The Lost Crown

The Lost Crown

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-03
Oleh:  NightingaleOn going
Bahasa: English
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
7Bab
1.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Anastasia Crane, twenty years old low rank maid is in love with Prince Kai, the crown prince of Gardenia. Now that's a very bad decision. Fate brings them together and Kai returned Anna's feelings. Thier forbidden love was sure to go down the drain in the end. Kai is betrothed and said to marry in few weeks time. Thier secret affair went on and on the end, they were caught. Anastasia was locked in the dungeon, set to be beheaded the next day but Kai broke her out. He set her in a carriage and promised to come search for her. What Kai didn't know was that Anastasia was pregnant. She was carrying a royal seed in her. The royal seed that got lost.

Lihat lebih banyak

Bab 1

CHAPTER ONE

BEDA ISTRI BEDA REZEKI

 

"Yah, sepatu futsal aku udah butut nih. Gak enak banget dipakainya." Anak laki-laki berumur lima belas tahun itu mendekati ayahnya di meja makan.

 

"Uangnya lagi dipake buat kepentingan lain dulu, Zi," sahut Panji pada anak kandungnya. Pria itu tengah menyiduk nasi dari wadah.

 

Kenzi berdecak kesal. Anak itu duduk di samping Ziel adik kandungnya. Saat perceraian enam tahun lalu, Panji memang membawa kedua anaknya untuk tinggal bersama.

 

"Kemarin janji awal bulan ini, tapi sampai tanggal tua begini aku belum dibeliin juga," protes Kenzi sambil membuang muka.

 

"Nanti kalo ada duitnya juga dibeliin kok, Zi." Ibu tiri Kenzi ikut berujar.

 

"Iya, duit ayahku habis dipake Tante buat belanja ini itu sama biayain dia," tukas Kenzi sambil melirik sengit ke arah adik tirinya yang berkebutuhan khusus.

 

"Zi, sudah dong! Pagi-pagi sudah mau buat ribut!" tegur Panji menaikan suara.

 

"Iya, suka banget menghina Zea." Istri Panji menimpali, "gini-gini dia itu adik kamu," imbuhnya sambil mengelap bibir putrinya yang belepotan nasi.

 

"Memang kenyataannya begitu kok, Yah," balas Azriel kian berani. "Tante Hani ngrengek kukunya lecet langsung dikasih duit buat pergi ke salon."

 

"Kamu kalo masih banyak ngomong, ayah gak akan ragu lagi buat bungkam mulut kamu." Akhirnya Panji mengancam dengan serius.

 

Kenzi langsung berdiri. Dia mengurungkan niat untuk sarapan bersama. "Kalo begini mending aku pulang saja ke rumah Bunda," ancamnya sambil berlalu.

 

"Zi, kamu mau kemana!" Panji berseru melihat kepergian anaknya, "sarapan dulu!"

 

Namun, remaja kelas sepuluh SMA itu tidak menggubris seruan ayah kandungnya. Anak itu terus mengayun pergi. Hingga bertabrakan dengan saudara tirinya, Kenzi hanya menyeringai sinis.

 

"Kenapa Kenzi, Mah?" tanya anak sambung Panji sambil menarik kursi meja makan. 

 

"Biasalah minta duit," sahut istri Panji enteng. Wanita itu menyuapi anak perempuannya yang baru berusia lima tahun.

 

"Eum ... Om, aku juga mau minta uang jajan dong," tutur anak Hani sedikit meringis.

 

"Ini baru tanggal sebelas lho, Ta, masa sudah minta uang saku lagi," sahut Panji datar. Dia mengunyah sarapannya dengan malas.

 

"Kan kebutuhan Atha terus bertambah, Mas." Hani segera membela anak kandungnya, "kamu ngasih duit jajan segitu-gitu saja."

 

"Uang jajan Atha dan Kenzi sama lho." Mata Panji menatap istrinya dengan tajam.

 

"Ya, sama tapi kebetulan mereka berbeda."

 

"Berbeda gimana? Mereka sama-sama kelas sepuluh kok," sanggah Panji tidak mau kalah. Sekarang pria empat puluh tahun itu beralih menghadap putra sambungnya. "Makanya kalo belum bisa cari duit sendiri, jangan pacaran dulu. Sok-sokan suka traktir cewek segala."

 

"Mas Panji kalo gak mau kasih Atha duit gak usah ngomong nylekit gitu dong!" sergah Hani tidak terima. 

 

Wanita itu berlalu menuju kamar. Dia membuka tasnya. Sebuah dompet dengan brand ternama Hani keluarkan. Dirinya mengambil dua lembar uang kertas pecahan seratus ribuan. Hani pun kembali menemui anak dan suaminya.

