Rae bermimpi dalam tidurnya. Ia bertemu neneknya, Ramona, dengan pakaian yang serba putih, rambutnya yang berwarna putih, dengan bola matanya yang berwarna coklat tua, serta wajahnya yang tidak menua. Ramona lalu menatap Rae dan tersenyum kepadanya.
Rae terkejut melihat neneknya tersenyum, karena sejak ia berhasil menyegel Demona dengan kepingan-kepingan hatinya, yang Rae tahu adalah Ramona sama sekali tidak bisa tersenyum, apalagi merasakan cinta, kesedihan, kesepian, kekecewaan, dan perasaan-perasaan lainnya.
Ramona yang tersenyum kepada Rae, berkata, "Rae, kau tidak pernah menemuiku karena aku sudah lebih dulu meninggal sebelum kau lahir namun, sepertinya orang tuamu menceritakan semuanya tentang diriku kepadamu, Rae."
Rae langsung berlari, kemudian memeluk neneknya yang bahkan tidak pernah ia temui itu.
Setelah memeluk neneknya untuk beberapa saat, ia lantas berkata, "Nenek! Aku akhirnya bisa bertemu denganmu, untuk pertama kalinya! Ah, apakah kau sudah tahu bahwa Demona sudah bangkit kembali? Seseorang sudah berhasil membuka segelnya, dan Demona, ia membunuh orang-orang, termasuk orang yang membuka segelnya, dan menggunakan tubuhnya untuk dijadikan fisiknya sendiri!"
Ramona hanya tertawa kecil mendengar cerita dari cucunya itu.
"Nenek, apa karena segel Demona yang sudah terbuka, kau mendapatkan kembali kepingan-kepingan hatimu, dan sekarang kau bisa tersenyum lagi? Mereka bilang kepadaku bahwa kau sampai akhir hayat pun, tidak tersenyum sama sekali!" tanya Rae dengan rasa penasaran.
Ramona menatap cucunya, membelai kepalanya, lalu menjawab, "Rae, kau sudah besar sekarang. Aku minta maaf tidak bisa memberikanmu cinta ketika kau masih kecil, karena aku harus pergi terlebih dahulu. Namun, Rae, ini adalah mimpi. Aku tidak mendapatkan kepingan-kepingan hatiku kembali, tapi, ini adalah mimpi, dan mimpi, tidak mempunyai batasan. Aku bisa tersenyum kepadamu, hanya di dalam mimpi ini."
Rae yang mendengar jawaban dari neneknya, lalu bersedih, dan berkata, "Nenek, mereka tidak memperbolehkanku menari lagi. Aku kesal, kesal sekali! Mereka menyalahkan tarian-tarian balet yang indah itu, hanya karena Demona!"
Ramona tertawa kecil, kemudian mengatakan, "Rae, aku tidak bisa berlama-lama di sini. Akan kuberitahu saja dengan cepat. Segel yang kubuat untuk Demona, akan ku akui, tidak begitu kuat. Aku tidak mempunyai perasaan sekuat itu, lagi pula, yang bisa membuka segel Demona adalah seseorang yang memiliki kegelapan dalam hatinya yang sangat kuat. Siapakah orang yang telah berhasil membuka segel Demona? Pastilah ia mempunyai ambisi yang besar dan kuat."
Rae lalu menundukkan kepalanya setelah mendengar perkataan neneknya. Ramona lalu memeluk Rae, dan setelah beberapa saat, ia mengajak cucunya tersebut untuk berjalan-jalan, entah ke mana tujuannya
Ramona, sambil menggandeng tangan kiri Rae, ia berkata, "Suatu saat nanti, pertikaian antara penyihir-penyihir hitam dan penyihir-penyihir putih, akan mengakibatkan jatuhnya korban dari para penyihir netral yang tidak ikut dalam organisasi mana pun, baik hitam maupun putih."
Mendengar perkataan neneknya, Rae langsung membalas dengan wajah sedih, "Nenek, apa tidak ada cara lain untuk menghentikan Demona? Walaupun aku keturunan nenek langsung, namun, kekuatanku tidak sebesar itu. Aku tidak ingin terlibat dalam semua ini, aku hanya ingin menari, nek."
