Beranda / Romansa / The Blue Blood / Ch. 72 Ken ... Tidak Mungkin!

Share

Ch. 72 Ken ... Tidak Mungkin!

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2021-10-09 01:13:17

“Jawab pertanyaanku, apa alasanmu menikahi dia?”

Elsa terus berusaha melepaskan diri, namun tidak semudah itu. Ken terus menekannya, tidak membiarkan mangsanya lepas begitu saja. Sosok yang selama ini sangat ingin dia temui, yang begitu dia rindukan.

“Lepas!” Elsa hendak berteriak, namun suaranya seperti tercekat di kerongkongan, membuat Ken tersenyum sinis dengan jemari yang menyusuri wajah itu.

“Kau tidak berubah, Sa. Masih seperti dulu,” desisnya lirih dan begitu sensual, “Aku penasaran, apakah rasamu masih seperti dulu? Atau sudah banyak berubah? Sudah lebih lihai?”

Elsa membelalakan matanya, ia tahu kemana arah pembicaraan laki-laki berengsek ini. Elsa sudah sangat paham! Kini dia kembali memberontak, intinya dia tidak akan biarkan Ken kembali melecehkan dirinya, tidak akan!

“Katakan padaku, Sa ... Bella anak siapa?”

Elsa yang hendak melepaskan diri sontak terkejut luar biasa.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (13)
goodnovel comment avatar
Anita Ratna
Tuh liat dr. Darmawan akibat dari ulah km yg egois, gila status sampe anak sendiri jd korban. Makan tuh rasa penyesalan
goodnovel comment avatar
dwi...
biar tuan darmawan terhormat tau semua kelakuan bejat anaknya yg diawali dengan tuntutannya yg mengagungkan derajat dan harkat, sampe anaknya jadi pesakitan ......
goodnovel comment avatar
Sukmawati Dewi
Dari awal Ken adalah korban..korban keegoisan Jessica..korban keegoisan Darmawan..Ken berharap banyak pada ibunya untuk membantu,tapi..ibunya tidak bisa berbuat apa-apa.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • The Blue Blood   Ch. 73 Takdir Buruk

    Yosua terisak, bahunya naik turun membuat dokter Ridwan menepuk penuh simpati bahu Yosua yang berdiri di hadapannya itu.Gugur sudah!Elsa bahkan belum sempat bilang secara langsung ke dia perihal kehamilan ini, dan Yosua harus ikhlas kehilangan janin di rahim sang isteri? Yosua punya dosa apa sampai janin tidak berdosa itu yang harus menanggung semua akibatnya?"Saya mengerti bagaimana perasaan Anda, Dok. Tapi mau bagaimana lagi, saya sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi."Yosua menyeka air matanya, menghirup udara banyak-banyak guna mengurai sesak yang menghimpit dada dan jiwanya."Saya paham, Dok. Saya pasrah kondisi isteri ke Anda, tolong selamatkan isteri saya." Yosua menatap dokter kandungan itu dengan linangan air mata. Pendarahan itu belum mau berhenti, dan Yosua paham apa sebabnya."Kalau begitu, saya perlu tanda tangan Dokter untuk persetujuan prosedur kuretnya." Tampak dokter Ridwan menyodorkan map i

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-09
  • The Blue Blood   Ch. 74 Kenyataan Pahit

    Darmawan mengusap air matanya, ia sudah berdiri di depan pintu kamar inap yang tadi dinfokan oleh perawat di nurse station. Ia menghela nafas sejenak, kemudian menekan knop pintu dan mendorong pintu itu hingga terbuka.Nampak sosok itu tengah terbaring dengan wajah pucat dan selang infus yang menancap di pergelangan tangan kirinya. Ia nampak begitu terkejut, termasuk sosok tinggi tegap yang Darmawan sendiri sudah tahu siapa dia, siapa laki-laki itu.Darmawan melangkah masuk, berdiri di hadapan laki-laki yang sontak langsung berdiri begitu melihat kedatangan dirinya. Dapat Darmawan lihat wajah itu penuh memar dan lebam. Tanpa perlu Darmawan tanya, dia sudah tahu siapa yang melakukan semua itu.“Dokter Darmawan?” tampak laki-laki itu menunduk sebagai perwujudan hormat, membuat tangis Darmawan pecah seketika.Anak lelakinya sudah membunuh darah daging laki-laki ini dan dia masih begitu hormat pada Darmawan? Sungguh dosa Darmawan begitu luar biasa

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-10
  • The Blue Blood   Ch. 75 Tolong!

