Home / Romansa / The Fake Nerd Girl / Dikunci di Gudang

Share

Dikunci di Gudang

Author: Nonik
last update Last Updated: 2021-09-08 18:40:32

Sinar matahari pagi menembus celah jendela seorang gadis, Anya bangun lebih awal. Karena hari ini dia piket kelas. Setelah Anya siap dengan seragam sekolah dan penampilan culunnya, dia langsung melangkahkan kakinya menuruni tangga untuk menemui kakaknya. 

"Kak, ayo berangkat, gue hari ini piket nih!" teriak Anya dari tangga yang melihat kakaknya sedang sarapan dengan daddy dan maminya.

"Ngapain berangkat pagi-pagi gini, Dek? Lo kesambet apaan?" tanya Erland.

"Gua piket, Kak. Jadi gua mau pergi lebih awal," jawab Anya.

"Tapi gua masih makan nih, baru aja dua suap" 

"Mending sini makan dulu ya, Sayang." Zela yang baru saja mau mengambilkan piring untuk Anya.

"Gak usah, Ma. Anya gak sarapan." cegah Anyaa, "iya udah, Anya pergi dulu ya, mau naik angkot aja. Bye!" Anya langsung pergi meninggalkan ruang makan.

"Hati-hati ya." teriak Yudha yang melihat putrinya pergi meninggalkan ruang makan.

******

Seperti biasanya, Anya naik angkutan umum, dan turun di dekat sekolahan.

Seperti biasanya, Anya memasuki halaman sekolah sudah ada beberapa anak yang sudah berada di sekolah juga, dan Anya pun diomongin sana-sini. Anya yang mengetahui itu, dia hanya menunduk.

"Untung belum ada yang masuk, jadi gue gampang piketnya." Anya memasuki kelas dan mengambil sapu setelah meletakkan tasnya.

Baru saja Anya menyapu depan kelasnya, ada dua orang cewek menemuinya, siapa lagi kalau bukan Adel dan Angle.

"Eh, udah pantes nih jadi babu." Adel tertawa.

"Iya nih, lebih pantes jadi babu daripada sekolah di sini," sahut Angle.

Sedangkan Anya hanya menunduk, pura-pura ketakutan.

"Beraninya nunduk terus lo kalau di depan gue, cari duit? Kagak ada duit di bawah lo!" 

Tiba-tiba, Angle mengambil tempat sampah yang ada di depan kelas, lalu menumpahkannya di hadapan Anya. "Sapu yang bersih ya cantik, yuk Del kita cabut!" Angle dan Adel meninggalkan Anya di kelas sendirian.

"Sumpah, ya, ngeselin banget dua orang itu. Pengen gue jambak-jambak tuh rambut!" Anya kesal. "Sabar, Nya, sabar." Anya mengelus-ngelus dadanya. Kemudian, dia pun cepat-cepat langsung membersihkan sampah yang serserakan.

Beberapa menit kemudian, kelas pun sudah rame. Erland dan Dea juga sudah berangkat lima menit yang lalu.

"Dea, gue ke toilet bentar,ya!" pamit Anya.

"Ayo gue temenin," ucap Dea.

"Eh gak usah, gue sendirian aja, paling juga cuma sebentar. Iya udah, bye!" Anya melangkahkan kaki keluar kelas.

Sekarang Anya sudah berada di toilet, setelaha dia mencuci tangan, dia melihat dirinya di pantulan cermin.

"Sampai kapan ya, gue nyamar jadi gini?" ucap Anya pelan.

"hm... hm ..." Anya berusaha teriak saat tiba-tiba mulutnya ditutup dengan kain oleh seseorang yang datang dari belakangnya.

"Diem, Lo!" bentak orang tersebut. Anya menoleh ke belakang, lagi dan lagi ternyata Dea dan Angle yang melakukan itu.

Anya ditarik ke gudang belakang sekolah.

"Sekarang lo baik-baik disini ya, selamat menikmati kehidupan dengan binatang-binatang yang menjijikan sayang," ucap Adel yang langsung menutup pintu gudang dan menguncinya.

