Share

Danis yang enggan

Author: teninonee
last update Last Updated: 2021-08-27 23:36:04

Kediaman Hardinata kedatangan keluarga Cokroaminoto seperti waktu yang telah dijanjikan. Janu dan Bagas pun menyambut kedatangan keluarga Yuda dengan melemparkan senyum selamat datang mereka untuk menyambut kedatangan keluarga Yuda.

“Selamat datang, silahkan masuk.” Janu mempersilahkan keluarga Yuda untuk masuk, keluarga Yuda pun masuk dan duduk di ruang tamu milik Janu.

 “Sudah lawas sekali ya semenjak kami datang untuk sekedar bertamu, rumahmu sudah betul-betul bagus, membuktikan bahwa kamu sudah cukup sukses," ujar Yuda.

 

Tari turut menimpali kata-kata Yuda, “Betul, keluarga kalian hangat dan harmonis, rumah ini pasti turut menjadi saksinya.” 

Janu tak ingin membuat Danis canggung, ia pun bertanya-tanya mengenai keadaannya, “Danis bagaimana kabarmu nak? Bisnismu lancar?” 

“Saya baik om, saat ini saya masih berusaha untuk mengembangkan bisnis saya,” jawab Danis.

“Syukurlah jika begitu, semoga bisnismu kedepannya bisa berjalan dengan lancar."

Danis hanya tersenyum dan mengangguk.

Tari yang tak melihat Citra pun bertanya mengenai keberadaannya, "Citra kok belum keliatan?"

“Ah Citra ada di atas tante, kalau dia sudah siap nanti dia akan turun,” jawab Bagas pada Tari.

*

Sementara itu Citra sedang dibantu oleh ibunya untuk merias diri, setidaknya ia harus terlihat pantas sebagai putri dari keluarga Hardinata. 

“Mah, kenapa mamah ngasih tau Citra tiba-tiba banget?” 

“Kalau mamah ngasih tau kamu dari awal, yang ada kamu kabur nanti,” Dinda meledek Citra melalui jawabannya. 

Hari ini Dinda seperti melihat dirinya saat berumur 22 tahun, perawakan putrinya, parasnya, polosnya, cara ia berbicara persis sekali seperti dirinya, sekarang putrinya sedang ada di tahap dimana ia akan segera menikah, harapan dalam hati Dinda semoga putrinya bisa menjadi ibu yang baik melebihi dirinya, semoga keluarga mereka bahagia kelak. 

“Nah, sudah cantik. Kamu keliatan natural tapi tetap ayu loh nak, nggak menor, nggak berlebihan juga.” Citra memandangi dirinya di cermin, ia juga merasa dirinya persis sekali seperti ibunya saat itu, Dinda pun bersiap mengantar Citra ke bawah untuk bertemu dengan calon besannya.

“Ayo nak, mamah temani ke bawah.” 

Tari yang menyadari kedatangan Citra pun memberitahukannya kepada orang-orang yang tengah sibuk berbasa-basi sedari tadi, “Nah itu Citra.” 

Citra menuruni satu persatu anak tangga yang berada di rumahnya untuk menyambut kedatangan keluarga Danis, Danis sempat tidak bisa melihat Citra sebelumnya karena pandangannya terhalang oleh lampu meja, hingga akhirnya ia bisa melihat wajahnya.

Hari itu Citra menggunakan dress berwarna coklat kehitaman dengan motif bunga yang lebih panjang sedikit dari lututnya, dress itu menampakkan kaki jenjangnya yang bersih dan mulus, rambut panjangnya yang bergelombang tergerai dan bibirnya menambah kesan natural meski dengan warna peach.  

Setelah sampai pada anak tangga terakhir Citra pun mendekat dimana kedua keluarga itu duduk, ia lantas duduk dan mempersilahkan ayahnya untuk memperkenalkan dirinya.

“Kenalkan ini putriku Citra, yang akan kita jodohkan dengan Danis.” 

Citra yang diperkenalkan pun tersenyum dan memberikan sapaannya kepada keluarga Yuda. Dinda pun menginterupsi Citra dan Danis. 