    Ken mengerjapkan matanya dan orang yang pertama kali dia lihat adalah sosok itu. Gilbert duduk di sisi pembaringannya sambil tersenyum, membuat Ken mendengus kesal sambil memijit pelipisnya."Sudah sadar, Ken?" Tanya Gilbert dengan begitu lembut.Ken menatap sinis sosok itu, "Apa urusanmu?"Gilbert menghela nafas panjang, "Apapun hal yang berhubungan dengan mu, kini menjadi urusanku, Ken. Kamu dalam tanggung jawabku.""Tanggung jawabmu?" Ken mengerutkan keningnya, "Kau pikir aku su-.""Ya!" Potong Gilbert tegas, "Aku bisa lihat tekanan kamu begitu luar biasa, Ken. Jangan khawatir, aku bisa membantumu.""Tidak usah repot-repot mengurusiku!" Hardik Ken lantas berusaha bangkit.Dengan cepat Gilbert mengulurkan tangannya, mencegah sosok itu bangkit dari ranjang. Mata Gilbert menatap manik mata yang tampak emosi itu dengan begitu lembut, berusaha meyakinkan Ken bahwa dia di sini berniat untuk membantu."Kau akan kehilangan banyak ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • The Blue Blood   Ch. 76 Harus Bilang Apa?

    Yosua menghela nafas panjang. Ia melirik Elsa yang masih belum mau buka suara. Dia ingin Bella menemui Ken? Apakah benar dia hanya ingin Bella menemui Ken? Atau kemudian dia ingin merebut Bella dari Yosua."Kalau untuk itu, biarkan ibunya yang memutuskan, Dok. Tanyakan saja pada Elsa, apakah dia mau dan mengizinkan Bella bertemu dengan laki-laki yang berulang kali menyakitinya dengan begitu luar biasa."Darmawan mengangguk, tampak ia menghela nafas panjang. Ditatapnya Elsa dengan serius."Bagaimana El? Apakah saya boleh membawa Bella menemui papa kandungnya?"***"Aku nggak ngerti, Gil! Aku nggak ngerti kenapa papa bisa sebegitu kakunya perihal siapa wanita yang hendak aku nikahi."Tangis Ken pecah, Gilbert membiarkan Ken menangis meraung-raung. Membiarkan laki-laki itu meluapkan segala macam beban dan segenap wujud protes yang selama ini tidak bisa dia ungkapkan."Apa salahnya jika aku suka sama Elsa? Apa salahnya kal

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • The Blue Blood   Ch. 77 Harus Bagaimana?

    "Ken habis minum obat, Tan. Biarkan dia istirahat dulu." Jelas Gilbert ketika Linda dan Tania sampai di kliniknya, tepatnya di ruang rawat inap Ken.Tangis Linda pecah melihat Ken yang terbaring di atas ranjang itu. Jadi Ken harus di rawat di klinik ini? Anaknya itu..."Ko, sebenarnya suamiku kenapa?" Tanya Tania tampak begitu panik, sampai lupa pada amarahnya perihal morning after pil yang dia temukan tadi.Gilbert menatap Linda dengan seksama, tampak Linda mengangguk, Gilbert baru menghirup nafas dalam-dalam ketika Darmawan muncul dan membuat semua yang ada di sana menoleh dan menatap Darmawan yang muncul dengan wajah kusut."Biar Om yang jelaskan, Gil. Kamu kalau masih ada keperluan selesaikan saja dulu." Darmawan kembali menghirup nafas dalam-dalam, matanya memerah menatap Ken yang tertidur pulas di atas ranjang itu."Baik kalau begitu Gilbert pamit, Om, Tante, Tania, nanti kalau ada apa-apa telpon saja."Semua kompak mengangguk, Gilbert

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-11
  • The Blue Blood   Ch. 78 Kenyataan Pedih

    Tania menutup mulutnya dengan tangan, isaknya sontak pecah seketika. Darmawan menundukkan kepala, tangan laki-laki itu masih menggenggam dan meremas lembut tangan Ken yang tampak begitu tenang dan damai dalam istirahatnya."Jadi begitulah, Tan. Maafkan Papa. Semua ini salah Papa." Suara Darmawan bergetar hebat, dadanya sesak luar biasa.Tania tidak menjawab, dia sibuk dengan tangisnya. Sementara Linda ikut terisak, ternyata separah itu anak kebanggannya itu. Cintanya begitu besar pada Elsa, membuat Ken sampai hampir kehilangan kewarasan karena dipisahkan paksa dengan gadis itu."Ken melakukan semua ini karena tekanan yang Papa berikan kepadanya. Papa yang bersalah." Desis Darmawan lagi, ia lantas menoleh, menatap sang menantu yang tampak sangat syok luar biasa."Tan, carilah obsgyn yang kamu percaya, periksakan kondisimu, Tan. Dua tahun bukan waktu yang sebentar."Tania mengangkat wajahnya, menatap Darmawan dengan linangan a

