Ashlyn berlari ke arah Willian yang jatuh tersungkur, nampak tubuh itu mengeluarkan banyak darah dari lukanya. Tubuh Willian yang melemah kembali seperti biasa, taringnya menghilang dan kukunya juga telah kembali kebentuk semula.
Belum sampai Ashlyn mendekati Willian, ia melihat bagaimana Willian yang jatuh tersungkur terus menerus menerima pukulan dari Luke, hingga batuk dan mengeluarkan darah dari mulutnya. Ashlyn melihat bagaimana Luke yang tidak memiliki belas kasian sama sekali memukuli Willian tampa henti.
“Berhenti!!!” Teriak Ashlyn.
Luke tidak memperdulikan teriakan Ashlyn yang berlari ke arahnya, Luke mencabut pedang yang menusuk Willian dan kembali ingin melayangkan pedang itu ke leher Willian.
Melihat itu, Ashlyn berlari sekuat tenaga dan langsung memeluk tubuh Willian untuk melindungi tubuh vampire itu dengan tubuhnya dari serangan Luke.
Ashlyn menutup mata, menanti pedang yang akan menebas punggungnya, Ashlyn sudah si
Ashlyn pergi ke dapur pack untuk melihat apakah ada makanan yang bisa ia makan, kondisinya yang sedang hamil sering sekali membuat Ashlyn merasa lapar, dan ia sangat malas meminta tolong kepada pelayan pack untuk membawahkannya makanan atau mebuatkannya cemilan mengingat bagaimana semua pelayan itu melihatnya tidak suka.Ashlyn membuka kulkas pack dan melihat beberapa bahan makanan, dan buah. Melihat itu Ashlyn berencana membuat beberapa kue kering untuk ia bawah ke kamarnya, yang akan dengan mudah ia makan jika merasa lapar.Ashlyn membuka semua lemari penyimpanan yang ada di dapur itu dan mencari semua bahan dan peralatan yang ia butuhkan. Ashlyn tahu pelayan-pelayan yang melihat merasa tidak suka dengan tindakannya dan membicarakannya.Namun Ashlyn sendiri memilih tidak memperdulikan siapapun di pack ini, Ashlyn menutup mata dan telinganya untuk semua yang ia lihat dan dengar. Ashlyn hanya akan bersikap sesuai dengan orang
Dokter Elon yang menyadari kedatangan Luke berdiri dan melihat Alfanya itu, Dokter Elon tidak merasakan tekanan dari scene Alfa Luke itu karena dirinya adalah seorang omega, akan sangat berbeda jika dokter Elon adalah seorang beta atau warrior, mungkin sekarang ia tidak akan bisa berdiri dengan benar akibat tekan kuat dari scene seorang Alfa.“Alfa...apa yang membawah anda ke sini?” tanya Dokter Elon sopan.“Aku ingin bicara dengan Ashlyn, berdua.” Tekan Luke dengan kalimatnya.Dokter Elon sedikit menaikan alis matanya, namun ia tidak bisa membantah apa yang di katakan oleh Alfanya itu. Ia melihat Ashlyn sebentar untuk berpamitan dan kemudian pergi meninggalkan mereka berdua.Ashlyn menghela nafasnya dan kemudian mengalihkan pandangannya ke tempat lain, rasanya Ashlyn sangat malas jika harus berdebat dengan Luke sekarang. Karena di lihat dari wajahnya saja, lelaki akan memulai pertengkaran dengannya.
