Share

Demi Kasih

Penulis: Kanietha
last update Terakhir Diperbarui: 2022-10-17 07:17:53

“Susu.”

Harry menyodorkan segelas susu hangat pada Elok, yang masih duduk di tempat tidur sambil memeluk kedua kakinya. Sejak kembali dari pemakaman Raka petang tadi, Elok hanya merenung dan tidak beranjak ke mana pun. Harry yang sudah menemani sang istri sedari Raka pingsan di lobi gedung Antariksa, sangat mengerti jika Elok begitu kehilangan sosok seorang guru.

Pria tua itu, akhirnya berpulang dalam perjalanan menuju rumah sakit setelah menyelamatkan Elok dari ancaman Restu. Yang bisa Elok lakukan setelah ini untuk membalas Raka adalah, mempertahankan Antariksa sehingga tidak jatuh ke tangan Restu. Entah apa rencana pria itu sebenarnya terhadap Antasena Grup. Namun, Elok akan berdiri di garda terdepan untuk menghalaunya mengambil alih perusahaan.

Setelah masa berkabung selesai, barulah Elok akan menemui Fahri untuk bertanya duduk permasalahan yang ada sebenarnya.

Kemudian, Elok melirik gelas tersebut, lalu menatap Harry yang baru saja duduk di sampingnya. “Coffee please.”

“No.” H
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
carlotta
pasti harry sedang mempertahankan dan mengharapkan sesuatu yg jelas lebih besar nilainya drpd istri
goodnovel comment avatar
Liz Kusnandar
makanya berfikirlah dulu sebelum selingkuh, Harry. udh selingkuh 2 thn, baru deh mikirin nasib anak dan keluwarga...
goodnovel comment avatar
tralala
Tetep jaga2 ya el, kasih juga mau mamanya bahagia kok
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Real CEO   Talk To My Hand

    “Harusnya kamu istirahat dulu, berangkat siangan juga nggak papa.”Akhirnya, mereka menikmati pagi ini seperti sedia kala. Meskipun, sikap Elok masih sedikit kaku dan memberi jarak. Namun, Harry dapat memakluminya dan akan bersabar karena semua masalah yang sudah diperbuatnya. Paling tidak, mereka sudah tidur di ranjang yang sama dan itu adalah sebuah kemajuan yang besar.“Maunya begitu.” Elok memakai blazer kerjanya sambil menatap Harry yang tengah memilih dasi. “Tapi, pak Fahri ngadain rapat direksi pagi ini.”Setelah selesai memakai blazer, Elok menghampiri Harry yang baru saja mengambil seutas dasi. Elok mengambil alih dasi tersebut, lalu memasangkannya seperti yang selalu ia lakukan setiap pagi.Sebersit pikiran buruk kembali muncul di kepala, bagaimana jika Harry kembali melakukan perselingkuhan di belakang Elok? Seperti yang pernah Restu sampaikan, bahwa tubuh Elok sama sekali tidak menarik dan tidak membuat pria itu tertarik untuk menyentuhnya. Jadi, wajar jika Elok masih mera

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-20
  • The Real CEO   Keep It Quiet

    “Bu El!” Kiya bergegas masuk ke ruangan Elok setelah mengetuk pintu terlebih dahulu. Dengan wajah gusar, Kiya langsung duduk di kursi yang berseberangan dengan Elok. “Apa Ibu beneran mau diganti?” tanya Kiya merasa resah dan gelisah. Sudah cocok bekerja dengan Elok, membuat Kiya enggan jika harus menjadi asisten orang lain. Meskipun Elok sudah menjaminnya bisa bekerja di Jurnal, tapi rasanya berat jika harus melepas posisinya sebagai asisten pribadi Elok. “Dengar gosip dari mana?” tanya Elok dengan santai karena tidak ingin menambah kegusaran asisten pribadinya. Sejenak, Elok melihat jam dinding dan rapat direksi akan dimulai sekitar 10 menit lagi. “Saya baru aja lewat ruang rapat direksi, dan pak Fahri sendiri yang bilang ke … saya nggak tahu pak Fahri bicara sama siapa,” ungkap Kiya. “Soalnya saya cuma dengar suara pak Fahri, terus langsung ke sini.” Apa benar Fahri akan mengganti Elok? Apakah ini hasil dari rapat keluarga kecil yang melibatkan pengacara di dalamnya? Tidak ing

