Lolongan srigala saling bersahutan dari dalam hutan di wilayah kekuasan pack Wildmoon, srigala-srigala itu saling sahut menyahut untuk membarikan informasi tentang penjagaan di post penjagaan masing-masing.
Sejak serangan yang membawah kepergian Ashlyn beberapa bulan yang lalu, daerah pack Wildmoon selalu mendapat penjagaan yang sangat ketat, untuk menghindari hal-hal yang tidak di inginkan terjadi lagi.
Di sebuah kamar, tepatnya kamar yang pernah di huni oleh seorang wanita beramput pirang, nampak seorang lelaki yang memandangi bulan dari jendela kamar itu dengan pandangan yang sulit di artikan. Ia telah menerima laporan dari betanya bahwa keadaan wilayah baik-baik saja dan tidak ada tanda-tanda dari pihak musuh.
“Luke...” Panggil Serah.
Nampak wanita itu berdiri di belakang Luke, memandang dengan tatapan rindu dan senyuman tipis saat lelaki yang ia panggil namanya membalikan badan untuk melihatnya.
“Serah...Apa
Willian berjalan cepat menuju ruangan yang menjadi tempat peristirahatan pelayan Livia, Willian yakin, jika pelayan kecil wanita itu mengetahui apa yang sebenarnya terjadi kepada nonanya dan apa yang di sembunyikan wanitanya itu darinya.“Pira...!” Panggil Willian dari luar ruangan, walalupun kastil ini adalah miliknya dan Willian berhak untuk melakukan apa saja, namun ia masih menghormati pelayan kekasihnya itu dan lebih memilih memanggilnya keluar, alih-alih langsung masuk keruangan itu.“Hamba tuan...” Jawab pelayan bertubuh kecil itu, yang muncul dengan cepat setelah Willian memanggilnya.Pira adalah keturunan dari peri hutan dan kurcaci, sehingga memiliki tubuh yang kecil, ukuran tubuhnya hanya sebatas pinggang Willian, dan kemammpuannya hanya berkisar antara membersihkan rumah dan mencari tanaman untuk pengobatan.Pira adalah satu-satunya mahkluk yang di kenalkan Livia kepada Willian, Livia mengatakan bahwa mereka telah
Sepasang mata melihat keluar dari jendela kamarnya, memandangi pohon-pohon besar dan bunga-bunga yang ada di luar, wanita itu mulai menutup mata, merasakan hembusan angin menerpa kulit wajahnya, penciumannya menghirup aroma yang di tiupkan angin dari pohon-pohon yang sejak siang terkena sinar matahari.Wanita itu kembali membuka matanya dan melihat ke langit yang terdapat bulan yang sedang bersinar terang, bulan yang mengingatkannya kepada seseorang yang tinggal cukup jauh dari dirinya sekarang.Mora merindukan sosok itu, namun juga merasa sakit karena hubungan yang retak atau bisa Mora katakan hampir hancur. Pertemuan terakhir mereka beberapa waktu yang lalu tidak berjalan dengan baik, masternya yang sudah menjaganya sejak kecil tidak mempercayainya.Masternya lebih memilih mempercayai wanita yang belum lama ia temui, di banding dirinya yang telah bersama sejak kecil.Semuanya bermula sejak pertemuannya dengan wanita itu, wanita yang berhasil menar
Pagi-pagi sekali Gerald suami Mora telah pergi meninggalkan rumah untuk mencari beberapa tumbuhhan sebagai bahan pengobatan, Gerald adalah keturunan penyihir dan werewolf, walaupun ia tidak mempunyai wolf di tubuhnya, namun ia sangat pandai dalam hal membuat obat-obatan.Di kediaman mereka Mora tinggal sendirian dan telah menyiapkan beberapa makanan untuk menyambut kepulangan suaminya, saat menunggu tampa Mora sadari Willian telah datang dan berdiri di belakang Mora.“Tuan...Kau kapan datang...?” Tanya Mora tersenyum gembira melihat masternya saat ia membalikan badan.“Mora...apakah ini milikmu?” Tanya Willian melemparkan kantung kecil yang terbuat dari akar kayu itu ke lantai di antara ia dan Mora, tamap menjawab pertanyaan Mora.Mora tersentak melihat apa yang di lemparkan masternya itu, hatinya sakit melihatnya, tidak pernah sekalipun selama ini masternya berlaku seperti ini kepadanya. Tapi kali ini terlihat masternya t