“Oh iya, makan malam masih ada waktu setengah jam, barangkali kalian mau ngobrol berdua dulu?” 

Netra Citra dan Danis saling beradu bagai mempertanyakan satu sama lain tentang interupsi Dinda.

“Wah iya, sanah habiskan waktu kalian dulu biar saling kenal, biar kami ngobrol-ngobrol dulu juga,” Tari ikut menimpali perkataan Dinda.

 Danis pun beranjak dari tempat duduknya tanpa meminta persetujuan dari Citra, namun Citra paham akan maksud Danis, ia pun ikut beranjak.

“Mah, Pah, Tante, Om, kami mau ngobrol dulu.” 

Mereka mempersilahkan Danis dan Citra untuk mengobrol berdua, Citra pun dengan sigap langsung mengarahkan Danis menuju taman belakang.

Sesampainya mereka di taman belakang rumah mereka berdua duduk di gazebo yang terletak di samping kolam ikan. Danis memulai obrolan mereka untuk mencairkan suasana.

“Jadi kamu Citra?” 

Citra membalasnya dengan anggukan serta senyuman mantap. Kemudian Danis pun mengajak Citra untuk berjabat tangan.

 “Aku Danis.”

 

Citra membalas uluran tangan tersebut. “Iya, salam kenal mas.”

Danis membuka suaranya kembali, “Kamu baru lulus kan? Di jurusan apa kalau boleh tau?” 

“Aku lulusan di jurusan Sosiologi mas, kebetulan prospek kerja disana cukup menjanjikan.” 

“Barti kamu tertarik untuk jadi wanita karir?” 

Citra diam sejenak, ia mencoba mengatur bahasanya agar Danis tidak salah kaprah, “Iya mas, aku punya cita-cita untuk jadi wanita karir.” sebetulnya Citra sedikit khawatir jika Danis tidak menyetujui mimpinya. 

"Bagus kalau gitu, aku juga pengen punya istri wanita karir.” tanpa disangka jawaban dari Danis membuat Citra tersenyum lega. "aku ngga akan ngelarang kamu, kalau bisa kita harus sukses di jalan yang kita pilih ya.”

Citra pun tersenyum mantap, dalam hatinya ada tekad agar mimpinya yang didukung calon suaminya bisa terwujud.

Ia menatap wajah seseorang yang ada di sampingnya, untuk lebih mengenal siapa sosok yang akan menjadi suaminya, namun saat Citra perhatikan lebih detail ia seperti familiar dengan wajah Danis, Citra melamun dalam keadaan memandang Danis, sesaat kemudian Danis menyadarkan lamunan Citra. “Cit? Citra ada apa?” 

“E-eh, engga mas. Rasanya kok wajahmu familiar ya.”

“Masa sih? Tapi kita belum pernah ketemu ya bukannya?” 

Citra pun mengangguk dan menurunkan pandangannya, “Mungkin aku lagi salah liat orang yang emang kebetulan mirip dengan kamu mas.” 

Danis dan Citra sama-sama diam tak bergeming pada akhirnya. 

Tak lama kemudian Bagas datang dan mengajak mereka untuk segera bergabung dalam meja makan karena sebentar lagi makan malam akan segera dimulai.

*

Selesai menyantap hidangan jamuan yang disiapkan oleh keluarga Janu, Yuda pun berpamitan, “Terima kasih atas hidangannya Janu. Semoga saja ke depannya perjodohan ini berjalan dengan lancar.”

 Janu pun tersenyum puas dan mengangguk, “Aku harap pun begitu,” selepasnya Janu mengantar keluarga Yuda untuk berpamitan pulang. 

*** 

Selama beberapa waktu Danis dan Citra kerap kali bertemu, mereka menghabiskan waktu bersama dengan pergi makan malam, kemudian berbincang-bincang mengenai satu sama lain agar lebih mengenal. Namun sayangnya dari keduanya tidak ada inisiatif untuk membahas bagaimana kelanjutan mengenai pernikahan mereka.

