Beberapa bulan sebelumnya...
Lea mendatangi tempat di mana Joe memintanya untuk datang seorang diri. Dengan menitipkan Jason pada Aleandra. Sebuah kebetulan yang seperti di sengaja, Zach datang ke rumah mereka membawakan camilan untuk Jason, membuat Lea tampak tenang meninggalkan Jason bersama Aleandra.
"Kau di mana, Lea?" tanya Joe di ujung sambungan telepon.
"Aku sudah tiba, sekarang akan masuk. Apa kau sudah sampai sejak tadi?"
"Tidak, aku juga baru tiba. Maaf aku tak bisa menjemputmu.”
"Tak apa Joe, aku tahu kau sangat sibuk."
"Di sini Lea.” Joe melambaikan tangannya. Sebenarnya dia tak perlu melakukannya karena restoran tersebut tak begitu ramai. Hanya ada tiga pasang pelanggan.
Lea berjalan menuju tempat Joe duduk. Dia mendaratkan bokongnya ke kursi yang telah di dorong keluar dari meja oleh Joe.
"Wah... ada apa denganmu, Joe? Kau terlihat manis sekarang," tanya Lea kagum.
"Ak
Kesunyian memenuhi ruang rawat. Hanya ada suara alat bantu yang terpasang di tubuh James. Di sisi ranjang terdapat wanita yang dulu menemaninya selama tujuh tahun lamanya sedang tertidur membungkuk.Keyla terbangun saat Mike menggendongnya untuk pindah ke ranjang khusus untuk sanak keluarga yang menunggu pasien."Maaf membuatmu terbangun. Kau sudah satu jam tertidur dengan tubuh membungkuk seperti itu. Badanmu akan sakit.” Mike menjelaskan. Dia tidak tega melihat istrinya tertidur saat menunggui James yang masih belum sadar setelah tiga hari selesai operasi."Di mana Keyla?""Dia di rumah Lea. Ada adiknya yang menjaga. Lea dan Joe sedang menuju ke sini. Kau istirahatlah, malam ini mereka yang akan berjaga. Kita bisa menginap di tempatnya," jawab Mike. Keyla mengangguk."Ya, baiklah."Tak berapa lama kemudian Lea datang bersama Joe."Key, Mike, bagaimana kondisi James? Apa ada perkembangan?" tanya Lea begitu tiba di dalam ruang r
Satu minggu kemudian James sudah diperbolehkan pulang ke rumahnya yang berada tak jauh dari rumah Lea karena dia berpindah-pindah saat mencari keberadaan wanita itu. Rumah minimalis yang dia sewa karena dia berpikir akan berpindah lagi saat tak menemukan Lea di kota itu. Keadaan rumah yang biasanya sepi kini menjadi ramai dengan adanya Jason yang bertanya apa saja padanya.Lea dan Joe yang mengantarkan James pulang ke rumahnya. Keyla terpaksa kembali ke rumahnya karena masa liburan putrinya sudah habis dan harus kembali bersekolah."Terima kasih Lea dan Joe. Hari ini perawat yang membantuku selama masa pemulihan akan tiba sore nanti. Keyla sudah mengurusnya sebelum dia pulang kemarin," kata James. Dia masih harus duduk di kursi roda karena lututnya masih dalam proses pemulihan. "Ya sudah. Kami tak bisa menemanimu sampai sore. Hari ini kami akan ke tempatcatheringmakanan untuk
Lea kembali mencium Joe, namun Joe hanya diam. Dia tahu apa yang dilakukan Lea semata-mata hanya untuk meyakinkannya. Tetapi Joe merasakannya, perasaan frustrasi wanita yang tak ingin menyakitinya. Lea melepaskan ciuman yang tak berbalas tersebut namun Joe menariknya dan mengangkat Leanor untuk duduk di atas pangkuannya.Joe memperdalam ciumannya dengan menekan tengkuk wanita itu dan merapatkan tubuh Lea pada dirinya. Joe sudah menahan dirinya sekian lama namun malam ini dia tak bisa menahan dirinya lagi. Dia merasa ada sesuatu yang membuatnya nekat melakukan ini walau dia tahu ini akan menyakiti wanita berhati lembut itu.Mereka berhenti sejenak, saling mengatur napas. Kening yang masih menempel membuat mereka masih bisa merasakan panasnya ciuman tersebut sehingga sesuatu di bawah sana terasa membengkak dan mendesak untuk keluar.Joe kembali mencium Lea. Kali ini lebih menuntut, hingga ciumannya turun ke leher jenjang Lea, memberikan decapan dan hisapan hingga
