Kebohongan hanya akan menyelamatkanmu sementara, tapi akan menghancurkanmu selamanya
—• Anonim •— Diandra menatap foto pernikahannya dengan Andre. Foto yang akan menjadi kenangan dan ia harus membalas semua perbuatan Selvia. Jika bukan Selvia yang menjadi selingkuhan Andre mungkin akan berbeda, tapi sahabat yang ia percayai ternyata musuh dalam selimut. "Aku akan membalas semua yang kamu lakukan Selvi. Pelakor sepertimu harus mendapatkan balasan yang setimpal agar kamu tahu rasanya disakiti orang yang mempercayaimu," ucap Diandra dengan dendam. Sementara itu Selvia dan Andre sibuk berduaan saling bermesraan. Menikmati kota Singapura tak takut ketahuan oleh orang lain saling berbagi kasih sayang yang tentu saja di abadikan melalui foto - foto dan video yang akan di kirim kan pada Diandra. Diandra menerimaKeesokan harinya Diandra sudah tidak mengharapkan Andre mengucapkan selamat ulang tahun untuknya ia sangat marah pada Andre. Seharusnya sedikit saja Andre perduli padanya, ia masih istri resmi Andre walau lelaki itu tidak memperdulikannya. "Aku lebih baik tetap tenang dan fokus. Jangan sampai rencanaku berantakan," ucapnya. Ponsel Diandra berdering. Ada nama Andre tertera di layar ponsel. "Hallo, Mas," sapa Diandra. "Kamu lagi ngapain sayang?" tanya Andre. "Lagi di rumah saja Mas. Biasalah nonton drama korea hehe." "Iis, kamu ini kerjaannya nonton Korea terus. Apa aku sebagai suamimu masih kurang tampan sampai kamu melirik laki-laki lain." "Haha, kamu bisa aja sih Mas. Beda Mas, kamu dengan oppa-oppa Korea. Merek
Andre terbangun saat ia merasa Diandra yang tak ada di sampingnya. Sayup-sayup ia mendengar suara tangisan seoarang wanita. "Siapa yang menangis malam-malam begini," ujarnya mencari ke arah sumber suara. "Apa yang nangis Diandra? Masa Diandra di kamar mandi, ngapain dia nangis," ucap Andre dengan heran. Andre hendak membuka pintu kamar mandi, betapa terkejutnya ia saat melihat Diandra terduduk di lantai. "Di, kenapa kamu di sana? Ayo ke kamar," ujar Andre dengan lembut. "Kenapa kamu tega melakukan ini ke aku, Andre." "Apa salahku sampai kamu tega menyakiti aku," teriak Diandra.
Mendengar alunan musik yang romantis membuat Selvia merindukan Andre. Ia sekarang berada di dalam apartemennya dengan segelas wine menatap indahnya pemandangan ibu kota dari balik jendela. Ia bersyukur menjadi kekasih Andre. Pria yang memenuhi semua keinginannya dan mampu memuaskannya di atas ranjang. Ia tersenyum mengingat adegan panas yang direkamnya secara diam-diam menggunakan ponsel Andre. Lelaki itu tidak mengetahui hal tersebut, ia sengaja melakukannya agar Diandra tahu tentang perselingkuhan Andre dengan dirinya. "Lihat saja Diandra, aku yang akan menjadi wanita satu-satunya dalam hidup Andre bukan yang kedua lagi," ucap Selvia dengan tersenyum licik. Dengan dibalut handuk yang memperlihatkan kaki jenjangnya ia menuju kamar mandi. Ia ingin berendam ditemani cahaya lilin a
Setelah Andre pergi dari apartemennya Selvia tersenyum licik. Andre memang sangat mudah ia bohongi, hanya dengan berpura - pura mengeluarkan air mata dan wajah menyesal sudah membuat lelaki itu luluh. "Kenapa kamu begitu bodoh Diandra? Jika kamu pakai pikiranmu, seharusnya tahu kalau itu untuk membuatmu pergi secara halus," ujar Selvia sambil menyunggingkan bibirnya. "Andre ... Andre ... sebaiknya kamu pintar - pintar meluluhkan hati Diandra. Kalau kamu gagal membuat Diandra tunduk padamu, kamu tidak akan bisa jad direktur lagi." "Saham 20 persen itu lumayan walau tidak bisa dibilang banyak, tapi cukuplah untuk memenuhi kebutuhanku. Apartemen dan mobil ini juga sudah jadi milikku, Diandra tidak akan bisa mengambilnya."  