Willian melompati bebatuan dan berlari cepat di hutan kegelapan, ia telah berhasil mendapatkan cawan itu dan bermaksud untuk membawahnya ke kastilnya lalu memulai ritual untuk menyembuhkan Livia.Willian akan menggunakan batu jiwanya sendiri untuk membuat Livia menjadi lebih kuat, sehingga mampu untuk menahan efek dari sihir jiwa dari pengobatan menggunakan cawan penyihir putih.Willian tidak menyadari bahwa sejak tadi ia telah di ikuti, dan semua yang Willian lakukan sudah berjalan sesuai dengan rencananya. Tiba-tiba William merasakan tubuhnya yang tidak bisa di gerakan dan kaku.“Akh!!!” Teriak Willian merasakan sebuah pedang yang menusuk jantungnya.Willian melihat pedang yang menusuk jantunnya, pedang itu di kendalikan dengan sihir. Jika Willian seorang vampire biasa, sudah pasti Willian langsung mati dan berubah menjadi abu, karena pedang yang menusuk jantungnya bukanlah pedang biasa.Tiba-tiba sesosok wajah berdiri di depannya, me
Suasana hutan begitu sunyi, seolah semua mahkluk-mahkluk malam sedang bersembunyi ketakutan ketakutan dengan apa yang sedang terjadi.Mora mengelengkan kepalanya tidak setuju dengan pilihan masternya, Mora menatap Gerald memohon kepadanya agar Gerald menyelamatkan masternya, Gerald yang melihat itu memeluk tubuh istrinya erat.Posisi Gerald yang menghalangi Mora dan berada di jarak yang cukup jauh membuat Willian tiadak bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan. Willian hanya bisa melihat punggung Gerald yang bergetar, tidak tahu apa yang terjadi.“Mora...” Cicit Gerald memohon kepada istrinya.Gerald tahu bahwa Mora memilih mengorbankan diri untuk masternya, tatapan wanita itu mengatakan semuanya dengan jelas.“Jangan membenci masterku,...jika bukan karenanya aku tidak akan bertemu denganmu...” Cicit Mora melihat iba kepada Gerald.“Dia memilihmu...” Ujar Gerald rendah.Mora mengeleng pelan,
Ashlyn keluar dari kamar mandi menggunakan sehelai handuk yang melekat di tubuhnya, Ashlyn baru saja selesai membersihkan diri setelah beraktifitas seharian. Ashlyn berjalan ke arah lemari pakaian untuk mengambil pakaian, namun beberapa saat kemudian Ashlyn merasakn ada yang menatapnya tajam.Ashlyn menoleh ke arah jendela dan melihat seseorang yang menatapnya tajam. mata Ashlyn melihat terkejut siapa yang ada di sudut ruangan, di sana Luke yang berjalan mulai mendekat kearahnya, nampak lelaki itu begitu mengintimidasi saat melihat ke arah Ashlyn.“Kau! Apa yang kau lakukan? Mengapa Kau ada di sini?” Tanya Ashyn panik.Namapk Luke tidak mengeluarkan sepatah katapun, ia terus melangkah mendekat ke arah Ashlyn. Suasana yang tegang begitu terasa saat Luke semakin dekat selangkah demi selangkah ke arah Ashlyn, pandangan datar lelaki itu membuat Ashlyn semakin ketakutan.“Berhenti!...Jangan mendekat!” Teriak Ashlyn.Luke ti