Keyla, Mike dan putrinya harus kembali karena masa liburan Keyla sudah habis. Dalam perjalanan pulang, Keyla sibuk menyewa jasa perawat dan sopir untuk James sementara Mike hanya diam menekuri ponselnya dalam diam duduk di samping sopir. Putrinya memperhatikan Keyla yang terlihat sangat peduli dengan James. "Mom?" "Ya, Sayang?""Mombisa kembali jika mengkhawatirkan UncleJames. Aku dan Dadakan baik-baik saja."Keyla terlihat bersalah mendengar ucapan putri Mike yang sudah dia anggap seperti anaknya sendiri."Oh,Dear... i'm sorryaku mengabaikan kalian. Ini yang terakhir, Sayang. Momtak mungkin diam saja saat seseorang yang sejak dulu membantu Mom mengalami musibah. Momhanya tinggal memastikan bahwa perawat dan sopir yang Mom
Suara dering ponsel terdengar. Joe melihat nomor asisten yang bekerja di kelabnya. Dia beranjak dari duduknya untuk mengangkat panggilan tersebut dan menjauh dari ruang makan."Kau suka makanannya?" tanya James."Ya, Dad. Aku suka sekali. Terima kasih Dad,"jawab Jason.James tersenyum sambil mengusap-usap kepala anaknya."Lea aku harus kembali ke Perth karena keadaan mendesak. Ada masalah di kelab sejak semalam," jelas Joe seusai mendapat telepon."Benarkah? Ya sudah. Kau tak menghabiskan sarapanmu lebih dulu?" tanya Lea."Tidak. Tak ada waktu menundanya, mereka menungguku," jawab Joe. "Jason maaf Dadharus pergi sekarang. Kau tidak marah ‘kan?"Jason menggeleng. "Aku tau Dadharus bekerja agar bisa menikah dengan Mom,jadi aku tak mungkin marah," balas Jason polos. Seketika Joe melirik James yang terlihat menahan kesal."Good boy."Joe tersen
James merasa seperti sedang makan siang bersama istri dan anaknya. Dia seperti telah menjadi keluarga kecil yang bahagia, namun itu hanya angannya semata. Kenyataannya dia masih jauh dari semua hal itu, membuatnya harus kembali menelan pahitnya sebuah penolakan dari Lea. Walau wanita yang dia cintai itu bersikap baik padanya tetapi Lea tetap tak membiarkan dirinya kembali dalam pelukannya dengan mudah."Mom bukannya itu UncleZach dan AuntyAle?" tanya Jason sambil menunjuk dua orang yang dia maksud. Lea dan James melihat ke arah yang putra mereka tunjuk.Zach terlihat sedang berbicara serius dengan Aleandra yang lebih terlihat seperti mengabaikannya."Kalian tunggu di sini. Aku akan ke sana," kata Lea."Tunggu, Lea! Lihatlah."Seorang wanita berpakaian seksi mendekat dan menampar Aleandra. Seketika semua tatapan pengunjung restoran tertuju pada mereka.Lea tak bisa menahan diri melihat adiknya diperlakuk
