Share

BAB 57

Penulis: Blezzia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-22 00:34:40

Setelah meletakkan Mia di atas ranjang, Jaxon pun menatap wanita itu beberapa saat. Dia mengusap wajah dengan gusar dan berlalu menuju keluar kamar.

“Aku ingin kau memanggil Thomas dan menyuruhnya ke Aurelia sekarang,” perintah Jaxon pada Snow yang berdiri di depan pintu.

“Baik, Sir.”

Snow bergegas hendak menghubungi Thomas saat Jaxon lagi-lagi memanggil.

“Apa Dokter Timothy sudah tiba?”

“Sebentar lagi dia akan tiba, Sir,” jawab Snow sembari memfokuskan diri pada Jaxon, karena pria itu biasanya tidak akan siap hanya dengan satu pertanyaan.

“Selagi menunggu kedatangannya, aku ingin kau mengumpulkan semua pekerja di Aurelia. Ada yang ingin kukatakan pada mereka.”

Melihat wajah Jaxon yang tidak bersahabat, Snow tahu diri untuk tidak bertanya mengenai hal apa.

Setelah mengundurkan diri, Snow pun melaksanakan semua perintah Jaxon saat itu juga.

Ada puluhan pekerja di

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
ummu jhiju
dipeluk jaxon tidur lagi deh Mia... hihihi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 58

    Mia mengintip dari jendela kamar setelah melihat mobil yang Jaxon kendarai meninggalkan pintu gerbang Aurelia. Dia menutup kembali gorden jendela, lalu berjalan keluar dari kamar dan mencari keberadaan Emily, Piper, Allana, atau mungkin Greta.Setelah mencari-cari di dalam kastil yang luas, Mia menemukan Allana serta Emily yang tampak sibuk membersihkan sebuah kamar di lantai tiga. Sebelumnya Mia tidak pernah naik ke tempat ini sehingga dia pun tersesat beberapa saat yang lalu.Emily yang lebih dulu melihat kedatangan Mia menatap penasaran.“Apa ada yang kau butuhkan?” tanya Emily heran karena Mia langsung menutup pintu kamar rapat-rapat sembari melirik keluar, memastikan tidak ada siapa-siapa di sekitar dengan gerakan yang mencurigakan, membuat Emily serta Allana kebingungan dengan sikap Mia barusan.“Aku memiliki beberapa pertanyaan,” ucap Mia sembari menyuruh Allana dan Emily untuk duduk di atas ranjang yang belum sempat dibersi

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-23
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 59

    Suasana di Denver Park terlihat sepi, hanya tampak bebek-bebek yang berkeliaran di sekitar.Mia yang sejak tadi menatap Danau di taman terlihat termenung dengan pikiran penuh. Dia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi di sekitar. Mengapa rasanya semua orang memperlakukannya seperti kaca rapuh yang slelalu dibungkus sarung sutera. Begitu hati-hati seolah takut dia terluka.“Apa kau juga berpikir aku hanya gadis berkepala kosong dan lemah?” tanya Mia pada seekor bebek yang sejak tadi memperhatikannya dengan kepala miring ke kenan-kiri bergantian.“Kau seharusnya lihat bagaimana Jaxon memperlakukanku. Dia benar-benar menutupi sesuatu!” sungut Mia pada bebek itu lagi dan dibalas dengan wek wek tanpa jeda.Mia menganggukan kepala. “Benar, perkataanmu benar sekali. Dia memang pria keras kepala, sedikit arogan dengan sikap tertutupnya dan suka menyiksa menggunakan tubuh sempurna dan wajahnya yang tampan! Benar-benar tidak adil! Men

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 60

    Setelah mencari Mia ke seluruh Denver, Jaxon pun meminta teman-temannya untuk berkumpul di Red Cage, dan menyuruh bawahan mereka untuk terus melanjutkan pencarian.Rey melihat Jaxon yang tampak menunggu kabar dengan gelisah. Pria itu memutar gelas kristal di tangan sejak tadi, sedangkan tatapannya kosong menatap ke lantai. Beberapa kali Jaxon juga terlihat meremas gelas dalam genggaman seolah hendak menghancurkan gelas kaca tersebut hingga berkeping.Nicko, Gideon, dan Rey saling lirik, mengerti bagaimana perasaan Jaxon saat ini.Jelas sekali sahabat mereka sedang cemas namun berusaha menutupi.“Apa kau sudah mendapatkan kabar?” tanya Jaxon tiba-tiba entah pada siapa dalam ruangan.Serentak mereka semua menggelengkan kepala sembari mengecek ponsel di tangan masing-masing.“Tunggulah sebentar lagi, aku yakin Mia masih berada di Denver,” ucap Rey dengan nada tenang.Jaxon melemparkan tatapan tajam sembari m