Baik Danis yang tidak memulainya terlebih dahulu ataupun Citra yang merasa canggung untuk membukanya lebih dulu. Sedangkan, kedua keluarga mereka tengah menantikan bagaimana pernikahan mereka akan diadakan, cepat atau lambat.

Suatu hari, Citra menghubungi Danis untuk membahas kelanjutan perjodohan mereka.

“Halo Mas Danis.” 

Dari seberang sana Danis pun menimpali, “Halo Cit, ada apa?” 

“Begini mas, mamah tadi menanyakan untuk rencana pernikahan kita kedepannya bagaimana, sedangkan selama ini kita ketemu belum pernah membahas apa-apa, sekiranya malam ini mas ngga sibuk bisa ngga ya kita ketemu?” 

“Maaf banget Citra, malam ini sampai beberapa hari ke depan mas bakalan sibuk, mas ada kerjaan dan harus ngatur beberapa meeting jadi kemungkinan mas ngga ada waktu.”

Citra mengerti bahwa untuk saat ini Danis tengah sibuk mengembangkan bisnisnya wajar saja jika ia harus mengalah. “Oh iya mas nggak apa-apa. Mungkin lain waktu ya mas, kalau gitu semangat kerjanya Mas Danis.” 

“Iya terima kasih Citra.” kata terima kasih dari Danis menjadi penutup sambungan suara mereka. 

*** 

Sudah beberapa hari semenjak Citra menghubungi Danis terakhir kali, beberapa kali Citra juga menghubungi Danis untuk sekedar menanyakan kabarnya dan memastikan Danis tetap istirahat di saat-saat ia sibuk bekerja. Dalam hatinya, Citra ingin sekali menanyakan segera perihal pernikahannya, namun sepertinya Danis tidak mengharapkan pernikahan mereka terjadi itulah mengapa Danis tidak pernah memberikan respon. Yang ingin Citra lakukan tidak semata-mata karena ingin menikah dengan Danis, ia melihat kedua orang tuanya yang sudah mempercayakan dirinya kepada keluarga Cokroaminoto, ia lebih takut jika orang tuanya kecewa apabila pernikahan mereka dibatalkan. 

Saat Citra tengah sibuk merawat tanaman-tanamannya yang ada di taman belakang rumah, atensinya teralihkan ketika Bagas memerintahkannya untuk masuk atas perintah Janu. "Citra, masuk dulu. Dipanggil Ayah."

Ketika Citra masuk ke ruang tengah ia melihat Dinda dan Janu sudah duduk disana, Citra pun duduk di samping kakaknya. 

“Ada apa ayah?” 

Kemudian Janu bertanya, “Bagaimana rencana pernikahan kamu dengan Danis nak? Sudah membahas sejauh apa?” 

Citra tak bergeming untuk beberapa saat, namun bagaimanapun juga ia harus jujur kepada keluarganya.

“Ayah, Mas Danis lagi sibuk sama pekerjaannya. Dia ngga ada waktu buat membicarakan ini, Citra juga memaklumi. Tapi mungkin Mas Danis memang nggak mengharapkan pernikahan ini.” 

Citra bicara sedemikian yang ada di dalam hatinya, dirinya merasa digantung, jika memang Danis masih memiliki harapan untuk melaksanakan pernikahan ini paling tidak ia bertemu dengan Citra dan meminta mereka merencanakan pernikahan mereka dengan rentan waktu yang cukup lama agar Danis lebih fokus terhadap bisnis dan pekerjaannya, sayangnya ia tak memberikan Citra kepastian juga, bahkan untuk sekedar membahasnya. Sebetulnya, apa alasan Danis begitu mengulur bahkan enggan meneruskan perjodohan ini?

To be continue . .