"Tolong, jangan kunci gue disini, gue takut!" teriak Anya.

"Gue takut disini, kalau gak ada yang tau ada orang di dalam sini gimana? sampai besok dong gue disini? hua mama!... Anya takut!" Anya menangis.

Di lain tempat.

"Dea, Anya kemana?" tanya Erland pelan.

"Katanya sih ke kamar mandi, tapi kok gak balik-balik, ya. Mana kurang tiga menit lagi nih masuk," jawab Dea.

"Gue minta tolong dong, cek dia ke kamar mandi. Gue takut kalau dia kenapa-napa." Erland yang sepertinya mempunyai perasaan yang gak enak, menyuruh Dea untuk menyusul adik kesayangannya.

"Gue harus cari tahu tentang sebenarnya," ucap seseorang yang memperhatikan Dea dan Erland berbicara serius.

Di lain tempat Dea sudah sampai di kamar mandi sekolahan, tetapi di sana sepi tidak ada orang satu pun selain dirinya.

"Anya, lo dimana?" 

"Anya!" teriak Dea sambil membuka pintu kamar mandi wanita satu persatu.

"Anya lo dimana sih?" Dea yang sudah khawatir langsung kembali ke kelas. 

"Erland, Nathan, Anya gak ada di kamar mandi. Terus sekarang dia kemana?" tanya Dea sambil menetralkan detak jantungnya karena tadi sudah berlarian dari kamar mandi. 

"Gue punya perasaan gak enak, nih." Erland nampak pusing dan khawatir.

"Sekarang gini aja, gue cari Anya ke arah belakang sekolah, Dea cari Anya ke arah halaman sekolah, dan Erland cari Anya di lantai tiga." Nathan menata strategi.

"Oke siap, gue cari Anya ke sekitar halaman," ucap Dea langsung berlari ke luar kelas. 

Sudah sepuluh menit mereka sudah mencari Anya, tetapi dia belum juga ditemukan. Sekarang juga sudah jam pelajaran, mereka bertiga sudah minta izin kepada guru, dan mereka bertiga juga dibantu pak satpam untuk mencari Anya.

"Lo dimana sih, Nya." Nathan sambil mengkibas-kibaskan bajunya, karena dia sangat gerah habis lari-larian cari Anya.

"Tolong, tolongin gue plis!" teriak seseorang dari arah gudang sambil menangis. Nathan yang mendengar Anya teriak minta tolong pun langsung segera melangkahkan kakinya menuju sumber suara.

"Anya lo di dalam?" tanya Nathan dari luar.

"Iya Nathan, gue di dalam. Tolongin gue, hiks, gue takut," lirih Anya.

"Lo tenang ya, lo jangan di belakang pintu, biar gue dobrak pintunya. Soalnya kelamaan kalau cari kunci."

"Udah minggir lo kan? Gue dobrak sekarang. Satu, dua, tiga." Nathan menghitungi sampai tiga agar Anya bisa minggir dari dekat pintu.

'Brak' suara pintu yang berhasil didobrak oleh Nathan. 

"Nathan, gue takut." Anya yang refleks langsung memeluk Nathan. Nathan yang dipeluk pun hanya melongo kaget. Akan tetapi, dia membiarkan Anya seperti ini, setidaknya sedikit menghilangkan rasa takut yang Anya rasakan.

"Eh, maap ya, gue tadi gak sengaja," ucap Anya yang tersadar ternyata dia memeluk Nathan dengan begitu erat.

"Gak papa, santai aja. Lo gak papa, kan? Siapa yang ngunci lo disini?" tanya Nathan, jujur tanpa dia sadar dia juga khawatir setelah melihat kondisi Anya sekarang yang sangat buruk.

"Gue gak papa, Nat," jawab Anya.

"Anya! Lo gak papa kan? Ngapain lo disini?" pekik Dea yang tiba-tiba datang bersama Erland.

"Dia dikunci di sini," balas Nathan.

"Hah? Siapa yang ngekunci lo di sini?" tanya Dea.

"Ayo ke kantin dulu, gue sangat haus. Nanti gue ceritain semuanya," ucap Anya.