 

"Nih buat jajan kamu." Hani menyerahkan uang tersebut pada Atha.

 

"Wahhh ... makasih banyak, Ma," ucap Atha girang. Remaja berwajah bersih itu langsung memeluk ibunya.

 

"Sudah sekarang kamu sarapan!" suruh Hani usai mengurai pelukan.

 

"Iya." Atha mengangguk antusias. Anak itu gegas menyuap nasi goreng ke mulutnya dengan cepat. Setelah tinggal separuh, bocah itu melirik arloji pada pergelangan tangannya. "Ma, Om, aku pergi berangkat, ya," pamitnya sopan.

 

"Hati-hati di jalan, ya." Hani mengusap pucuk rambut Atha ketika sang putra mencium punggung tangannya.

 

Sementara Panji hanya terdiam ketika anak sambungnya salim padanya. Atha berlalu tanpa memedulikan Ziel adiknya Kenzi.

 

"Mas, besok jadwalnya Zea terapi lho." Hani mengingatkan sembari meyuapi putri bungsunya.

 

"Tinggal berangkat sendiri, biasanya juga gitu kan?" sahut Panji acuh.

 

"Iya, tapi bagi duit dulu."

 

"Lha tadi bisa ngasih duit sama Atha, berarti masih punya duit kan?"

 

"Ada duit, tapi buat bayar arisan dua hari lagi, Mas."

 

"Kalo gitu tunda bayar arisannya!" Panji masih mencoba menghabiskan sarapannya.

 

"Kok ditunda?" Mata Hani langsung membulat, "ingat kita baru saja dapat undiannya dua bulan lalu kok."

 

"Kamu kan yang dapat? Ya sudah kamu yang bayar!"

 

"Enak saja uang itu juga dipake separuhnya buat bayar pegawai kamu kok."

 

"Han, aku itu lagi gak pegang duit," sambar Panji geregetan, "tahu sendiri kan bengkel sama toko kita lagi sepi."

 

"Ya, tapi kita harus bayar--"

 

"Ayaaah!" Ziel yang sedari tadi diam memukul piring dengan sendok. Sontak Panji dan Hani menatap bocah berumur sepuluh tahun itu. "Aku sudah makannya."

 

Azriel bangkit. Seperti Kenzi kakak kandungnya, anak itu berlalu meninggalkan meja makan.

 

"Kalo begitu terapinya yang ditunda saja." Panji memberikan usul. Dan langsung dibalas sungutan oleh sang istri.

 

Panji tidak menggubris. Dia lekas bangkit, lalu menyusul putra keduanya. Ternyata Azriel sudah menunggu di depan pintu mobil. Anak itu diam saja saat ayahnya mendekat.

 

Begitu Panji membuka pintu mobil, dia dan anaknya gegas masuk. Sepanjang perjalanan, ayah dan anak itu tidak saling bicara. Panji yang sibuk memikirkan kebutuhan sehari-hari. Sedangkan Azriel yang memang enggan mengobrol dengan ayahnya.

 

Sampai di depan pintu gerbang sekolah anaknya, Panji menurunkan Azriel. Tidak ada basa-basi bocah itu langsung berlari pergi. 

 

Panji sendiri langsung tancap gas. Dia melajukan mobilnya ke bengkel. Usaha yang sudah dirintisnya sejak enam belas tahun lalu. Saat ia masih beristrikan ibunya Kenzi dan Azriel.

 

Berkat keuletan serta doa sang istri, bengkel Panji mengalami kemajuan. Dia juga bisa membuka toko yang menjual onderdil motor. Di samping itu istri pertamanya dulu juga punya usahanya sendiri.

 

Ibunya Kenzi sangat pandai membuat aneka roti, kue kering dan basah. Awalnya cuma teman-temannya yang pesan. Lama-lama istrinya pun mampu membuka toko roti sendiri. Taraf hidup mereka kian meningkat.

 

Ujian melanda rumah tangga mereka. Panji bertemu dengan Hani mantan gebetannya waktu zaman sekolah. Saat itu Hani sudah menjadi janda dengan satu anak. 

 

Panji yang merasa ekonominya melimpah bertekad menikahi Hani.

Namun, istrinya tidak mengizinkan. Keduanya sering bertengkar. Hingga akhirnya sang istri memilih mundur dari kehidupan Panji.

 

Jika mengingat hal itu Panji sering dihinggapi rasa menyesal. Karena ternyata sikap Hani tidaklah sebaik istri pertamanya yang bernama Nur Layla. Selain pandai memasak, Layla juga tipe istri rumahan.Beda dengan Hani yang suka keramaian. 