Related chapters

  • The Fact That He is My Hope   Nasehat Janu

    Di kediaman Cokroaminoto, Yuda memanggil Danis untuk menghadapnya di ruang tengah. “Danis tadi ayah ditelfon oleh Janu. Bagaimana perihal pernikahan kamu nak?”Danis masih terdiam ketika ayahnya menanyakan hal ini, pasalnya dirinya tidak ingin melanjutkan pernikahan ini, jika ada yang harus diutarakan pada ayahnya memang apa? Danis juga tidak memiliki alasan yang kuat untuk menolak pernikahan ini terlebih lagi perjodohannya dengan Citra memang ada karena itu menjadi bentuk pelunasan hutang budi keluarganya kepada keluarga Hardinata.“Nak.. tolong pikirkan kembali, ibu tidak mau memaksa tapi rasanya akan sayang kalau kamu menyia-nyiakan perjodohan ini.”Danis hanya bisa mengutarakan segala pikiran yang berkecamuk di hatinya, perjodohan ini tanpa paksaan namun dirinya harus menerima itu.“Ayah ngga mau tau Danis silahkan kamu atur pertemuan kamu dengan Citra dalam waktu dekat-dekat ini.” selepasnya Yuda pun be

    Last Updated : 2021-08-29
  • The Fact That He is My Hope   3 hari dari sekarang

    Waktu menunjukkan pukul dua siang, itu artinya Danis akan datang ke rumah Citra sesuai janji temu mereka di telfon sebelumnya.Begitu Citra selesai ia berniat turun ke bawah untuk menunggu kedatangan Danis, namun Danis sudah sampai terlebih dahulu. Calon suaminya terlihat begitu bersemangat kali ini. Setelah berpamitan Danis pun membawa Citra pergi ke tempat yang sudah ia booking sebelumnya.Citra betul-betul terkagum bahwa ternyata Danis membawanya ke tempat yang cukup mahal di kotanya, ia pikir ini hanya kencan biasa, apakah Danis menang lotre sehingga ia beralih seloyal ini? Begitu batin Citra. Begitu sampai di meja yang Danis pesan sebelumnya, Danis pun mempersilahkan Citra untuk duduk dengan menyediakan kursi Citra. Selepasnya Danis langsung mengangguk kepada pelayan. “Ini kita ngga pesan apa-apa mas?” tanya Citra kepada Danis. “Sabar ya, sebentar lagi makanannya di anter kok.” Danis menimpali pertanyaan Citra. Ternyata

    Last Updated : 2021-08-30
  • The Fact That He is My Hope   The Day

    Dalam kurun waktu 3 hari kedua keluarga itu begitu sibuk menyiapkan pertunangan Danis dan Citra, hingga pada akhirnya hari pertunangan itu pun tiba. Seluruh keluarga Citra sudah siap di rumahnya, mereka semua tengah menunggu kedatangan keluarga Danis.Selama beberapa waktu menunggu, Danis beserta rombongan keluarganya pun tiba, tak lupa dengan seserahan yang sudah mereka siapkan untuk dibawa. Seluruh keluarga Citra pun menyambut dengan baik kedatangan keluarga Danis, dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumah.Setelah keluarga Danis dipersilahkan masuk acara lamaran yang dilanjutkan pertunangan itu pun segera dimulai, tentu saja di dalam acara itu terdapat pembawa acara untuk memandu rangkaian per acaranya. Meningkat acara yang pertama, pembawa acara membuka acara lamaran tersebut, menyambut setiap tamu dengan selamat datang yang ia ucapkan dan juga mengucapkan terima kasih atas ketersediaan setiap tamu karena hadir dalam acara lamaran t

    Last Updated : 2021-08-31
  • The Fact That He is My Hope   Nafkah batin yang terpenuhi

    ⚠ Adult content, 18+ only. Citra masih berada di kamar keluarga Cokroaminoto setelah segala rangkaian pernikahan mereka selesai. Ketika sudah tidak ada lagi tamu yang berdatangan ke rumah mertuanya karena tidak sempat hadir di tempat resepsinya, Citra duduk menghadap cermin dan mulai menuangkan remover ke kapas untuk menghapus sisa-sisa make upnya, dan beranjak untuk mandi setelah memastikan sudah tidak ada lagi make up yang tersisa di wajahnya. Begitu kembali dari kamar mandi Citra pun bersiap menggunakan lingerie untuk ritual malam pertamanya, begitu selesai menggunakan lingerienya pintu kamarnya pun terbuka dan memunculkan Danis yang hendak masuk ke kamar di balik pintunya, Citra pun tersenyum memandang Danis, namun begitu Danis melihat Citra sudah menggunakan lingerie itu Danis justru melemparkan pertanyaannya.“Kamu ngapain pake itu Citra?” Senyum Citra yang semula merekah pun memudar, tentu saja ia bingung, bukankah umumnya sepasa