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-12
  • The Blue Blood   Ch. 79 Sesal

    Ken mengerjapkan matanya, kepalanya sedikit berat. Perlahan-lahan ia membuka matanya dan mendapati ruangan yang begitu asing ini. Perlahan-lahan ingatan Ken mulai memutar semua yang telah terjadi hari ini. Dari dia menyekap dan memukuli Yosua, Elsa datang dan Ken paksa mengaku perihal Bella, sampai kemudian ia melihat Elsa mengaduh kesakita sambil memegangi perutnya. Darah itu ... Ken mencengkeram kuat kepalanya. Apa yang sudah dia lakukan? Kenapa dia bisa hilang kendali seperti tadi? Samar-samar obrolannya bersama Gilbert kembali terngiang. Dia butuh perawatan menurut ahli jiwa itu. Segala tekanan dan ketidak berdayaannya melawan tekanan itu membuat Ken terkadang seperti menjadi pribadi yang lain. Pribadi yang begitu berambisi melampiaskan semua dendam dan kemarahan atas ketidakberdayaannya. “Ya Tuhan ... kenapa aku harus seperti ini?” Ken merintih, tangisnya pecah. Ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Sedetik kemudian ia teringat sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-13
  • The Blue Blood   Ch. 80 Tolong!

    “Yos, kamu serius?” Retno terkejut, ia menatap anak dan menantunya itu bergantian.Yosua minta dia membawa Bella ke Jakarta? Tapi kenapa? Bukankah selama ini mereka sendiri yang menolak bantuan dan ingin merawat anak mereka berdua saja di sini? Dengan bantuan seorang babby sitter kepercayaan yang mereka ambil dari yayasan.“Serius, Ma. Mama bisa kan bantu kami?” tanya Yosua setengah memohon, ia melirik Bella yang masih nampak asyik bermain itu. Selang infusnya sudah dilepas dan nanti sore setelah visit dokter terakhir dia sudah diperkenankan pulang.Retno tertegun sejenak, sebagai seorang ibu, dia bisa merasakan bahwa keduanya tengah menyembunyikan sesuatu. Tapi apa? Kenapa mereka tidak mau bercerita? Dan masalah seperti apa sampa-sampai Yosua meminta dia membawa Bella ke Jakarta, padahal pendidikan dan tanggung jawab mereka di sini masih ada sekitar satu tahunan.Mereka betah berpisah selama itu dengan Bella?“Mama ti

    Terakhir Diperbarui : 2021-10-14

Bab terbaru

  • The Blue Blood   Ch. 93 End? Masih Pantaskah?

    Ken menatap nanar pemandangan yang ada di depannya itu. Ini hari terakhir dia berada di ruangan ini. Setelah deretan pemeriksaan psikologis yang harus dia lalui, akhirnya ia lulus juga keluar dari klinik ini.Gilbert menepati janjinya. Membantu Ken sembuh sebagai permohonan maaf atas apa yang dulu dia dan Jessica lakukan. Sebuah tindakan yang lantas membuat Ken harus bertubi-tubi mengalami hal-hal tidak mengenakkan yang membuat Ken hampir kehilangan kewarasannya.Ken menghela nafas panjang, bunyi ponsel beruntun itu membuat dia sontak menoleh dan meraih benda itu. Senyum Ken merekah begitu tahu siapa yang mengirimkan dia pesan.Mama BellaItu nama yang Ken berikan untuk nomor itu. Nomor yang tak lain dan tak bukan adalah nomor milik Elsa.Tidak salah kan, Ken memberinya nama itu? Elsa memang ibu dari anaknya, anak yang harus lahir karena kegilaan Ken di masa lalu.Ken segera membuka kunci layar ponselnya, senyumnya ma

  • The Blue Blood   Ch. 92 End?