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 61

    Mia tidak mau melepas kedua lengannya yang melingkar di leher Jaxon, sehingga pria itu terus mendekapnya lama hingga mereka duduk di atas ranjang, dengan diisi suara sisa-sisa isakan tangis Mia yang perlahan mereda.Kedua tangan Jaxon melingkar erat di tengah tubuh gadis itu, sembari membisikan kata-kata lembut yang menenangkan.“Ular itu tidak berbisa, kau tidak perlu takut.”Namun kepala Mia menggeleng cepat.“A-aku … ta-takut u-ular,” isak Mia terbata.“Ssssttt … ular itu sudah dibawa pergi,” ucap Jaxon yang merasa yakin teman-temannya telah mengurus ular tanpa akhlak tersebut. “Biasanya dia sangat tenang berada di sangkar, mungkin Gavin lupa menutup pintunya dan membuat Blacky keluar begitu saja.”Mia mengangkat kepala dan menatap Jaxon dengan mata berkaca-kaca.“B-Blacky …?” tanya Mia di tengah sesenggukan.Jaxon yang gemas mendaratkan kecupan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-26
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 62

    Mia menatap bingung pada rumah sakit di hadapannya. Beberapa kali dia mengerjabkan mata dan meyakinkan diri bahwa Jaxon membawanya ke rumah sakit, bukan ke Kastil Aurelia.Dia menoleh pada pria yang sejak tadi duduk tenang di sebelah sambil mengobservasi Mia lekat-lekat, seolah tidak ada yang lebih menarik dibanding dirinya.“Kenapa kita ke rumah sakit?” tanya Mia dengan dahi berkerut.Sebelah sudut bibir Jaxon tertarik sedikit ke atas sedangkan matanya tidak lepas menatap.“Aku ingin meyakinkan saja tubuhmu tidak perlu perawatan lanjutan,” jelas Jaxon sembari membuka pintu dan berjalan memutari mobil, menuju ke sisi Mia berada.“Aku baik-baik saja Jaxon, bahkan aku tidak lagi merasakan sakit di kepala,” ucap Mia mencoba bernegosiasi, dia benar-benar tidak ingin mati bosan bila Jaxon akhirnya memutuskan untuk merawat inap Mia kembali.“Bisa saja ada sesuatu yang tidak bisa dilihat mata dan butuh peme

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 63

    Mia memasuki Aurelia dengan wajah merah padam bagai kulit goji berry.Snow yang melihat kedatangannya menatap Mia keheranan, terutama ketika gadis itu berbicara sendiri seperti menggumamkan hal-hal yang membingungkan.“Manis katanya? Caranya itu membuatku bisa gila!” sungut Mia saat melintas di sebelah Snow yang berdiri membukakan pintu. “Pria licik itu membuatku ingin mengubur kepala di dalam pasir! Bisa-bisanya dia melakukan itu di tengah-tengah lorong rumah sakit!”Gadis itu terus berjalan menuju lantai dua, tanpa menoleh ke sekitar. Dia bahkan tidak sadar jika Gia Leonore tengah duduk di ruang tamu, memperhatikan Mia yang melintas sembari berbicara sendiri tanpa konteks yang jelas.Setelah tubuh Mia menghilang dari pandangan begitu menaiki tangga, Gia pun menoleh ke arah pintu, melihat cucunya yang berdiri dengan kedua tangan berada di dalam saku celana sedangkan pandangannya ke lantai dua, dimana Mia berada.Tampak sudu