    Last Updated : 2021-09-05
  • The Fact That He is My Hope   Keputusan

    Keesokan paginya Citra sudah bangun lebih awal dan memutuskan untuk segera mandi karena baik Danis dan Citra masih harus bekerja, begitu selesai mandi Citra melihat Danis sudah terbangun dalam keadaan bingung, ia juga terlihat pusing. “Cit semalem kita ngapain?” tanyanya pada Citra karena melihat dirinya tak dibalut dengan benang sehelai pun kecuali dengan selimut yang menutupinya. Menanggapi pertanyaan tersebut Citra membalasnya dengan tenang sambil tersenyum. “Kamu ngga inget?” Mendengar jawaban Citra tentu saja Danis paham bahwa mereka telah melakukannya semalam.Meskipun mereka telah sah menjadi suami istri, terlebih lagi selama 3 tahun baru kali ini Danis menyentuh istrinya seharusnya itu bukanlah masalah baginya, akan tetapi melakukannya dalam keadaan tidak sadar tentu saja membuat perasaan Danis menjadi kurang nyaman. “Kamu masih pusing mas? Semalem kamu pulang dalam keadaan mabok, kamu mau tetep berangkat kerja? Atau absen

    Last Updated : 2021-09-06
  • The Fact That He is My Hope   He was met her

    3 tahun kemudian, Abimanyu kecil sudah tumbuh lebih besar, ia tumbuh dengan baik di bawah naungan Danis dan Citra, sekalipun hubungan Danis dan Citra merenggang hanya karna Citra berhenti meneruskan karirnya namun baik Danis maupun Citra bertekad untuk tetap menjadi orang tua yang baik bagi putra pertama mereka."Sini jagoan Papa!!" Danis pun menggendong tubuh kecil Abim."Mu main," ucap Abim kecil sambil menunjuk mainan pesawat yang ada di bawah."Abim mau main pesawat?" tanya Danis yang dibalas anggukan oleh Abim, "dari pada mainan pesawat itu, mending main pesawat-pesawatan sama papah." kemudian Danis pun menggendong tubuh kecil milik Abim ke bagian tengkuknya dan bermain bersama-sama, mereka sama-sama tertawa.Citra yang memandangi hal itu hanya tersenyum sambil terenyuh. "Kamu aja sayang banget sama anakmu mas, kok bisa kamu ngelarang aku berhenti kerja demi egomu?" tanya Citra yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri, ia tidak ingin memulai perteng

    Last Updated : 2021-09-08
  • The Fact That He is My Hope   Morning Sick

    Seperti biasanya Citra tengah melakukan rutinitasnya setiap pagi, memasak untuk sarapan keluarganya yang dibantu oleh bi Ijah. "Sayang, nanti jangan lupa bawain aku bekal ya," pinta Danis yang sedang meminum jus jeruknya pada istrinya yang tengah memasak. "Iya mas kaya ngga biasanya aja." kemudian Citra pun meneruskan kegiatannya. "Mamahhh.. dasi sekolah Abim dimana?" teriak Abim dari ruang setrika. "Sebentarr nak." Citra pun meninggikan nadanya agar terdengar oleh Abim. "Bi ini tolong diterusin dulu ya, Citra mau ngurusin Abim dulu." "Baik non." kemudian Citra pun menghampiri Abim yang sibuk mencari-cari pakaian. "Nak, mamah kan sudah bilang ini loh dasimu di gantung." Abim pun menyela kata-kata Citra, "Tapi kan Abim nga sampee.." Citra hanya menghela nafasnya melihat anak pertamanya bisa saja dalam menjawab pertanyaannya. "Ya udah sana kamu siap-siap lagi dulu, mamah mau masak buat bekal kamu."

