2 hari kemudian
Andre berangkat ke Singapura dengan pesawat yang sama dengan Selvia. Selvia sudah menunggu Andre di dalam ruang tunggu bisnis. Andre datang dengan senyuman lebar sambil menatap Selvia. Diandra hanya bisa menahan rasa sakit di dalam hatinya. Ia tahu kalau suaminya pergi bersama Selvia. Tapi ia tak ingin gegabah. Ada banyak orang yang terluka kalau ia tak hati-hati dalam melakukan semua rencananya. Diandra memutuskan untuk melepaskan penat di pusat perbelajaan. Ia ingin sekali menggunakan kartu kreditnya, berbelanja brand - brand ternama yang sudah lama tak ia kunjungi. Di saat Diandra memilih pakaian di salah satu brand ternama seorang priaKebohongan hanya akan menyelamatkanmu sementara, tapi akan menghancurkanmu selamanya —• Anonim •— Diandra menatap foto pernikahannya dengan Andre. Foto yang akan menjadi kenangan dan ia harus membalas semua perbuatan Selvia. Jika bukan Selvia yang menjadi selingkuhan Andre mungkin akan berbeda, tapi sahabat yang ia percayai ternyata musuh dalam selimut. "Aku akan membalas semua yang kamu lakukan Selvi. Pelakor sepertimu harus mendapatkan balasan yang setimpal agar kamu tahu rasanya disakiti orang yang mempercayaimu," ucap Diandra dengan dendam. Sementara itu Selvia dan Andre sibuk berduaan saling bermesraan. Menikmati kota Singapura tak takut ketahuan oleh orang lain saling berbagi kasih sayang yang tentu saja di abadikan melalui foto - foto dan video yang akan di kirim kan pada Diandra. Diandra menerima
Keesokan harinya Diandra sudah tidak mengharapkan Andre mengucapkan selamat ulang tahun untuknya ia sangat marah pada Andre. Seharusnya sedikit saja Andre perduli padanya, ia masih istri resmi Andre walau lelaki itu tidak memperdulikannya. "Aku lebih baik tetap tenang dan fokus. Jangan sampai rencanaku berantakan," ucapnya. Ponsel Diandra berdering. Ada nama Andre tertera di layar ponsel. "Hallo, Mas," sapa Diandra. "Kamu lagi ngapain sayang?" tanya Andre. "Lagi di rumah saja Mas. Biasalah nonton drama korea hehe." "Iis, kamu ini kerjaannya nonton Korea terus. Apa aku sebagai suamimu masih kurang tampan sampai kamu melirik laki-laki lain." "Haha, kamu bisa aja sih Mas. Beda Mas, kamu dengan oppa-oppa Korea. Merek
Andre terbangun saat ia merasa Diandra yang tak ada di sampingnya. Sayup-sayup ia mendengar suara tangisan seoarang wanita. "Siapa yang menangis malam-malam begini," ujarnya mencari ke arah sumber suara. "Apa yang nangis Diandra? Masa Diandra di kamar mandi, ngapain dia nangis," ucap Andre dengan heran. Andre hendak membuka pintu kamar mandi, betapa terkejutnya ia saat melihat Diandra terduduk di lantai. "Di, kenapa kamu di sana? Ayo ke kamar," ujar Andre dengan lembut. "Kenapa kamu tega melakukan ini ke aku, Andre." "Apa salahku sampai kamu tega menyakiti aku," teriak Diandra.
