Home / Romansa / The Devil CEO / Tentang Surga

Share

Tentang Surga

Author: Kakarllak
last update Last Updated: 2022-04-02 08:43:23

Memang benar perkataan Ryan, jika atasan Alves Corp sungguh berbeda ketika berada di rumah. Raut wajah dingin dan kejam seakan hilang ketika ia dengan telaten membersihkan daun kering dari bunga-bunga yang ditanamnya.

“Apakah di bajuku ada sesuatu?” tanya Ethand menyadarkan Emma dari lamunannya.

“Ti-tidak ada, Pak.” Emma langsung membuang tatapannya ke langit malam. Ia salah tingkah karena ketahuan oleh Ethand jika dirinya sedang mengamati lelaki itu.

“Apakah kamu menyukainya?” Ethand berbalik dan membuka sarung tangan yang dipakainya.

“Suka, Pak.” Emma memberanikan diri untuk mendekat ke arah Ethand. Dengan tangan kosong tanpa sarung tangan, mulai membersihkan daun kering tomat ceri. Tiba-tiba tangannya di pegang oleh Ethand. Emma pun terkejut dan langsung berbalik. Namun ia tidak tahu jika lelaki itu berdiri tepat di belakangnya. Ke dua netra mereka kembali beradu. Bahkan masing-masing dapat mendengarkan h

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Devil CEO   Ursa Minor

    Adakah seseorang yang terluka sebelum memulai cinta? Ethand pernah mengalaminya pada masa yang silam. Pada saat Alves Corp jatuh bangkrut membuatnya juga ikut terpuruk. Pada masa-masa sulitnya, seorang wanita hadir menemani hari-harinya. Menguatkan dan selalu memotivasinya. Wanita itu sangat disayangi oleh Ethand. Menurutnya wanita itu adalah jodohnya. Namun tidak disangkanya jika manisnya kisah itu berlangsung singkat. Membuat Ethand tidak lagi percaya cinta dan bahkan berubah dingin dan datar. Melihat semua wanita sama saja. Datang dengan rasa manis dan pergi meninggalkan pahit yang begitu dalam.Sudah tiga tahun lamanya. Kini kerasnya hati akan cinta perlahan meleleh. Hodeed eyes dan senyum manis Emma mampu membuat Ethand tergugah. Bahkan mampu membuatnya nyaman. Rasa marah dan benci kini berubah menjadi juang bagi Ethand untuk mendapatkan hati wanita itu. Ia menunggu waktu yang tepat untuk mengutarakannya. Yang menjadi pikirannya sekarang adalah apakah wanita itu bisa men

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Kecupan Hangat

    Emma merasa heran karena Ethand yang terdiam dan tidak bersuara lagi semenjak dirinya meminta pulang dengan taksi. Ia kembali mencerna tiap kalimat yang diucapkannya. Namun Emma tidak menemukan kesalahan di dalamnya. Lelaki itu juga bahkan lebih dingin dari sebelumnya. Apakah ada sesuatu yang telah membuatnya terdiam dan enggan berbicara?Ryan juga terdiam kala melihat raut wajah Ethand yang sudah tidak selembut sebelumnya. Ia tahu jika Ethand merasa kesal dengan Emma yang bersikeras untuk pulang dengan orang lain selain dirinya.“Sudah pukul sepuluh lewat dua puluh menit, Ethand,” ucap Ryan. Emma menatap heran ke arahnya karena mendengar Ryan begitu santai memanggil atasan mereka.“Baiklah.” Ethand bangkit berdiri kemudian berjalan turun dari roof garden tanpa memanggil Emma.“Apakah pak Ethand sedang marah?” tanya Emma pada Ryan selepas Ethand meninggalkan mereka.“Aku tidak tahu, Emma.” Ryan sengaj

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Tentang Perhatian

    Ada yang pandai menyembunyikan rasa selepas pedih menggerogoti. Ada yang trauma bahkan depresi akibat cinta dan harapan yang gagal. Selepas dari pedih dan kecewa tentu, ada rasa lega dan juga syukur kala ada hati yang mampu menerima segala kekurangan dan kelebihan. Bukan keberuntungan tapi itulah hidup, harus ada pahit dan manis agar dapat membentuk pribadi yang baik dan tangguh.Wajah polos dan manis yang kini di tatap Ethand mampu membuat hati yang telah lama beku kini mulai berbunga. Ethand kembali duduk di kursi kemudi. Sejenak ia kembali menengok pada Emma yang masih terlelap. Dihembuskannya napas perlahan lalu kembali berbalik ke arah Emma.“Emma… Emma,” panggil Ethand pelan. Tidak ada reaksi dari wanita itu. Ethand tersenyum lucu melihat Emma yang hanya terdiam dalam tidur pulasnya.“Emma..,” panggilnya sekali lagi. Lagi-lagi tidak ada reaksi dari Emma. Ethand dengan tangannya memegang lengan wanita itu lalu diguncangnya per