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-24
  • The Real CEO   Berkompetisi

    Elok memilih diam dan mengamati setiap peserta yang hadir di ruang rapat. Tidak seramai rapat kemarin, karena yang hadir hanyalah anggota dewan direksi, komisaris perusahaan serta pemegang saham mayoritas.Akhirnya, semua yang telah direncanakan Elok dalam waktu singkat sudah terselesaikan dengan sempurna. Kiya sudah menjalankan tugasnya dengan baik, tanpa ada hambatan. Sementara Gilang, akhirnya mampu melakukan apa yang Elok minta dengan sempurna. Kini, Elok hanya tinggal berjaga-jaga saja. Jika yang dikatakan Kiya benar adanya, barulah Elok akan bertindak dan tidak akan tinggal diam.Sampai detik ini, Elok masih saja bertanya-tanya tentang Fahri yang berencana mendepaknya dari Antariksa. Setahu Elok, dirinya dan Fahri tidak memiliki konflik apapun selama ini. Bukankah Fahri sendiri yang membawa Elok ke dalam Antariksa dan membimbingnya dari bawah. Namun, mengapa kabar menyakitkan seperti itu, bisa sampai berhembus dari mulut Fahri.Sementara Restu dan ayahnya, sedari tadi sibuk berd

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-26
  • The Real CEO   Selamanya Musuh

    Elok berjalan cepat keluar dari ruangannya. Meninggalkan Kiya yang baru saja memberi informasi, pria yang ditunggunya sudah keluar dari ruangan Fahri. Dalam keadaan masih menahan banyak emosi, Elok akhirnya berlari ketika melihat pria itu sudah berbelok menuju lorong lift.“Saya bukan pengacara.” Tanpa ragu dan tetap mengangkat wajah tegasnya, Elok menghampiri Lex dan berhenti di depan pria itu untuk menghalangi jalan. “Tapi saya tahu, bahwa ada pasal dalam kode etik advokat yang menyatakan profesi kalian wajib tetap memegang dan menjaga rahasia klien walaupun hubungan sudah berakhir.”Napas Lex terbuang pelan, setelah langkahnya diberhentikan secara tiba-tiba oleh Elok. Mengapa wanita di depannya mendadak menghampiri, sambil menyinggung tentang kode etik profesinya? Ditambah, wanita yang pernah datang ke kantornya itu seolah sedang menahan banyak amarah yang siap ditumpahkan sewaktu-waktu. Namun, Lex paham benar jika Elok tidak akan meledakkan emosinya di depam umum seperti sekarang.

    Terakhir Diperbarui : 2022-10-28
  • The Real CEO   Hak Harry

    “Are you oke, Baby?”Harry yang baru pulang kerja itu, melihat istrinya tergeletak di atas karpet tempat bermain Kasih di lantai dua. Yang tadinya Harry ingin terus berjalan ke kamarnya, lantas berbelok menuju ruang tempat berbagai mainan Kasih berada.“Cuma capek.” Elok menjawab Harry tanpa membuka mata. Benar-benar lelah karena semua masalah kantor yang dihadapinya saat ini. Terutama pikiran Elok, karena harus mempersiapkan beberapa hal menjelang rapat yang akan diadakan dua hari lagi.Harry duduk bersila di samping sang istri yang masih memakai pakaian kerja. Tangan Harry jatuh di atas perut Elok dan mengusapnya. “Sebenarnya, kamu bisa mundur dari Antariksa dan stay di Jurnal. Atau, kamu bisa di rumah aja ngurus Kasih dan menikmati peran jadi ibu rumah tangga.”“Dan nganggur di rumah seharian waktu Kasih sekolah.” Elok membuka mata, seraya menyingkirkan tangan Harry dari perutnya. “Aku nggak bisa seperti itu. Bisa stres kalau cuma tinggal di rumah dan nggak ada kerjaan.”“Kamu ngga