 

Toko roti Layla yang memang bersertifikat atas nama Panji berhasil dikuasai sang suami. Sayangnya Hani tidak becus mengurus toko tersebut.

Lima tahun dipegang Hani, toko tersebut mengalami kerugian. 

 

Selain memang para customer kecewa karena rasa rotinya sudah beda, Hani juga bukan tipe orang ramah. Sehingga sudah dua tahun toko tersebut tutup.

 

Panji berencana menjual bangunan tersebut. Hari ini dia akan bertemu dengan orang yang akan membeli tokonya. Panji terpaksa menjual toko tersebut karena bengkel dan tokonya pun mengalami kemunduran.

 

Pukul sembilan pagi orang yang akan membeli toko rotinya datang. Dilihat dari penampilannya, Panji menilai jika pembelinya adalah seorang pria yang cukup santun dan berada.

 

Panji membawa calon customernya untuk melihat-lihat rukonya. Dia menjelaskan semuanya. Hingga suatu ketika dia dibuat terpana mendengar penuturan calon pembelinya itu.

 

"Toko roti ini akan saya hadiahkan untuk seseorang yang sangat berarti untuk hidup saya. Namanya Layla. Persis seperti nama toko ini."

 

Panji termangu. Hani sempat menyuruh untuk mengganti nama Layla Bakery's dengan namanya. Namun, Panji dengan tegas menolak. Dia beralasan jika nama tersebut sudah banyak dikenal khalayak. Tetap saja toko tersebut bangkrut dipegang oleh Hani.

 

"Nama Layla ada ribuan di kota ini," batin Panji mengingatkan diri.

 

"Layla sangat pintar membuat kue dan roti. Red Velvet buatannya sangat enak," puji lelaki yang mengenalkan diri dengan sebutan Banyu.

 

Panji kembali termenung. Layla sang mantan istri paling pintar membuat Red Velvet. Kue kesukaannya. Dulu setiap hari dia selalu menikmati penganan warna merah tersebut.

 

"Hanya kebetulan." Lagi-lagi Panji membatin.

 

"Beberapa tahun lalu dia pernah punya toko roti juga." Pria yang tidak begitu jauh umurnya dari Panji itu terus bercerita. "Jadi saya berharap Layla akan terkesan saat melihat toko yang kebetulan namanya sama."

 

Panji tersenyum tipis. "Pastinya calon Anda akan terkesan dengan toko ini."

 

"Semoga saja." Calon pembeli itu kian tersenyum lebar, "sayang dia tipe wanita yang tertutup padahal sudah lama menjanda, sekitar enam tahunan."

 

Panji tercekat. Enam tahun sudah dia bercerai dengan Layla. "Boleh tahu siapa nama lengkap calon Anda?" tanya dia penasaran, tapi tetap bersikap tenang.

 

"Namanya Nur Layla."

 

Panji menelan ludahnya dengan susah.

 

Next

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Welcome to GoodNovel world of fiction. If you like this novel, or you are an idealist hoping to explore a perfect world, and also want to become an original novel author online to increase income, you can join our family to read or create various types of books, such as romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel and so on. If you are a reader, high quality novels can be selected here. If you are an author, you can obtain more inspiration from others to create more brilliant works, what's more, your works on our platform will catch more attention and win more admiration from readers.