"Iya udah ayo ke kantin." Erland berjalan duluan keluar dari perpustakaan.

Related chapters

  • The Fake Nerd Girl    Kembali Dibully

    'Kring kring kring' alarm Anya sudah berbunyi. Dia yang mendengarnya pun langsung terbangun. "Hoam, jam berapa sih?" Anya mengambil handphonenya untuk melihat jam. "Hah? Udah jam enam? Gue gak boleh telat nih, masak nerd telat. Jangan dong," ucap Anya langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Setelah siap dengan penampilannya, dia langsung pergi ke sekolahan naik angkot. Iya, hari ini Anya kembali pergi ke sekolahan setelah kemarin dia dikunci digudang. Anya berhasil sampai sekolahan jam tujuh kurang lima belas menit. Saat memasuki area, seperti biasa masih anyak orang yang mengatainya. "Dia gak pantes banget deh sekolah disini" "Bocah kampungan!" "Makin kesini makin belagu aja tuh nerd" "Di sekolahan kita ada sampah." Hingga masih banyak lagi yang angkat bicara, sedangkan Anya, dia hanya terus melangkahkan k

    Last Updated : 2021-09-08
  • The Fake Nerd Girl    Awal Semuanya

    Di pagi yang cerah, seorang gadis tengah mengepang rambutnya menjadi dua. Memandangi dirinya di pantulan cermin dengan mengaplikasikan fondation dengan warna yang lebih gelap dari kulitnya. "Akhirnya! Buruk juga wajahmu, Riana. Tapi gak papa, yang penting kamu bisa hidup dengan tenang dan mendapatkan teman yang benar-benar tulus," ucapnya untuk meyakinkan diri seraya membenarkan kacamatanya. Setelah di rasa sudah cukup penampilannya, dia langsung memakai sepatu. Dug dug dug "Selamat pagi semua." Suara langkah kaki menuruni tangga sangat terdengar jelas, sehingga dapat mencairkan suasana hening di ruang makan tersebut. "Selamat pagi, Nana. Uhuk-uhuk." Amona tersedak saat melihat penampilan anaknya yang sangat berbeda. "Gimana penampilan Nana? Udah oke belum?" Riana memutar mutarkan tubuhnya untuk menunjukkan ke keluarganya. "Mama sampai tersedak tadi, Na. Penampilan kamu beda banget, sampai kaget kalau itu kamu, soalnya gak kayak kamu," jawab Moana. "Ya memang begini ma keing

    Last Updated : 2021-09-07
  • The Fake Nerd Girl    Siswa Baru

    "Aw sakit sekali." Riana bangkit dari posisi jatuhnya, dan baru sadar kalau dia nindihin orang. "Eh, maaf! Aku gak sengaja," ucap Riana dengan kepala yang terus menunduk. "Lo siapa sih? Pagi-pagi udah bikin mood orang buruk aja." Belum sempat Riana menjawab pertanyaan cowo tersebut mereka berdua ketahuan oleh ibu guru. "Kalian berdua ngapain? Terlambat ya?" "Mampus, ada Bu Dina," gumam Farel "Enggak Bu, saya nggak telat. Saya baru aja dari toilet." "Kamu mau mengelak ya Rel, mana mungkin kamu dari toilet masih bawa tas gitu," "Ada apa ini kok rame-rame di sini?" tanya Pak Candra selaku pemilik dan kepala sekolah. "Ini pak, mereka berdua terlambat," jawab Bu Dina. "Farel kamu cepat masuk ke kelas, Bu Dina dan Riana ke ruangan saya sekarang!" "Bu, ini Riana keponakan saya." "Tapi kok beda sama yang di foto?" "Iya, saya harap ibu bisa merahasiakan ini semua! Dan panggil saja dia Rara." "Oh baik pak, ayo Ra saya antar ke kelas." "Iya bu, terima kasih." Riana pun b