Mendengar alunan musik yang romantis membuat Selvia merindukan Andre. Ia sekarang berada di dalam apartemennya dengan segelas wine menatap indahnya pemandangan ibu kota dari balik jendela. Ia bersyukur menjadi kekasih Andre. Pria yang memenuhi semua keinginannya dan mampu memuaskannya di atas ranjang. Ia tersenyum mengingat adegan panas yang direkamnya secara diam-diam menggunakan ponsel Andre. Lelaki itu tidak mengetahui hal tersebut, ia sengaja melakukannya agar Diandra tahu tentang perselingkuhan Andre dengan dirinya. "Lihat saja Diandra, aku yang akan menjadi wanita satu-satunya dalam hidup Andre bukan yang kedua lagi," ucap Selvia dengan tersenyum licik. Dengan dibalut handuk yang memperlihatkan kaki jenjangnya ia menuju kamar mandi. Ia ingin berendam ditemani cahaya lilin a
Setelah Andre pergi dari apartemennya Selvia tersenyum licik. Andre memang sangat mudah ia bohongi, hanya dengan berpura - pura mengeluarkan air mata dan wajah menyesal sudah membuat lelaki itu luluh. "Kenapa kamu begitu bodoh Diandra? Jika kamu pakai pikiranmu, seharusnya tahu kalau itu untuk membuatmu pergi secara halus," ujar Selvia sambil menyunggingkan bibirnya. "Andre ... Andre ... sebaiknya kamu pintar - pintar meluluhkan hati Diandra. Kalau kamu gagal membuat Diandra tunduk padamu, kamu tidak akan bisa jad direktur lagi." "Saham 20 persen itu lumayan walau tidak bisa dibilang banyak, tapi cukuplah untuk memenuhi kebutuhanku. Apartemen dan mobil ini juga sudah jadi milikku, Diandra tidak akan bisa mengambilnya."  
Manusia itu memang diciptakan dengan saluran air mata dan hati. Ketika hati mereka tersentuh, baik itu sedih, marah, terlalu gembira bahkan takut, terbentuklah air mata. —• Catz Link Tristan •— Kata-kata tersebut cocok yang dirasakan Diandra. Ia ketakutan sendiri pada sifat Andre yang selama 12 tahun menikah dengannya. Lelaki yang masih menjadi suaminya berubah. Tak ada lagi Andre yang jarang marah, pengertian, dan selalu menyayanginya. Diandra tak mengenal suaminya lagi. Andre bagaikan orang asing untuknya sekarang. ***** Satu minggu kemudian Suara ketukan pintu kamar Diandra membuatnya menghela napas. Pasti sekarang Mamanya kembali ke dalam kamarnya memastikan dirinya baik-b
Andre menatap Fadli dengan kesal. "Saya keberatan dengan nomor 5 dan 6," ucap Andre. Fadli menatap Andre dengan marah. Berani - berani Andre keberatan dengan persyaratan yang dibuatnya membuatnya semakin ingin menyingkirkan Andre dari hidup putri dan cucunya untuk selamanya. "Apa kamu punya pilihan? Saya mampu membuat hidupmu yang sekarang bahagia dengan selingkuhanmu menjadi porak poranda," ancam Fadli. Andre tak bisa menjawab perkataan Fadli. Ia memang tak memiliki pilihan. Apakah ia harus melepaskan sahamnya? "Saya keberatan dengan saham saya diserahkan pada Anda, Pak Fadli." "Buat apa kamu di perusahaan ini. Kamu hanya akan mendapatkan malu dan saya akan memastikan hal tersebut. Kamu tahu 'kan saya bisa berbuat apa saja tanpa kamu ketahuai
Dua minggu kemudian Dengan langkah gontai Andre masuk ke dalam rumah sakit tempat Selvia di rawat. Ia kelelahan menjaga Selvia di rumah sakit, sudah dua minggu wanita yang dicintainya di rawat. Seharusnya Selvia bisa operasi lebih cepat, tapi kondisinya memburuh sehingga operasi yang telah di jadwalkan menjadi tertunda. Andre menatap Selvia tertidur di ranjang rumah sakit. Wajahnya memucat, tapi tidak mengurangi aura kecantikan kekasihnya tersebut. Ia memegang tangan Selvia dengan erat, ia juga tidak mampu meninggalkan wanita yang dicintainya. Baru ia sadari kalau dulu menikah dengan Diandra hanya demi status sosial dan harta. Setelah bertemu Selvia baru ia mengerti arti sebuah cinta. Andre juga merasa bersalah pada Diandra. Seharusnya ia dulu bercerai baik - baik bukan menyakiti Diandra. Walau bagaimanapun Diandra merup