“Jika anda diam dan hanya menjauh itu tidak akan mengubah apapun.” Ujar Pira.Pira dan Willian melihat Ashlyn yang duduk sendirian di taman kastil, dari balik pohon. Mereka berdua sudah sejak tadi melihat Ashlyn yang nampak bosan sendirian, karena Willian yang memang sengaja menghindarainya.“Apa kau melihatnya Pira, dia semakin mirip dengannya. Tingkahnya sangat manja dan senyumannya, bahkan ia juga sangat keras kepala.” Ujar Willian.“Tentu saja tuan, keturunan nona Mora memiliki itu semua.” Jelas Pira datar.Willian serasa menjatuhkan wajahnya mendengar jawaban datar dari Pira, Willian seolah di ingatkan selama hampir dua ratus tahun ia berada di hutan kegelapan, Pira adalah satu-satunya mahkluk yang bicara dengannya dengan nada datar dan tampa ekspresi.Willian menghela nafasnya, mengingat ia tidak pernah sekalipun menemui anak Mora, dan kepada Ashlynlah ia bisa bertemu. Keturunan Mora, dan sekarang aka
Ashlyn berlari ke arah Willian yang jatuh tersungkur, nampak tubuh itu mengeluarkan banyak darah dari lukanya. Tubuh Willian yang melemah kembali seperti biasa, taringnya menghilang dan kukunya juga telah kembali kebentuk semula.Belum sampai Ashlyn mendekati Willian, ia melihat bagaimana Willian yang jatuh tersungkur terus menerus menerima pukulan dari Luke, hingga batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Ashlyn melihat bagaimana Luke yang tidak memiliki belas kasian sama sekali memukuli Willian tampa henti.“Berhenti!!!” Teriak Ashlyn.Luke tidak memperdulikan teriakan Ashlyn yang berlari ke arahnya, Luke mencabut pedang yang menusuk Willian dan kembali ingin melayangkan pedang itu ke leher Willian.Melihat itu, Ashlyn berlari sekuat tenaga dan langsung memeluk tubuh Willian untuk melindungi tubuh vampire itu dengan tubuhnya dari serangan Luke.Ashlyn menutup mata, menanti pedang yang akan menebas punggungnya, Ashlyn sudah si
Ashlyn merasakan sakit di perut bagian bawahnya, rasanya ia mulai merasakan kontraksi. Rasa sakit yang kian bertambah tiap menitnya membuat ia menbangun kan Luke yang tertidur lelap di sampingnya. Ia tahu bahwa Luke masih sangat lelah karena ia baru saja kembali dari mengurus masalah pack beberapa jam yang lalu.Namun rasa sakit diperutnya membuatnya tidak bisa menahan diri lagi untuk membangunkan suaminya itu. Sehingga ia mengoyangkan tubuh Luke dengan kuat menbuat suaminya itu membuka mata dengan pikiran yang belum sadar sepenuhnya.âSa..yang ada apa?â Tanya Luke melihat Ashlyn binggung.âLuke..sepertinyaâŠAku akan akan melahirkan.â Cicit Ashlyn menahan sakit.âMelahirkan?...Melahirkan!!!â Teriak Luke tersadarkan dengan ucapan Luke sehingga membuatnya langsung terduduk dari ranjang.âAshlynâŠAshlyn kau akan melahirkan, apa yang harus kulakukan?â Tanya Luke panik melihat Ashlyn yang kesakitan.âLukeâŠtenanglah, panggilkan Pira untukku.â Ucap Ashlyn menarik nafas panjang menahan rasa sak
Suasana hening usai perkelahian yang terjadi dihutan, tidak ada tanda-tanda kehidupan dan pergerakan dari keempat mahkluk yang dilindungi perisai batu jiwa milik Willian. Mahkluk-mahkluk hutan kecil yang tadi bersenbunyi karena ketakutan mulai mengintip dari tempat persembunyian mereka.Rasa takut bercampur penasaran membuat mereka memberanian diri sekedar untuk meninau situasi yang sedang terjadi diluar persembunyian mereka. Tidak ada tanda pergerakan dimana yang mereka temukan hanyalah potongan tubuh yang sudah berserakan disertai bau busukyang sangat menganggu penciuman mahkluk bumi biasa seperti mereka.Hewan-hewan hutan itu memandang ngeri melihat semua potongan tubuh mahkluk yang sangat berbeda dari mereka, mengikuti naluri mereka untuk bertahan hidup hewan-hewan itu memilih untuk menjauh dan tidak ikut campur dalam kejadian diluar kemampuan mereka.Angin perlahan bertiup membawa aroma busuk dari tubuh-tubuh mahkluk bawah yang telah terpisah dan hancur itu, namun anehnya bukan h
