Share

Bab 59. Diculik?

Penulis: Fitri_alpha
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-05 15:52:52

Fasha tidak percaya jika seorang Ibu bisa melakukan hal yang kejam terhadap anaknya. Namun, setelah mendengar rencana Selena, sekarang dia memercayainya.

Rencana Selena untuk menyingkirkan Beatrice dari istana tergolong rencana yang gila. Bahkan Selena langsung bergerak setelah mendapatkan rencana itu. Dia meminta seorang prajurit yang dapat dipercayainya untuk membawa ibunya yang tinggal di sebuah desa, memindahkannya ke sebuah tempat terpencil yang sangat sulit untuk dijangkau. Setelah itu, barulah mereka akan membawa Beatrice ke sana, tempat yang sama dengan neneknya.

Yang lebih gila lagi, Selena juga meminta Fasha untuk mendampingi mereka. Tidak mempunyai pilihan, dia mengangguk menyetujuinya. Tak mungkin dia membiarkan gadis semuda Beatrice hanya tinggal berdua bersama neneknya di tempat yang penuh bahaya.

Mengendap mereka mendekati kamar tidur Fasha yang ditempatinya bersama Beatrice. Fasha sudah memastikan Beatrice tertidur lelap, gadis itu kelelahan setelah seharian menangi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 60. Bukan Diculik

    Beatrice mencoba untuk tidur lagi, dan berharap saat terbangun nanti semuanya hanya mimpi. Dia akan tetap berada di istana, berbaring di ranjang empuknya, di kamarnya bersama Bibi Fasha. Sayangnya, Beatrice tidak dapat tidur lagi. Meskipun sudah memejamkan mata, tetapi pikirannya tetap melayang ke mana-mana. Dia berusaha keras mengosongkan pikiran, tetap saja tidak bisa. Alexant memenuhi pikirannya. Dadanya bergemuruh, keringat membasahi sekujur tubuhnya yang terikat. Belum lagi dia berada di atas kereta kuda yang melaju kencang. Siapa yang dapat tidur dalam keadaan seperti dirinya saat ini? Air mata terus mengalir membasahi pipi Beatrice. Dalam hati dia terus berdoa semoga dia bisa keluar dari kereta ini dan bertemu dengan Alexant. Dia yakin Bibi Fasha berbohing saat mengatakan padanya tentang Alexant. Tidak mungkin Alexant memiliki gadis lain selain dirinya, hubungan mereka sangat dekat. Alexant selalu jujur padanya, jika ada seorang gadis yang mendekatinya, dia pasti akan berceri

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-05
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 61. Bertemu Nenek

    Kicauan burung yang terdengar tajam di telinga membangunkan Beatrice dari tidurnya. Dia membuka mata perlahan, mengerjap beberapa kali untuk membiasakan penglihatannya pada cahaya yang masuk. Alam tampak terang benderang di tangkap indra penglihatannya.Beatrice mengucek mata untuk memastikan. Dia menggerakkan kepala ke arah kanan, segera memejamkan mata dan menaikkan tangan untuk melindungi wajahnya dari paparan sinar matahari. Hangat terasa, tetapi juga sangat menyilaukan. Keadaan yang berbeda setiap dia bangun pagi pada biasanya. Beatrice menjauhkan tangan, duduk perlahan. Sepasang alisnya berkerut merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Mulutnya tanpa sadar mengeluarkan ringisan. Dia baru bangun tidur, bahkan nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Apa yang terjadi tadi malam masih belum diingat semuanya, masih samar-samar. Pagi ini dia merasa ada yang aneh. Entah keadaan kamarnya yang terasa jauh lebih terang dari biasanya –sinar matahari langsung masuk tanpa halangan apa pun– juga s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-06
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 62. Ternyata, Bukan di Rumah Nenek

    Sejak dia tinggal di istana, Nenek juga tidak lagi bekerja. Mama secara rutin mengirimkan uang untuknya, juga untuk membayar pekerjaan gadis pelayan yang menemani Nenek. Sebab, tidak lagi bekerja di perkebunan tomat, Nenek tidak lagi memasak sup tomat. Sekarang makanan di rumahnya sudah berbeda, berbagai hidangan selalu tersedia di meja saat tiba waktu makan. Kehidupan Nenek lebih terjamin. Beatrice mensyukurinya, dia merasa sangat senang karena Nenek bahagia. "Kita ada di mana, Nek?" tanya Beatrice dengan alis berkerut tajam. Matanya menatap liar sekeliling kamar. Dugaannya jika dia tidak sedang berada di rumah Nenek, semakin kuat. Keadaan kamar ini berbeda, lebih sederhana dibandingkan dengan kamar tidurnya di rumah nenek. Tidak ada perabotan apa-apa selain sebuah meja dan kursi yang kelihatannya sudah tua. "Apakah kita di rumah Nenek?" Imelda tersenyum melihat kepanikan di wajah cucu tersayangnya. Dia sendiri juga awalnya kaget ketika bangun tidur menemukan dirinya di tempat yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-07
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 63. Tak Ingin Pulang