Suasana pondok sangat tenang, hanya terdengar suara kuali ramuan yang di aduk dan air mendidih dari ramuan yang sedang di buat Pira. Ruangan yang biasanya cukup luas untuk di tinggali itu terasa cukup sempit siang ini, karena satu ruangan yang menjadi satu memperlihatkan semua yang dilakukan penghuninya tampa memiliki batas sedikitpun.Willian melihat punggung kecil itu dari tempatnya duduk, posisi kuali yang ada di tengah ruangan, membuat Willian tidak bisa mengalihkan pandangannya dari apa yang Pira lakukan. Mahkluk kecil itu sejak tadi yang hanya sibuk membuat ramuan, tampa mempedulikan Willian, seolah Willian tidak ada di ruangan itu.Saat keheningan masih terjadi, tiba-tiba sebuah pananh menembus atap yang terbuat dari kulit itu, membuat Pira dan Willian cukup terkejut, karena mereka tidak merasakan kehadiran siapapun, namun sekarang mereka mendapatkan serangan.Willian dan Pira saling berpandangan. Dan saling mengangguk, mengerti dengan kode mata dar
Sebuah bangunan nampak begitu kotor dengan lumut yang tumbuh di dinding-dindingnya, bangunan itu mengeluarkan aroma yang cukup menusuk hidung dan membuat yang mencium aromanya akan merasa mual, jika pertama kali menciumnya.Dari bangunan itu terdengar beberapa kali suara dentuman keras, suara itu di duga berasal dari benturan keras tubuh yang menabrak dinding. Nampak tubuh yang menahan rasa sakit itu mencoba bangkit kembali setelah beberapa kali menerima pukulan keras dengan ilmu sihir.Namun karena tubuhnya yang tidak kuat menahan sihir yang tepat mengenai dadanya tubuh itu kembali jatuh telungkup di lantai kotor bangunan tua itu.“Kenapa kau begitu bodoh?” Bentak sebuah suara.“Ma-afkan... saya master!” Jawab tubuh lemah itu menahan sakit.“Jika kau melakukan kesalahan lagi, aku tidak akan melepaskanmu dengan mudah, meskipun kau anakku.” Ujar suara itu lagi.“Aku berjanji...akan lebih b
Willian melihat tajam penyihir yang telah berani memasuki pikirannya dan melihat semua masa lalunya tampa ijin.“Jangan berani melakukannya lagi!” Ucap Willian marah memperigatkan penyihir itu.Penyihir itu hanya mendecih mendengar peringatan dari Willian, vampire kecil itu tidak tahu dengan siapa ia berhadapan. Melihat kemampuan vampire itu sekarang pantas saja ia dapat dengan mudah terkena sihir kegelapan yang menyerap jiwa dan energinya.Pira melihat ketegangan yang terjadi di antara masternya dan penyihir itu, nampak masternya tidak senang dengan apa yang dilakukan penyihir itu kepadanya yang tidak Pira ketahui apa. Pira hanya melihat penyihir itu menatap mata masternya sebentar dan tubuh masternya langsung menjadi kaku dan kemudian nafas masternya terdengar berat dan terengah-engah.“Tuan...” Panggil Pira memastikan masternya baik-baik saja.“Dia harus bisa mengendalikan monster di dalam pikirannya, dan m
Pira dan Willian duduk saling berhadapan di dalam goa, Pira menyalakan api untuk menghangatkan tubuh mereka, keadaan goa berubah sangat dingin sejak penyihir itu menghilang dari hadapan mereka.Pira dan Willian tahu bahwa hawa dingin di dalam goa bukanlah hawa dingin biasa, melainkan hawa dingin yang terjadi karena sihir sang pemilik tempat itu. Sepertinya penyihir itu berniat membuat mereka mati dalam kedinginan jika terus menunggunya.Willian mengamati nyala api di depannya, suasana di antara mereka selalu sunyi, tidak ada pembicaraan dan tidak ada suara jika tidak benar-benar penting. Willian melihat ke arah Pira yang nampak kelelahan karena terus menerus menggunakan sihirnya, untuk membuat api itu menyala.Willian mengepalkan tangannya kuat, melihat Pira yang selalu berkorban untuknya, sedangkan ia sendiri tidak bisa melakukan apa-apa. Willian tahu sejak mereka meninggalkan pondok peri itu, Pira selalu menggunakan sihirnya untuk melindungi mereka.Pir