    Elsa yang tengah menulis status pasien itu melonjak kaget mendengar dering ponselnya. Elsa menatap pasiennya, yang mana langsung dibalas anggukan kepala sang pasien yang paham bahwa dokter yang tengah mengunjunginya ini harus menerima telepon.Elsa tersenyum, segera merogoh ponselnya dan sedikit bingung dengan nomor asing yang menghubunginya ini. Nomor siapa? Mantan pasien? Salah seorang anak koas? Atau siapa?"Mohon maaf saya izin sebentar, Ibu."Kembali pasien itu mengangguk, "Silahkan, Dokter."Elsa sontak melangkah keluar, tidak sopan dan tidak nyaman rasanya mengangkat panggilan di ruangan itu. Ada dua orang pasien yang harus beristirahat di sana, tentu obrolannya akan menganggu, bukan?"Halo?" sapa Elsa begitu ia sudah berada di luar kamar inap pasien."Sa, maaf kalau aku menganggu mu. Hanya memastikan bahwa nomor kamu aktif, sudah aku simpan."Suara itu... ini suara Ken! Jadi ini nomor Ken? Elsa mendadak

  • The Blue Blood   Ch. 91 Much Better

    "Kamu serius, Ken?" Darmawan duduk di depan Ken, menatap putranya itu dengan penuh air mata.Ken tersenyum, menghela nafas panjang lantas mengangguk guna menekankan bahwa apa yang tadi mereka bicarakan adalah serius, Ken tidak main-main."Ken sangat serius, Pa. Dia pantas dan layak dapat yang lebih baik. Dia berhak bahagia, Pa."Darmawan tersenyum getir, "Lantas bagaimana denganmu, Ken?""Papa jangan khawatirkan Ken, Pa. Ken baik-baik saja. Tolong kali ini hargai keputusan Ken, Pa. Biarkan Ken memilih sendiri jalan hidup yang hendak Ken ambil."Darmawan menepuk pundak Ken, tentu! Darmawan tidak ingin Ken kembali terperosok begitu jauh karena ulahnya. Dapat dia lihat bahwa Ken begitu menderita selama ini dan semua ini gara-gara Darmawan yang tidak mau mendengarkan apa yang putranya ini inginkan.Ken tidak hanya kehilangan gadis yang dia cintai, tetapi juga anak mereka. Sejenak Darmawan bersyukur jiwa Ken masih bisa diselamat

  • The Blue Blood   Ch. 90 Lepas

    Tania tersenyum, sekali lagi –entah sudah yang keberapa kali, ia menyeka air matanya dengan jemari. Sosok itu masih menggenggam erat tangannya, dan dia juga tidak berniat menyingkirkan atau melepaskan tangan itu. Ia ingin menikmati momen ini, yang mana mungkin akan menjadi momen terakhir mereka begitu dekat macam ini.“Aku benar-benar minta maaf, Tan. Maaf aku hanya hadir untuk menyakitmu. Aku lakukan ini agar aku tidak lagi menyakitimu.” Desis Ken lirih, mungkin ini kejam, tapi Ken takut dengan tetap bersatunya mereka malah hanya akan menyakiti Tania makin dalam.“It`s okay, Ken. Aku mengerti.” Tania menghirup udara banyak-banyak, sungguh dadanya sangat sesak sekali.“Biar nanti aku yang ketemu papa, biar aku yang bilang semua sama papa. Aku siap dengan segala resikonya, Tan.”“Untuk itu, tunda lah dulu, Ken. Fokus pada kondisimu, setelah semuanya beres, baru kita bicarakan perihal ini kedepan mau bagaimana

  • The Blue Blood   Ch. 89 Bahagia?

    Sungguh, setelah kedatangan dua orang tadi, hati Ken menjadi lebih tenang. Pikirannya lebih jernih. Seolah-olah semua beban yang dia pikul selama ini melebur sudah. Dan jangan lupakan obat-obatan yang diresepkan Gilbert untuknya, konseling yang selalu Gilbert lakukan untuk perlahan-lahan menyembuhkan dirinya, semua bekerja sangat baik. Ternyata benar, ikhlas adalah kunci dari semua masalah Ken. Ken hendak memejamkan matanya ketika pintu kamarnya terbuka. Ia mengerutkan kening seraya melirik jam dinding yang tergantung di tembok. Pukul delapan malam, siapa lagi yang hendak mengunjungi dirinya? Sosok itu muncul dari balik pintu, tersenyum dengan wajah yang nampak lelah. Dia lantas melangkah mendekati ranjang Ken, duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Ken dan meletakkan bungkusan yang dia bawa di nakas meja. “Maaf, aku baru bisa mengunjungimu.” Gumamnya lirih. “Nothing, Tan. Aku tahu kamu sibuk, aku tidak mempermasalahkannya.” Tania

  • The Blue Blood   Ch. 88 Bicara Apa?