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   I'll Get Her

    Seorang wanita dengan long dress dipadukan dengan long coat berdiri di samping Rolls Royce. Tangannya dilipat di dada dan menatap lekat wajah Ethand. Raut wajahnya terlihat kesal namun berusaha tersenyum. Sangat jelas di mata Ethand jika wanita itu sedang kesal.Ethand enggan mendekat dan berdiri mematung dengan mata menyipit. Dari senyum wanita itu sepertinya ia mengenalinya. Melihat Ethand yang terus mematung dan enggan menanggapinya, wanita itu menghampiri Ethand.“Apakah kamu sudah melupakanku?” tanya wanita itu.Melihat wanita itu dari dekat Ethand baru menyadari siapa wanita itu. Mata yang semula menyipit kini kembali normal dan senyum ketus terukir di bibirnya. “Saya tidak memiliki waktu untuk sekedar berbincang dengan orang asing,” ucap Ethand dengan nada dingin. Untuk menatap wanita itu saja dia sudah jengah. Tidak ingin membuang waktunya, Ethand berjalan menuju lift. Wanita itu ditinggalkannya begitu saja.Sampai di

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Kejadian di Wilobi Mall

    “Apakah ibu sudah siap?” tanya Emma yang sudah rapi dengan celana jeans berwarna navi dan baju kaos berwarna putih polos dipadukan dengan long coat warna cokelat. Rambutnya dibiarkan terurai.“Sudah, Kak.” Alin dengan jumpsuit denim yang sangat cocok di pakainya. Rambut di kuncir kuda dan tidak berdandan. Kedua kakak beradik itu cantik alami tanpa polesan make up yang berlebihan. Hanya bedak dan lipstik seadanya. Sedangkan bulu mata mereka lentik alami.“Sudah pada cantik semua. Ibu jadi tidak percaya diri nih.” Goda Ester pada kedua putrinya.“Kan cantiknya sudah di ambil oleh aku dan Kakak,” balas Alin. Emma hanya tertawa dan Ester hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.“Grab-nya sudah datang. Ayo kita berangkat.” Emma mendengar bunyi klakson mobil. Ia sudah memesan taksi sebelumnya.Mereka sama-sama menaiki taksi dan menuju ke Wilobi Mall. Mall terbesar dan teramai di Vunia.

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Kejanggalan di Wilobi Mall

    Ryan sudah bangun sejak pukul lima pagi. Ia berniat untuk berangkat pagi ke kafe milik Jane.“Pagi, Ethand,” sapa Ryan pada Ethand yang baru saja bangun.“Hm,” Ethand dengan nada khas bangun tidur. Ia langsung bergegas mengambil air putih dan meminumnya. Ryan yang sedang duduk di meja makan dan memainkan ponselnya menatap heran pada Ethand yang minum air tapi mata masih tertutup.“Apakah kamu sudah sadar sepenuhnya?” tanya Ryan dengan nada khawatir.“Jika belum sadar bagaimana saya membedakan mana mulut dan hidung?” Ethand kembali melayangkan pertanyaan.Ryan langsung terkekeh lucu mendengar balasan dari Ethand. “Hari ini saya ada sedikit urusan. Sore baru kembali.”Ethand langsung berbalik menghadap sekretarisnya. Ia baru menyadari jika Ryan sudah rapi. “Temani saya ke Wilobi Mall terlebih dahulu,” balas Ethand.“Baiklah.” Ryan tidak bisa menolak perm