Ashlyn merasakan panas di wajahnya saat sebuah tamparan mendarat di pipinya, tamparan yang berasal dari wanita yang di anggap sebagai calon Luna di pack.Serah menatap Ashlyn tajam, tidak ada suara maupun gerakan dari pelayan-pelayan yang ada di sana. Semua terlihat diam melihat wanita yang dikenal lemah lembut itu melayangkan satu tamparan keras di wajah Ashlyn.“Jalang!!!” Hina Serah kepada Ashlyn.Nampak wanita itu begitu marah kepadanya sekarang, yang dapat Ashlyn perkirakan penyebabnya bahwa ia dan semua orang di pack sudah tahu bahwa ia menginap di kamar Alfa beberapa hari yang lalu.“Apa kau menggunakan kehamilanmu untuk mengoda kekasih orang.” Hina Serah kepada Ashlyn.Ashlyn menarik nafasnya dalam, berada di dekat wanita itu benar-benar menguras emosinya, Ashlyn harus menahan rasa sakit di pipinya dan Ashlyn juga harus menahan rasa sakit di perutnya saat Serah berada di dekatnya.&ldqu
Suara ketukan pintu membangunkan Luke dari tidurnya, ia melihat Ashlyn yang masih tidur di lengannya, sedikit tersenyum lalu mengalihkan kepala wanita itu ke atas bantal dengan hati-hati agar tidak membangunkannya.Luke bangkit dari ranjang lalu mengambil kaos di lemari dan bergegas membuka pintu kamarnya.“Serah...” Ucap Luke cukup terkejut dengan keberadaan wanita itu di depan kamarnya tengah malam ini.“Maafkan aku, tapi bisakah aku meminta waktumu sebentar. Aku ingin bicara” Ujar Serah terdengar sedih.Luke melihat ke dalam kamar sebentar, melihat ke arah Ashlyn yang masih tertidur, lalu mengangguk dan menutup pintu kamarnya.Luke mengikuti Serah yang membawahnya ke arah taman belakang pack, nampak taman itu sangat sepi karena penghuni pack yang sudah beristirahat di kamar masing-masing, dan hanya menyisahkan beberapa penjaga yang akan berkeliling di pack.Terlihat Serah menghentikan lan
Ashlyn merasakan sakit di perut bagian bawahnya, rasanya ia mulai merasakan kontraksi. Rasa sakit yang kian bertambah tiap menitnya membuat ia menbangun kan Luke yang tertidur lelap di sampingnya. Ia tahu bahwa Luke masih sangat lelah karena ia baru saja kembali dari mengurus masalah pack beberapa jam yang lalu.Namun rasa sakit diperutnya membuatnya tidak bisa menahan diri lagi untuk membangunkan suaminya itu. Sehingga ia mengoyangkan tubuh Luke dengan kuat menbuat suaminya itu membuka mata dengan pikiran yang belum sadar sepenuhnya.“Sa..yang ada apa?” Tanya Luke melihat Ashlyn binggung.“Luke..sepertinya…Aku akan akan melahirkan.” Cicit Ashlyn menahan sakit.“Melahirkan?...Melahirkan!!!” Teriak Luke tersadarkan dengan ucapan Luke sehingga membuatnya langsung terduduk dari ranjang.“Ashlyn…Ashlyn kau akan melahirkan, apa yang harus kulakukan?” Tanya Luke panik melihat Ashlyn yang kesakitan.“Luke…tenanglah, panggilkan Pira untukku.” Ucap Ashlyn menarik nafas panjang menahan rasa sak