    Last Updated : 2021-09-07
  • The Fake Nerd Girl    Hari Pertama

    Saat Anya masih nyaman bergelut dengan alam mimpinya,'tok tok tok'"Anya, cepet bangun deh. Terlambat sekolah mampus dah, Lo, males banget tiap hari bangunin lo begini! Mana perempuan lagi, gue aja yang cowok bangunnya pagi!" teriak Erland dari depan pintu."Anya, bangun sekarang. Ini terakhir gue bangunin lo pagi ini, kalau dalam hitungan ke tiga gue berhenti bangunin, lo. Dengerin ya, satu, dua, ti-" ucapan Erland berhenti karena Anya sudah meresponnya."Iya-iya, dasar Kakak laknat. Masih pagi main teriak-teriak aja." sewot Anya tanpa dibalas Erland, Erland sadar kalau nanti dia terus membalas omongan Anya, nanti juga akhirnya cuma buang-buang waktu untuk hal yang gak jelas. Kemudian, Anya bangun dari kasur queen size nya. Dia langsung membersihkan dirinya dulu. Setelah selesai mandi, Anya memakai perlengkapan sekolah yang sudah dibeli kemarin. Setelah itu, dia berdiri di depan cermin, mengoleskan sedikit lipblam agar tidak terlalu pucat.

    Last Updated : 2021-09-07
  • The Fake Nerd Girl    Pertama Kali Dibully

    'Kring kring kring' suara nyaring bel istirahat telah berbunyi. Siswa-siswa bersemangat keluar kelas menuju kantin. Anya yang belum mempunyai teman sama sekali. Akan tetapi, saat Anya berdiri dari tempat duduknya dan ingin pergi ke kantin, ada seorang perempuan manis yang menghampirinya."Hai, kenalin nama gue Dea," ucap cewek tersebut sambil mengulurkan tangannya. Anya langsung menatap sekilas cewek tersebut dan menerima uluran tangannya "gue Anya," balas Anya."Ke kantin bareng gue mau, gak?" tanya Dea."Emang lo mau temenan sama gue? Yang culun jelek kayak gembel seperti ini?" Anya balik bertanya."Lah emang kenapa? Gue malah lebih ga suka temenan sama Angel dan Adel," jawab Dea."Angel sama Adel? Siapa dia?""Dia ratu bully di sekolah ini, mungkin lo juga bisa jadi targetnya nanti," ujar Dea."Oh gitu ya," jawab Anya santai."Lo gak takut kalau nanti di bully sama mereka berdua?""Gak, pasti gue akan kuat hadap

    Last Updated : 2021-09-07
  • The Fake Nerd Girl    Jujur ke Dea

    Sepanjang perjalanan, keadaan di dalam mobil hening. Gak ada yang angkat bicara di antara Anya dan Erland."Ehm." Erland berdehem, berusaha mencairkan suasana."Ada apa, Kak?" tanya Anyaa."Lo seneng dibully seperti tadi?""Ya sebenarnya sih ogah lah, tapi gak papa, nanti kan dia bakal kaget sendiri kalau tau sebenarnya tentang gue," jawab Anyaa."Iya-iya, nanti dia juga nyesel sendiri pernah bully lo!""Nah iya. Eh Kak, kira-kira tadi Dea sama Nathan curiga gak ya sama kita?" tanya Anyaa."Gak tau, mungkin ya curiga," jawab Erland."Tapi gue nanti malem mau kasih tau sebenarnya ke Dea!""Lo yakin, Dek?" tanya Erland."Yakin lah, gue percaya dia tulus mau temenan sama gue. Gue nyamar jadi culun aja dia masih mau kenalan sama gue, mau ke kantin bareng juga," balas Anya."Hem, emang dia itu anaknya juga baik," ucap Erland.******sesampainya di rumah,"Mama!"