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-01
  • The Real CEO   Melupakan VS Memaafkan

    Kewajiban.Sebagai seorang istri, Elok sangat paham akan makna satu kata tersebut di dalam berumah tangga. Terlebih-lebih perihal mengenai melayani kebutuhan biologis Harry, yang terkadang tidak bisa ditolak.Akan tetapi, kali ini semuanya jelas terasa berbeda. Titik-titik sensitif di tubuhnya memang merespons dengan semua sentuhan Harry. Akan tetapi, semuanya terasa hambar dan hanya berujung menyakiti tubuh sendiri.“Kalau pak Fahri memang mau kamu mundur, sebenarnya kamu bisa mundur dan stay di Jurnal,” ucap Harry seraya memeluk Elok dari belakang. Bagi Harry, penyatuan mereka kemarin malam merupakan sebuah langkah besar. Meskipun awalnya menolak, tapi pada akhirnya Elok bisa mendesah puas di bawahnya. “Seperti yang sudah aku bilang kemarin.”“Nggak segampang itu.” Ternyata, berpura-pura melakukan sesuatu demi menyenangkan orang lain sungguh menyakitkan. Elok bahkan bertanya-tanya, pergi ke mana semua rasa cinta yang pernah ada untuk Harry selama ini. Elok bahkan tidak bisa menikmat

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-04
  • The Real CEO   Membujuk Kasih

    Kedua alis Elok terangkat pelan sambil menggaruk dahi, saat melihat Kasih sudah berdiri dan tersenyum tanpa dosa di depannya. Gadis kecilnya hanya memakai sandal, dan menenteng satu kresek hitam yang Elok yakin berisi sepatu. “Tumben Mama jemput aku?” tanya Kasih dengan wajah berbinar ceria. Jarang-jarang sang mama bisa menjemputnya di sekolah seperti ini. Elok pun melebarkan senyum datar, saat melihat tas putrinya yang penuh coretan spidol warna warni. “Itu sepatu?” tunjuk Elok pada kantong kresek hitam di tangan kanan Kasih. “Iya,” angguk Kasih dengan wajah polosnya. “Basah! Jadi tadi pagi aku olahraga, terus waktu selesai, aku dijorokin sama …” Kepala Kasih menoleh ke kiri dan kanan untuk mencari teman yang telah membuatnya jadi seperti sekarang. Tidak menemukannya di mana pun, Kasih kemudian membalik tubuhnya lalu memicing. Ketika melihat bocah seumuran dirinya baru keluar dari gedung sekolah, Kasih pun langsung menunjukknya dengan tegas. “Itu, Ma!” seru Kasih mengangkat wajah

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-06
  • The Real CEO   Selamat!

    “Mamaaa, aku mau telpon papa,” pinta Kasih ketika seorang pelayan telah pergi menjauh dari meja mereka.Elok yang duduk di samping Kasih segera mengusap puncak kepala putrinya dengan senyuman. “Papa lagi meeting.”Mulai saat ini, sepertinya Elok akan sering berbohong pada Kasih tentang Harry. Bukannya ingin menjauhkan putri semata wayangnya dengan Harry, tapi, Elok harus membiasakan Kasih hidup tanpa Harry. Setidaknya, solusi itulah yang ada di pikiran Elok saat ini.Jika sudah terbiasa, maka Kasih tidak akan terlalu memikirkan Harry jika mereka nantinya jadi bercerai.Kasih lantas menguap dengan lebar sambil merebahkan separuh tubuhnya di meja. “Meetingnya lama?”Elok mengangguk dan kembali mengusap kepala Kasih. “Lama! Makanya Mama minta om Gilang yang datang ke sini.”“Terus, aku kapan punya adek cowok?”Kepala Elok semakin pusing dibuatnya. Bagaimana bisa memiliki seorang adik, jika Elok meminta pisah rumah untuk sementara waktu. Lagi pula, Elok juga belum melepas kontrasepsinya.

