Home / Romansa / The Blue Blood / Ch. 37 Menyerah, Ken?

Share

Ch. 37 Menyerah, Ken?

last update Last Updated: 2021-09-17 06:35:16

Setelah hiruk pikuk IGD yang begitu padat dan menegangkan, Elsa melangkah dengan lunglai ke ruang istirahat para dokter. Bed sudah hampir kosong, pasien sudah terkondisikan semua dan jangan lupa dia sudah mendapat izin dokter Hilda sebagai penangung jawab IGD hari ini untuk istirahat sejenak.

Elsa mendorong pintu itu, tampak ada beberapa orang di sana, terlelap di atas bed membelakanginya. Siapa tiga orang itu? Entah apakah dia koas juga, dokter residen atau malah spesialis, Elsa tidak tahu. Ia memilih menjatuhkan diri ke lantai, duduk sambil menekuk dan memeluk lututnya.

Cukup lama Elsa dalam posisinya, hingga kemudian dia merasakan ada sebuah sensasi dingin menyapa kulit tangannya. Elsa tersentak, mengangkat wajah dan terkejut luar biasa mendapati Ken sudah duduk tepat di sisinya sambil menyodorkan sebotol air mineral dingin ke arahnya.

“Minumlah, jangan khawatir, segelnya masih utuh.” Ken tersenyum kecut, membuat Elsa menghela nafas panjang.

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Julia Samuel
kesian Elsa, apalagi kalau beneran hamil, semoga Ken Bisa mengulur waktu jangan terus menikahi perempuan itu ...
goodnovel comment avatar
Agustina Ery
status sosial ter nyata msh dominan jg
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • The Blue Blood   Ch. 38 Pasrah

    “Balik!”Perintah itu terdengar begitu menyebalkan di telinga Ken, membuat sosok itu mendengus kesal dan sontak menganggukkan kepala tanda setuju. Apa lagi memang? Mau membantah dan beradu argume dengan papanya? Ah ... percaya lah ini bukan waktu yang tepat.Darmawan menepuk pundak anak lelakinya itu, ia melangkah dengan begitu tenang menuju mobilnya yang tidak jauh diparkir dari tempat mereka berdiri. Ken sudah paham, untuk apa dia di suruh pulang ke rumah, pasti membahas rencana gila sang papa yang hendak menjodohkan dirinya dengan anak dokter Hilman Atmasoebrata. Sudah pasti itu!Ken dengan malas meraih helm-nya, naik ke atas motor dan hendak membawa motornya mengikuti mobil sang papa ketika sudut matanya menangkap sosok itu. Gadis yang begitu ia cintai tengah melangkah beriringan dengan residen menyebalkan yang entah ada hubungan apa dengan Elsa.“Sialan!” runtuk Ken kesal lantas pergi membawa motornya laju-laju.Hatinya

    Last Updated : 2021-09-18
  • The Blue Blood   Ch. 39 Ini Gila!

    “Tania Atmasoebrata.”“Wiliam Kendra Wijaya.”Ken langsung melepaskan jabat tangannya dan tersenyum kaku. Di dalam hati dia mengutuk sang ayah. Apa bagusnya wanita ini? Penampilannya sangat biasa, wajahnya juga! Bisa tertawa sepanjang hidup Jessica nanti melihat Ken menikahi wanita yang keseluruhannya ada di bawahnya, kecuali memang kekayaan wanita ini jauh lebih di atas Jessica. Kakek Tania punya pabrik plastik terbesar se pulau Jawa!“Mari silahkan duduk, Dokter.”William tersenyum pada sosok dokter onkologi itu, lantas duduk di bangku tepat di samping sang ayah. Pertemuan dan makan malam mereka berlangsung di salah satu restoran mewah hotel berbintang, sungguh bukan makan malam yang biasa-biasa saja.Dari tempat duduk Ken, dia bisa melihat wanita itu tersipu malu. Senyumnya merekah namun itu sama sekali tidak membuat Ken lantas tertarik pada radiolog tiga puluh satu tahun itu. Pikiran Ken malah tertuju pada El

    Last Updated : 2021-09-18
  • The Blue Blood   Ch. 40 Akankah?

    “Ken, mama boleh masuk?” Linda mengetuk pintu kamar Ken, dimana Ken langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa berkata-kata lagi selepas turun dari mobil sang papa.Tak perlu waktu lama, pintu kamar itu terbuka, tampak Ken berdiri di balik pintu dengan mata memerah. Linda tersenyum getir. Laki-laki tiga puluh tahun sematang Ken menangis? Sungguh tidak bisa dipercaya, tetapi itulah nyatanya.“Mama ingin bicara berdua denganmu, Ken. Boleh Mama masuk?” ulang Linda ketika Ken hanya membisu di balik pintu kamarnya.Ken hanya mengangguk, membuka pintu kamarnya lebih lebar lagi dan membiarkan sang mama masuk ke dalam kamarnya. Pintu kamar tertutup, Ken melangkah menuju ranjangnya, menjatuhkan diri dan menutupi wajah dengan kedua tangan.Linda duduk di tepi ranjang, tangannya terulur mengelus lembut dahi Ken yang tampak begitu frustasi. Ia ikut sedih dengan apa yang Ken alami. Namun sekali lagi, Linda tidak bisa berbuat dan berbicara banyak.