    Last Updated : 2021-09-07

Latest chapter

  • The Fake Nerd Girl    Kembali Dibully

    'Kring kring kring' alarm Anya sudah berbunyi. Dia yang mendengarnya pun langsung terbangun. "Hoam, jam berapa sih?" Anya mengambil handphonenya untuk melihat jam. "Hah? Udah jam enam? Gue gak boleh telat nih, masak nerd telat. Jangan dong," ucap Anya langsung melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Setelah siap dengan penampilannya, dia langsung pergi ke sekolahan naik angkot. Iya, hari ini Anya kembali pergi ke sekolahan setelah kemarin dia dikunci digudang. Anya berhasil sampai sekolahan jam tujuh kurang lima belas menit. Saat memasuki area, seperti biasa masih anyak orang yang mengatainya. "Dia gak pantes banget deh sekolah disini" "Bocah kampungan!" "Makin kesini makin belagu aja tuh nerd" "Di sekolahan kita ada sampah." Hingga masih banyak lagi yang angkat bicara, sedangkan Anya, dia hanya terus melangkahkan k

  • The Fake Nerd Girl    Dikunci di Gudang

    Sinar matahari pagi menembus celah jendela seorang gadis, Anya bangun lebih awal. Karena hari ini dia piket kelas. Setelah Anya siap dengan seragam sekolah dan penampilan culunnya, dia langsung melangkahkan kakinya menuruni tangga untuk menemui kakaknya. "Kak, ayo berangkat, gue hari ini piket nih!" teriak Anya dari tangga yang melihat kakaknya sedang sarapan dengan daddy dan maminya. "Ngapain berangkat pagi-pagi gini, Dek? Lo kesambet apaan?" tanya Erland. "Gua piket, Kak. Jadi gua mau pergi lebih awal," jawab Anya. "Tapi gua masih makan nih, baru aja dua suap" "Mending sini makan dulu ya, Sayang." Zela yang baru saja mau mengambilkan piring untuk Anya. "Gak usah, Ma. Anya gak sarapan." cegah Anyaa, "iya udah, Anya pergi dulu ya, mau naik angkot aja. Bye!" Anya langsung pergi meninggalkan ruang makan. "Hati-hati ya." teriak Yudha yang melihat putrinya pergi meninggalkan ruang makan. ****** Seperti b

  • The Fake Nerd Girl    Jujur ke Dea

    Sepanjang perjalanan, keadaan di dalam mobil hening. Gak ada yang angkat bicara di antara Anya dan Erland."Ehm." Erland berdehem, berusaha mencairkan suasana."Ada apa, Kak?" tanya Anyaa."Lo seneng dibully seperti tadi?""Ya sebenarnya sih ogah lah, tapi gak papa, nanti kan dia bakal kaget sendiri kalau tau sebenarnya tentang gue," jawab Anyaa."Iya-iya, nanti dia juga nyesel sendiri pernah bully lo!""Nah iya. Eh Kak, kira-kira tadi Dea sama Nathan curiga gak ya sama kita?" tanya Anyaa."Gak tau, mungkin ya curiga," jawab Erland."Tapi gue nanti malem mau kasih tau sebenarnya ke Dea!""Lo yakin, Dek?" tanya Erland."Yakin lah, gue percaya dia tulus mau temenan sama gue. Gue nyamar jadi culun aja dia masih mau kenalan sama gue, mau ke kantin bareng juga," balas Anya."Hem, emang dia itu anaknya juga baik," ucap Erland.******sesampainya di rumah,"Mama!"

  • The Fake Nerd Girl    Pertama Kali Dibully

    'Kring kring kring' suara nyaring bel istirahat telah berbunyi. Siswa-siswa bersemangat keluar kelas menuju kantin. Anya yang belum mempunyai teman sama sekali. Akan tetapi, saat Anya berdiri dari tempat duduknya dan ingin pergi ke kantin, ada seorang perempuan manis yang menghampirinya."Hai, kenalin nama gue Dea," ucap cewek tersebut sambil mengulurkan tangannya. Anya langsung menatap sekilas cewek tersebut dan menerima uluran tangannya "gue Anya," balas Anya."Ke kantin bareng gue mau, gak?" tanya Dea."Emang lo mau temenan sama gue? Yang culun jelek kayak gembel seperti ini?" Anya balik bertanya."Lah emang kenapa? Gue malah lebih ga suka temenan sama Angel dan Adel," jawab Dea."Angel sama Adel? Siapa dia?""Dia ratu bully di sekolah ini, mungkin lo juga bisa jadi targetnya nanti," ujar Dea."Oh gitu ya," jawab Anya santai."Lo gak takut kalau nanti di bully sama mereka berdua?""Gak, pasti gue akan kuat hadap