Ramona tersenyum mendengar perkataan cucunya itu, lalu menggandengnya semakin erat, kemudian berkata, "Rae. Dengarkan aku. Di suatu hari nanti akan ada seorang anak gadis yang terlahir dari rahim seorang penyihir netral, yang mencintai manusia. Anak gadis tersebut akan memiliki sebuah kekuatan yang bisa menghancurkan Demona, namun, di awal-awal kehidupannya, semua akan terasa berat untuk dirinya. Ia mungkin saja dan bisa saja, tidak akan mau menolong dunia penyihir, karena takut akan kekuatannya sendiri. Ia harus bisa mengendalikan kekuatannya tersebut, dan dengan demikian, Demona bisa dikalahkan."
Rae tiba-tiba saja berhenti melangkah, membuat Ramona sedikit kaget, dan menoleh kebelakang, lalu menatap Rae dengan ekspresi terheran-heran, kemudian Ramona bertanya, "Ada apa, cucuku? Mengapa kau berhenti melangkah?"
Rae langsung bertanya kembali kepada neneknya, "Nek, jika memang anak gadis itu ditakdirkan untuk melawan Demona, jika ia berhasil menyegel Demona kembali, bukankah suatu saat nanti, kejadian ini akan terulang lagi? Maksudku, akan ada yang membuka segel Demona kembali, dan kita akan terus, berulang-ulang, mengalami pertikaian tanpa akhir?"
Ramona tersenyum, dan langsung menjawab, "Tidak, sayang. Jika anak gadis tersebut setuju untuk membantu dunia penyihir, ia akan bisa menghancurkan Demona selamanya, dan dunia penyihir akan kembali tenang dan damai. Ah, iya, aku ingin kau menyampaikan hal ini kepada Yvoxy. Bisa jadi kalian akan kehilangan anak gadis tersebut, karena ia sadar ia bukan seorang penyihir, melainkan manusia, walaupun ia terlahir dari rahim seorang penyihir."
Rae yang semakin kebingungan, lalu bertanya lagi, "Bukankah kau berkata barusan bahwa anak gadis tersebut memiliki kekuatan sihir, lantas mengapa ia bukan seorang penyihir?"
Ramona lalu membelai kepala Rae, kemudian menjawab lagi, "Nak, kau tidak mengerti. Manusia itu makhluk yang menarik. Kekuatan mereka memang bukan kekuatan sihir, namun, kekuatan yang mereka miliki adalah perasaan, emosi, dan akal budi…"
Tiba-tiba saja Rae terbangun dari mimpinya tersebut. Ia sudah kembali ke dunia nyata. Karena terkejut akan perkataan neneknya di dalam mimpi tadi, Rae langsung terduduk di pinggir ranjangnya, dengan ekspresi sangat terkaget-kaget.
Keringat dinginnya mulai mengalir turun ke wajahnya, dan ia langsung bergumam sendiri, "Anak gadis itu… harus berhasil kutemukan. nenek mempercayakannya padaku. Aku harus menemukannya, tapi, bagaimana? Bagaimana caranya aku tahu anak gadis siapa dan di mana? nenek…"
Rae langsung berdiri dari ranjangnya, dan berlari keluar dari kamar, membuka pintu tanpa menutupnya kembali. Ia langsung memakai sepatu, dan membuka pintu depan rumahnya, sejurus kemudian, ia berlari keluar rumah setelah membanting pintunya.
Ia berlari menuju rumah Yvoxy, namun, ia melihat banyak burung-burung gagak hitam yang berterbangan kesana dan kemari, serta langit yang masih gelap, tanpa matahari sama sekali.
Tanpa memperdulikan hal itu, Rae meneruskan langkahnya dengan cepat, berlari menuju rumah Yvoxy.
Ketika ia sudah sampai di depan rumah Yvoxy, ia langsung mengetuk pintunya dengan sangat keras sehingga Yvoxy yang sedang beristirahat, terkejut mendengar suara ketukan pintu tersebut dan dengan segera membukanya, lalu terkejut melihat Rae yang sudah berdiri sambil terengah-engah menarik nafas karena berlari terlalu cepat.
"Rae! Aduh, kau ini bodoh atau polos? Kau ini penyihir! Mengapa berlari? Kau bisa memakai kekuatanmu, kan?" tanya Yvoxy dengan ekspresi wajahnya terheran-heran.
Rae tersenyum mendengarnya, dan setelah ia selesai mengambil nafas panjang, ia lalu membalas Yvoxy, "Aku lupa bahwa aku adalah seorang penyihir, sejak aku bisa menari. Ah, Yvoxy, nenekku menyampaikan sesuatu, aku bertemu dengannya di dalam mimpi."