Joe terbangun di tengah malam Karena mendengar suara seseorang yang seperti terbentur meja, dia membuka matanya dan melihat Jason yang masih terlelap dengan wajah lucunya. Sementara itu dia tak lagi merasakan tangan Lea berada di pinggangnya. Joe menoleh ke belakang dan benar saja Lea tak ada di sampingnya lagi."Mungkinkah Lea terbentur meja saat ingin mengambil minum? Karena itu sering terjadi padaku semenjak aku tinggal ditempat ini."batin Joe.Dia memilih kembali tidur. Joe merasa lelah akhir-akhir ini karena menyiapkan keperluan pernikahannya dengan Lea.Namun baru saja dia memejamkan matanya kembali, suara seseorang terdengar sedang berbicara, seperti sedang berbisik.Joe menajamkan pendengarannya, dan suara itu tak terdengar lagi, tergantikan dengan suara desahan seorang wanita.Joe masih mencoba berpikir positif, mungkin Lea sedang menonton televisi untuk membuat dirinya kembali mengantuk, sama hal nya dengan dirinya yang aka
Suasana bahagia mulai terlihat. Taman terbuka telah berubah menjadi sebuah acara pemberkatan penikahan sepasang anak manusia. Warna putih mendominasi dekorasi indah yang membuat suasana sakral semakin jelas terasa. Bunga bermekaran pada setiap sudut meja serta kursi yang juga terikat kain putih dengan sempurna melingkar membentuk pita. Gaun mempelai wanita terlihat sederhana namun, tetap membuat mempelai tersebut tampak anggun dan cantik dengan riasan tipisnya.Sementara mempelai pria terlihat lebih menutupi kegugupannya walau dia nampak tampan dengan balutan jas hitam dan dasi kupu-kupu.Tak lupa ada bocah laki-laki yang tampak bersemangat untuk menjadikan Jonathan atau yang sering dia panggil dengan sebutan ‘Daddy Joe’ menjadi ayahnya. Bocah itu terlihat sangat tampan dengan jas yang juga menyerupai milik Joe.Sementara itu seorang pria menatap pilu keadaan yang terjadi di depannya. Semua tampak bahagia. Dia yang belu
Bunyi bel pintu rumah kediaman Mrs.Walz terdengar, menandakan ada orang yang datang larut malam. Para pelayan sudah tertidur. James yang hendak mengambil air minum langsung berbelok arah untuk membukakan pintu. Dia berjalan ke arah pintu dan membukanya, menampilkan Joe dan Natasha yang berdiri dengan Natasha yang terlihat lelah dan bergelayut pada lengan Joe."Selamat datang di rumah ibumu, Joe!" tukas James sinis. Joe hanya diam menanggapi penyambutan dengan nada yang tak enak dia dengar."Masuklah dulu Nath," pinta Joe pada Natasha yang menurut lalu melewati James yang terlihat meminta penjelasan yang masuk akal untuk semua yang telah terjadi.Sementara Natasha masuk, James keluar lalu menutup pintu rumah.Satu pukulan langsung James layangkan pada wajah Joe."Itu untuk kekacauan yang kau buat pagi ini!"James hendak melayangkan pukulan lagi, namun Joe menahannya dan membalasnya.Satu pukulan mengenai pipi kiri James."Itu un
Mempelai wanita masih menundukkan kepalanya, membuat beberapa tamu penasaran sampai mereka harus sedikit membungkukkan dirinya berusaha untuk mengintip seberapa cantik mempelai tersebut. Terutama orang Rusia yang menjadi musuh dari Joe. Dia penasaran karena sebelum acara di mulai Natasha meminta izin ke toilet dan sampai sekarang dia belum juga kembali. Orang itu sempat berpikir bahwa mempelai tersebut adalah Natasha.Akibat terlalu sibuk memperhatikan sang mempelai wanita, para tamu tak menyadari bahwa mempelai pria telah berganti. Saat ini James yang berada di atas altar dengan wajah serius, membuat semua yang melihat menjadi terkejut terutama para mafia bisnis. Tak berapa lama mereka mendapat kabar dari beberapa anak buahnya bahwa Joe telah membawa Natasha pergi menggunakan helikopter yang dikira akan digunakan untuk kepergian kedua pengantin saat acara selesai.Mereka berhambur keluar dari dalam gereja, termasuk James yang sudah siap membawa pergi Lea. Zach dan Ale
