Beranda / Romansa / The Devil CEO / Wanita di Klub Malam

Share

Wanita di Klub Malam

Penulis: Kakarllak
last update Terakhir Diperbarui: 2022-04-01 22:26:16

“Apa yang Bapak cari?” tanya Ryan ketika melihat langkah kaki Ethand terhenti dengan pandangan menulusuri setiap sudut ruangan. 

“Tidak ada.” Ethand kembali menyusul Ryan yang menunggunya di sebuah meja dengan dua buah kursi.

“Ingat maksud kedatangan kita kemari,” pesan Ethand karena Ryan masih memanggilnya dengan sebuatan bapak. Ryan langsung menyadari kesalahannya. Ia menegakkan bahunya agar terlihat seperti atasan pada umumnya.

Mata Ethand menjelajahi tiap sudut ruangan dengan harap menemukan lelaki yang dicarinya selama ini. Akibat gemerlapnya cahaya dengan berbagai warna membuat mata Ethand sakit. Ia mengusap matanya sebentar dan melihat beberapa deretan minuman di bar.

“Apakah ingin minum sesuatu?” tanya Ryan yang sejak tadi menahan diri untuk meneguk alkohol.

Ethand tidak menjawab dan malah bangkit berdiri menuju ke arah bar. Ia pun langsung memesan beberapa minuman. Betapa terkejutnya Ryan ketika m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Devil CEO   Ditemukannya Daniel Jiani

    Ethand tidak bisa lagi mengontrol emosinya. Dengan langkah cepat langsung menendang lelaki yang menarik rambut Emma. Lelaki itu langsung terlempar ke arah sofa dan meringis kesakitan. Kemarahannya semakin memuncak kala melihat darah di wajah Emma.Melihat atasan mereka dipukul oleh Ethand, para lelaki yang duduk di sofa langsung geram. Mereka mengepalkan tinjunya untuk segera melumpuhkan lelaki ber-blazer navy itu. Namun, mereka bukanlah tandingannya. Satu persatu dikalahkan oleh Ethand dengan begitu mudah. Mereka meringis kesakitan dan juga ada yang pingsan.Beberapa wanita yang menemani para lelaki itu sebelumnya menepi ke sudut ruangan dengan takut. Tapi mata mereka menatap kagum ke arah Ethand. Ketika melihat netra hitam milik Ethand begitu marah para wanita dengan pakaian kurang kain itu langsung berlari keluar.Setelah melumpuhkan mereka, Ethand melangkah menuju lelaki yang diketahui merupakan atasan mereka. Ia berusaha bangkit namun sepertinya tulang rusu

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Seorang CEO Alves Corp

    Pertama kalinya raut wajah Ethand berubah menjadi gelisah. Alin hanya menatap kesal ke arahnya. “Apakah yang kamu katakan benar?” tanya Ethand lagi.“Iya.” Alin dengan arah pandangan ke pintu UGD. Ethand terlihat tidak tenang. Alin mengamatinya sejenak. “Apakah kamu takut?” tanya Alin dengan tatapan menyelidik.“Tidak.” Ethand langsung berjalan mendekati pintu ruangan UGD. Ryan yang melihat itu hanya menahan tawa.“Anda perlu mengganti pakaian, Pak,” ucap Ryan setelah melihat kaos polos dan blazer yang dikenakan Ethand terdapat bekas noda darah milik Emma.“Biarkan saja,” balas Ethand.Tidak lama kemudian pintu ruangan UGD terbuka. Seorang dokter keluar dari ruangan itu. Ethand yang sejak tadi berdiri tepat di depan pintu langsung mengajukan pertanyaan.“Bagaimana keadaan Emma, Dok?”“Sejauh ini dia baik-baik saja. Cedera kepala ringan dan akibat k

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Keberuntungan atau Memalukan

    Siang Emma di payungi oleh atasannya dan malam ia di gendong oleh lelaki nomor satu di Alves Corp tersebut. Betapa malunya ia. Bagaimana ia akan bersikap ketika bertemu dengannya di kantor? Emma tidak habis pikir jika berhadapan dengannya nanti. Namun, jauh di dalam lubuk hatinya, Emma sangat berterima kasih karena Ethand senantiasa ada ketika ia rapuh dan terancam. Seorang lelaki yang di kenal sangat dingin dan juga tegas kini sudah membantunya dua kali. Dalam hatinya berniat agar bekerja dengan serius untuk membalas budi pada atasannya.“Itu adalah hal memalukan, Alin. Bukan keberuntungan,” balas Emma pada adiknya yang pemikirannya masih polos dan lugu itu.“Kenapa memalukan, Kak?” tanya Alin ingin tahu. “Bukankah digendong oleh lelaki tampan dan kaya adalah impian semua wanita?”Emma melongo kaget begitu juga Jane. “Bagaimana menguntungkan? Sedangkan Emma tidak merasakannya alias pingsan.” Jane menggunakan kesem