Mendengar perkataan Rae barusan, Yvoxy langsung tersenyum lebar, dan mempersilahkan Rae untuk masuk ke dalam rumahnya, lalu mengajak Rae untuk duduk di atas lantai bersamanya di samping perapian.
"Jadi, apa yang dikatakan Ramona?" tanya Yvoxy dengan ekspresi wajah yang senang.
Rae lalu mendekati Yvoxy, dan berbisik dengan sangat pelan, "Yvoxy, nenekku mengatakan bahwa kita tidak perlu mengulang-ulang terus menerus keterpurukan ini. Menyegel Demona akan percuma karena suatu saat nanti ia bisa kembali bangkit jika ada seseorang yang memang mempunyai ambisi dan niat jahat yang kuat dalam dirinya. Namun, nanti, akan ada waktunya, ketika lahir seorang anak gadis yang akan bisa mengalahkan Demona selamanya!"
Yvoxy langsung terkejut mendengar pernyataan Rae tadi. Ia bahkan menatap Rae dengan ekspresi wajah yang kebingungan, lalu bertanya, "Apa mungkin? Seorang penyihir, atau manusia?"Rae langsung menjawab pertanyaan Yvoxy dengan tegas, "Anak gadis tersebut, menurut nenekku, akan lahir dari rahim seorang penyihir netral, namun, kekasihnya adalah seorang manusia!"Langsung saja Yvoxy merasa kesal setelah mendengar jawaban itu, lalu menatap Rae dengan ekspresi wajah yang terlihat marah, kemudian berkata, "Tidak mungkin! Penyihir mana yang berani melakukan hubungan badan dengan manusia? Kau sudah gila, Rae. Mimpi adalah mimpi! Jika Ramona dalam mimpimu berkata demikian, itu artinya memang Demona tidak akan pernah bisa dikalahkan, Rae! Mustahil sekali, penyihir mana yang mau melahirkan anak seorang manusia?"Rae yang tiba-tiba menjadi kebingungan setelah mendengar perkataan Yvoxy, hanya bisa menghela nafas panjang, lalu berkata, "Kau benar juga. Mimpi adalah mimpi. Baiklah, dari pada kita hany
Mereka berdua, Yvoxy dan Rae, berjalan agak cepat ke arah yang ditunjuk oleh wanita tua tadi, sambil melihat-lihat rumah-rumah warga di sekelilingnya.Namun, setelah menyusuri jalan untuk beberapa lama, mereka berdua mulai kebingungan karena belum juga menemukan rumah pria muda tersebut. Karena dilarang menggunakan sihir di dalam dunia manusia, mereka berdua hanya bisa mencari-cari rumah pria muda itu tanpa memakai kekuatan sihir.Setelah mencari-cari untuk sekian lama, Yvoxy dan Rae mulai kelelahan. Mereka lalu memutuskan untuk beristirahat sebentar, kemudian tanpa sengaja, mereka melihat sebuah bangku kosong yang terletak di seberang jalan.Mereka kemudian memutuskan untuk menyeberang jalan dan lalu duduk di atas bangku itu.Yvoxy lalu menolehkan kepalanya ke arah Rae yang sedang duduk di sampingnya dan menatap Rae dengan ekspresi kesal, lalu berkata, "Aku rasa wanita tua itu hanya membual saja, mengarang cerita demi menakut-nakuti anak muda seperti dirimu!"Rae lalu menolehkan kepa
Waktu kembali berjalan mundur ketika Rae kembali menggunakan kekuatan sihirnya. Waktu berjalan lebih mundur daripada sebelumnya, dan seluruh kejadian di dalam rumah tersebut mulai perlahan muncul di sekeliling Yvoxy dan Rae.Tiba-tiba saja waktu berhenti tepat ketika di mana Lyxia sedang bermesraan dengan pria muda tersebut, lalu, semuanya menjadi jelas. Lyxia mencintai pria muda tersebut, seorang manusia. Yvoxy sangat terkejut ketika ia sendiri dengan mata kepalanya sendiri, menyaksikan Lyxia dan pria muda tersebut tengah dimabuk asmara berdua, semalam penuh.Dalam hati Yvoxy, tidak mungkin ada seorang penyihir yang berani melanggar peraturan untuk tidak mencintai manusia, apalagi sampai berhubungan badan dengan manusia!Yvoxy sangat terkejut dengan apa yang sudah ia lihat, bahkan, terlihat juga waktu ketika Lyxia menyaksikan bahwa pria muda itu ternyata sedang bersama wanita lain ketika Lyxia tidak ada.Kecemburuan terlihat jelas di mata Lyxia, dan tubuh Lyxia tiba-tiba dikelilingi
