Sementara itu, di luar ruang ganti penari pria, tepatnya di ruang latihan, Hideki ternyata sudah memanggil petugas kesehatan untuk datang dan memeriksa kondisi Krea yang sudah sadar dari tadi, sementara, ia meminta gadis-gadis penari balet lainnya untuk kembali terlebih dahulu ke rumah singgah yang memang sudah disediakan untuk mereka.Para gadis penari balet itu lalu mengangguk, mereka kemudian berjalan menuju ke ruang ganti penari wanita dan membereskan barang-barang mereka, lalu satu per satu, mereka kemudian berjalan keluar dari ruang latihan.Setelah itu, seorang petugas kesehatan lalu membantu Krea untuk duduk di atas lantai dengan menyandarkan tubuhnya ke dinding, dan memberikannya botol yang berisi air minum. Ia tampak baik-baik saja, setelah meminum habis isi dari botol itu, lalu seorang petugas kesehatan lainnya mulai memeriksa kondisi kesehatannya.Setelah melakukan pemeriksaan sementara, petugas kesehatan itu lalu berkata kepada Hideki, "Nona ini tampak baik-baik saja, nam
Naoki menghela nafas panjang setelah mendengar perkataan itu, lalu ia berucap, "Hideki, aku ke sini tadinya ingin melihat penampilan Ixy sekalian juga aku ingin menjemputnya agar ia tidak pergi lagi tanpa diawasi, seperti kemarin-kemarin."Hideki tanpa berpikir langsung membalas, "Senior Naoki, aku rasa sebaiknya biarkan Ixy sendiri terlebih dahulu. Ia sudah besar, senior Naoki. Usianya sudah enam belas tahun, apa harus kemanapun ia pergi, kalian perhatikan apalagi sampai harus menemaninya terus selama seharian?"Semakin lama entah mengapa Naoki sepertinya terlihat semakin kesal mendengar perkataan mantan muridnya itu dari tadi, akhirnya, ia memutuskan untuk mengalah, "Baiklah, namun jika kau bertemu dengan Ixy, katakan padanya bahwa aku dan Claire menunggunya, sebaiknya langsung kembali ke panti asuhan tanpa pergi kemana-mana lagi."Hideki lalu mengangguk, dan Naoki akhirnya memutar badannya lalu berjalan keluar dari ruang latihan tersebut. Setelah Naoki keluar dan Hideki yakin bahwa
Hideki tiba-tiba menghentikan langkahnya ketika mereka tiba di ujung jalan yang sepi dan tampak tidak ada orang sama sekali. Rae juga langsung berhenti ketika ia melihat raut wajah Hideki yang tiba-tiba saja menjadi kesal.Rae lalu bertanya, "Ada apa?"Hideki masih memasang ekspresi wajah yang kesal, juga ia mulai mengepalkan telapak tangan kanannya, kemudian ia mulai bercerita, "Aku… Ayahku sudah lama meninggal, sejak aku masih bayi, namun, ibuku… Ibuku meninggal akibat dibunuh oleh seorang penyihir, sebelas tahun lalu."Rae langsung menatap pria itu dengan sorot mata tajam, lalu bertanya, "Penyihir? Seperti apa rupanya, dan bagaimana kau tahu bahwa ibumu telah dibunuh oleh seorang penyihir?"Hideki menghela nafas panjang dan raut wajahnya kini berubah menjadi sedih, kemudian ia bercerita lagi, "Aku sedang pergi keluar untuk melakukan latihan di dalam ruang latihan di gedung teater, seperti biasa, namun ketika aku pulang ke rumah, aku melihat seseorang dengan cahaya yang berwarna hit
Rae melepas lagi cengkraman tangannya dari kedua bahu Hideki dan kali ini ketegangan di antara mereka berdua semakin terasa. Hideki dan Rae sama-sama terdiam dalam keheningan dan saling menatap dengan sorot mata yang tajam.Setelah beberapa saat, Hideki mulai bertanya, "Mengapa aku harus mempercayai omongan kalian, jika kalian juga adalah penyihir dari dunia yang sama?"Rae dengan tegas menjawab, "Hideki, kau tidak perlu percaya kepada kami, namun, kepingan hati milik Ixy yang masih berada di dalam tubuhmu itulah yang akan menunjukkan semua kebenarannya kepadamu, dan kau boleh memilih, kau akan mempercayai siapa. Oh, dan satu hal lagi, jika nanti kau berubah pikiran dan ingin mengembalikan kepingan hati itu, maka kau harus ikhlas. Kau harus belajar untuk merelakan apa yang sudah terjadi, maka kepingan hati itu akan keluar dari dalam tubuhmu dengan sendirinya. Aku akan pergi dulu kalau begitu, selamat tinggal."Rae kemudian melangkah ke arah yang berlawanan dengan Hideki, sementara pri
