara bersamaan, satu miliknya, satu lagi... suara yang lebih tua, lebih megah dan agung.Siluman serigala menggeram mar

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 66 KUIL TUA DESA SILUMAN

    Bahkan sebelum tengah hari, mereka bertiga sudah tiba di bagian utara Desa Liuyang yang sepi, tepatnya di kuil tua yang dimaksud oleh Zhao Yuan Shao. Kuil itu sudah sanat berdebu, tampaknya sudah ditinggalkan jauh sebelum para penduduk menghilang.“Kau yakin tempat ini pernah dijadikan tempat ritual penyeimbang aura?” tanya Zhao Yunshi pada sang kakak.Zhao Yuan Shao pun mengangguk, kemudian berdiri sejajar dengan sang adik. Pria siluman itu memandang ke arah pintu masuk kuil. “Aku ingat dulu ayah dan ibu pun ikut dalam ritual itu,” balasnnya.Kuil tua itu berdiri muram di bawah langit kelabu. Bangunannya sebagian sudah ditelan lumut, genting-gentingnya jatuh, dan di bagian barat aula doa, pohon beringin raksasa tumbuh menembus atap, akarnya menjalar seperti tangan makhluk purba yang tertidur. Angin yang bertiup dari arah utara membawa bau amis samar yang membuat bulu kuduk berdiri.Begitu mereka melangkah masuk ke aula utama, langkah mereka terhenti.“Ada darah,” lirih Zhu Shen Mei s

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 65 PENYELIDIKAN DESA LIUYANG

    Ruang makan keluarga Zhao tak besar, namun nyaman. Dindingnya dihiasi lukisan tinta bergambar gunung bersalju dan harimau putih melompat di antara pinus—lukisan lama yang dibuat oleh ayah mereka bertahun-tahun lalu. Di tengah, sebuah meja kayu bundar telah ditata rapi dengan bubur panas, sayur asin, telur rebus, dan teh hangat.Zhao Yuan Shao duduk dengan santai, satu kaki dinaikkan ke lutut satunya. Ia sedang membagi telur rebus dengan sumpitnya—dan entah kenapa, telur itu malah terbang terpental ke piring Shen Mei.“Ups! Maaf tapi sepertinya itu tanda dari langit, mungkin.” Zhao Yuan Shao berlagak dramatis. “Tanda apa?” tanya Zhu Shen Mei dengan kening yang berkerut. “Itu artinya kau dan aku… sudah berjodoh sampai sebutir telur pun, langsung tertuju ke arah mu. Seluruh alam semesta tahu perasaanku.”Lagi-lagi Zhao Yuan Shao membual, tentu saja itu membuat Zhao Yunshi, yang duduk di sebelah kiri Zhu Shen Mei, menghela napas panjang.“Kau pasti melewatkan pelajaran logika sela

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 64 HANGAT KEDIAMAN ZHAO BERSAUDARA

    Mendengar rintihan Zhu Shen Mei dalam tidur, membuat hati pria siluman itu terasa sesak. Meski Zhu Shen Mei tidak akan ingat apa yang dia impikan dalam tidur. Tapi kesedihannya akan dirasakan sampai esok hari, dan Zhao Yuan Shao tidak menyukai itu.“Hou Qi,” lirih Zhu Shen Mi lagi, kali ini air mata mulai jatuh dari kelopak matanya yang indah. Zhao Yuan Shao bangkit dari duduknya dan dengan ragu-ragu mulai mendekati tempat tidur Zhu Shen Mei.Gadis itu menggeliat, wajahnya memucat, dahi berkeringat serta tangan yang menggenggam erat selimutnya. Bibirnya terus menggumam nama yang sama, nama Hou Qi siluman Zhao Yuan Shao. Namun Zhu Shen Mei memanggilnya dengan suara begitu pilu seakan memanggil dari masa ratusan tahun lalu.Zhao Yuan Shao menunduk, jantungnya berdetak pelan. Dia duduk di tepi ranjang, memandang wajah Zhu Shen Mei dalam-dalam, meski tidak menyentuhnya sama sekali.“Aku di sini, Shen Mei. Aku di sini bersama mu.”Zhu Shen Mei bergumam lirih, matanya tetap terpejam, tapi