    Terakhir Diperbarui : 2022-11-09

Bab terbaru

  • The Real CEO   Giveawaaay ~~

    Haluu Mba beb tersaiank … Saia langsung aja umumin daftar penerima koin GN untuk lima top fans pemberi gems terbanyak The Real CEO, yaaa : Amy : 1.000 koin GN + pulsa 200rb Call me Jingga : 750 koin GN + pulsa 150 rb LiaKim?? : 500 koin GN + pulsa 100 rb Tralala : 350 koin GN + pulsa 50 rb NuNa : 200 koin Gn + pulsa 25 rb Untuk nama yang saia tulis di atas, bisa klaim koin GN dengan screenshoot ID dan kirim melalui DM Igeeh @kanietha_ . Jangan lupa follow saia duluuuh .... Saia tunggu konfirmasi sampai hari rabu, 29 maret 2023, ya, jadi, saia bisa setor datanya hari kamis ke pihak GN. Tapi, kalau sudah terkumpul semua sebelum itu, bisa langsung saia setor secepatnya. Daaan, kiss banyak-banyak atas dukungan, juga atensinya untuk Mas Triplex dan Mba Elok …. Kissseeess …..

  • The Real CEO   Melepaskan Semua

    Kasih baru saja menuruni tangga rumah dengan seragam olah raga, ketika ia mendengar suara yang belakangan ini sungguh menyayat hati. Sudah semingguan ini, sang mama hampir tidak bisa melakukan kegiatan apapun karena selalu saja muntah-muntah. Awalnya, Kasih sangat gembira ketika mengetahui akan mendapatkan seorang adik lagi. Namun, setelah itu Kasih sungguh tidak tega saat melihat sang mama lebih banyak menghabiskan waktu di kamar untuk berbaring. Tidak seperti kehamilan adik pertamanya saat itu, yang tidak pernah ada drama muntah-muntah dan lemas seperti sekarang. “Mama, kenapa nggak di kamar aja?” Kasih segera menghampiri Elok yang menunduk di wastafel. Wajah sang mama pucat, dan sangat terlihat lelah. “Mama bosan di kamar,” jawab Lex yang tengah menggendong balita berusia dua tahun di tangan kanannya. Sementara satu tangan lagi, sibuk mengusap tengkuk sang istri yang belum memakan makanan apapun sedari tadi. “Nanti Ayah ke sekolah, mau ngurus antar jemput sekolah Kakak. Nggak pap

  • The Real CEO   Adekku

    “Hei!” Elok menepuk bahu Gilang yang sejak tadi duduk diam, sambil memandang ke arah halaman depan kediaman Mahardika. Ada Kasih, Kiya, dan beberapa orang dari Event Organizer yang bernaung di bawah Gilang, tengah menyelesaikan dekorasi pesta kecil yang sebentar lagi akan adakan dengan amat sederhana. Hanya dihadiri keluarga inti, tanpa mengundang orang luar sama sekali. Pesta kecil usulan Kasih, yang lagi-lagi langsung disetujui oleh Lex tanpa harus berpikir dua kali. Kasih menginginkan sebuah pesta kejutan, untuk mengetahui jenis kelamin sang adik yang akan lahir tiga bulan lagi. Usut punya usut, ternyata ide tersebut Kasih dapatkan dari Bening saat suatu ketika Elok sempat telat menjemput di sekolah. Kedua orang itu berbicara panjang lebar, sampai Bening mengusulkan untuk membuat pesta kecil yang sudah sering dilakukan para kalangan artis atau pengusaha di ibukota. “Kalau suka, dilamar,” ujar Elok kemudian duduk pada kursi besi yang berada di teras. Tepat bersebelahan dengan Gilan