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 64

    Jaxon menatap mobil butut Mia yang ditarik menuju gudang rongsokan di halaman belakang gedung Red Cage. Dia menyesap kopi di cangkir sembari menaruh tangan kiri di saku celana, menyaksikan beberapa bawahan yang siap menghancurkan mobil itu jadi beberapa bagian.“Apa kau yakin dia tidak akan marah?” tanya Knight Miller, menatap mobil butut berwarna kuniing pudar itu dengan ragu.“Hmm … hmm …,” jawab Jaxon dengan mengedikan kedua bahu sembari terus menyesap kopi yang tinggal setengah.Melihat bagaimana Jaxon memperlakukan Mia, Rey menggelengkan kepala.Lihat saja nanti, Gadis itu pasti tidak terima mobil butut kesayagannya menjadi puing-puing sampah di antara tumpukan mobil bekas yang tidak terpakai.“Jika diperbaiki sedikit, mobil ini bisa berfungsi dengan baik. Hanya mengganti mesin dan mencat ulang,” ucap Knight memberi penadapat. Pria itu sangat ahli dalam hal mekanik, wajar saja dia merasa sayang

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-01
  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 65

    Setelah menyelesaikan fitting baju, Mia dan Jaxon berjalan keluar sembari bergandengan tangan. Keduanya tampak enggan melepaskan diri satu sama lain. Sementara itu, Gia dan Henrieta berjalan di belakang sembari berbisik-bisik membicarakan sesuatu.“Bagaimana menurutmu jika kita pergi ke suatu tempat dan menikmati waktu berdua selama beberapa hari?” tanya Jaxon tiba-tiba yang membuat Mia memikirkan ide tersebut.“Memangnya kau mau mengajakku kemana?”Jaxon tersenyum kecil sembari membawa punggung tangan Mia ke bibir, dan mengecupnya lembut, mengirim getaran menggelenyar hingga ke punggung gadis itu.“Hmm … coba kupikirkan,” kata Jaxon dengan dahi berkerut seolah ada sesuatu yang dia cari di kepala. “Apa kau suka pemandangan perbukitan hijau?”Mia memikirkan sejenak usualan tersebut dan berpikir apa salahnya mencoba.“Menurutmu itu ide yang bagus?”Jaxon mengangguk pelan

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-02

Bab terbaru

  • The King Of Denver (INDONESIA)   Terima Kasih

    Halo, Blezzia mengucapkan terima kasih kepada pembaca setia The King Of Denver :) Dan ya, seperti yang kalian baca, kisah ini baru saja berakhir SEASON PERTAMA-nya dan itu artinya akan ada SEASON KE-DUA yang akan Blezzia lanjutkan. Sesuai permintaan beberapa pembaca, yang tidak ingin novel ini berakhir dengan cepat, maka Blezzia mempertimbangkan akan membuat Season KE-DUA kisah Jaxon dan Mia (Bukan Nicko dan Disya) setelah menyelesaikan kisah Danny dan Hilda di Novel Wanita Rahasia CEO, oleh karena itu, Blezzia minta maaf untuk Delay yang terjadi. Karena ini novel kesayangan Blezzia, jadi kisah mereka akan sangat panjang. (Kalau perlu sampai anak cucu) Do'ain saja semoga diberikan izin oleh pihak GN ya ~ Biar nanti Blezzia lebih fokus ke Denver dan bisa update tiap hari nantinya <3Jika tidak ada halangan, maka diperkirakan Juni/Juli 2022 seluruh novel on-going yang sedang Blezzia tulis akan tamat. Lalu, bagaimana dengan kisah Nicko dan Disya? M

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BERAKHIR

    Mia terlihat sibuk berbincang dan tertawa bersama Disya di gazebo, saat tiba-tiba keduanya mendengar suara langkah kaki dari arah kanan taman. Serentak, wanita-wanita itupun menoleh bersamaan ke arah sumber suara, yang tak lain adalah Allana. Dengan senyum terkembang di wajah, Mia menyambut kedatangan pelayan terdekatnya itu, lalu meminta wanita tersebut untuk ikut bergabung di meja. Akan tetapi, Allana menolak sembari menoleh sedikit ke arah jalan yang tadi dilaluinya. Hal itu pun membuat Mia dan Disya mengikuti arah pandang pelayan wanita itu. Namun, mereka tidak menemukan apa-apa di sana, membuat Mia bertanya-tanya. “Ada apa?” Allana kembali menoleh pada dua wanita di hadapan, dan dia hanya menjawab dengan gerakan ragu-ragu. “Ada... seseorang yang ingin menemui... anda dan Miss Flontin,” ucapnya, sembari melirik ke arah Disya yang tetap duduk tenang dengan secangkir teh dalam genggaman. Mendengar penjelasan tersebut, sek