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Pengakuan Daniel Jiani

    Sepanjang perjalanan Ethand hanya duduk terdiam dengan ponsel di tangannya. Ryan hanya melihatnya dari spion depan tanpa bersuara. Melihat ekspresi atasannya, dapat dipastikan bahwa lelaki itu sedang menahan marah.“Ke menara Oricon.” Suara Ethand terdengar dingin. Ia seperti pada waktu pertama kali bertemu Ryan di bandara. Dingin, datar tanpa ekspresi.“Iya, Pak.” Ryan hanya mampu mengiyakan tanpa bisa bertanya. Menara Oricon adalah sebuah bangunan yang baru saja di bangun oleh Alves Corp.“Apakah harus bekerja selarut ini?” tanya Ryan dalam hati. Padahal hari ini dia begitu tampan dengan jas navi, namun ia cukup kecewa karena pertemuan dengan Jane hanya berlangsung sesaat. Ia juga menyesal karena belum sempat meminta nomor ponsel wanita itu.Lima belas menit kemudian mereka sampai di Menara Oricon. Kedatangan mereka langsung di sambut oleh beberapa penjaga yang sebelumnya di lihat oleh Ryan ketika di Nuni&

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Kenangan

    Vunia, 2006.Seorang gadis dengan rambut di kepang dua dengan bahagianya bermain kincir angin yang terbuat dari bambu oleh ayahnya. Hari ini ia sangat bahagia karena ayahnya telah kembali setelah setahun lamanya. Ayahnya bekerja di luar kota dan jarang sekali pulang. Karena kesibukan dan banyak pekerjaan yang harus di selesaikan, membuat Johan jarang kembali ke rumah.“Ayah mana sih?” Suara manja dari gadis tersebut. Peluh sudah menetes di pelipisnya karena saking semangatnya berlari. Ia melihat ke dalam rumah dan berharap agar ayahnya segera keluar menemaninya. Setelah menunggu, ia akhirnya masuk mencari keberadaan ayahnya.“Ayah mana, Bu?” tanyanya ketika melihat ibunya yang sedang memasak di dapur.“Ada di kamar, Emma.” Emma langsung berlari ke kamar orang tuanya. Perlahan di putarnya handle pintu dan masuk ke dalamnya. Sudah siang namun ayahnya tidak membuka tirai jendela. Dari pintu masuk, Emma melihat ayahnya seda

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Keluarga Jones

    Lagi-lagi sebuah nama mengejutkan Ethand dan juga Ryan. Nama Melissa kembali menghantui mereka.“Apakah kamu yakin?” tanya Ethand pada Daniel. Nick name Melissa selalu menghantui hidup Ethand. Bahkan pernah meretas cctv-nya di Amerika. Yang mengetahui alamat rumahnya di Amerika hanyalah orang tuanya, namun Melissa begitu mudah menemukan keberadaannya.“Aku beberapa kali berkontak dengannya. Suaranya di samarkan. Jadi tidak bisa menentukan apakah dia pria atau wanita.” Daniel juga penasaran dengan Melissa. Dia bagaikan hantu. Ada namun tidak kasat mata.“Apakah Emma, Pak?” Bisik Ryan di samping Ethand. Kedua alis Ethand terangkat. Ketika melihat kejadian dan waktunya, bukanlah Emma pelakunya.“Dia sudah bermain sejak sepuluh tahun yang lalu. Jadi dapat dipastikan bahwa umurnya sekarang sudah tidak muda lagi.” Daniel kembali menambahkan.Jika itu adalah Emma maka dia baru lima belas tahun dan masih di s