Lyxia tidak berhenti menari. Ia terus melanjutkan gerakan-gerakan tarian Giselle sambil memerankan Giselle itu sendiri, kemudian ia menjawab guru tarinya itu, "Guru, aku mencintai pria manusia itu, Mikhel namanya. Aku tidak tahu bahwa ia sudah memiliki tunangan. Terpuruk, hatiku sakit, masih ingin mencari kebenarannya. Guru, apakah Mikhel mencintaiku juga, ataukah aku adalah Giselle dalam kehidupan ini?"Rae masih menari bersama Lyxia, mendengar pertanyaan itu dan langsung berkata, "Lyxia. Mencintai itu tidak salah. Kau tidak bisa menyalahkan cinta. Perasaan itu tidak pernah salah. Yang salah adalah orang itu, tidak bisa menjaga hatimu. Ia tidak pantas untukmu, yang mempunyai hati polos dan seputih salju. Lyxia, menarilah The Swan Lake bersamaku."Sambil masih menari sebagai Giselle, Lyxia langsung membalas Rae, "Tidak, guru. Aku adalah Giselle, bukan Odette. Odette tidak bisa melakukan pas de deux bersama pangerannya, karena Odile mencurinya. Hanya Odile yang berhasil melakukan pas d
Ruangan itu sangat kecil. Letaknya memang di bawah tanah rumah Yvoxy, dan memang, hampir semua penyihir senior, mempunyai ruang bawah tanah rahasia di dalam rumahnya, biasanya memang dibangun untuk menyimpan benda-benda berharga.Yvoxy lalu melepaskan tangan Rae, kemudian membuka sebuah lemari berwarna coklat, yang terlihat kotor sekali, bahkan diperkirakan usianya sudah sangat tua, jika dibandingkan, Yvoxy sendiri berusia seratus enam belas tahun.Setelah membuka lemari tua yang kotor itu, Yvoxy kemudian mengambil sebuah kotak kecil berwarna merah darah, kemudian memberikannya kepada Rae, lalu berbisik pelan, "Jika Lyxia memang ingin memperbaiki situasi ini, karena dia sendiri adalah penyebab satu-satunya kebangkitan Demona, berikan ini padanya jika kau bertemu Lyxia lagi dalam mimpimu di kemudian hari."Rae lalu memandang kotak kecil berwarna merah darah itu dengan sangat teliti tanpa membukanya sama sekali.Kemudian ia menatap Yvoxy dengan ekspresi wajah yang penuh dengan kebingung
(Cerita ini masih di dalam mimpi Rae.)Ramona terlihat sedang berjalan dengan seseorang di sampingnya, dan mereka terlihat sangat akrab sekali, berjalan sambil berbicara tentang apapun, bersama.Ramona, yang kemungkinan besar masih berusia tiga puluh lima tahun, masih memiliki rambut panjang berwarna abu-abu, yang memanjang hingga dadanya.Kedua bola matanya yang berwarna putih, berkaca-kaca setiap kali mendengarkan seseorang di sebelahnya yang sedang berbicara. Ramona terlihat sangat senang mendengarkan orang tersebut, oh, bukan, wanita tersebut.Wanita di sebelah Ramona yang sedang berbicara dengannya itu, memiliki rambut berwarna coklat yang pendek hanya sampai dagunya saja, dan kedua bola matanya berwarna hitam. Wanita itu adalah Demona.Mereka berdua, Ramona dan Demona, tampak berteman baik dan memang, mereka sebelumnya adalah teman baik, yang sangat akrab satu sama lain.Ramona selalu ada untuk Demona, begitu juga sebaliknya. Demona adalah anak yatim piatu. Ia tidak pernah diper