Pagi hari Zach sudah mengedor-gedor pintu kamar James dengan tidak sabar. Masalahnya waktu sudah menunjukkan pukul enam pagi dan kemarin Aleandra memintanya untuk memberikan amplop itu sekarang."Hei! Bangunlah dokter brengsek!" teriak Zach kencang. Sedetik kemudian pintu terbuka, menampilkan diri James yang terlihat kacau."Ada apa bocah sialan?! Kau sungguh mencari mati, hah?!" bentak James kesal. Pasalnya sejak semalam dia menjelajahi dunia internet mencari tahu semua yang berhubungan dengan Joe dan Lea. Tetapi seperti ada yang menutupi semua jejak Joe, karena seberapa dalam James mencarinya yang dia hasilkan tetap nihil."Kau akan berterima kasih padaku jika kau tahu apa isi amplop yang diberikan bajingan licik itu!" ucap Zach sambil melemparkan amplop tersebut pada James dan dia masuk ke dalam kamar tanpa permisi.James meraih amplop tersebut kemudian masuk dan menutup pintu kamarnya. Dia duduk di sofa dan mulai membuka amplop tersebut. Sementara Zac
Beberapa hari kemudian…Lea dengan terpaksa harus ikut Joe ke London untuk melangsungkan pernikahan.Sementara James, dia tetap menyusul dan menunggu kabar dari Lea tentang ibu Joe yang dia harap bisa membantunya untuk membatalkan pernikahan keduanya.Sudah tiga hari dia berada di London tetap tak ada kabar baik dari Lea. Bahkan kabar keberadaan wanita itu saja tak terdengar. James yang bersama Zach mencoba mencari tahu semua kabar bahkan Aleandra juga sulit untuk dia hubungi.Akibatnya, kedua pria yang kebingungan itu akhirnya menebak-nebak. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Lea dan Aleandra.Saat siang hari James dan Zach memutuskan untuk makan siang di sebuah kafe. Mereka harus mengisi perut untuk mencari kedua wanita yang mereka cintai. Ada banyak kafe di sana, namun entah kenapa James memilih kafe ini. Sebuah kafe dengan dinding kaca yang menampilkan keadaan di luar hingga ke seberang jalan yang terdapat sebuahbridal. Dia
James hendak ke kamarnya setelah menenangkan pikirannya dari setiap ucapan Joe yang membuatnya tak bisa berpikir harus bagaimana lagi."Dasar, sialan! Beraninya dia mengancamku! Oh, astaga... apa lagi yang harus aku perbuat untuk merebutmu kembali, Lea?" James berujar sambil memejamkan matanya. Dia berbaring di atas ranjangnya.Apa lagi yang harus aku lakukan, Lea? Aku sudah kehabisan akal untuk menghentikannya.batin James. Dia menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya mundur ke belakang mengingat kejadian awal saat bertemu dengan Lea.Dia kembali mengingat bagaimana dirinya yang hancur karena Keyla dan kembali bertemu dengan Lea di sebuah bar dan malam itu terjadi. Malam ketika dia merebut kesucian Lea. James meneteskan air matanya ketika mengingat kelakuan brengseknya saat itu. Seharusnya dia tak mendapatkan cinta Lea jika mengingat bagaimana keadaan membuat wanita itu menjadi kesulitan dan sekarang membuatnya serba salah."Lea, apakah k