Ixy menangis pelan sambil berdiri diam di tempat. Hanya lampu sorot yang redup yang menemani kesendiriannya. Ia lalu memutuskan untuk menari. Ia mulai melakukan fifth position, kemudian mulai memutar tubuhnya dengan lembut.Kedua tangannya dengan lincah, berayun mengikuti apa yang ia rasakan dalam hatinya. Walaupun tidak ada musik atau lagu yang mengiringinya, namun melodi-melodi yang menemani tariannya itu hanya bisa didengar olehnya.Sambil masih terus menari dengan raut wajah yang sedih, ia mulai bergumam pelan, "Aku tidak ingat siapa diriku, apa tujuanku untuk kembali hidup di dalam dunia ini, aku bahkan tidak mengerti mengapa harus aku yang ditakdirkan untuk melawan Demona, penyihir hitam itu? Mengapa harus aku yang menderita? Aku telah kehilangan kedua orang tuaku? Baik orang tua kandung atau orang tua angkatku, mengapa Rae baru memberitahukan hal itu kepadaku sekarang? Aku bahkan sempat ingin menjadi penari profesional yang terkenal demi menemukan kedua orang tua kandungku…"Ti
Setelah Krahe mengatakan kutukan itu untuk gadis tersebut, seluruh tubuhnya kini dikelilingi oleh kabut-kabut hitam dan ia langsung menghilang entah kemana. Kini tinggallah Ixy sendirian yang masih terbaring lemah di atas panggung.Ia lalu menatap ke atas langit-langit panggung besar itu, dan bergumam, "Cinta itu… Apa? Aku tidak mengerti apa yang baru saja dikatakan Krahe… Krahe? Jadi dia adalah anak angkat Demona? Aku tidak pernah bertemu Demona, mengapa aku harus menjadi lawannya? Dadaku sakit sekali…"Ia hendak menutup kedua matanya namun, Hideki yang dari tadi rupanya sudah memperhatikan seluruh kejadian itu, akhirnya memutuskan untuk keluar dari balik panggung, dan langsung berjalan cepat menuju Ixy yang masih terbaring lemah."Ixy! Apa kau masih bisa berdiri? Apakah kau baik-baik saja? Apa yang sudah terjadi?" tanya Hideki sambil berpura-pura untuk tidak melihat semua kejadian itu.Ia langsung berlutut dan membantu Ixy untuk setidaknya agar ia bisa duduk, namun karena masih sang
Para gadis penari balet, termasuk Krea, langsung menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan sinis. Ixy hanya diam tanpa membalas tatapan sinis dari para gadis penari tersebut. Ia lalu berdiri dan berjalan mendekati Hideki tanpa ada sepatah kata terucap dari bibirnya.Ia kemudian berdiri di hadapan pria itu, dan kali ini ia memulai tariannya dengan first position, dan menari sebagai Odette terlebih dahulu. Entah mengapa, Hideki juga ikut menari bersamanya, namun, dengan sepenuh hati.Krea bahkan memperhatikan Hideki yang sangat fokus sekali menatap Ixy, bahkan senyum di wajah pria itu menandakan ada sebuah perasaan yang sedang disembunyikan olehnya.Entah mengapa, menari berdua bersama Ixy, membuat seluruh gerakan Hideki seperti menyatu dengan seluruh gerakan tari yang sedang dibawakan oleh gadis itu. Ketika sampai pada bagian Odile, Ixy sama sekali tidak menampilkan kesalahan satu pun.Namun, ketika ia hendak melakukan gerakan pas de deux, Krea terlihat sedang mengeluarkan kekua
Sementara itu di dalam dunia penyihir, suasana semakin lama semakin mencekam. Retakan pada benteng pelindung magis semakin terlihat panjang dan banyak.Langit di seluruh penjuru dunia penyihir juga semakin menghitam, bahkan sepertinya Demona sudah semakin kuat, ia bahkan kali ini tidak membutuhkan tubuh fisik lagi, namun ia menjadikan langit di dunia penyihir sebagai tubuhnya.Kedua matanya yang muncul di atas langit dunia penyihir itu membuat seluruh penyihir putih dan netral, semakin takut, bahkan walaupun mereka ada di dalam Gedung Axell.Rae sendiri terlihat sedang berlari di dalam Gedung Axell, tampaknya sedang mencari seseorang. Setelah berlari kesana dan kemari untuk beberapa saat, akhirnya ia menemukan orang tersebut.Seorang wanita yang wajahnya mulai terlihat keriput, sedang menyapu di pojokan salah satu bagian dari Gedung Axell.Rae langsung mendekati wanita itu, kemudian berdiri di dekatnya dan berbisik pelan, "Anakmu, kami sudah menemukan anakmu, Syerin, nyonya Rosse."Se