Ramona kemudian berkata pada pria tampan tersebut dengan senyum kecut di wajahnya."Maafkan temanku ini, ia hanya terlalu senang berjalan-jalan di pasar malam ini, maafkan kami sudah mengganggumu, kami akan pergi sekarang, ayo, Demona," ucap Ramona pelan.Namun, tampaknya Demona tidak mau pergi, ia kemudian berkata pada Ramona, "Kau bisa pergi terlebih dahulu, Ramona. Aku masih ingin membeli minuman di sini."Ramona hanya bisa menghela nafas panjang, kemudian membalas, "Baiklah, aku akan berada di sekitar pasar ini, aku akan menunggumu."Ramona kemudian berjalan pergi, meninggalkan Demona dan pria tampan tersebut berdua. Demona kemudian berpura-pura ingin memesan minuman, namun, sebenarnya ia ingin mengenal pria tampan itu."Maafkan aku, aku hanya kagum pada kios minuman ini, begitu berwarna-warni," ucap Demona sambil tersipu malu kepada pria tampan itu.Pria tampan itu hanya tersenyum mendengar perkataan Demona, dan ia kemudian membalas, "Ah, nona, anda mau pesan apa?"Demona kemudia
Keesokan harinya, dan keesokannya, dan seterusnya, Demona kembali mengajak Ramona kembali ke kios minuman, terus menerus, bahkan hampir setiap hari Demona mengajaknya ke sana.Ramona sedikit demi sedikit mulai terlihat kesal, bahkan ia sempat bertanya pada Demona, "Mengapa tidak kau sendiri saja pergi ke sana setiap hari, aku sudah mulai bosan!"Namun, Demona berdalih, "Jika aku ke sana seorang diri, Karol akan menganggapku aneh!"Sudah hampir tiga minggu, tiada satu hari pun tanpa Demona mengajak Ramona untuk menemui Karol, entah apa lagi alasannya, namun, Ramona mulai curiga bahwa Demona sebenarnya menyukai Karol.Sementara, Karol sendiri tampaknya mulai akrab dengan Demona, dan terkadang, Demona membantu Karol menjalankan kios minumannya. Ramona yang ikut dengan Demona, mau tidak mau juga ikut membantu Karol, walaupun hanya sekedar membawakan kardus-kardus berisi minuman kaleng kecil.Ada hari di mana memang kios minuman kecil milik Karol tersebut, agak ramai pembeli. Suatu ketika,
Mereka berdua kemudian berjalan menuju ke ruang utama yang terlihat sudah banyak penyihir yang berkumpul di sana.Rae dan Naoki terlihat berdiri di barisan paling depan dengan wajah yang sangat bahagia, bahkan Rae sampai menitikkan air mata dan berbisik, "Oh, anak itu sudah besar sekarang!"Yvoxy terlihat berdiri di atas altar pernikahan, karena diminta oleh Ixy untuk menikahkan mereka berdua. Hideki sendiri sudah berdiri di depan Yvoxy dan ketika Syerin dan Ixy masuk ke dalam ruang utama itu, kepalanya langsung menoleh ke arah Ixy, lalu menatap istrinya itu dengan kedua bola mata yang berkaca-kaca."Seekor angsa merah yang cantik," gumamnya dalam hati.Setelah tiba di hadapan Yvoxy, Syerin lalu menyerahkan Ixy kepada Hideki dan ia sendiri langsung berjalan menuju ke barisan di mana Rae dan Naoki berada.Yvoxy langsung saja memulai, "Aku tidak perlu bertanya lagi, kalian berdua pasti akan menjawab iya jika kutanya apakah kalian akan saling mencintai dan apakah kalian akan menerima kek
Di babak ketiga, Ixy yang kali ini berperan sebagai Odile, justru semakin membuat setiap tarian dan adegan yang ia perankan bersama Hideki, semakin terlihat nyata. Seolah dunia adalah milik mereka berdua, dan nyatanya, seluruh mata tertuju hanya pada mereka berdua.Pas de deux yang mereka lakukan bahkan membuat para penonton mulai tegang, karena kuatnya chemistry di antara mereka berdua.Dalam babak keempat, menampilkan akhir yang tragis bagi Odette dan sang pangeran. Tarian yang dibawakan oleh Ixy dan Hideki, membuat beberapa penonton menangis karena akhir ceritanya yang tragis.Setelah pertunjukan The Swan Lake itu selesai dipentaskan dan seluruh pemainnya memberikan hormat kepada para penonton.Seluruh penonton yang hadir langsung saja berdiri dan bertepuk tangan.Pertunjukan yang hebat dengan chemistry yang sungguh menakjubkan di antara Ixy dan Hideki hingga mereka sendiri tenggelam dalam cerita tersebut.Setelah pertunjukan usai dan tirai panggung sudah diturunkan kembali, semua