    Last Updated : 2021-09-08
  • The Fact That He is My Hope   Tamara's born

    Setelah melewati berbagai tahap dan proses persalinan, anak kedua Danis dan Citra pun lahir. Bagi Citra persalinannya kali ini tidak terlalu berat seperti persalinannya pada kali pertama. Setelah dipersilahkan masuk oleh perawat, Danis memasuki ruangan dimana Citra dipindahkan setelah bersalin. Danis lantas menimang putri keduanya. "Putri papah.. cantik banget, kaya mamah ya nak," ucapnya sambil menimang putrinya itu. "Tamara mas," tiba-tiba saja Citra mengeluarkan nama itu. "Ah iya, Tamara cantik.." Sebelum putri kedua mereka lahir, Citra dan Danis telah merencanakan nama yang tepat untuknya, dan lahirlah nama Tamara dengan nama lengkap Tamara Ayudissa Cokroaminoto, sama seperti kakaknya Tamara juga membawa nama keluarga Danis bagai sebuah marga. "Sayang banget ya mas Abim ngga ada di sini, padahal dia antusias banget bakal punya adik perempuan." "Ngga apa-apa, besok aku bawa dia ke sini biar bisa liat adiknya cantik, sama

    Last Updated : 2021-09-11

Latest chapter

  • The Fact That He is My Hope   Bidadari tak bersayap milik Abim

    Keesokan harinya setelah kejadian Tamara jatuh, keluarga kecil itu menjadi lebih dingin dikarenakan Danis masih terlihat tidak terima ketika anak perempuannya terluka hanya karena ketidaksengajaan putra sulungnya itu.Saat Citra tengah menyiapkan sarapan untuk keluarga kecilnya itu, Danis berlalu pergi setelah mengambil satu potong roti, melihatnya Citra pun bertanya-tanya dan terheran tumben sekali suaminya itu tidak ikut sarapan. "Loh mas? Kamu mau kemana?""Mau berangkat kerja, kenapa?" masih terdengar nada ketus dari jawaban Danis. "Kok ngga sarapan dulu?" Citra masih berusaha membujuk Danis agar ikut sarapan dengan keluarganya. "Ngga usah, aku lagi ngga mood makan." dan bujukan Citra pun gagal, Danis mengecup dahi Tamara sebentar dan berlalu pergi untuk bekerja tanpa memakan masakan yang sudah istrinya siapkan, bahkan Citra telah menyiapkan bekal dari masakannya, tapi Danis sama sekali tak bertanya perihal bekal yang sud

  • The Fact That He is My Hope   Tamara's born

    Setelah melewati berbagai tahap dan proses persalinan, anak kedua Danis dan Citra pun lahir. Bagi Citra persalinannya kali ini tidak terlalu berat seperti persalinannya pada kali pertama. Setelah dipersilahkan masuk oleh perawat, Danis memasuki ruangan dimana Citra dipindahkan setelah bersalin. Danis lantas menimang putri keduanya. "Putri papah.. cantik banget, kaya mamah ya nak," ucapnya sambil menimang putrinya itu. "Tamara mas," tiba-tiba saja Citra mengeluarkan nama itu. "Ah iya, Tamara cantik.." Sebelum putri kedua mereka lahir, Citra dan Danis telah merencanakan nama yang tepat untuknya, dan lahirlah nama Tamara dengan nama lengkap Tamara Ayudissa Cokroaminoto, sama seperti kakaknya Tamara juga membawa nama keluarga Danis bagai sebuah marga. "Sayang banget ya mas Abim ngga ada di sini, padahal dia antusias banget bakal punya adik perempuan." "Ngga apa-apa, besok aku bawa dia ke sini biar bisa liat adiknya cantik, sama