Situasi berubah menjadi mencekam, mahkluk-mahluk dunia bawah yang sejak tadi berusaha memasuki perisai pelindung tersenyum mengerikan dengan gigi-gigi panjang melihat kondisi di dalam perisai pelindung yang mulai kacau dan mulai melemah.âKalian pikir aku akan membiarkan kalian menganggu?! Mahkluk-mahkluk sialan!â Umpat Willian.Willian merasakan udara di sekitarnya yang tiba-tiba berubah sangat mencekam dan dingin, ia tahu bahwa keadaan Pira juga sedang tidak baik-baik saja sekarang, walaupun ritual pemanggil jiwa hanya meminta satu korban jiwa penganti orang terdekat.Namun bukan hal yang tidak mungkin penyihir yang membantu ritual pemanggil jiwa juga akan kehilangan nyawa karena harus menahan semua kekuatan yang ingin merusak ritual yang terjadi.Willian sudah tahu akan hal ini, namun ia bersikap egois dengan membiarkan Pira melakukan ritual pemanggil jiwa yang penuh resiko ini. Rasa sayangnya kepada Ashlyn membuatnya buta bahwa Pira juga akan dalam bahaya jika ia gagal.Ia menutup
Luke berlari sekuat tenaga dari ruangannya menuju kamar, saat mendengar kabar tentang Ashlyn yang ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mereka oleh pelayan yang hendak mengantarkan makan siang kepadanya.Luke yang saat itu sedang berdiskusi bersama para penjaga tentang keamanan pack, terpaksa menghentikan semua pembicaraan dan segera berlari untuk melihat keadaan Ashlyn.Nampak sekali Luke yang memasuki kamarnya bersama Ashlyn dengan wajah yang sangat cemas. Terlihat beberapa pelayan yang masih berjaga dan sudah membaringkan Ashlyn di ranjang.âApa yang terjadi?â Tanya Luke khawatir yang terlihat jelas di wajahnya. âMaafkan kami Alfa, Kami tidak tahuâŠLuna Ashlyn meminta kami menunggu di luar⊠namun saat kami hendak mengantarkan makan siang,⊠saat kami memasuki ruanganâŠkami sudah melihat Luna tidak sadarkan diri,⊠di dekat jendela.â Jelas sang pelayan gugup dan ketakutan akan suatu yang buruk terjadi kepada Lunanya.Luke kembali melihat Ashlyn, wajah wanitanya sangat pucat sekarang.
Daun-daun kuning telah mengabarkan tentang akhir waktu miliknya, tugas yang ia emban selama ini telah mencapai akhir, dan diakhir hidupnya ia jatuh perlahan tertiup angin. Walaupun daun kuning tidak bisa mengikuti raga raksasa untuk bertemu di musim selanjutnya, namun ia tidak pernah lalai dan selalu melakukan yang terbaik saat berada di waktu miliknya.Udara dingin yang mendatangi setiap mahkluk hidup mulai memberikan peringatan bahwa ia akan segera mendekat dengan roh yang lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.Roh-roh yang lebih kuat akan menyapa sehingga mampu membuat sang mahkluk engan untuk menampakan wajahnya ke dunia, mereka akan lebih memilih untuk bersembunyi karena ganasnya hawa dingin yang sang roh datangkan. Hawa dingin yang mampu membekukan mereka hingga ke tulang.Luke melihat ke arah Ashlyn yang berdiri di depan jendela kamar mereka, keberadaannya yang telah berdiri di belakang wanita itu selama lima menit tidak disadarinya sama seka
