Devil's Love Story
Ada satu kenangan yang paling berkesan semenjak dirinya diciptakan. Lucifer tidak pernah menyangka, jika rasa cinta yang begitu ia benci dan hindari, ternyata hinggap di hatinya. Tatijana Averin. Gadis itu begitu suci dan polos. Seorang calon biarawati yang selalu melantunkan doa untuknya setiap malam. Bukan untuk memuja dan menjadi pengikutnya, melainkan untuk membawa Lucifer kembali pada jalan kemuliaannya.Tatijana merangkai harapan yang begitu tulus, memohon pada Sang Pencipta untuk mengambil Lucifer dalam pengampunanNya. "Kenapa kau berdoa untuk makhluk yang paling dibenci oleh seluruh jagat raya?" Tatijana yang tidak menyangka akan kehadiran makhluk asing dalam wujud pria di menara doa tersebut. "Tidak seharusnya ada seorang pria yang dijinkan untuk berada dalam lingkup biara ini," balas Tatijana dengan suara lembut dan terdengar sedikit gemetar.Lucifer tahu, wanita yang sangat menawan tersebutThe ImmortalsErangan yang disertai rintihan itu masih sesekali terdengar dari kamar. Rumah setengah tembok bata dan sebagian adalah gelondongan kayu tersebut menjadi tempat Merpola dan Herfate menyembuhkan Georen yang terluka cukup parah. Penyihir celtic yang menculik mereka dua bulan yang lalu, meninggalkan racun yang kini mengerogoti Georen hingga melemah.Di antara letiganya, Georen yang paling frontal menyerang balik hingga akhirnya mengalami luka paling fatal.Punggungnya meninggalkan bekas hitam mengerikan, dengan urat menonjol. Sihir celtic memang terkenal paling kejam dan sulit dihilangkan.Georen membutuhkan waktu cukup lama untuk pulih dan sembuh.Sementara saat ini, tugas dan tanggung jawab mereka tetap menanti. Sebagai makhluk yang diciptakan untuk hidup lama, ketiganya terlahir sebagai empat batu penjuru dunia yang menjaga keseimbangan.Herfate adalah batu penjuru yang ketiga. Wanita yang bertugas menjaga iklim dan cuaca terseb
Children of The WarProses menyembuhkan Georen membuat dua manusia dalam kondisi melemah.Nina mengalami luka dalam yang cukup serius, sementara Amorosa harus terbaring dalam kondisi lemah. Energi keduanya terkuras habis."Apakah mereka akan baik-baik saja?" bisik Polin pada Coque, yang dijawab dengan gelengan kepala.Nina masih melakukan meditasi, sementara Amorosa meneguk minuman dari rempah-rempah yang putrinya buatkan.Rumah sederhana yang sempit dan kecil dari luar tersebut, Roth sihir menjadi luas dan lapang di dalam."Sihir klasik kuno yang selalu aku kagumi," puji Merpola pada Roth.Iblis itu tersenyum samar. Wajahnya belum juga kunjung bersinar. Raut kecemasan terlihat dan Nina masih sesekali terbatuk pelan."Satu hal yang mengelitikku. Coque, dari mana kau mengetahui tentang jiwa Georen yang bisa tercabut jika semuanya gagal?" tanya Merpola.Matanya mengerling penuh selidik, mencari sendiri petunjuk dari
Menikmati Italian kopi di sore yang cukup dingin, cukup membuat Nina dan Roth hangat. Coque berpamitan untuk menengok makam kekasihnya, sementara mereka kembali ke Roma. Polin memilih untuk kembali ke markasnya di Inggris dan Nina meneruskan perjalanan mereka dengan tujuan tanpa arah.Ketiganya seperti hilang pegangan dan tidak memahami sedikit pun bagaimana ini semua akan mereka lanjutkan. Kehilangan jejak Belial dan ucapan dari ketiga batu penjuru dunia yang mengatakan jika ini bukan menjadi akhir dari segalanya, memutuskan semangat mereka.“Benarkah semua akan sia-sia?” tanya Roth sembari memandang ke arah gelandangan yang sedang mendorong troli yang penuh dengan bungkusan plastik yang mungkin hanya kumpulan benda tidak berguna. Ciri khas gelandangan yang terlanjur melekat pada mereka.“Setiap yang kita jalani memang bisa menyelesaikan masalah satu persatu. Tapi lingkaran itu tetap ada dan menuju keruwetan yang Herfate ungkapkan. Tidak ada a