Kebahagiaan seorang ibu terletak pada anaknya, bahkan seorang ibu akan mengorbankan dirinya sendiri demi sang buah hati. Seperti Diandra, ia tak akan menyerah untuk menjadi seorang single parents demi Richie dan Keira. Ia akan berjuang membesarkan putra putrinya demi kehidupan yang lebih baik. Hari ini Diandra sangat bahagia. Richie akhirnya bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya yang baru bahkan sekarang putranya lulus Elementary School atau sekolah dasar di London. Tidak terasa juga ternyata sudah setahun berlalu semenjak pernikahannya kandas dengan Andre. "Selamat yaa sayang sudah lulus Elementary School sebentar lagi Kakak akan jadi siswa Junior High School," ucap Diandra memberikan semangat pada Richie. "Kakak malah inginnya langsung Senior High School atau masu
Dengan tatapan marah Bobby memandang Selvia. Wanita yang tidak tahu diri tersebut berani - beraninya mengganggu segala aktivitasnya yang sedang melakukan hubungan intim dengan Tyas. "Mas, aku harus bagaimana?" tanya Tyas. "Pakailah bajumu, nanti kita bicara lagi yaa sayang," ucap Bobby dengan lembut pada Tyas. Mendengar ucapan Bobby yang lembut pada Tyas membuat Selvia makin marah. Laki - laki yang menjadi kekasihnya itu sudah berani berselingkuh darinya. "Dasar perempuan murahan!" teriak Selvia. "Mas, aku takut," ujar Tyas. "Tenanglah sayang, ada Mas di sini yang akan selalu melindungimu dan calon anak kita." Tyas mengangguk
Satu tahun kemudian Hari demi hari telah berganti, waktu terus berlalu, dan kehidupan Selvia juga berbeda. Pagi Selvia terbangun dalam perlukan seorang pria. Dengan senyuman bahagia ia menatap pria berbadan atletis yang mendekapnya. "Bang, kapan janjimu untuk membelikan aku rumah? Aku 'kan pengen punya rumah," ujar Selvia dengan suara manja. "Nanti yaa ... sabar dulu sebentar saja. Setelah proyekku ini tembus kamu mau minta apapun yang kamu inginkan akan aku belikan," ucap Bobby membelai buah dada Selvia yang membusung menantang saat ia menjamahnya. "Hanya satu rumah saja Bang. Please berikanlah aku sebuah rumah." "Jika proyek kerjasama ku dengan perusahaan asing berhasil kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan. Jangan
Tiga hari kemudian Andre menuju kantor Bobby dengan khawatir dan putus asa. Ia sudah tidak memiliki apapun lagi, mobilnya sudah ia gadaikan untuk membayar uang kos dan biaya makan. Ia juga membeli sebuah motor bekas agar ia bisa ke sana sini salah satu menuju ke perusahaan Bobby. Ia sudah mencari tahu tentang Necotech yang ada di Jerman, tapi ternyata perusahaan tersebut sudah lama gulung tikar. Betapa bodohnya ia langsung percaya dan tidak menyelidiki dulu tentang Necotech. Selama tiga hari juga Bobby tidak dapat ditemuinya. Kali ini ia sengaja menunggu dari subuh kedatangan sahabatnya itu ke kantor dengan berbekal nasi bungkus untuk mengganjal perutnya yang lapar. Ia harus berhemat, tidak bisa makan seperti dulu lagi, kehidupannya jauh berbeda dibandingkan dulu. Tak sengaja Andre melihat seorang anak yang sedang disuapi bapaknya. Matanya berkaca - kaca teringat pada Richie dan Keira.