    "Bisakah kita tetap berada di sini beberapa hari lagi?" George dan Jerome Walker, prajurit yang memimpin tugas di Rainbow Hill, sudah menduga jika Alexant akan bertanya seperti itu. Cepat atau lambat dia pasti akan menanyakannya, seolah waktu satu minggu bersama Crystal masih kurang saja baginya. George memutar bola mata jengah. "Kupikir tidak bisa." Ia memalingkan muka hanya untuk menyembunyikan senyumnya. "Kita harus segera kembali ke istana, Yang Mulia. Sepuluh hari merupakan waktu yang lama bagi seorang pangeran meninggalkan istana." Alexant mendengkus kesal. "Aku baru beberapa hari di sini, George!" erangnya kesal. "Baru satu minggu, belum sepuluh hari seperti yang kau katakan.""Ditambah tiga hari selama perjalanan kita menuju ke sini, Yang Mulia.""Astaga!" Alexant memotong perkataan George tiba-tiba. Kepalanya langsung terasa berdenyut nyeri, dadanya panas seakan terbakar. "Lama di perjalanan tidak dihitung!" Ia mengibaskan kedua tangannya. "Lagi pula, George, kenapa kita h

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-20
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 64. Mimpi Buruk Beatrice

    Pagi datang lebih cepat saat kita berada di tempat yang lebih tinggi, Beatrice merasakannya. Sudah dua hari ini dia menyaksikan matahari terbit lebih awal dari biasanya saat dia masih di istana. Hari jadi terasa lebih panjang dan semakin membosankan. Tak ada gadis seusianya di sini, yang ada hanya Nenek dan Bibi Fasha. Prajurit yang waktu itu pergi bersama mereka juga sudah tidak terlihat lagi, sepertinya dia hanya mengantarkan saja, tidak menetap di sini bersama mereka. Tidak apa-apa, dia justru mensyukurinya. Daripada prajurit itu juga ikut tinggal di sini bersama mereka akan membuat dia ketakutan saja. Selama ini hanya Alexant, laki-laki yang dekat dengannya. Dia tidak memercayai yang lainnya. Pengalaman buruk saat ayahnya masih hidup membekas sampai sekarang. Meskipun ayahnya tidak pernah berbuat kasar, tetapi Ayah selalu mabuk. Bahkan Ayah tewas karena mabuknya itu. Ayah yang sudah sakit keras terlalu banyak meminum alkohol sampai nyawanya tak tertolong. Kejadian itu membuatnya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-22
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 65. Dua Tahun Lagi, Menjadi Pengantinku

    Tak ada seorang pun yang ingin berpisah dari orang yang dicintai. Apalagi, jika baru saja bertemu setelah berpisah selama tujuh tahun. Alexant memeluk Cristal erat, rasanya tak ingin melepaskannya. Seandainya saja bisa, pasti dia akan membawanya ke istana sekatang juga. Persetan dengan peraturan bodoh kerajasn yang tidak memperbolehkan seorang putra mahkota menikah sebelum naik takhta. Ia tidak memerlukan takhta, tidak juga menginginkannya. Ia hanya menginginkan Crystal dan menghabiskan waktu hingga tua bersamanya. "Kenapa kau harus pulang dengan cepat? Apakah perburuan prajuritmu sudah selesai?" Crystal mendongak menatap Alexant saat bertanya. Meskipun saat ini dia duduk di pangkuannya, Alexant tetap lebih tinggi darinya. Ia memang sudah membohongi Crystal tentang perburuan itu, dan itu bukanlah sesuatu yang baik, Alexant menyadarinya. Hanya saja, saat itu ia tidak memiliki alasan lain lagi yang bisa digunakan untuk bisa berada di sampingnya. Alexant tak ingin berbohong, tetapi j

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-23
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 66. Peraturan Konyol Kerajaan