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 63 MIMPI BERULANG

    Langit sudah gelap sempurna saat Zhao Yuan Shao, Zhao Yunshi, dan Zhu Shen Mei semakin masuk ke dalam desa. Mereka pun akhirnya memilih untuk beristirahat di kediaman Zhao, karena hanya tempat itu saja yang tidak tercemar oleh aura roh perantara.Zhao Yunshi masuk terlebih dahulu, seketika lentera-lentera yang ada di kediaman menyala dengan sendirinya. Sementara Zhu Shen Mei masih berdiri di halaamn kediaman sambil menatap jauh ke jalan berbatu yang baru saja mereka lewati.“Shen Mei, ada apa?” tanya Zhao Yuan Shao yang memang hendak menaiki tangga. Dai menoleh ketika tidak mendengar langkah kaki sang arsiparis mengekori dirinya.Zhu Shen Mei menoleh, lalu tersenyum hambar berusaha menyembunyikan rasa khawatir. “Tidak ada, ayo kita masuk!” ajaknya.Mereka pun masuk ke kediaman dengan Zhu Shen Mei yang terus mendorong Zhao Yuan Shao. Menghalangi pria siluman itu untuk melihat apa yang ada di luar kediaman.Zhao Yuan Shao menyalakan lentera gantung di ruang utama. Cahaya hangat menyeba

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 62 BENANG MERAH DI DESA LIUYANG

    Setelah pertarungan usai dan kabut memudar, ketiganya duduk sejenak di beranda sebuah rumah kosong. Zhao Yunshi bersandar di tiang kayu, matanya terpejam, masih mengumpulkan kekuatan. Sementara itu, Zhu Shen Mei berdiri di halaman, membuka gulungan catatan roh miliknya, menulis cepat di permukaan kertas dengan kuas kecil yang mengeluarkan cahaya giok.“Kau mencatat pertarungan kita?” tanya Zhao Yuan Shao sambil mengikat kembali sarung pedangnya.Zhu Shen Mei menoleh sebentar. “Tidak. Aku menulis surat wasiat. Kalau nanti mati dibantai siluman, kau tahu di mana harta karun milik ku, iya kan?”Zhao Yuan Shao mengangguk mantap sembari bersidekap, berlagak serius. “Tentu. Di balik rak buku, di belakang lukisan burung bangau, tiga langkah ke kanan, lantai kayu keempat bisa dicungkil.”Zhu Shen Mei mematung, sangat terkejut dengan jawaban pria siluman itu. "Kau mengintip kamarku?” todongnya dengan mata terbelalak sempurna. “Bukan mengintip, tapi memastikan tempat persembunyian calon istri

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 61 ROH PERANTARA

    Zhao Yuan Shao menatap sekeliling, lalu mengangkat tangannya pelan. Ia membentuk mudra, mengalirkan sedikit energi spiritual ke udara. "Ada resonansi.” Wajahnya menegang. “Sesuatu menyerap roh di sekitar sini. Perlahan... dan sangat hati-hati. Bahkan roh tanaman dan hewan tak terasa.” Zhao Yunshi menyipitkan mata. “Ini kerja siluman tingkat tinggi. Tapi aneh... kalau ini niat jahat, kenapa meninggalkan bangunan utuh? Kenapa tidak menghancurkan, membakar, atau mencemari?” Zhu Shen Mei menjawab perlahan, “Mungkin karena siluman ini tidak datang untuk menghancurkan… tapi untuk berdiam.” Mereka bertiga saling bertukar pandang. Sebuah pengertian tak terucapkan mulai tumbuh: apa pun yang mengambil alih desa ini, itu tidak sedang bersembunyi. Ia menunggu. Tiba-tiba, dari rumah tua di ujung jalan, terdengar suara pintu berderit. Zhao Yuan Shao langsung berdiri di depan Zhu Shen Mei, satu tangan terangkat membentuk perisai energi kecil di antara mereka. “Tetap di belakangku,” katanya da

  • The Shadow: Rahasia Abadi    BAB 60 KEMBALI KE DESA LIUYANG

    Aroma obat herbal dan dupa pembersih masih samar tercium dari bangsal penyembuhan. Akan tetapi Zhao Yunshi sudah berdiri dengan anggun, rambut peraknya dikuncir separuh, jubah putih gadingnya berkibar pelan saat angin sore menerpa. Bekas luka serangan siluman wabah Hui telah hilang dari kulitnya, namun sisa-sisa kelelahan masih tampak di sorot matanya. Di sebelahnya, sang kakak, Zhao Yuan Shao, tampak lebih tenang dari biasanya, meski jelas tak sepenuhnya lega. Tubuhnya tegap dalam jubah penangkap siluman berwarna gelap, namun sorot mata itu—yang hanya muncul saat menatap adiknya—terlihat teduh, penuh perhatian. "Aku ingin kembali ke Desa Liuyang kak," ucap Zhao Yunshi dengan tenang. Meski ini juga terdengar sebagai permintaan yang mendadak. “Kau yakin ingin kembali sekarang?” tanya Zhao Yuan Shao, suaranya rendah namun mengandung nada khawatir. “Tubuhmu mungkin sudah pulih, tapi luka akibat siluman wabah Hui tak semudah itu untuk sembuh," imbuhnya. Zhao Yunshi menatap jau

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status