  • The Fact That He is My Hope   Morning Sick

    Seperti biasanya Citra tengah melakukan rutinitasnya setiap pagi, memasak untuk sarapan keluarganya yang dibantu oleh bi Ijah. "Sayang, nanti jangan lupa bawain aku bekal ya," pinta Danis yang sedang meminum jus jeruknya pada istrinya yang tengah memasak. "Iya mas kaya ngga biasanya aja." kemudian Citra pun meneruskan kegiatannya. "Mamahhh.. dasi sekolah Abim dimana?" teriak Abim dari ruang setrika. "Sebentarr nak." Citra pun meninggikan nadanya agar terdengar oleh Abim. "Bi ini tolong diterusin dulu ya, Citra mau ngurusin Abim dulu." "Baik non." kemudian Citra pun menghampiri Abim yang sibuk mencari-cari pakaian. "Nak, mamah kan sudah bilang ini loh dasimu di gantung." Abim pun menyela kata-kata Citra, "Tapi kan Abim nga sampee.." Citra hanya menghela nafasnya melihat anak pertamanya bisa saja dalam menjawab pertanyaannya. "Ya udah sana kamu siap-siap lagi dulu, mamah mau masak buat bekal kamu."

  • The Fact That He is My Hope   He was met her

    3 tahun kemudian, Abimanyu kecil sudah tumbuh lebih besar, ia tumbuh dengan baik di bawah naungan Danis dan Citra, sekalipun hubungan Danis dan Citra merenggang hanya karna Citra berhenti meneruskan karirnya namun baik Danis maupun Citra bertekad untuk tetap menjadi orang tua yang baik bagi putra pertama mereka."Sini jagoan Papa!!" Danis pun menggendong tubuh kecil Abim."Mu main," ucap Abim kecil sambil menunjuk mainan pesawat yang ada di bawah."Abim mau main pesawat?" tanya Danis yang dibalas anggukan oleh Abim, "dari pada mainan pesawat itu, mending main pesawat-pesawatan sama papah." kemudian Danis pun menggendong tubuh kecil milik Abim ke bagian tengkuknya dan bermain bersama-sama, mereka sama-sama tertawa.Citra yang memandangi hal itu hanya tersenyum sambil terenyuh. "Kamu aja sayang banget sama anakmu mas, kok bisa kamu ngelarang aku berhenti kerja demi egomu?" tanya Citra yang hanya terdengar oleh dirinya sendiri, ia tidak ingin memulai perteng

  • The Fact That He is My Hope   Keputusan

    Keesokan paginya Citra sudah bangun lebih awal dan memutuskan untuk segera mandi karena baik Danis dan Citra masih harus bekerja, begitu selesai mandi Citra melihat Danis sudah terbangun dalam keadaan bingung, ia juga terlihat pusing. “Cit semalem kita ngapain?” tanyanya pada Citra karena melihat dirinya tak dibalut dengan benang sehelai pun kecuali dengan selimut yang menutupinya. Menanggapi pertanyaan tersebut Citra membalasnya dengan tenang sambil tersenyum. “Kamu ngga inget?” Mendengar jawaban Citra tentu saja Danis paham bahwa mereka telah melakukannya semalam.Meskipun mereka telah sah menjadi suami istri, terlebih lagi selama 3 tahun baru kali ini Danis menyentuh istrinya seharusnya itu bukanlah masalah baginya, akan tetapi melakukannya dalam keadaan tidak sadar tentu saja membuat perasaan Danis menjadi kurang nyaman. “Kamu masih pusing mas? Semalem kamu pulang dalam keadaan mabok, kamu mau tetep berangkat kerja? Atau absen

  • The Fact That He is My Hope   Nafkah batin yang terpenuhi

    ⚠ Adult content, 18+ only. Citra masih berada di kamar keluarga Cokroaminoto setelah segala rangkaian pernikahan mereka selesai. Ketika sudah tidak ada lagi tamu yang berdatangan ke rumah mertuanya karena tidak sempat hadir di tempat resepsinya, Citra duduk menghadap cermin dan mulai menuangkan remover ke kapas untuk menghapus sisa-sisa make upnya, dan beranjak untuk mandi setelah memastikan sudah tidak ada lagi make up yang tersisa di wajahnya. Begitu kembali dari kamar mandi Citra pun bersiap menggunakan lingerie untuk ritual malam pertamanya, begitu selesai menggunakan lingerienya pintu kamarnya pun terbuka dan memunculkan Danis yang hendak masuk ke kamar di balik pintunya, Citra pun tersenyum memandang Danis, namun begitu Danis melihat Citra sudah menggunakan lingerie itu Danis justru melemparkan pertanyaannya.“Kamu ngapain pake itu Citra?” Senyum Citra yang semula merekah pun memudar, tentu saja ia bingung, bukankah umumnya sepasa