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Asing Sebelum Waktunya

    Langkah kaki Emma semakin cepat ketika menyadari bahwa Ethand sedang melihat ke arahnya. Ester dan Alin hanya bisa mengikutinya tanpa tahu apa yang sedang terjadi. Dada Emma terasa sesak namun ia juga heran mengapa bisa seperti itu. Ethand bukanlah pasangannya.“Hanya karena perhatian lebih darinya membuatmu begitu mudah luluh, Emma.” Batin Emma sambil terus melangkah. Kakinya terus membawanya sampai pada sebuah tempat penjualan kelengkapan dapur. Ester dan Alin terengah-engah karena harus mengikuti langkah kakinya yang lumayan cepat.“Ada apa, Kak? Apa yang terjadi?” tanya Alin. Sudah berapa kali ia memanggil Emma namun kakaknya terus berjalan tanpa memedulikan panggilannya.Emma menghembuskan napas pelan. Ia memejamkan matanya sejenak dan dibukanya perlahan. “Tidak apa-apa kok. Sepertinya aku sedikit lelah.” Emma membalikkan badannya dan mendekat ke arah Ester. Namun Emma melihat Ethand sedang mencari keberadaannya. Emma lan

    Last Updated : 2022-04-02
  • The Devil CEO   Tentang Attitude

    Bryan yang baru saja menerima berkas dari rekan kerjanya terkejut dengan kedatangan Ryan. Ia belum sempat menyimpan berkas itu. Wajahnya terlihat kahwatir dan juga gugup.“Hari ini sepertinya Pak Bryan menerima tamu penting.” Ryan langsung mendaratkan bokongnya di sofa dan memangku kakinya. Ia dengan senyum tulus namun terlihat mematikan di mata Bryan.Bryan tahu jika Ryan bukanlah sekretaris biasa Alves Corp. Lelaki ini sudah dipercaya oleh tuan Alves dan juga Giorgino. Sekarang Ethand pun demikian. “Hanya tamu biasa, Pak,” balas Bryan.“Saya tidak suka basa basi, Bryan.” Nada suara Ryan kini berubah. Bryan tidak mampu menelan salivanya.“Ma-maafkan saya, Pak.” Bryan lansgung berlutut di depan Ryan. Melihat tingkah Bryan, Ryan semakin kesal.“Maling kalau ketahuan sikapnya sangat tidak tahu malu,” umpat Ryan dengan nada kesal. “Pak Ethand yang menyuruh saya ke sini. Jadi tidak ada k

    Last Updated : 2022-04-02

Latest chapter

  • The Devil CEO   CINTA

    Setelah kejadian di menara jam Ester selalu setia menemani Darek di rumah. Merawat dan menjaga suaminya dengan penuh kasih. Seminggu sekali mereka berdua akan pergi mengunjungi Emma di rumah sakit.Sudah sebulan Emma belum sadarkan diri. Selama itu pula Ethand selalu setia mendapinginya. Setiap hari ia akan membacakan berbagai cerita novel dan juga mendengarka musik bersama. Ia akan bergantian bersama Alin dan Jane untuk menjaga wanitanya itu.Seperti hari ini, Ethand kembali membacakan sebuah novel romantic pada Emma. Perlahan Emma menggerakan jari telunjuknya. Hal itu tidak disadari Ethand. Lelaki itu dengan ekspresi mendalami cerita tersebut terus membaca novel pada kekasihnya. Sampai pada cerita itu selesai, Ethand meneteskan air matanya karena kisah dalam cerita novel itu sungguh bahagia berbeda dengan kisah cintanya bersama Emma. Sampai saat ini, Emma belum sadarkan diri.Ethand menangis tersedu-sedu sambil menggenggam tangan Emma. Ethand merasa nyaman ketika menggenggam tangan

  • The Devil CEO   Permintaan Ethand

    Emma baru saja selesai mandi dan berniat untuk istirahat namun ponselnya terus berdering. Ia segera mengambil ponselnya. Matanya membelalak kaget ketika membaca isi pesan dari Johan Prima. Lelaki itu mengirim gambar wajah Darek yang sudah membiru.Tanpa pikir panjang Emma langsung mencari koordinat telepon Johan. Setelah mendapatkannya Emma langsung keluar dari rumah Caroline. Namun naas, ketika sampai di depan Wilobi mall, Emma sudah dibekap oleh sebuah sapu tangan yang berisi bius. Tidak lama kemudian wanita itu tidak sadarkan diri.Emma hanya bisa mendengar suara samar-samar para lelaki disekelilingnya. Kepalanya terasa berat dan pusing. Setelah itu Emma tidak mendengar apa-apa lagi dan gelap sepenuhnya.***Rasanya baru terlelap namun kini hawa dingin menerpa tubuh Emma. Ia perlahan membuka matanya. Kepalanya masih terasa berat namun karena pandangan di depannya terlihat asing ia berusaha sadar sepenuhnya. Ia sangat terkejut ketika melihat siapa lelaki yang duduk di depannya.Bar