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 127

    Jaxon memasuki ruang tengah kediaman keluarganya, dan tepat di hadapannya telah duduk Jeff Bradwood dengan ditemani ibu tirinya, Ruby. Melihat kehadiran anggota Red Cage dalam ruangan, seketika bahu Jeff tampak tegang, padahal dia sudah mendengar kedatangan mereka sebelum mencapai gerbang. Namun, melihat pria-pria yang parade saat masuk ke dalam ruangan, Jeff pun tak mampu bergerak dari tempatnya duduk di sofa.“Jeff,” sapa Jaxon, dengan kedua tangan berada di saku celana.Bukannya menyahut, Jeff Bradwood hanya berdeham sembari menatap ke segala arah. Sengaja menghindari tatapan bosan puteranya.Pandangan Jaxon pun beralih pada Ruby yang tersenyum dengan sensual. Tetapi dia abaikan. Kini, perhatiannya kembali pada sang ayah yang mencoba memasang wajah poker face.“Aku melihat keadaanmu baik-baik saja,” ucap Jaxon, berbasa-basi sembari duduk di sofa.Dia menatap kedua orang di hadapan dengan pandangan yang sulit dibaca.

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 126

    Jaxon yang saat itu sedang menyesap batangan rokok di balkon sendirian, tiba-tiba saja dikejutkan dengan kehadiran Nicko dari arah belakang. Kedua pria itu tampak diam ketika berdiri sejajar pada railing. Namun, gestur Jaxon yang hendak berbagi batangan rokok di tangan menunjukkan bahwa apapun di antara mereka sebelumya telah terlupakan.Kini, kedua pria itu terlihat mengepulkan asap bersamaan. Sedangkan pandangan keduanya saling menerawang ke arah langit yang menyuguhkan pemandangan indah dengan taburan milk way di atas mereka.Di pulau ini, keduanya dapat melihat pemandangan langit malam yang jarang didapatkan jika di perkotaan. Bahkan, langit di sana jauh lebih cerah dari apa yang biasanya mereka lihat sebelumnya. Tidak hanya itu, rembulan yang cahayanya kemerahan, tampak tergantung indah di antara pemandangan malam lainnya, seolah tidak mau kalah untuk memanjakan mata para pen

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 125

    “Apa kau sudah memberitahunya?” kejar Jaxon saat Nicko baru saja keluar dari ruang perawatan.Kepala pria itu menggeleng lemah. Dan, dengan berat dia mengatakan; “Belum. Aku tidak bisa melakukannya.”Melihat ekspresi Nicko yang tercekat, Jaxon pun menarik temannya itu ke dalam pelukan. Satu tangannya menepuk-nepuk punggungnya pelan, sementara dia membisikkan kata-kata penuh dukungan.“Aku bisa melakukannya jika kau mau.”Setelah keduanya memisahkan diri, Nicko yang berwajah sendu pun menatap ragu-ragu. Dia tidak ingin terbawa suasana, seperti saat di salam sana.“Terima kasih, Brother.”Kedua pria itu saling memandang paham.“Baiklah, aku akan kembali ke mansion lebih dahulu,” ucap Nicko, meninggalkan kumpulan teman-temannya yang duduk di kursi tunggu dengan masing-masing memegang chips dan roti yang tadi Gavin bawa.“Bye brother,” kata pria-pria itu serent