Manusia itu memang diciptakan dengan saluran air mata dan hati. Ketika hati mereka tersentuh, baik itu sedih, marah, terlalu gembira bahkan takut, terbentuklah air mata. —• Catz Link Tristan •— Kata-kata tersebut cocok yang dirasakan Diandra. Ia ketakutan sendiri pada sifat Andre yang selama 12 tahun menikah dengannya. Lelaki yang masih menjadi suaminya berubah. Tak ada lagi Andre yang jarang marah, pengertian, dan selalu menyayanginya. Diandra tak mengenal suaminya lagi. Andre bagaikan orang asing untuknya sekarang. ***** Satu minggu kemudian Suara ketukan pintu kamar Diandra membuatnya menghela napas. Pasti sekarang Mamanya kembali ke dalam kamarnya memastikan dirinya baik-b
Andre menatap Fadli dengan kesal. "Saya keberatan dengan nomor 5 dan 6," ucap Andre. Fadli menatap Andre dengan marah. Berani - berani Andre keberatan dengan persyaratan yang dibuatnya membuatnya semakin ingin menyingkirkan Andre dari hidup putri dan cucunya untuk selamanya. "Apa kamu punya pilihan? Saya mampu membuat hidupmu yang sekarang bahagia dengan selingkuhanmu menjadi porak poranda," ancam Fadli. Andre tak bisa menjawab perkataan Fadli. Ia memang tak memiliki pilihan. Apakah ia harus melepaskan sahamnya? "Saya keberatan dengan saham saya diserahkan pada Anda, Pak Fadli." "Buat apa kamu di perusahaan ini. Kamu hanya akan mendapatkan malu dan saya akan memastikan hal tersebut. Kamu tahu 'kan saya bisa berbuat apa saja tanpa kamu ketahuai
Dua minggu kemudian Dengan langkah gontai Andre masuk ke dalam rumah sakit tempat Selvia di rawat. Ia kelelahan menjaga Selvia di rumah sakit, sudah dua minggu wanita yang dicintainya di rawat. Seharusnya Selvia bisa operasi lebih cepat, tapi kondisinya memburuh sehingga operasi yang telah di jadwalkan menjadi tertunda. Andre menatap Selvia tertidur di ranjang rumah sakit. Wajahnya memucat, tapi tidak mengurangi aura kecantikan kekasihnya tersebut. Ia memegang tangan Selvia dengan erat, ia juga tidak mampu meninggalkan wanita yang dicintainya. Baru ia sadari kalau dulu menikah dengan Diandra hanya demi status sosial dan harta. Setelah bertemu Selvia baru ia mengerti arti sebuah cinta. Andre juga merasa bersalah pada Diandra. Seharusnya ia dulu bercerai baik - baik bukan menyakiti Diandra. Walau bagaimanapun Diandra merup
Setiap manusia membutuhkan rumah yang memberikan kenyamanan untuk tempat tinggal. Hal tersebut juga berlaku untuk hati dan perasaan setiap insan. Hati membutuhkan ruang singgah dengan nyaman untuk jangka waktu yang lama. -kepogaul.com- Andre merasakan tidak ada lagi rasa kenyamanan dan tempatnya untuk mengadu melepaskan rasa penat yang mendera hati juga jiwanya. Tidak ada lagi seseorang yang tersenyum menantikannya saat pulang ke rumah. Semuanya sudah tak ada lagi yang tersisa hanyalah perasaan kesepian. DIANDRA Hanyalah nama wanita itu yang hadir dalam benaknya. Ia merindukan Diandra, tapi wanita yang sebentar lagi akan menjadi mantan istrinya telah pergi dan menghilang entah ke mana. Penyesalan yang terlambat membuatnya menyadari kalau Diandra lah yang mengerti dirinya. Andre mengirim pesan pada wani