Komen

Tidak ada komentar
7 Bab
CHAPTER ONE
 "Get up your sleepy bottoms you lazy folks! The cock crowed a long time ago and you're all here, still drooling?"Lateness and slothfulness are two things Madam Felicia despises. She is the head maid, and she has been stressing how annoying it is to wake up early just to discover that she is the only one who takes punctuality seriously in the house."Good morning, Madam Felicia." Anastasia rose up from her bed. Stretching lazily and yawning loudly. Madam Felicia scoffed and dumped a basket of clothes on her head."You? Even you? Anastasia, you're on laundry duty today and...hey! Are you girls deaf? I told you to get up! Get up now!" Madam Felicia walked up to each of the servants' beds and pushed them out. The maids grumbled, which made her much angrier than she already was. Anastasia jumped out of bed, laughing. She finger-brushed her hair and tossed the soiled clothing back into the hamper."Madam Felicia, take it easy."
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya
CHAPTER TWO
 "Hello, mother.""Your Highness."Queen Rosette, mother of Kai and Queen of Gardenia, smiled proudly as her son bowed to her in respect. It was just like yesterday when she pushed this fine young man out of her womb and now, he's all grown into a man. A bachelor which all princesses want to be with. A real eye-catch and a true leader. She has never been so proud of anyone as she's proud of her son. It's just so sad her husband won't get to witness his son climb on and take his rightful place as King."My children, come." Even before Queen Rosette invited them in, Courtney was already lying flat on her mother's bed. Prince Kai walked further into his mother's chamber and took a seat on one of the Royal couches."I heard that you wanted to see me, mother?""Yes, come sit with me my son." Kai stood up from his sit and joined his mother on his bed. He sat and face
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya
CHAPTER THREE
    It's a brand new day and as usual, Madam Felicia had to be the morning alarm for the maids that overslept, including Anna. Madam Felicia always thought that the royals are handling these maids with light hands because how can a maid sleep in? It's just not right. Anastasia woke up with a very high spirit. As always, getting out of bed was the most stressful thing for her but she did get out eventually. She took her bathe and proceeded to the kitchen to do the dishes.    "Ugh! Do we really eat this much?" Anna asked herself as she stared at the used plates gathered on the floor. She looked round the kitchen and squeezed her face in disgust. The place was so messy. "I'm sure the Royal kitchen isn't like this." She said to herself. She picked up a nylon and packed the left over foods into it. These leftovers are always left by the guards. Madam Felicia doesn't take it lightly with the maids whenever they waste food but the guards are go
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-30
Baca selengkapnya
CHAPTER FOUR
 THE NEXT DAYAnastasia stood in front of the Princess's room, arms akimbo as the guards denied her a entrance. She told them that she was the new vocal coach but all they did was to laugh at her. She's been there for about ten minutes and it's pissing her off."You have to let me in. I have an appointment. I'm not lying.""That's exactly what a lier would say. I don't know about you but we were given an order from the princess to let no one come into her room."Anna groaned and turned away from the two guards. Is the princess not aware of this? Prince Kai would have told her right? Anastasia looked down to her new dress and she smiled. A parcel was delivered to her this early morning and it contained a new dress, a pair of slippers and a pair of shoes. She knew behind doubt that it was from Prince Kai. The dress fitted her perfectly and the shoes were her size. How did he know? Kai just keeps impressing Anna.Anna turned back to the g
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-08-31
Baca selengkapnya
CHAPTER FIVE
  FOUR DAYS LATER For the past few days, Anna and Kai's relationship has been improving. Anna is no more awkward around Kai and they can are now friends? At least that was what Kai declared them as last night. Yes, they kept meeting every night, and the night after and the night after. Funnily enough, Kai doesn't want thier friendship to stop but he knows it has to at some point. He's getting married in approximately two weeks. He's not happy about it one bit but what can he do? He can't rule without a queen, they say. And if he doesn't take over the throne, other greedy people will.  It's another night and Kai and Anna are at the garden as usual, chatting.  "But I'm not wrong though. You're pretty short." Anna shot Kai and glare and gave him a soft punch on the shoulder.  "I'm not! You're the tall one."  "Just accept it,
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-01
Baca selengkapnya
CHAPTER SIX
 Prince Kai sat still on the couch, staring at his mother unbelievably. Queen Rosette sighed and said, "I know you might be mad at..."Yes, I am. When did this happen? You told me this princess was set to arrive next two weeks and now, you're telling me she's to get here in the next two days? Why?""So that the both of you can get to know each other before your marriage. At least you should get to know her and become friends with her.""This is so unacceptable and messed up. Why can't I become King without marrying? Even if I wanna get married, I don't want to get married to a person I bearly know. You expect me to make a complete stranger my wife all of a sudden? I want to get married to someone I love. After I get married to her, you'd be expecting a heir and believe me when I say this, mother. I cannot have sex with someone I don't want anything to do with.""Kai..."That's the fact, mother. I can't. I'm gonna get going now...
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-02
Baca selengkapnya
CHAPTER SEVEN
  Anastasia didn't have the time to think and get flustered over her kiss with Kai because as soon as she got to the maids quarters, Madam Felicia came in, ordering the maids to different works. The Princess of Bassy is set to arrive in two days time and everywhere must be perfect for her arrival. The day suddenly became hectic, no room to joke or play. It was work over here, work over there. The atmosphere was light, everyone has been anticipating for the day thier future queen would arrive in the kingdom. Everyone has been curious, what does she really look like? Is she white as snow as people said? Or she's honey skinned? Is her lips red as rose? Her hair long and beautiful like that of Aphrodite? That has been the rumors flying around the palace. They must all see for themselves, how she really looks like. The large ballroom was being cleaned by Anna and couple of other maids. The painters are around to repaint some areas and the cu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-03
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status