  • The Real CEO   Tanpa Terkecuali

    Bersyukur dan berterima kasih. Dua hal itu tidak pernah lepas diucapkan Elok setiap hari, atas kesempatan kedua yang sudah Tuhan berikan. Di antara masalah yang datang bertubi padanya kala itu, Elok masih memiliki keluarga dan banyak sahabat yang bisa dipercaya. Mereka sudah membantu Elok hingga bisa sampai di titik sekarang. Yaaa, walaupun ada yang harus ditukar dan dikorbankan, tetapi hasilnya sangat sepadan. “Jadi, misal nanti adeknya yang lahir cowok, Kasih harus sayang juga.” Sedari awal, Elok harus menjelaskan hal tersebut pada putrinya. Mau apapun jenis kelamin sang adik nanti, Kasih tetap harus bersikap baik karena mereka adalah saudara dan memiliki ibu yang sama. Tidak hanya itu sebenarnya, Kasih juga harus berbuat baik kepada semua orang, tidak terkecuali dan tidak boleh pilih kasih. “Kan, enak kalau punya adek cowok. Nanti kalau sudah besar, ada yang jagain Kasih.” Kasih bersila dan bersedekap sambil menatap perut sang mama yang duduk di tepi ranjangnya. Sebenarnya, saat

  • The Real CEO   Satu Lagi

    “Mas …” “Ya?” “Kenapa di dalam tadi lebih banyak diamnya?” Bila Elok perhatikan lagi, Lex lebih banyak diam sejak mereka dalam perjalanan ke rumah sakit. Pada dasarnya Lex juga bukan pria yang banyak bicara, tetapi, Elok merasa ada sesuatu yang mengganggu pikiran suaminya itu. “Apa ada masalah di kantor?” Lex mengeratkan tautan jemari mereka yang ada di atas pahanya. Menatap counter apotek, dari kursi tunggu yang mereka duduki saat ini. Ada banyak perasaan yang tidak bisa Lex urai, karena mengingat masa lalunya. Karena itulah, selama ia dan Elok berada di ruang periksa, Lex hanya mendengarkan semua perkataan dokter dengan seksama. Déjà vu. Ada rasa takjub dan bahagia yang sama, selama Lex berada di ruang periksa bersama Elok. Melihat layar hitam putih dengan sebuah kantung janin berusia lima minggu, sungguh membuat Lex tidak bisa berkata-kata. “Usia kehamilan almarhum istriku juga lima minggu waktu kami pertama periksa.” Kalimat itu muncul begitu saja dari mulut Lex. Ada hal yang

  • The Real CEO   Mau

    “Kalau lantainya ada tiga, bisa bikinin nggak, Om?” Sedari tadi, Kasih hanya menempel pada Aga. Ia melihat pria mencorat-coret desain interior rumah, yang rencananya akan direnovasi dalam waktu dekat.Aga lantas tertawa menatap Lex. Bagi Aga, tidak ada yang tidak mungkin. Hanya tinggal menunggu persetujuan pemilik rumah, barulah ia bisa mengerjakannya. “Gimana, Mas? Tiga lantai?”“Tapi dikasih lift, Om,” sambung Kasih semakin membuat Aga tertawa keras. “Kan, capek, kalau naik tangga dari lantai satu sampai atas.”“Sayang.” Elok meletakkan nampan berisi tiga buah mangkok es campur di atas meja, lalu menatanya satu per satu. “Rumah tiga lantai itu terlalu besar.”“Kan, biar opa sama oma nanti tinggal di rumah kita.” Kasih menggeleng saat melihat es campur yang disajikan Elok. “Terus, ada adek-adekku juga nanti, kan, banyak.”“Banyak?” Lagi-lagi Aga tertawa mendengar kepolosan Kasih. “Memangnya, Kasih mau adek berapa?”Kasih mengulurkan tangan kanannya pada Aga, dan membuka lebar telapak