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Alves Corp Diretas

    “Apakah Ibu yang mengirimkan pesan ini kepada atasanku?” Emma terkejut dengan isi pesan yang sudah terkirim pada Ethand. Pertama kalinya Ester ikut campur dalam urusannya. Emma menatap nanar wajah ibunya. “Kenapa, Bu?” tanya Emma.Ester tertunduk. Ia tahu jika Emma tidak suka masalahnya ada yang ikut campur. “Maafin ibu. Ibu tidak mau berutang sama atasanmu.”Emma melihat ibunya dengan perasaan bingung. Ester tidak kelihatan sedang merasa utang budi atau uang tapi lebih kepada sedang menyembunyikan sesuatu. Ester juga enggan menatap matanya.“Apa yang disembunyikan Ibu dariku?” tanya Emma dengan nada pelan. Sudah dua puluh lima tahun ia bersama ibunya. Tentu ia tahu betul bagaimana Ester.“Ibu tidak menyembunyikan sesuatu, Emma.” Mata Ester sudah berkaca-kaca. Emma akhirnya tidak ingin mendesak ibunya lagi. Ia tidak tega melihat Ester terpojok.Emma dan Ester sama-sama terdiam. Ada rasa be

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01
  • The Devil CEO   Nick Name yang Sama

    Mereka tampak terkejut melihat kehadiran Emma. Ethand yang sedang berkutat pada komputer di depannya langsung berhenti dari aksinya. Ia langsung melihat kea rah pintu masuk. Wajah Emma nampak pucat dan banyak keringat di wajahnya.“Apakah kamu kabur dari rumah sakit?” Sobig menghampiri Emma dengan raut wajah khawatir. Emma hanya mengangguk lalu melangkah menuju tempat dimana semuanya berkumpul. Ethand menatapnya dengan dingin. Melihat begitu banyak keringat yang keluar dari tubuh Emma, Ethand langsung naik pitam.“Ada apa dengan keringat itu?” tanya Ethand dengan nada dingin.Emma langsung menghapus keringat dengan tangannya. “Saya menggunakan tangga untuk sampai ke sini, Pak,” jawab Emma jujur. Semua menatap bingung ke arah Emma. Hanya Ethand yang menyadari mengapa Emma berbuat demikian.“Jangan membuang waktu lagi.” Ethand langsung berdiri dari kursi yang di dudukinya. Emma langsung mengambil alih. Ia meli

    Terakhir Diperbarui : 2022-04-01

Bab terbaru

  • The Devil CEO   CINTA

    Setelah kejadian di menara jam Ester selalu setia menemani Darek di rumah. Merawat dan menjaga suaminya dengan penuh kasih. Seminggu sekali mereka berdua akan pergi mengunjungi Emma di rumah sakit.Sudah sebulan Emma belum sadarkan diri. Selama itu pula Ethand selalu setia mendapinginya. Setiap hari ia akan membacakan berbagai cerita novel dan juga mendengarka musik bersama. Ia akan bergantian bersama Alin dan Jane untuk menjaga wanitanya itu.Seperti hari ini, Ethand kembali membacakan sebuah novel romantic pada Emma. Perlahan Emma menggerakan jari telunjuknya. Hal itu tidak disadari Ethand. Lelaki itu dengan ekspresi mendalami cerita tersebut terus membaca novel pada kekasihnya. Sampai pada cerita itu selesai, Ethand meneteskan air matanya karena kisah dalam cerita novel itu sungguh bahagia berbeda dengan kisah cintanya bersama Emma. Sampai saat ini, Emma belum sadarkan diri.Ethand menangis tersedu-sedu sambil menggenggam tangan Emma. Ethand merasa nyaman ketika menggenggam tangan

  • The Devil CEO   Permintaan Ethand

    Emma baru saja selesai mandi dan berniat untuk istirahat namun ponselnya terus berdering. Ia segera mengambil ponselnya. Matanya membelalak kaget ketika membaca isi pesan dari Johan Prima. Lelaki itu mengirim gambar wajah Darek yang sudah membiru.Tanpa pikir panjang Emma langsung mencari koordinat telepon Johan. Setelah mendapatkannya Emma langsung keluar dari rumah Caroline. Namun naas, ketika sampai di depan Wilobi mall, Emma sudah dibekap oleh sebuah sapu tangan yang berisi bius. Tidak lama kemudian wanita itu tidak sadarkan diri.Emma hanya bisa mendengar suara samar-samar para lelaki disekelilingnya. Kepalanya terasa berat dan pusing. Setelah itu Emma tidak mendengar apa-apa lagi dan gelap sepenuhnya.***Rasanya baru terlelap namun kini hawa dingin menerpa tubuh Emma. Ia perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa berat namun karena pandangan di depannya terlihat asing ia berusaha sadar sepenuhnya. Ia sangat terkejut ketika melihat siapa lelaki yang duduk di depannya.Bar