    "Bisakah kita tidak kembali ke istana hari ini, George?" Pertanyaan pertama Alexant setelah keheningan menguasai mereka beberapa saat lamanya. "Bisakah kita terus berada di sini dalam dua tahun ini? Masalahnya aku ...." Jeda. Ia mengibaskan kedua tangan dengan kacau. "Aku masih belum ingin pulang, aku tidak bisa. Aku tidak ingin meninggalkan Crystal lagi.""Saya pikir tidak bisa seperti itu, Yang Mulia!" George berseru mendengar permintaan Alexant. "Baginda Raja...!"Alexant memotong perkataan George dengan mengangkat tangan kanannya. Ia tak ingin mendengar apa pun saat ini, apalagi yang berhubungan dengan istana. Berbicaralah padanya tentang Crystal atau katakan padanya jika mereka tidak ke mana-mana, tetap di sini saja maka ia akan membiarkan. "Untuk apa kau berdiri di sana, George?" tanya Alexant datar. Tangannya memijit pelipis kemudian mengusap wajah. "Masuklah!" pintanya sambil menggerakkan kepala meminta sahabat sekaligus pengawal pribadinya untuk masuk. Tak perlu diminta dua

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-24
  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 67. Dan, Terjadi

    Bukit pelangi. Begitu Crystal dan teman-temannya menyebut bukit yang terletak di belakang kediaman keluarga Mars. Bukit itu tidak terlalu terjal jika ditempuh melewati jalan setapak yang berada di samping kanan kediaman keluarga Mars. Jalan yang beberapa hari ini selalu dilalui oleh Alexant untuk mencapai bukit, sampai-sampai ia hafal dengan kondisi jalan itu. Batu-batu kerikil yang tersebar di sepanjang jalan membuat jalanan selebar satu meter itu seperti jalanan menuju taman. Ilalang yang tumbuh di kanan dan kirinya membuat jalan tak terlihat dari jauh. Bisa dikatakan jalan ini tersembunyi, termasuk dari sinar matahari. Meskipun sudah hafal di luar kepala, Alexant tetap berusaha memetakan pemandangan terakhir jalan setapak ini, di dalam memori otaknya. Sesekali ia memejamkan mata, tetapi lebih banyak menarik napas dan mengembuskannya melalui mulut, tanpa suara karena ia tak ingin George yang selalu setia mengikuti ke mana pun ia pergi, mendengar suara desahan napasnya. Ia tak ing

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-25

Bab terbaru

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 68. Mencari Jalan Pulang

    Hutan di gunung Bond masih liar, tak ada seorang pun dari penduduk Namira yang berani memasukinya. Gunung Bond sendiri merupakan tempat terlarang bagi mereka karena tidak ada orang yang pernah kembali jika menginjakkan kaki ke gunung paling tinggi di Namira. Fasha sudah pernah mendengar akan hal itu, juga gosip yang diembuskan oleh para prajurit dan warga tentang adanya mahluk mengerikan yang mendiami dan menjaga gunung Bond. Dia yakin, alasan kenapa orang-orang yang tidak pernah pulang lagi itu disebabkan mereka tersesat. Orang-orang itu tidak bisa menemukan jalan pulang karena hutan di gunung ini yang terlalu lebat. Jika memang ada makhluk buas seperti yang dikatakan orang-orang itu, pastilah sekarang mereka sudah berada di dalam perutnya. Buktinya, sampai sekarang mereka yang berada di sini baik-baik saja. Hanya saja, mereka tidak bisa pulang karena tidak bisa menemukan jalan pulang lagi. Prajurit yang membawa mereka ke sini sudah pulang. Prajurit itu juga yang sudah membawa Ime

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 67. Dan, Terjadi

    Bukit pelangi. Begitu Crystal dan teman-temannya menyebut bukit yang terletak di belakang kediaman keluarga Mars. Bukit itu tidak terlalu terjal jika ditempuh melewati jalan setapak yang berada di samping kanan kediaman keluarga Mars. Jalan yang beberapa hari ini selalu dilalui oleh Alexant untuk mencapai bukit, sampai-sampai ia hafal dengan kondisi jalan itu. Batu-batu kerikil yang tersebar di sepanjang jalan membuat jalanan selebar satu meter itu seperti jalanan menuju taman. Ilalang yang tumbuh di kanan dan kirinya membuat jalan tak terlihat dari jauh. Bisa dikatakan jalan ini tersembunyi, termasuk dari sinar matahari. Meskipun sudah hafal di luar kepala, Alexant tetap berusaha memetakan pemandangan terakhir jalan setapak ini, di dalam memori otaknya. Sesekali ia memejamkan mata, tetapi lebih banyak menarik napas dan mengembuskannya melalui mulut, tanpa suara karena ia tak ingin George yang selalu setia mengikuti ke mana pun ia pergi, mendengar suara desahan napasnya. Ia tak ing