  • The Real CEO   Seumur Hidup

    “Sayang, A …” Lex kembali menutup mulut, saat ada dua orang perempuan yang kompak memberi tatapan tanya padanya. Tadinya, Lex mengira Kasih sedang berada di kamarnya. Namun, saat Lex baru saja keluar kamar setelah mandi, gadis kecil itu ternyata sedang berada di dapur bersama Elok. Kedua tangan Kasih berada di dalam sebuah mangkok besar dengan berlumur tepung. Rupanya, gadis itu sedang “membantu” Elok membuat makan malam.“Ayah manggil aku? Atau, Mama?” tanya Kasih kembali meremas-remas ayam yang sudah ia lumuri adonan tepung.“Mama!” Lex menunjuk Elok yang tengah mengaduk sesuatu di panci. Sungguh sebuah pemandangan hangat yang tidak pernah Lex lihat seumur hidupnya, dan ini sangat luar biasa. Lex membayangkan, apa jadinya bila ia tetap bersikukuh dengan kesendirian, dan hanya fokus pada rasa kehilangan yang selalu menggerogoti jiwa. Mungkin, Lex tidak akan bisa berada di situasi seperti sekarang.“Kenapa, Yah?” tanya Elok lalu mematikan kompor di hadapan. Namun, tetap membiarkan tun

  • The Real CEO   Sekarang

    Lex terdiam melihat kantong belanjaan yang baru saja ia letakkan di kitchen island. Setelah sekian lama hidup menyendiri, ini kali pertama Lex melihat barang belanjaan yang sangat banyak ada di tempatnya. “Aku rasa, kita harus pindah.” Lex mengeluarkan satu per satu barang belanjaan dari kantong, lalu meletakkannya di kitchen island. Sementara istrinya, sedang berjongkok di depan lemari pendingin untuk meletakkan beberapa minuman kemasan di dalam sana. “Kenapa?” Elok tidak menoleh, agar bisa membereskan semua barang belanjaan yang masih ada di kitchen island dengan cepat. “Kamar Kasih sepertinya kurang besar dengan boneka yang sebanyak itu.” Lex pernah membawa Kasih yang tertidur, ke kamar gadis itu di kediaman Mahardika. Namun, Lex tidak memperhatikan gadis kecil itu ternyata memiliki boneka yang begitu banyak di kamarnya. “Mas, jangan manjain Kasih,” pinta Elok memang harus sedikit lebih tegas pada Lex. Pria itu sepertinya sama sekali tidak bisa menolak permintaan Kasih. Sementar

  • The Real CEO   Adek Cantik

    “Mas?” Elok menoleh ke arah jendela saat tidak mendapati Lex berada di sampingnya. Masih terlihat gelap. Belum tampak bias cahaya yang menyelinap di antara celahnya. Elok melihat ke arah nakas. Jam digital yang berada di atasnya menunjukkan sudah menunjukkan pukul 04.58. Detik itu juga, Elok mengumpat. Segera bangkit dari tempat tidur, lalu berlari menuju kamar mandi. Elok mengambil bathrobe dan segera membalut tubuhnya seraya berjalan cepat keluar kamar. “Pagi, Mas!” Elok sempat terkejut saat mendapati Lex sudah berkutat di dapur. Entah apa yang dilakukan suaminya itu, tetapi Elok tidak bisa menghampiri Lex lebih dulu. Ada Kasih yang harus dibangunkan, agar tidak kesiangan berangkat ke sekolah. “Pa …” balasan Lex terhenti karena Elok baru saja tenggelam di kamar Kasih. Tidak terlalu penasaran dengan hal yang dilakukan Elok di kamar putrinya, Lex kembali melanjutkan membakar rotinya di atas wajan anti lengket. Tidak sampai lima menit berlalu, Elok kembali keluar dari kamar Kas

DMCA.com Protection Status