Suasana hening usai perkelahian yang terjadi dihutan, tidak ada tanda-tanda kehidupan dan pergerakan dari keempat mahkluk yang dilindungi perisai batu jiwa milik Willian. Mahkluk-mahkluk hutan kecil yang tadi bersenbunyi karena ketakutan mulai mengintip dari tempat persembunyian mereka.Rasa takut bercampur penasaran membuat mereka memberanian diri sekedar untuk meninau situasi yang sedang terjadi diluar persembunyian mereka. Tidak ada tanda pergerakan dimana yang mereka temukan hanyalah potongan tubuh yang sudah berserakan disertai bau busukyang sangat menganggu penciuman mahkluk bumi biasa seperti mereka.Hewan-hewan hutan itu memandang ngeri melihat semua potongan tubuh mahkluk yang sangat berbeda dari mereka, mengikuti naluri mereka untuk bertahan hidup hewan-hewan itu memilih untuk menjauh dan tidak ikut campur dalam kejadian diluar kemampuan mereka.Angin perlahan bertiup membawa aroma busuk dari tubuh-tubuh mahkluk bawah yang telah terpisah dan hancur itu, namun anehnya bukan h
Situasi berubah menjadi mencekam, mahkluk-mahluk dunia bawah yang sejak tadi berusaha memasuki perisai pelindung tersenyum mengerikan dengan gigi-gigi panjang melihat kondisi di dalam perisai pelindung yang mulai kacau dan mulai melemah.“Kalian pikir aku akan membiarkan kalian menganggu?! Mahkluk-mahkluk sialan!” Umpat Willian.Willian merasakan udara di sekitarnya yang tiba-tiba berubah sangat mencekam dan dingin, ia tahu bahwa keadaan Pira juga sedang tidak baik-baik saja sekarang, walaupun ritual pemanggil jiwa hanya meminta satu korban jiwa penganti orang terdekat.Namun bukan hal yang tidak mungkin penyihir yang membantu ritual pemanggil jiwa juga akan kehilangan nyawa karena harus menahan semua kekuatan yang ingin merusak ritual yang terjadi.Willian sudah tahu akan hal ini, namun ia bersikap egois dengan membiarkan Pira melakukan ritual pemanggil jiwa yang penuh resiko ini. Rasa sayangnya kepada Ashlyn membuatnya buta bahwa Pira juga akan dalam bahaya jika ia gagal.Ia menutup
Luke berlari sekuat tenaga dari ruangannya menuju kamar, saat mendengar kabar tentang Ashlyn yang ditemukan tidak sadarkan diri di kamar mereka oleh pelayan yang hendak mengantarkan makan siang kepadanya.Luke yang saat itu sedang berdiskusi bersama para penjaga tentang keamanan pack, terpaksa menghentikan semua pembicaraan dan segera berlari untuk melihat keadaan Ashlyn.Nampak sekali Luke yang memasuki kamarnya bersama Ashlyn dengan wajah yang sangat cemas. Terlihat beberapa pelayan yang masih berjaga dan sudah membaringkan Ashlyn di ranjang.“Apa yang terjadi?” Tanya Luke khawatir yang terlihat jelas di wajahnya. “Maafkan kami Alfa, Kami tidak tahu…Luna Ashlyn meminta kami menunggu di luar… namun saat kami hendak mengantarkan makan siang,… saat kami memasuki ruangan…kami sudah melihat Luna tidak sadarkan diri,… di dekat jendela.” Jelas sang pelayan gugup dan ketakutan akan suatu yang buruk terjadi kepada Lunanya.Luke kembali melihat Ashlyn, wajah wanitanya sangat pucat sekarang.
Daun-daun kuning telah mengabarkan tentang akhir waktu miliknya, tugas yang ia emban selama ini telah mencapai akhir, dan diakhir hidupnya ia jatuh perlahan tertiup angin. Walaupun daun kuning tidak bisa mengikuti raga raksasa untuk bertemu di musim selanjutnya, namun ia tidak pernah lalai dan selalu melakukan yang terbaik saat berada di waktu miliknya.Udara dingin yang mendatangi setiap mahkluk hidup mulai memberikan peringatan bahwa ia akan segera mendekat dengan roh yang lebih kuat dari tahun-tahun sebelumnya.Roh-roh yang lebih kuat akan menyapa sehingga mampu membuat sang mahkluk engan untuk menampakan wajahnya ke dunia, mereka akan lebih memilih untuk bersembunyi karena ganasnya hawa dingin yang sang roh datangkan. Hawa dingin yang mampu membekukan mereka hingga ke tulang.Luke melihat ke arah Ashlyn yang berdiri di depan jendela kamar mereka, keberadaannya yang telah berdiri di belakang wanita itu selama lima menit tidak disadarinya sama seka