Nampak Ashlyn yang tertidur di ranjang karena ramuan yang Pira lakukan untuk membuat wanita yang sedang hamil itu lebih tenang, ketidak beradaan Becka di dalam tubuh wanita itu membuat semua orang yang ada di sana juga merasakan kesedihan seperti yang Ashlyn rasakan.Karena tampa wolfnya di tubuhdi tubuh mereka, para werewolf akan merasa kesepian dan merasa kehilangan setengah jiwa mereka.“Nona Ashlyn akan tertidur karena ramuanku, ia akan bangun besok pagi.” Beritahu Pira kepada Luke yang sejak tadi hanya diam dan duduk di samping Ashlyn.Lelaki itu tidak sekalipun melepaskan tangan wanita itu karena ia tahu bagaimana sakitnya perasaan Ashlyn sekarang. Perasaan sakit dan kosong serta ketakutan tampa wolf yang selalu ada di sisimu seumur hidup dan kini menghilang.“Tuan Luke….” Panggil Pira.Luke mendongak dari menatap wajah tidur Ashlyn saat mendengar peri itu memanggil namanya, lalu
Ashlyn membuka matanya perlahan, ia merasa tangannya begitu sulit untuk ia gerakan, pandangannya masih belum begitu jelas dan masih berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.“Ashlyn…” Terdengar suara yang menyebutkan namanya.Ashlyn mengerakan bola matanya untuk melirik asal suara yang menyebut namanya.“Ashlyn...Kau sudah sadar...” Ucap Luke lagi berusaha untuk menarik perhatian Ashlyn yang masih terlihat binggung..Ashlyn tidak menanggapi ucapan Luke karena ia masih belum begitu bisa mencerna apa yang sedang terjadi sekarang. Namun yang Ashlyn tahu sekarang lelaki itu sedang memeluk dengan cukup erat.“Aku akan segera memanggil Pira ke sini, tunggulah...” Ucap Luke melepaskan pelukannya dan sebelum pergi memngecup kening Ashlyn dan mengelus perut wanita itu.Ashlyn tidak merespon sikap Luke kepadanya, ia hanya melihat kepergian lelaki itu yang menghilang
Bab 54Pira baru saja selesai memberikan ramuan yang ia buat untuk memulihkan kondisi tubuh Ashlyn, nampak di sudut ruangan Willian berdiri menyandarkan punggungnya dan melipat tangan di dada memperhatiakn semua yang Pira lakukan kepada Ashlyn.Sedangkan Luke sejak tadi memilih duduk di samping ranjang dan turut membantu peri kecil itu meminukan ramuan obat kepada Ashlyn yang tidak sadarkan diri.“Nona Ashlyn akan baik-baik saja, ia hanya butuh beristirahat dengan baik ” Jelas Pira.“Terimakasih...” Ucap Luke tulus.“Saya akan kembali besok pagi untuk melihat perkembangannya.” Ujar Pira memberitahukan.Luke mengangguk mendengar ucapan peri kecil itu dan mempersilahkannya untuk beristirahat di ruangan yang telah di sediakan anggota packnya.“Tuan...” Panggil Pira melihat tuannya itu tidak ada tanda-tanda untuk pergi dari kamar Ashlyn dan pasangannya.
Tubuh Willian terlempar beberapa meter karena serangan Livia, namun dengan cepat ia kembali berdiri dan menyerang wanita penyihir itu. Tubuh mereka melayang di udara dan saling memberikan serangan untuk membunuh lawannya.Livia yang telah memakan semua jiwa pengikutnya mampu meningkatkan kembali kekuatannya yang tadinya terkuras, sehingga kekuatannya telah meningkat lima kali lipat dari sebelumnya.Nampak serangan-serangan yang Willian berikan dapat di hindari oleh Livia, bahkan wanita itu dapat memukul balik Willian dan melukai tubuh vampire itu.Bugh! Bugh! Bugh!!!Trash!!! Trash!!! Trash!!!Terdengar suara pukulan dan suara pedanng yang beradu, Livia dapat menahan serangan pedang iblis dari Willian karena kekuatannya yang meningkat.Bugh!!! Bam!!!Terdengar suara tanah yang hancur seperti terkena ledakan bom, saat tubuh Willian jatuh karena hantaman serangan dari Livia.Willian melihat wanita penyihir itu yang