  • The Devil CEO   Berita Heboh

    Tujuan Emma dan Caroline datang ke Nuni’s Club dan bertemu Johan adalah untuk mendapatkan sidik jari lelaki tersebut. Database prima corp di setting menggunak sidik jari Johan sendiri. Sehingga Emma dan Caroline untuk bertemu dengan lelaki kejam itu.“Jadi bagaimana apakah kamu bisa masuk ke dalam database mereka?” tanya Caroline yang sudah tidak sabar.“Tentu saja, Carol. Lihatlah…” Emma mempersilahkan Carol melihat semua data penting yang disembunyikan Johan begitu rapat. Betapa kagetnya ia ketika melihat data kepemilikan Prima Corp adalah orang tua kandungnya.“Dasar brengsek!” Caroline mengepal kedua tangannya. Wajahnya memerah karena menahan marah. Ia boleh mengemis pada pamannya itu ternyata malah sebaliknya. Sungguh kejam Johan pada orang tuanya. “Aku tidak ingin menunggu sampai besok, malam ini juga dunia harus tahu betapa kejam dan tidak punya perasaan lelaki bernama Johan tersebut.Emma segera menuruti perkataan Caroline. Ternyata Prima Corp adalah miliki wanita yang menolon

  • The Devil CEO   Jebakan

    Suasana Nuni’s Club malam ini mengingatkan Emma pada kejadian lampau. Dimana ia dipukul oleh Daniel Jiani dan diselamatkan oleh Ethand. Dimana ia diselamatkan kedua kalinya di hari yang sama. Hari terpuruk dan terendah dirinya.Emma mengenakan sebuah dress yang sedikit ketat dan menampakkan tubuhnya yang ramping. Rambutnya yang sebahu dibiarkan terurai. Wajahnya sedikit dipolesi riasan.Sedangkan Caroline memakai pakaian yang kurang kain. Bagian dadanya terbuka lebar dan dress di atas lutut. Di tambah dengan high heels yang membuatnya terlihat tinggi dan juga cantik. Apalagi dia lama hidup di Spanyol.Kedua wanita itu melangkah masuk ke dalam Nuni’s Club. Caroline memakai wig dan menambahkan sebuah tahi lalat di atas bibirnya. Sedangkan Emma tampil apa adanya. Hanya sedkit riasan yang membuatnya terlihat berbeda. Ia terlihat seperti wanita karir dengan uang melimpah.“Di mana ruangan mereka?” tanya Emma. Kedua kalinya ia ke tempat ini dan tidak mengetahui ruangan di klub malam tersebu

  • The Devil CEO   Perihal Wanita

    Setelah mendengar Emma berada di Bank Central Vunia, Ethand dan Ryan langsung menuju ke bank tersebut. Namun ia sedikit terlambat, Emma sudah pergi dari tempat itu.“Bolehkah saya melihat rekaman cctvnya?” tanya Ethand pada Ryan.“Ini, Pak.”Ethand segera melihat rekaman cctv tersebut. “Carol?” ucap Ethand. Ia ingat pakaian yang dikenakan mantan kekasihnya pagi ini. Ethand lebih terkejut lagi ketika melihat Emma dengan busana yang sangat berbeda dari biasanya. Ternyata punggung wanita familiar yang dilihatnya sebelumnya adalah Emma. Ethand membanting ponsel Ryan begitu saja dan menimbulkan suara gaduh di dalam mobil. Ryan yang duduk di kursi kemudia hanya bisa terdiam. Ethand sedang marah dan kesal.“Bagaimana bisa aku tidak menahannya pagi tadi?” Suara berat Ethand diiringi dengan hembusan napas kasar membuat Ryan memberanikan diri melihat atasannya lewat kaca spion di depannya. Ethand terlihat berantakan dan juga wajahnya sangat muram.“Apakah kamu bertemu mereka sebelumnya?” tanya

  • The Devil CEO   Rumah Baru

    Black Card sudah diterima Emma. Setelah urusan di bank usai, Emma dan Caroline segera keluar dari tempat itu. Emma berulang kali melirik ke arah cctv. Ia segera mempercepat langkahnya. Carolina juga demikian.“Aku lupa mengenakan masker. Sepertinya kita harus segera berangkat.” Emma dengan nada serius. Ia segera memasang sabuk pengamannya.“Bukankah itu adalah mobil Ethand?” tanya Caroline. Ia segera menghidupkan mesin mobilnya dan meninggalkan bank itu.Emma melihat dari kaca spion di depannya. Ia masih bisa melihat lelaki itu keluar dengan terburu-buru dari dalam mobilnya. Wanita itu langsung membuang tatapannya ke tempat lain dengan tatapan sendu menatap pada jalanan yang tampak ramai oleh kendaraan.“Apakah kamu baik-baik saja?” tanya Caroline.“Aku baik-baik saja,” balas Emma. Untuk membalas Prima ia harus bisa dan menahan rasa rindunya. Emma juga harus bisa membuktikan bahwa ayahnya sepenuhnya tidak bersalah. Semuanya karena perbuatan Johan Prima.Jika cinta merupakan penyakit m