Setelah beberapa saat, Yvoxy kemudian mendekati Ixy dan berkata pelan, "Aku sejak awal, selalu mengira bahwa kau adalah penyihir, namun setelah Demona berhasil dikalahkan, ternyata selama ini, Ramona-lah yang telah membantumu, Ixy. Maafkan aku sudah mengira kau adalah penyihir sejak awal, ternyata kau sudah terlahir kembali sebagai manusia, dan bukankah ini adalah akhir yang bahagia untukmu?"Lalu Yvoxy menoleh ke arah Rae dan melanjutkan, "Rae, kau harus membereskan seluruh kekacauan yang kau buat di panti asuhan itu! Secepatnya! Yang kau lakukan hanya menari dan bermain-main saja!"Rae langsung tertawa, lalu membalas, "Apa? Aku sudah berhenti menari karena aku sendiri harus menjaga Ixy, nenek sihir tua!"Mendengar itu, Hideki dengan wajah yang memerah, dengan cepat langsung bertanya, "Jika begitu… Bukankah Ixy tidak memiliki tempat tinggal lain selain di panti asuhan itu? Ehm, Ixy… Boleh saja tinggal di rumahku, dengan senang hati!"Naoki langsung menepuk kepala Hideki dengan lemah
Rae langsung saja berlari ke arah Naoki yang sudah kembali seperti sedia kala, dan dengan cepat, ia memeluk Naoki yang baru saja tersadar. Naoki sendiri terlihat kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi."Naoki! Kau baik-baik saja!" seru Rae sambil memeluk Naoki dengan erat.Naoki, walaupun ia masih kebingungan, namun ia tersenyum, kemudian membalas, "Ah, ternyata kau mengkhawatirkanku. Maafkan aku, Rae," ia lalu membalas pelukan Rae dengan erat juga.Yvoxy sendiri terlihat tersenyum sambil memandang sekelilingnya. Semua penyihir akhirnya kembali lagi kepada keluarganya masing-masing, ada yang menangis terharu dan bahkan ada yang saling berpelukan.Keluarga-keluarga penyihir yang tadinya terpecah akibat salah satu dari mereka menjadi penyihir hitam atau terpisah karena diculik oleh Demona dan beberapa penyihir melarikan diri menuju ke Gedung Axell, akhirnya kini bisa bersatu kembali.Krahe yang tadinya tersungkur di atas tanah, kemudian bangkit perlahan dan melihat ibu kandungnya
Ixy menggeram. Ia kali ini memberanikan diri untuk berkata kepada Demona, "Kembalikan Hideki sekarang juga! Bebaskan semua yang ada di sini, dan tebuslah dosamu, Demona!"Mendengar perkataan Ixy barusan, Demona menjadi semakin marah, kemudian berteriak, "Jadi kau ingin kematian yang perlahan? Baiklah. Tangkap gadis itu, dan hancurkan dia!"Para penyihir marionette langsung menyerbu dirinya, namun, tiba-tiba, kabut-kabut hitam mulai mengelilingi tubuh Krahe, dan ia menghilang seketika dari samping Rae.Yvoxy dan Rae tampak terkejut, karena kini, Krahe muncul di hadapan Ixy sambil memasang badan untuknya dari para penyihir marionette yang mulai mencoba untuk mencabik-cabik dirinya.Krahe mulai melakukan perlawanan dengan kekuatan sihir hitamnya, ia mulai menghalau satu per satu para penyihir yang masih di bawah kontrol Demona itu.Sambil melakukan perlawanan, Krahe berkata kepada Ixy, "Maafkan aku sudah membuat kekacauan padamu… Aku akui bahwa aku juga menyukai Hideki, namun, kini aku t