Lea terdiam dan terpaku mendengar ucapan Joe. Dia menatap punggung Joe yang terlihat semakin menjauh."Joe, kurasa kita harus bicara.”Mendengar kalimat itu Joe berbalik badan dan kembali mendekat kepada Lea."Akhirnya kau memintanya juga. Baiklah. Di mana? Tidak mungkin di tempatmu.”"Kita ke atap saja," usul Lea.Joe mengangguk dan mempersilahkan Lea untuk jalan lebih dulu. Saat berada di atap, cuaca di luar cukup mendung, dan angin berhembus cukup kencang. Joe memberikan jaketnya kepada Lea dan mengusap bahu wanita itu setelah memakaikan jaketnya."Kau yakin ingin bicara di sini?" tanya Joe.Lea hanya mengangguk sambil membenarkan rambutnya yang beterbangan karena hembusan angin."Baiklah, katakan apa yang ingin kau bicarakan.”"Begini Joe... sebenarnya aku..." Manik mata hazel Lea menatap Joe yang terlihat sabar menunggu kelanjutan dari perkataan Lea. Dia menghela napas, merasa sulit untuk mengataka
Lea sudah menyiapkan beberapa makanan yang akhirnya dia beli di restoran siap antar. Dia beralasan pada Joe bahwa dia sedang kurang sehat namun kenyataannya dia bahkan tak bisa berhenti menangis setelah James pergi walau hanya untuk menjemput Jason."Kau sudah ke dokter?" tanya Joe memeriksakan suhu tubuh Lea dengan punggung tangannya.Lea hanya menggeleng. James menatapnya tajam, dia tak bisa melihat kontak fisik antara Lea dan Joe walau itu hanya untuk memeriksa keadaan Lea."Jika kalian lupa, aku adalah seorang dokter!" ujar James memindahkan Jason dari pangkuannya untuk duduk dengan Aleandra. "Biar aku yang memeriksanya!"James menyingkirkan tangan Joe cukup kasar. Dia mengalihkan tatapan tajamnya dari Joe berpindah kepada Lea yang menunduk. "Seharusnya kau jangan terlalu lama berendam! Sudah kukatakan untuk segera menyelesaikan mandimu bukan?!" James dengan sengaja membicarakan masalah mandi. Padahal jelas Lea menyelesaikan mandinya dengan cepat dan
Satu minggu kemudianLea sedang berbelanja bahan makanan untuk menyambut kembalinya Joe dan Aleandra. Entah ada masalah apa hingga membuat Joe harus kembali ke Australia lebih cepat dari rencananya.James yang memang mengetahui rencana Joe yang akan membawa Lea pergi ke London terlihat gelisah. Dua hari setelah Joe mengabarkan akan kembali, James berniat ingin membawa Lea dan Jason ke Indonesia untuk tinggal di rumah yang dulu dia tempati. Sayangnya Lea menolak. Hari ini James masih berusaha untuk membawanya pergi."Aku memang membiarkanmu untuk melakukan apapun, James. Tapi bukan untuk menggunakan cara licik dengan membawaku dan Jason pergi," tolak Lea sambil mendorong troli belanjaannya. James segera mengikutinya."Aku sungguh tak mengerti dengan pikiranmu, Lea! Selama seminggu ini kita bersama, kita sudah seperti keluarga kecil yang bahagia. Mengurus Jason, mendaftarkan dia sekolah dan mengajaknya bermain. Bahkan kita…" James sengaja menjeda kal
Lea bergerak gelisah setelah James mengecupnya dan beranjak. Belum sempat James keluar kamar dia memanggilnya, "Jamie?”James berbalik dan tersenyum mendengar Lea memanggilnya dengan sebutan'Jamie'yang sangat memanjakan telinga saat seorang yang dia cintai memanggilnya seperti itu."Ya?” jawab James saat menoleh.Lea beranjak dari ranjang setelah mengecup Jason. Dia mengiring James untuk keluar dari kamar. Mereka duduk di ruang makan setelah James mengambilkan minum untuk Lea yang terlihat pucat seperti habis bermimpi buruk."Ada apa? Kau bermimpi buruk?" tanya James sambil mengusap punggung Lea. Wanita itu mendongak dan seketika memeluk James.Pertanyaan James membuat wanita itu menangis. James mengeratkan pelukannya."Aku takut. Mimpiku tadi sangat mengerikan. Di saat seharusnya momen indah tercipta di sebuah acara pernikahan namun yang terjadi adalah sebuah pembunuhan," jelas Lea sedikit bergetar."