Mengembalikan semangat yang sempat meredup memang tidak mudah. Nina dan Roth walaupun kembali antusias dan menemukan tujuan baru saat ini, ternyata harus menemukan kembali kebuntuan dalam memutuskan titik awal.Sementara itu, Elba dan Panther menghabiskan beberapa hari di Hongkong. Keduanya mulai memetakan hasil pencariannya selama ini dan membunuh satu persatu iblis tidak akan efektif.“Lihat, Elba!” pinta Panther sembari membentangkan gulungan kertas lebar yang berhasil ia selesaikan sore tadi.Elba menatap gambar peta beserta coretan yang Panther buat sebagai pertanda dari tempat yang telah mereka kunjungi.“Dari sekian tempat, kita tidak bisa menemukan pentolan atau kepala dari si biang kerok! Rata-rata mereka hanyalah iblis rendahan yang tidak begitu berguna dan memiliki informasi. Aku yakin, Nina juga mengalami hal yang sama,” ungkap Panther.“Saran?” tanya Elba.“Entahlah, aku tidak bisa memut
Death Friend AliveCoque melemparkan ransel terakhir ke dalam bagasinya dan menutup dengan keras. Mustang birunya yang masih dalam kondisi baik, akan membawa mereka untuk menyelidiki siapa oknum di balik percobaan pembunuhan mereka.Nina membayar semua ganti rugi yang disebabkan oleh bom tersebut. Dengan bersungut-sungut, Roth mengumpat dalam bahasa Itali dan tuan rumah itu segera berlari menjauh ketakutan."Sudahlah, Roth! Elba sudah mengirimkan dana tambahan kembali untuk kita!" tahan Nina. Roth hampir melemparkan serangan pada pria tambun yang serakah tersebut."Beruntung kekasihmu kaya raya, Averin! Jika tidak, dengan apa kita akan membayar?" tanya Roth masih geram.Nina menggelengkan kepala dengan senyum tipis."Semua uang Elba tidak pernah ia gunakan selama ini. Hanya untuk membiayai perjalanan dan perjuangan kita saja. Aku heran, kapan uang pangeran tampanmu itu habis?" renung Coque yang kembali menghitung kekayaan E
Calling from Other AlphaPanther membuka pintu kamar hotel mereka dan menemukan Elba yang sedang meditasi.Ia tidak pernah memahami, bagaimana pria tampan dan rupawan juga kaya raya seperti Elba, terbungkus dengan apiknya sebagai pribadi santun yang, menurut penilaiannya, sangat sempurna."Berapa kali sehari kamu harus meditasi seperti itu, Elba?" tanya Panther dengan heran. Elba yang sudah selesai melipat sajadahnya dan menunjukkan raut geli."Kami kaum muslim menyebutnya dengan Sholat, Panther," sahut Elba dengan senyum.Panther mengulang kata yang cukup sulit untuk logat Inggrisnya yang sangat kental."Sholat adalah kewajiban bagi pemeluk agama islam yang dilakukan sebanyak lima kali dalam sehari," sambung Elba menanggalkan peci dan meletakkan di atas lipatan sajadahnya."Sebanyak itu?" Panther terdengar takjub."Ya. Cara yang paling tepat untuk mengingatkan setiap umat, untuk tidak lupa bertanya dan menghadap pada
Night to RememberNina, Roth dan Coque membantu menyelamatkan korban ledakan di kepolisian tanpa henti. Ketiganya membongkar semua puing-puing tanpa bantuan alat berat dan itu mengundang keheranan semua manusia yang menyaksikan."Kau yakin melakukan ini, Averin?" tanya Roth sembari mengambil pilar dan melemparkan dengan mudah."Lambat laun mereka akan tahu siapa kita nanti," sahut Nina.Wanita itu masih sibuk mengangkut puing-puing yang dalam sekejap mulai tersingkir.Coque berteriak saat korban kembali ditemukan. Semua segera mendekat dan mengevakuasi korban. Bantuan dari kepolisian datang dan pergerakan mereka tidak berhenti hingga dini hari.Saat semua sudah selesai, Nina duduk dengan napas terengah dan keringat bercucuran. Roth masih membantu Coque yang tampak kalut ketika melihat sahabatnya menjadi salah satu korban ledakan.Nina menunduk dan merenung di antara kekacauan yang saat ini sedang terjadi. Katya mengincar dirinya dan
The Original GriefRumpun semak itu terpotong rapi dengan bentuk kotak. Elve mengagumi sendiri karyanya. Hobi wanita yang telah hidup ribuan tahun tersebut memang merawat bunga dan membuat taman selalu rapi.Taman di sekitar kastilnya terlihat tumbuh dengan subur. Bergen keluar untuk menemui Maxer dan berpamitan pada Elve."Pastikan kembali sebelum makan malam," ucap Elve mesra. Bergen tersenyum dan mengecup istrinya dengan hangat.Hari itu dirinya memiliki janji dengan Maxer untuk mencari pembunuh berantai yang sudah melakukan aksinya daĺam tiga minggu terakhir.Selain karena kecurigaan jika pembunuh tersebut terlibat dengan Belial, Maxer juga khawatir akan keselamatan kaum gipsi yang hidup di karavan. Lebih sulit untuk menjaga keamanan anak-anak mereka yang tinggal dalam lingkungan tanpa penjagaan yang ketat."Seharusnya kamu harus memikirkan cara untuk menetap, Maxer!" saran Bergen serius.Maxer melirik pria di sebelahnya dengan