Keesokan harinya Selvia terbangun dengan merasakan sakit disekujur tubuhnya. Sangat sakit hingga ia tak mampu untuk bangkit dari lantai. Ia menangis sendirian di apartemennya, tak menyangka hidupnya akan seperti ini. Dulu ia sering di pukulin oleh Yulius, mantan suaminya sekarang Andre pun melakukan hal yang sama. "Kenapa ini semua terjadi padaku? Ini semua tidak adil. Aku hanya ingin bahagia, aku hanya ingin sedikit saja dilindungi bukan untuk disakiti seperti ini," ujar Selvia dengan air mata menetes dipipinya. Sakit. Sakit sekali hati dan tubuhnya. Dengan tertatih - tatih ia mengambil ponselnya menghubungi pria yang ada di dalam benaknya. "Hallo Rido," sapa Selvia. "Siapa ini?" tanya Rido. "Aku Selvia Kirana." "Wow, s
Hari sudah menjelang pagi, matahari sudah terbit di ufuk timur memancarkan cahaya yang menyilaukan mata seorang pria yang tertidur di sofa ruang tamu menunggu wanitanya yang tak kunjung kembali. Andre terbangun melirik jam diponselnya yang sudah menujukkan pukul 7 pagi. Ia pun menatap pintu apartemen berharap Selvia pulang, tapi ternyata itu hanyalah harapan semu. Selvia tak kunjung pulang. "Sepertinya dia memang berselingkuh," ujar Andre dengan kecewa. Dering ponsel membuat Andre terkejut. Ia berharap Selvia yang menghubunginya, tapi ternyata Bobby. "Hallo Bob," ujar Andre. "Jangan lupa pagi ini kita ada rapat membahas kelanjutan yang kemarin," ucap Bobby. "Ok Bro." Waktu s
Selvia menatap dirinya di depan cermin, ia memoleskan lipstik berwarna merah untuk memberikan dan menggoda. Tak ketinggalan parfume ia semprotkan di leher dan pergelangan tangannya. Penampilannya sudah sempurna dengan dibalutkan mini dress yang melekat pas di badannya menabah kesan seksi. "Sekarang aku tinggal menghadapi si laki - laki menyebalkan itu," keluh Selvia saat akan keluar kamar. Saat Selvia keluar dari kamar, Andre menatapnya dengan heran, ia membalas tatakan Andre dengan kesal. Laki - laki yang sudah tidak bekerja itu selalu ingin mengatur dan mengekangnya. Ia tak suka di kekang, ingin bebas tanpa banyak aturan. Pertengkaran demi pertengkaran mewarnai hari - hari mereka, tak ada satu pun terlewati tanpa pertengkaran. "Kamu mau ke mana?" tanya Andre menatap Selvi
Setiap manusia membutuhkan rumah yang memberikan kenyamanan untuk tempat tinggal. Hal tersebut juga berlaku untuk hati dan perasaan setiap insan. Hati membutuhkan ruang singgah dengan nyaman untuk jangka waktu yang lama. -kepogaul.com- Andre merasakan tidak ada lagi rasa kenyamanan dan tempatnya untuk mengadu melepaskan rasa penat yang mendera hati juga jiwanya. Tidak ada lagi seseorang yang tersenyum menantikannya saat pulang ke rumah. Semuanya sudah tak ada lagi yang tersisa hanyalah perasaan kesepian. DIANDRA Hanyalah nama wanita itu yang hadir dalam benaknya. Ia merindukan Diandra, tapi wanita yang sebentar lagi akan menjadi mantan istrinya telah pergi dan menghilang entah ke mana. Penyesalan yang terlambat membuatnya menyadari kalau Diandra lah yang mengerti dirinya. Andre mengirim pesan pada wani
Dua minggu kemudian Dengan langkah gontai Andre masuk ke dalam rumah sakit tempat Selvia di rawat. Ia kelelahan menjaga Selvia di rumah sakit, sudah dua minggu wanita yang dicintainya di rawat. Seharusnya Selvia bisa operasi lebih cepat, tapi kondisinya memburuh sehingga operasi yang telah di jadwalkan menjadi tertunda. Andre menatap Selvia tertidur di ranjang rumah sakit. Wajahnya memucat, tapi tidak mengurangi aura kecantikan kekasihnya tersebut. Ia memegang tangan Selvia dengan erat, ia juga tidak mampu meninggalkan wanita yang dicintainya. Baru ia sadari kalau dulu menikah dengan Diandra hanya demi status sosial dan harta. Setelah bertemu Selvia baru ia mengerti arti sebuah cinta. Andre juga merasa bersalah pada Diandra. Seharusnya ia dulu bercerai baik - baik bukan menyakiti Diandra. Walau bagaimanapun Diandra merup