  • The Devil CEO   Kota Lama

    Alves Corp hari ini digemparkan dengan adanya kunjungan tiba-tiba dari Johan Prima bersama putranya. Ethand yang mendengar kabar it uterus berdiam di dalam ruangannya. Ia membiarkan Ryan yang menemui mereka.“Selamat datang di Alves Corp, Pak Johan,” ucap Ryan dengan ramah. Dalam hatinya menahan kesal sekaligus marah ketika melihat senyum dari lelaki perusak Alves Corp tersebut.“Apakah atasan kalian begitu sibuk sampai memerintahkan sekretarisnya untuk menyambutku?” Johan dengan nada serius namun sekelebat senyum terukir di bibirnya. Jenaver yang berdiri di sampingnya hanya terdiam.“Setelah mendapat kunjungan dari investor Jerman, pak Ethand merasa lelah dan kini sedang beristirahat di ruangannya,” jawab Ryan sengaja membawa nama investor yang telah memutuskan kerja sama dengan Prima tersebut. Sontak raut wajah Johan terlihat kesal.“Saya ingin bertemu dengan atasanmu.” Nada suara Johan terdengar serius. Ryan melayangkan senyumnya pada lelaki itu.“Atasan kami tidak akan bertemu den

  • The Devil CEO   Bank Central Vunia

    Fashion Ghotic style yang identik dengan warna gelap terutama hitam dan abu-abu kini dikenakan oleh Emma. Ia berubah sepenuhnya seperti wanita kelas atas yang cantik dan memesona. Wajahnya tetap memakai masker dan kacamata hitam yang menutupi hodeed eyes miliknya. Di tangannya tergantung sebuah tas merek chanel.Di samping Emma berjalan seorang wanita dengan dress yang lumayan ketat dan dipadukan dengan long coat abu-abu dan tidak lupa pula kacamata hitam yang selalu bertengger di hidungnya.Ketika mendekati lift, Emma merasa gugup jika kembali bertemu Jane atau pun yang lainnya. Apalagi lelaki yang dirindukannya semalaman. Caroline melihat kegugupannya dan tersenyum.“Kamu tidak jauh berbeda dengan kayu kering, Emma,” ucap wanita itu.“Aku takut ketahuan,” balas Emma.“Aku saja hampir tidak mengenalimu, apa lagi mereka.” Caroline berusaha menenangkan Emma.Emma mengambil napas dalam lalu dihembuskannya perlahan. Ia terus mengulanginya sampai ahtinya sedikit tenang.Ting!Lift terbuka

  • The Devil CEO   Kembali Dingin

    Ryan dan Jane sudah kembali setelah seharian mencari keberadaan Emma. Mereka bahkan mencari sampai di rumah lama Emma namun tidak menemukannya. Jane terlihat sedih begitu pula Ryan. Sepasang kekasih itu memutuskan untuk kembali.“Kamu temani ibu Emma dan adiknya. Aku harus menghibur Ethand.” Ryan yang membuka sabuk pengamannya dengan lemah. Sepertinya hari ini ia sudah banyak mengeluarkan tenaganya.“Baiklah. Kamu ingat istirahat, Sayang.” Jane dengan lembut memperlakukan Ryan. Walaupun hatinya sedang sedih.Ryan menganggukkan kepalanya lalu keluar dari mobil. Jane menunggu kekasihnya agar melangkah bersama menuju lift.“Padahal Ethand sudah berniat melamarnya.” Ryan dengan nada sedih. Jane di sampingnya seketika berhenti melangkah.“Be-benarkah?” tanya Jane.“Benar, Sayang,” jawab Ryan. Jane mendesah kesal dan merasa iba pada Ethand.“Emma juga sudah lama menantikannya. Namun, kenyataan membuat keduanya malah menjauh.”“Karena itu aku membelikan ini untukmu sebagai hadiah. Tunggu aku

DMCA.com Protection Status