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 66. Peraturan Konyol Kerajaan

    "Bisakah kita tidak kembali ke istana hari ini, George?" Pertanyaan pertama Alexant setelah keheningan menguasai mereka beberapa saat lamanya. "Bisakah kita terus berada di sini dalam dua tahun ini? Masalahnya aku ...." Jeda. Ia mengibaskan kedua tangan dengan kacau. "Aku masih belum ingin pulang, aku tidak bisa. Aku tidak ingin meninggalkan Crystal lagi.""Saya pikir tidak bisa seperti itu, Yang Mulia!" George berseru mendengar permintaan Alexant. "Baginda Raja...!"Alexant memotong perkataan George dengan mengangkat tangan kanannya. Ia tak ingin mendengar apa pun saat ini, apalagi yang berhubungan dengan istana. Berbicaralah padanya tentang Crystal atau katakan padanya jika mereka tidak ke mana-mana, tetap di sini saja maka ia akan membiarkan. "Untuk apa kau berdiri di sana, George?" tanya Alexant datar. Tangannya memijit pelipis kemudian mengusap wajah. "Masuklah!" pintanya sambil menggerakkan kepala meminta sahabat sekaligus pengawal pribadinya untuk masuk. Tak perlu diminta dua

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 65. Dua Tahun Lagi, Menjadi Pengantinku

    Tak ada seorang pun yang ingin berpisah dari orang yang dicintai. Apalagi, jika baru saja bertemu setelah berpisah selama tujuh tahun. Alexant memeluk Cristal erat, rasanya tak ingin melepaskannya. Seandainya saja bisa, pasti dia akan membawanya ke istana sekatang juga. Persetan dengan peraturan bodoh kerajasn yang tidak memperbolehkan seorang putra mahkota menikah sebelum naik takhta. Ia tidak memerlukan takhta, tidak juga menginginkannya. Ia hanya menginginkan Crystal dan menghabiskan waktu hingga tua bersamanya. "Kenapa kau harus pulang dengan cepat? Apakah perburuan prajuritmu sudah selesai?" Crystal mendongak menatap Alexant saat bertanya. Meskipun saat ini dia duduk di pangkuannya, Alexant tetap lebih tinggi darinya. Ia memang sudah membohongi Crystal tentang perburuan itu, dan itu bukanlah sesuatu yang baik, Alexant menyadarinya. Hanya saja, saat itu ia tidak memiliki alasan lain lagi yang bisa digunakan untuk bisa berada di sampingnya. Alexant tak ingin berbohong, tetapi j

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 64. Mimpi Buruk Beatrice

    Pagi datang lebih cepat saat kita berada di tempat yang lebih tinggi, Beatrice merasakannya. Sudah dua hari ini dia menyaksikan matahari terbit lebih awal dari biasanya saat dia masih di istana. Hari jadi terasa lebih panjang dan semakin membosankan. Tak ada gadis seusianya di sini, yang ada hanya Nenek dan Bibi Fasha. Prajurit yang waktu itu pergi bersama mereka juga sudah tidak terlihat lagi, sepertinya dia hanya mengantarkan saja, tidak menetap di sini bersama mereka. Tidak apa-apa, dia justru mensyukurinya. Daripada prajurit itu juga ikut tinggal di sini bersama mereka akan membuat dia ketakutan saja. Selama ini hanya Alexant, laki-laki yang dekat dengannya. Dia tidak memercayai yang lainnya. Pengalaman buruk saat ayahnya masih hidup membekas sampai sekarang. Meskipun ayahnya tidak pernah berbuat kasar, tetapi Ayah selalu mabuk. Bahkan Ayah tewas karena mabuknya itu. Ayah yang sudah sakit keras terlalu banyak meminum alkohol sampai nyawanya tak tertolong. Kejadian itu membuatnya