  • The Fact That He is My Hope   The Day

    Dalam kurun waktu 3 hari kedua keluarga itu begitu sibuk menyiapkan pertunangan Danis dan Citra, hingga pada akhirnya hari pertunangan itu pun tiba. Seluruh keluarga Citra sudah siap di rumahnya, mereka semua tengah menunggu kedatangan keluarga Danis.Selama beberapa waktu menunggu, Danis beserta rombongan keluarganya pun tiba, tak lupa dengan seserahan yang sudah mereka siapkan untuk dibawa. Seluruh keluarga Citra pun menyambut dengan baik kedatangan keluarga Danis, dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumah.Setelah keluarga Danis dipersilahkan masuk acara lamaran yang dilanjutkan pertunangan itu pun segera dimulai, tentu saja di dalam acara itu terdapat pembawa acara untuk memandu rangkaian per acaranya. Meningkat acara yang pertama, pembawa acara membuka acara lamaran tersebut, menyambut setiap tamu dengan selamat datang yang ia ucapkan dan juga mengucapkan terima kasih atas ketersediaan setiap tamu karena hadir dalam acara lamaran t

  • The Fact That He is My Hope   3 hari dari sekarang

    Waktu menunjukkan pukul dua siang, itu artinya Danis akan datang ke rumah Citra sesuai janji temu mereka di telfon sebelumnya.Begitu Citra selesai ia berniat turun ke bawah untuk menunggu kedatangan Danis, namun Danis sudah sampai terlebih dahulu. Calon suaminya terlihat begitu bersemangat kali ini. Setelah berpamitan Danis pun membawa Citra pergi ke tempat yang sudah ia booking sebelumnya.Citra betul-betul terkagum bahwa ternyata Danis membawanya ke tempat yang cukup mahal di kotanya, ia pikir ini hanya kencan biasa, apakah Danis menang lotre sehingga ia beralih seloyal ini? Begitu batin Citra. Begitu sampai di meja yang Danis pesan sebelumnya, Danis pun mempersilahkan Citra untuk duduk dengan menyediakan kursi Citra. Selepasnya Danis langsung mengangguk kepada pelayan. “Ini kita ngga pesan apa-apa mas?” tanya Citra kepada Danis. “Sabar ya, sebentar lagi makanannya di anter kok.” Danis menimpali pertanyaan Citra. Ternyata

  • The Fact That He is My Hope   Nasehat Janu

    Di kediaman Cokroaminoto, Yuda memanggil Danis untuk menghadapnya di ruang tengah. “Danis tadi ayah ditelfon oleh Janu. Bagaimana perihal pernikahan kamu nak?”Danis masih terdiam ketika ayahnya menanyakan hal ini, pasalnya dirinya tidak ingin melanjutkan pernikahan ini, jika ada yang harus diutarakan pada ayahnya memang apa? Danis juga tidak memiliki alasan yang kuat untuk menolak pernikahan ini terlebih lagi perjodohannya dengan Citra memang ada karena itu menjadi bentuk pelunasan hutang budi keluarganya kepada keluarga Hardinata.“Nak.. tolong pikirkan kembali, ibu tidak mau memaksa tapi rasanya akan sayang kalau kamu menyia-nyiakan perjodohan ini.”Danis hanya bisa mengutarakan segala pikiran yang berkecamuk di hatinya, perjodohan ini tanpa paksaan namun dirinya harus menerima itu.“Ayah ngga mau tau Danis silahkan kamu atur pertemuan kamu dengan Citra dalam waktu dekat-dekat ini.” selepasnya Yuda pun be

DMCA.com Protection Status