Ixy kemudian melakukan fifth position dan mengangkat kedua tangannya ke atas. Demona semakin tertawa melihat Ixy yang hendak menari, lalu ia berkata lagi, "Makhluk bodoh mana yang berpikir bahwa tariannya bisa mengalahkanku?""Ixy tidak lagi sendirian, Demona!" seru seseorang dari belakang Ixy.Rae, Yvoxy, Ixy dan Demona langsung mencari-cari asal suara itu, ternyata Hideki yang tiba-tiba muncul dan berdiri agak jauh di belakang Ixy, membuatnya membatalkan niatnya untuk menari. Ia langsung menatap pria itu dengan raut wajah yang sedih."Hideki? Kau adalah manusia, bagaimana caramu masuk ke dalam dunia penyihir?!" tanya Rae."Krahe membawaku ke sini tanpa sengaja," jawab Hideki dengan senyum kecil di wajahnya.Rae langsung menoleh ke kanan dan ke kiri, ternyata Krahe terlihat sedang tersungkur di atas tanah, dan jaraknya agak jauh dari mereka semua. Hideki kemudian berlari mendekati Ixy, dengan menerobos seluruh penyihir yang sedang menari mengelilinginya.Kemudian ia langsung berdiri
Sementara itu di dunia manusia, Hideki yang sedang berlatih di atas panggung, tiba-tiba menghentikan tariannya karena melihat 'Ixy' yang kini berdiri di samping panggung sambil memperhatikan dirinya.Ia tersenyum, kemudian bertanya, "Ixy, apa yang sedang kau lakukan di sini?"Sambil tersenyum juga, 'Ixy' kemudian menjawab, "Aku ingin menari bersamamu, Hideki."Mendengar permintaan itu, Hideki langsung tersenyum dengan sangat lebar. 'Ixy' lalu melakukan fifth position dan mulai menari, kemudian Hideki sendiri juga ikut menari dengan mengikuti alur gerakan yang dibuat oleh 'Ixy'."Hideki, bukankah kau bilang bahwa kau ingin mengisi hatiku yang kosong ini hingga penuh?" tanya 'Ixy' yang masih menari.Mereka berdua lalu mulai melakukan gerakan pas de deux.Sambil mengangkat tubuh 'Ixy', Hideki menjawab, "Apakah kau sudah menemukan jawaban untuk pertanyaanku? Aku ingin sekali bisa mengisi seluruh ruang di dalam hatimu."Gerakan pas de deux hampir selesai, dan 'Ixy' kemudian bertanya lagi,
Sementara itu di dalam dunia penyihir, suasana semakin lama semakin mencekam. Retakan pada benteng pelindung magis semakin terlihat panjang dan banyak.Langit di seluruh penjuru dunia penyihir juga semakin menghitam, bahkan sepertinya Demona sudah semakin kuat, ia bahkan kali ini tidak membutuhkan tubuh fisik lagi, namun ia menjadikan langit di dunia penyihir sebagai tubuhnya.Kedua matanya yang muncul di atas langit dunia penyihir itu membuat seluruh penyihir putih dan netral, semakin takut, bahkan walaupun mereka ada di dalam Gedung Axell.Rae sendiri terlihat sedang berlari di dalam Gedung Axell, tampaknya sedang mencari seseorang. Setelah berlari kesana dan kemari untuk beberapa saat, akhirnya ia menemukan orang tersebut.Seorang wanita yang wajahnya mulai terlihat keriput, sedang menyapu di pojokan salah satu bagian dari Gedung Axell.Rae langsung mendekati wanita itu, kemudian berdiri di dekatnya dan berbisik pelan, "Anakmu, kami sudah menemukan anakmu, Syerin, nyonya Rosse."Se
Para gadis penari balet, termasuk Krea, langsung menoleh ke arahnya dan menatapnya dengan tatapan sinis. Ixy hanya diam tanpa membalas tatapan sinis dari para gadis penari tersebut. Ia lalu berdiri dan berjalan mendekati Hideki tanpa ada sepatah kata terucap dari bibirnya.Ia kemudian berdiri di hadapan pria itu, dan kali ini ia memulai tariannya dengan first position, dan menari sebagai Odette terlebih dahulu. Entah mengapa, Hideki juga ikut menari bersamanya, namun, dengan sepenuh hati.Krea bahkan memperhatikan Hideki yang sangat fokus sekali menatap Ixy, bahkan senyum di wajah pria itu menandakan ada sebuah perasaan yang sedang disembunyikan olehnya.Entah mengapa, menari berdua bersama Ixy, membuat seluruh gerakan Hideki seperti menyatu dengan seluruh gerakan tari yang sedang dibawakan oleh gadis itu. Ketika sampai pada bagian Odile, Ixy sama sekali tidak menampilkan kesalahan satu pun.Namun, ketika ia hendak melakukan gerakan pas de deux, Krea terlihat sedang mengeluarkan kekua