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 63. Tak Ingin Pulang

    "Bisakah kita tetap berada di sini beberapa hari lagi?" George dan Jerome Walker, prajurit yang memimpin tugas di Rainbow Hill, sudah menduga jika Alexant akan bertanya seperti itu. Cepat atau lambat dia pasti akan menanyakannya, seolah waktu satu minggu bersama Crystal masih kurang saja baginya. George memutar bola mata jengah. "Kupikir tidak bisa." Ia memalingkan muka hanya untuk menyembunyikan senyumnya. "Kita harus segera kembali ke istana, Yang Mulia. Sepuluh hari merupakan waktu yang lama bagi seorang pangeran meninggalkan istana." Alexant mendengkus kesal. "Aku baru beberapa hari di sini, George!" erangnya kesal. "Baru satu minggu, belum sepuluh hari seperti yang kau katakan.""Ditambah tiga hari selama perjalanan kita menuju ke sini, Yang Mulia.""Astaga!" Alexant memotong perkataan George tiba-tiba. Kepalanya langsung terasa berdenyut nyeri, dadanya panas seakan terbakar. "Lama di perjalanan tidak dihitung!" Ia mengibaskan kedua tangannya. "Lagi pula, George, kenapa kita h

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 62. Ternyata, Bukan di Rumah Nenek

    Sejak dia tinggal di istana, Nenek juga tidak lagi bekerja. Mama secara rutin mengirimkan uang untuknya, juga untuk membayar pekerjaan gadis pelayan yang menemani Nenek. Sebab, tidak lagi bekerja di perkebunan tomat, Nenek tidak lagi memasak sup tomat. Sekarang makanan di rumahnya sudah berbeda, berbagai hidangan selalu tersedia di meja saat tiba waktu makan. Kehidupan Nenek lebih terjamin. Beatrice mensyukurinya, dia merasa sangat senang karena Nenek bahagia. "Kita ada di mana, Nek?" tanya Beatrice dengan alis berkerut tajam. Matanya menatap liar sekeliling kamar. Dugaannya jika dia tidak sedang berada di rumah Nenek, semakin kuat. Keadaan kamar ini berbeda, lebih sederhana dibandingkan dengan kamar tidurnya di rumah nenek. Tidak ada perabotan apa-apa selain sebuah meja dan kursi yang kelihatannya sudah tua. "Apakah kita di rumah Nenek?" Imelda tersenyum melihat kepanikan di wajah cucu tersayangnya. Dia sendiri juga awalnya kaget ketika bangun tidur menemukan dirinya di tempat yang

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 61. Bertemu Nenek

    Kicauan burung yang terdengar tajam di telinga membangunkan Beatrice dari tidurnya. Dia membuka mata perlahan, mengerjap beberapa kali untuk membiasakan penglihatannya pada cahaya yang masuk. Alam tampak terang benderang di tangkap indra penglihatannya.Beatrice mengucek mata untuk memastikan. Dia menggerakkan kepala ke arah kanan, segera memejamkan mata dan menaikkan tangan untuk melindungi wajahnya dari paparan sinar matahari. Hangat terasa, tetapi juga sangat menyilaukan. Keadaan yang berbeda setiap dia bangun pagi pada biasanya. Beatrice menjauhkan tangan, duduk perlahan. Sepasang alisnya berkerut merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Mulutnya tanpa sadar mengeluarkan ringisan. Dia baru bangun tidur, bahkan nyawanya belum sepenuhnya terkumpul. Apa yang terjadi tadi malam masih belum diingat semuanya, masih samar-samar. Pagi ini dia merasa ada yang aneh. Entah keadaan kamarnya yang terasa jauh lebih terang dari biasanya –sinar matahari langsung masuk tanpa halangan apa pun– juga s

  • The CROWN (Sang Pewaris Takhta)   Bab 60. Bukan Diculik

    Beatrice mencoba untuk tidur lagi, dan berharap saat terbangun nanti semuanya hanya mimpi. Dia akan tetap berada di istana, berbaring di ranjang empuknya, di kamarnya bersama Bibi Fasha. Sayangnya, Beatrice tidak dapat tidur lagi. Meskipun sudah memejamkan mata, tetapi pikirannya tetap melayang ke mana-mana. Dia berusaha keras mengosongkan pikiran, tetap saja tidak bisa. Alexant memenuhi pikirannya. Dadanya bergemuruh, keringat membasahi sekujur tubuhnya yang terikat. Belum lagi dia berada di atas kereta kuda yang melaju kencang. Siapa yang dapat tidur dalam keadaan seperti dirinya saat ini? Air mata terus mengalir membasahi pipi Beatrice. Dalam hati dia terus berdoa semoga dia bisa keluar dari kereta ini dan bertemu dengan Alexant. Dia yakin Bibi Fasha berbohing saat mengatakan padanya tentang Alexant. Tidak mungkin Alexant memiliki gadis lain selain dirinya, hubungan mereka sangat dekat. Alexant selalu jujur padanya, jika ada seorang gadis yang mendekatinya, dia pasti akan berceri

DMCA.com Protection Status