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 124

    Nicko menutup ponselnya ketika dia mendengar laporan dari Henrieta. Beberapa kali dia menarik napas, sebelum membuangnya perlahan. Sekembalinya nanti, dia akan memberikan penjelasan pada kekasihnya yang bisa saja sedang menahan marah di seberang lautan sana.Meskipun dia tidak tahu apa yang akan menantinya, Nicko berharap Disya mau mendengarkan penjelasan.Dia hendak berbalik badan, saat tiba-tiba dari arah belakang terdengar suara yang memanggil namanya pelan. Seketika bulu romanya berdiri, dan jantungnya berpacu saat suara tua itu menyebutkan namanya dengan nada sedikit bergetar.“Nicko … Anderson?”Perlahan, Nicko pun menoleh ke arah tubuh tua yang tadinya terbaring di ranjang dengan mata terpejam. Kini, mata itu memandang lurus ke arahnya, membuat Nicko tanpa sadar menundukkan kepala. Sebuah gesture penghormatan yang sulit dia tinggalkan.Sejak masih balita, anak-anak yang terlahir di Famiglia telah diajarkan untuk tidak mena

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 123

    Kehebohan terjadi di Kastil Aurelia. Kedatangan seorang wanita berparas sama seperti Mia membuat semua pelayan berbondong-bondong hendak ke lantai dua, di mana wanita itu saat ini berada. Bahkan, Snow kesulitan untuk menghalau mereka agar kembali bekerja.“Astaga, aku tidak mengira parasnya serupa,” bisik Allana yang pura-pura membersihkan patung singa di bawah tangga.Piper yang juga tidak diperbolehkan naik ke lantai dua mengangguk membenarkan.“Ya, tidak hanya bentuk wajah, tetapi rambut dan ekspresinya tidak jauh berbeda,” timpal Piper yang juga berpura-pura mengelap keramik di dekat Allana.Sementara itu, Emily memilih untuk diam sembari mencuri-curi lihat ke lantai dua. Dia tampak sibuk membersihkan buffet dan pegangan tangga.Melihat ketiga wanita itu, tentu saja Snow hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia sangat yakin bahwa mereka akan langsung terbirit-birit ke dapur saat ditegur, sehingga pria itu pun mengawasi saja

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 122

    Jaxon yang tidak tahan duduk terlalu lama akhirnya berdiri. Dia berjalan mondar-mandir di hadapan mereka semua. Dengan napas sedikit memburu dan amarah tertahan, pria itu seakan ingin meledak dan mengatakan sesuatu. Namun, Salvador yang menyadari hal itu pun hanya bisa menatap rekannya dengan ekspresi yang sulit dibaca.Seketika saja Salvador mengalihkan perhatian terhadap Fabiana yang saat ini mengkerut di kursi dengan pandangan terluka.“Bibi,” panggilnya pelan, yang membuat Fabiana mengangkat kepala. “Aku bisa pastikan untuk membawa Romero, tetapi aku tidak janji bila dia bebas dari luka.”Tatapan yang Fabiana berikan, membuat Salvador sedikit merasa bersalah. Selama menikah dengan Gioluca, wanita itu selalu berusaha terlihat lebih dominan dan sedikit arogan. Namun, Fabiana yang ada di depannya saat ini sangatlah jauh dari dua kata tersebut.Wanita yang dianggap paling kuat dan berkuasa, ternyata hanyalah seorang ibu yang terluk

  • The King Of Denver (INDONESIA)   BAB 121

    Jaxon dan Salvador yang menunggu kedatangan Nicko tampak termangu di atas sofa. Keduanya lebih banyak diam sembari menanti kedatangan rombongan Famiglia yang akan membawa Gioluca ke kediaman Vitielo. Sementara itu, Rey serta yang lainnya duduk di seberang dengan posisi serupa. Mereka tampak menanti penuh antisipasi.Tidak ada satu pun suara, kecuali detak jam dinding serta kicauan burung di pepohonan dekat taman. Atmosfer di sekitar benar-benar sangat tegang dan intens.Di tengah-tengah keheningan, tiba-tiba saja terdengar ketukan pelan dari depan pintu, yang membuat semua kepala menatap ke sumber suara.“Biar aku yang lihat,” ucap Gavin, yang mulai berdiri dari tempat duduk.Dia mengintip dari celah kunci, dan mendapati Fabiana lah yang ada di depan sana. Melihat itu, Gavin menoleh ke balik tubuh, dan menangkap tatapan Rey yang bertanya.“Fabiana yang mengetuk,” ucapnya, menarik perhatian beberapa kepala. “Apa yang ha

DMCA.com Protection Status