Nampak Ashlyn yang tertidur di ranjang karena ramuan yang Pira lakukan untuk membuat wanita yang sedang hamil itu lebih tenang, ketidak beradaan Becka di dalam tubuh wanita itu membuat semua orang yang ada di sana juga merasakan kesedihan seperti yang Ashlyn rasakan.Karena tampa wolfnya di tubuhdi tubuh mereka, para werewolf akan merasa kesepian dan merasa kehilangan setengah jiwa mereka.“Nona Ashlyn akan tertidur karena ramuanku, ia akan bangun besok pagi.” Beritahu Pira kepada Luke yang sejak tadi hanya diam dan duduk di samping Ashlyn.Lelaki itu tidak sekalipun melepaskan tangan wanita itu karena ia tahu bagaimana sakitnya perasaan Ashlyn sekarang. Perasaan sakit dan kosong serta ketakutan tampa wolf yang selalu ada di sisimu seumur hidup dan kini menghilang.“Tuan Luke….” Panggil Pira.Luke mendongak dari menatap wajah tidur Ashlyn saat mendengar peri itu memanggil namanya, lalu
Ashlyn membuka matanya perlahan, ia merasa tangannya begitu sulit untuk ia gerakan, pandangannya masih belum begitu jelas dan masih berusaha untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retina matanya.“Ashlyn…” Terdengar suara yang menyebutkan namanya.Ashlyn mengerakan bola matanya untuk melirik asal suara yang menyebut namanya.“Ashlyn...Kau sudah sadar...” Ucap Luke lagi berusaha untuk menarik perhatian Ashlyn yang masih terlihat binggung..Ashlyn tidak menanggapi ucapan Luke karena ia masih belum begitu bisa mencerna apa yang sedang terjadi sekarang. Namun yang Ashlyn tahu sekarang lelaki itu sedang memeluk dengan cukup erat.“Aku akan segera memanggil Pira ke sini, tunggulah...” Ucap Luke melepaskan pelukannya dan sebelum pergi memngecup kening Ashlyn dan mengelus perut wanita itu.Ashlyn tidak merespon sikap Luke kepadanya, ia hanya melihat kepergian lelaki itu yang menghilang
Bab 54Pira baru saja selesai memberikan ramuan yang ia buat untuk memulihkan kondisi tubuh Ashlyn, nampak di sudut ruangan Willian berdiri menyandarkan punggungnya dan melipat tangan di dada memperhatiakn semua yang Pira lakukan kepada Ashlyn.Sedangkan Luke sejak tadi memilih duduk di samping ranjang dan turut membantu peri kecil itu meminukan ramuan obat kepada Ashlyn yang tidak sadarkan diri.“Nona Ashlyn akan baik-baik saja, ia hanya butuh beristirahat dengan baik ” Jelas Pira.“Terimakasih...” Ucap Luke tulus.“Saya akan kembali besok pagi untuk melihat perkembangannya.” Ujar Pira memberitahukan.Luke mengangguk mendengar ucapan peri kecil itu dan mempersilahkannya untuk beristirahat di ruangan yang telah di sediakan anggota packnya.“Tuan...” Panggil Pira melihat tuannya itu tidak ada tanda-tanda untuk pergi dari kamar Ashlyn dan pasangannya.
Tubuh Willian terlempar beberapa meter karena serangan Livia, namun dengan cepat ia kembali berdiri dan menyerang wanita penyihir itu. Tubuh mereka melayang di udara dan saling memberikan serangan untuk membunuh lawannya.Livia yang telah memakan semua jiwa pengikutnya mampu meningkatkan kembali kekuatannya yang tadinya terkuras, sehingga kekuatannya telah meningkat lima kali lipat dari sebelumnya.Nampak serangan-serangan yang Willian berikan dapat di hindari oleh Livia, bahkan wanita itu dapat memukul balik Willian dan melukai tubuh vampire itu.Bugh! Bugh! Bugh!!!Trash!!! Trash!!! Trash!!!Terdengar suara pukulan dan suara pedanng yang beradu, Livia dapat menahan serangan pedang iblis dari Willian karena kekuatannya yang meningkat.Bugh!!! Bam!!!Terdengar suara tanah yang hancur seperti terkena ledakan bom, saat tubuh Willian jatuh karena hantaman serangan dari Livia.Willian melihat wanita penyihir itu yang