  • The Devil CEO   Berita Heboh

    Tujuan Emma dan Caroline datang ke Nuni’s Club dan bertemu Johan adalah untuk mendapatkan sidik jari lelaki tersebut. Database prima corp di setting menggunak sidik jari Johan sendiri. Sehingga Emma dan Caroline untuk bertemu dengan lelaki kejam itu.“Jadi bagaimana apakah kamu bisa masuk ke dalam database mereka?” tanya Caroline yang sudah tidak sabar.“Tentu saja, Carol. Lihatlah…” Emma mempersilahkan Carol melihat semua data penting yang disembunyikan Johan begitu rapat. Betapa kagetnya ia ketika melihat data kepemilikan Prima Corp adalah orang tua kandungnya.“Dasar brengsek!” Caroline mengepal kedua tangannya. Wajahnya memerah karena menahan marah. Ia boleh mengemis pada pamannya itu ternyata malah sebaliknya. Sungguh kejam Johan pada orang tuanya. “Aku tidak ingin menunggu sampai besok, malam ini juga dunia harus tahu betapa kejam dan tidak punya perasaan lelaki bernama Johan tersebut.Emma segera menuruti perkataan Caroline. Ternyata Prima Corp adalah miliki wanita yang menolon

  • The Devil CEO   Jebakan

    Suasana Nuni’s Club malam ini mengingatkan Emma pada kejadian lampau. Dimana ia dipukul oleh Daniel Jiani dan diselamatkan oleh Ethand. Dimana ia diselamatkan kedua kalinya di hari yang sama. Hari terpuruk dan terendah dirinya.Emma mengenakan sebuah dress yang sedikit ketat dan menampakkan tubuhnya yang ramping. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai. Wajahnya sedikit dipolesi riasan.Sedangkan Caroline memakai pakaian yang kurang kain. Bagian dadanya terbuka lebar dan dress di atas lutut. Di tambah dengan high heels yang membuatnya terlihat tinggi dan juga cantik. Apalagi dia lama hidup di Spanyol.Kedua wanita itu melangkah masuk ke dalam Nuni’s Club. Caroline memakai wig dan menambahkan sebuah tahi lalat di atas bibirnya. Sedangkan Emma tampil apa adanya. Hanya sedkit riasan yang membuatnya terlihat berbeda. Ia terlihat seperti wanita karir dengan uang melimpah.“Di mana ruangan mereka?” tanya Emma. Kedua kalinya ia ke tempat ini dan tidak mengetahui ruangan di klub malam tersebu

  • The Devil CEO   Perihal Wanita

    Setelah mendengar Emma berada di Bank Central Vunia, Ethand dan Ryan langsung menuju ke bank tersebut. Namun ia sedikit terlambat, Emma sudah pergi dari tempat itu.“Bolehkah saya melihat rekaman cctvnya?” tanya Ethand pada Ryan.“Ini, Pak.”Ethand segera melihat rekaman cctv tersebut. “Carol?” ucap Ethand. Ia ingat pakaian yang dikenakan mantan kekasihnya pagi ini. Ethand lebih terkejut lagi ketika melihat Emma dengan busana yang sangat berbeda dari biasanya. Ternyata punggung wanita familiar yang dilihatnya sebelumnya adalah Emma. Ethand membanting ponsel Ryan begitu saja dan menimbulkan suara gaduh di dalam mobil. Ryan yang duduk di kursi kemudia hanya bisa terdiam. Ethand sedang marah dan kesal.“Bagaimana bisa aku tidak menahannya pagi tadi?” Suara berat Ethand diiringi dengan hembusan napas kasar membuat Ryan memberanikan diri melihat atasannya lewat kaca spion di depannya. Ethand terlihat berantakan dan juga wajahnya sangat muram.“Apakah kamu bertemu mereka sebelumnya?” tanya

  • The Devil CEO   Rumah Baru

    Black Card sudah diterima Emma. Setelah urusan di bank usai, Emma dan Caroline segera keluar dari tempat itu. Emma berulang kali melirik ke arah cctv. Ia segera mempercepat langkahnya. Carolina juga demikian.“Aku lupa mengenakan masker. Sepertinya kita harus segera berangkat.” Emma dengan nada serius. Ia segera memasang sabuk pengamannya.“Bukankah itu adalah mobil Ethand?” tanya Caroline. Ia segera menghidupkan mesin mobilnya dan meninggalkan bank itu.Emma melihat dari kaca spion di depannya. Ia masih bisa melihat lelaki itu keluar dengan terburu-buru dari dalam mobilnya. Wanita itu langsung membuang tatapannya ke tempat lain dengan tatapan sendu menatap pada jalanan yang tampak ramai oleh kendaraan.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Caroline.“Aku baik-baik saja,” balas Emma. Untuk membalas Prima ia harus bisa dan menahan rasa rindunya. Emma juga harus bisa membuktikan bahwa ayahnya sepenuhnya tidak bersalah. Semuanya karena perbuatan Johan Prima.Jika cinta merupakan penyakit m