  • The Fake Nerd Girl    Hari Pertama

    Saat Anya masih nyaman bergelut dengan alam mimpinya,'tok tok tok'"Anya, cepet bangun deh. Terlambat sekolah mampus dah, Lo, males banget tiap hari bangunin lo begini! Mana perempuan lagi, gue aja yang cowok bangunnya pagi!" teriak Erland dari depan pintu."Anya, bangun sekarang. Ini terakhir gue bangunin lo pagi ini, kalau dalam hitungan ke tiga gue berhenti bangunin, lo. Dengerin ya, satu, dua, ti-" ucapan Erland berhenti karena Anya sudah meresponnya."Iya-iya, dasar Kakak laknat. Masih pagi main teriak-teriak aja." sewot Anya tanpa dibalas Erland, Erland sadar kalau nanti dia terus membalas omongan Anya, nanti juga akhirnya cuma buang-buang waktu untuk hal yang gak jelas. Kemudian, Anya bangun dari kasur queen size nya. Dia langsung membersihkan dirinya dulu. Setelah selesai mandi, Anya memakai perlengkapan sekolah yang sudah dibeli kemarin. Setelah itu, dia berdiri di depan cermin, mengoleskan sedikit lipblam agar tidak terlalu pucat.

  • The Fake Nerd Girl    Siswa Baru

    "Aw sakit sekali." Riana bangkit dari posisi jatuhnya, dan baru sadar kalau dia nindihin orang. "Eh, maaf! Aku gak sengaja," ucap Riana dengan kepala yang terus menunduk. "Lo siapa sih? Pagi-pagi udah bikin mood orang buruk aja." Belum sempat Riana menjawab pertanyaan cowo tersebut mereka berdua ketahuan oleh ibu guru. "Kalian berdua ngapain? Terlambat ya?" "Mampus, ada Bu Dina," gumam Farel "Enggak Bu, saya nggak telat. Saya baru aja dari toilet." "Kamu mau mengelak ya Rel, mana mungkin kamu dari toilet masih bawa tas gitu," "Ada apa ini kok rame-rame di sini?" tanya Pak Candra selaku pemilik dan kepala sekolah. "Ini pak, mereka berdua terlambat," jawab Bu Dina. "Farel kamu cepat masuk ke kelas, Bu Dina dan Riana ke ruangan saya sekarang!" "Bu, ini Riana keponakan saya." "Tapi kok beda sama yang di foto?" "Iya, saya harap ibu bisa merahasiakan ini semua! Dan panggil saja dia Rara." "Oh baik pak, ayo Ra saya antar ke kelas." "Iya bu, terima kasih." Riana pun b

  • The Fake Nerd Girl    Awal Semuanya

    Di pagi yang cerah, seorang gadis tengah mengepang rambutnya menjadi dua. Memandangi dirinya di pantulan cermin dengan mengaplikasikan fondation dengan warna yang lebih gelap dari kulitnya. "Akhirnya! Buruk juga wajahmu, Riana. Tapi gak papa, yang penting kamu bisa hidup dengan tenang dan mendapatkan teman yang benar-benar tulus," ucapnya untuk meyakinkan diri seraya membenarkan kacamatanya. Setelah di rasa sudah cukup penampilannya, dia langsung memakai sepatu. Dug dug dug "Selamat pagi semua." Suara langkah kaki menuruni tangga sangat terdengar jelas, sehingga dapat mencairkan suasana hening di ruang makan tersebut. "Selamat pagi, Nana. Uhuk-uhuk." Amona tersedak saat melihat penampilan anaknya yang sangat berbeda. "Gimana penampilan Nana? Udah oke belum?" Riana memutar mutarkan tubuhnya untuk menunjukkan ke keluarganya. "Mama sampai tersedak tadi, Na. Penampilan kamu beda banget, sampai kaget kalau itu kamu, soalnya gak kayak kamu," jawab Moana. "Ya memang begini ma keing

DMCA.com Protection Status