    “Kalian bicara apa, tadi?” tanya Elsa ketika dia sudah berada di dalam mobil bersama sang suami.Yosua tersenyum, membawa mobil itu bergegas pergi dari halaman klinik milik psikiater itu. Tampak isterinya itu begitu penasaran, membuat Yosua sengaja tidak menjawab apa yang sang isteri tanyakan kepadanya.“Kamu ingin tahu saja atau ingin tahu banget?” goda Yosua yang langsung mendapat gebukan gemas dari sang isteri.“Serius, Bang! Kalian nggak baku hantam lagi, kan?”Hanya itu yang Elsa khawatirkan. Mereka macam kucing dan tikus, setiap bertemu pasti baku hantam. Terlebih dengan kondisi Ken yang seperti itu, dia sangat tidak stabil emosinya, membuat Elsa khawatir laki-laki itu kembali nekat dan perkelahian itu kembali terjadi.“Apakah aku nampak seperti orang yang habis terlibat baku hantam?”Elsa kembali menatap wajah itu, memang tidak nampak, tapi tidak ada salahnya kan kalau Elsa menanyakan ha

  • The Blue Blood   Ch. 87 Damai (2)

    "Aku harap kamu cepat pulih, cepat pulang. Pasien kamu pasti udah kangen."Ken mengangkat wajahnya, menatap Elsa yang tersenyum begitu manis di hadapannya. Senyumnya ikut tersungging, ia lantas mengembalikan ponsel itu pada sang pemilik."Boleh tinggalkan nomor ponselmu di kertas? Ponselku hancur kemarin."Elsa mengangguk perlahan. Tentu, sesuai kesepakatan panjang lebar yang sudah mereka bicarakan tadi, tentu kedepannya dia dan Ken perlu banyak berkomunikasi guna membahas perihal Bella."Mana kertas? Akan aku tulis."Ken bangkit melangkah ke nakas yang ada di sebelah ranjangnya. Meraih selembar kertas dan pulpen yang langsung dia serahkan pada Elsa. Tampak Elsa langsung menuliskan dua belas digit nomor ponselnya di kertas itu, lalu menyerahkannya kembali pada Ken."Aku pamit, sudah terlalu lama aku di sini dan aku rasa kamu perlu istirahat, bukan?" Elsa meletakkan plastik yang dia bawa di meja, bangkit dan bersiap melangka

  • The Blue Blood   Ch. 86 Damai

    Ken menatap nanar sosok itu, sedetik kemudian ia menghambur memeluknya, mendekap erat tubuh yang selama dua tahun ini begitu dia rindukan.Tubuh ini masih begitu hangat, yang mana artinya ini asli, bukan fatamorgana atau ilusi semata. Ini benar sosok yang begitu Ken rindukan! Ini Elsa-nya.Ken terisak, membuat Elsa menepuk punggung laki-laki itu dan membawanya menuju sofa yang ada di sana. Mendudukkan laki-laki itu dan melepaskan pelukan itu."Sa, aku benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin. Kamu nggak apa-apa, kan?" Tanya Ken dengan cucuran air mata.Elsa tersenyum, ia hanya mengangguk pelan dan menatap lurus ke dalam mata itu. Ada setitik perasaan iba dalam hati Elsa, namun ia sudah bertekad bahwa hubungan mereka memang sudah cukup sampai di sini, ada orang lain yang Elsa prioritaskan dan sekarang orang itu bukan Ken!"Sa... Please aku mohon, ceraikan dia! Menikah sama aku, mau kan?" Ken meraih tangan Elsa, meng

  • The Blue Blood   Ch. 85 Berdamai Dengan Takdir?

    "Temui saja dia, kalian perlu bicara baik-baik empat mata."Elsa yang tengah menyeruput minuman collagen sontak terbatuk-batuk, Yosua hanya melirik sekilas, meraih cangkir kopi dan menyesapnya perlahan-lahan."Abang serius? Tapi untuk apa?" Elsa meletakkan gelasnya, fokus pada suaminya yang sudah rapi dengan setelan scrub warna biru muda."Tentu." Yosua balas menatap sang isteri. "Aku tidak memungkiri di antara kalian ada Bella, meskipun sekarang aku tidak berkenan dia bertemu Bella, tapi bagaimana pun suatu saat nanti Bella harus tahu bahwa ayah kandungnya adalah Ken, bukan aku, Sayang."Elsa tersenyum, bangkit dan duduk di sisi Yosua. Ia melingkarkan tangannya di perut Yosua. Kenapa makin lama dia makin cinta? Bukan salah Elsa, bukan kalau kemudian dia begitu mencintai Yosua?"Mau mengantarku?" Tawar Elsa sambil menatap Yosua."Tentu, tapi aku tidak mau bertemu dengannya. Cukup kamu sendiri ke dalam dan bicara denga

DMCA.com Protection Status