  • The Devil CEO   Kota Lama

    Alves Corp hari ini digemparkan dengan adanya kunjungan tiba-tiba dari Johan Prima bersama putranya. Ethand yang mendengar kabar it uterus berdiam di dalam ruangannya. Ia membiarkan Ryan yang menemui mereka.“Selamat datang di Alves Corp, Pak Johan,” ucap Ryan dengan ramah. Dalam hatinya menahan kesal sekaligus marah ketika melihat senyum dari lelaki perusak Alves Corp tersebut.“Apakah atasan kalian begitu sibuk sampai memerintahkan sekretarisnya untuk menyambutku?” Johan dengan nada serius namun sekelebat senyum terukir di bibirnya. Jenaver yang berdiri di sampingnya hanya terdiam.“Setelah mendapat kunjungan dari investor Jerman, pak Ethand merasa lelah dan kini sedang beristirahat di ruangannya,” jawab Ryan sengaja membawa nama investor yang telah memutuskan kerja sama dengan Prima tersebut. Sontak raut wajah Johan terlihat kesal.“Saya ingin bertemu dengan atasanmu.” Nada suara Johan terdengar serius. Ryan melayangkan senyumnya pada lelaki itu.“Atasan kami tidak akan bertemu den

  • The Devil CEO   Bank Central Vunia

    Fashion Ghotic style yang identik dengan warna gelap terutama hitam dan abu-abu kini dikenakan oleh Emma. Ia berubah sepenuhnya seperti wanita kelas atas yang cantik dan memesona. Wajahnya tetap memakai masker dan kacamata hitam yang menutupi hodeed eyes miliknya. Di tangannya tergantung sebuah tas merek chanel.Di samping Emma berjalan seorang wanita dengan dress yang lumayan ketat dan dipadukan dengan long coat abu-abu dan tidak lupa pula kacamata hitam yang selalu bertengger di hidungnya.Ketika mendekati lift, Emma merasa gugup jika kembali bertemu Jane atau pun yang lainnya. Apalagi lelaki yang dirindukannya semalaman. Caroline melihat kegugupannya dan tersenyum.“Kamu tidak jauh berbeda dengan kayu kering, Emma,” ucap wanita itu.“Aku takut ketahuan,” balas Emma.“Aku saja hampir tidak mengenalimu, apa lagi mereka.” Caroline berusaha menenangkan Emma.Emma mengambil napas dalam lalu dihembuskannya perlahan. Ia terus mengulanginya sampai ahtinya sedikit tenang.Ting!Lift terbuka

  • The Devil CEO   Kembali Dingin

    Ryan dan Jane sudah kembali setelah seharian mencari keberadaan Emma. Mereka bahkan mencari sampai di rumah lama Emma namun tidak menemukannya. Jane terlihat sedih begitu pula Ryan. Sepasang kekasih itu memutuskan untuk kembali.“Kamu temani ibu Emma dan adiknya. Aku harus menghibur Ethand.” Ryan yang membuka sabuk pengamannya dengan lemah. Sepertinya hari ini ia sudah banyak mengeluarkan tenaganya.“Baiklah. Kamu ingat istirahat, Sayang.” Jane dengan lembut memperlakukan Ryan. Walaupun hatinya sedang sedih.Ryan menganggukkan kepalanya lalu keluar dari mobil. Jane menunggu kekasihnya agar melangkah bersama menuju lift.“Padahal Ethand sudah berniat melamarnya.” Ryan dengan nada sedih. Jane di sampingnya seketika berhenti melangkah.“Be-benarkah?” tanya Jane.“Benar, Sayang,” jawab Ryan. Jane mendesah kesal dan merasa iba pada Ethand.“Emma juga sudah lama menantikannya. Namun, kenyataan membuat keduanya malah menjauh.”“Karena itu aku membelikan ini untukmu sebagai hadiah. Tunggu aku

DMCA.com Protection Status