    Last Updated : 2021-09-18
  • The Blue Blood   Ch. 41 Tekad dan Dendam

    Ken menatap nanar sosok yang tampak tengah sibuk membersihkan tangan setelah ikut asistensi. Ken sudah bertekad akan pasrah pada keadaannya. Dia tidak akan membebani Elsa dengan pernyataan cinta yang cukup membahayakan masa depan gadis itu.Masa depan?Ken sudah merenggut masa depan Elsa! Pantaskah dia mengatakan bahwa apa yang dia lakukan ini demi masa depan Elsa? Ah... setidaknya masa depan profesi Elsa aman. Setidaknya Elsa tetap bisa menjadi dokter seperti cita-cita yang sudah dia perjuangkan selama ini."Ken, melamun?"Ken tersentak, tampak dokter Glondong tersenyum setelah tahu apa yang membuat sosok itu melamun siang bolong begini."Kangen punya asisten pribadi? Koas lain, kan, ready?" goda dokter Glondong yang sebenarnya sudah tahu apa arti tatapan mata itu. Dia juga pernah muda, pernah jatuh cinta dan kasmaran, ya walaupun itu sudah puluhan tahun yang lalu."Ah iya, Dok. Kalau begitu saya permisi, mau l

    Last Updated : 2021-09-18
  • The Blue Blood   Ch. 42 Kenapa, Ada Apa?

    Tampak Yosua menghela nafas panjang, ia melirik Elsa yang hanya termenung sambil menempelkan dagu di meja, sejak tadi Yosua tahu betul gadis itu menyimak dengan baik apa yang dia ceritakan perihal hubungannya dengan sang kekasih.Yosua mengusap wajahnya dengan kasar, menyandarkan punggung di kursi dan melipat dua tangan di belakang kepala.“Kau tahu sendiri kan, Sa? Abang ini Cuma anak tunggal, jadi tentu mama sama papa hanya berharap sama Abang, orang anaknya Cuma Abang seorang.”Tanpa perlu Yosua tegaskan, Elsa sudah paham akan hal itu. Mereka kenal sejak kecil meskipun kemudian terpisah karena Yosua sekeluarga pindah ke Jakarta, tapi rupanya mereka di pertemukan lagi sekarang.“Ya memang Abang masih pendidikan, tapi mama sama papa sudah bersedia kok buat nanggung hidup kita semisal kita beneran mau nurutin permintaan mereka nikah, Sa. Mama sama papa sudah siap sama semua konsekuensinya minta Abang nikah posisi Abang masih pendidikan b

    Last Updated : 2021-09-20
  • The Blue Blood   Ch. 43 Tuhan, Tolong!

    “Lama nunggunya? Maaf ya agak padat jalanan sore ini.” Ujar Ken sambil tersenyum, sesuai rencananya, sebelum pernikahan terjadi dia harus melambungkan harapan wanita ini, membuat wanita ini berpikir bahwa Ken menyukai dirinya dan antusias dengan rencana perjodohan mereka.“Ah nggak apa-apa, maaf ya kalau aku merepotkan kamu,” Tania masuk ke dalam, memasang seat belt itu ke tubuhnya, memberikan sebuah senyum manis dan tulus untuk Ken.“Ah, repot apaan sih? Kalau aku repot tentu nggak bakalan bisa jemput kamu, kan?” Ken tertawa dalam hati, kalau dipikir-pikir, dia ini jahat sekali bukan? Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak bisa berbuat banyak dan dia sudah memutuskan bahwa akan memilih sendiri hidup dan takdirnya selepas lulus spesialis nanti.“Sekali lagi terima kasih banyak.”Ken mengangguk, dia sudah membawa mobil sang papa masuk kembali ke jalanan, berbaur dengan mobil lainnya. Tania memang tidak cantik, ta

    Last Updated : 2021-09-20
  • The Blue Blood   Ch. 44 Basa-basi Basi

    “Bagaimana masa residensimu?” Tania memotong wagyu steak-nya, sesekali mencuri pandang ke arah Ken, menikmati berapa indah siluet wajah yang berpadu sempurna dengan tubuh menjulang tinggi dan kulit bersih.Mimpi apa Tania semalam hendak diperisteri sosok setampan ini?“Ya, sejauh ini sih baik-baik saja, kau sudah berhasil melewatinya, bukan? Tentu kamu tahu betul bagaimana keadaanya.” Ken tersenyum, fokusnya hanya pada makanan yang ada di depannya, ditambah fokus mengingat kenangan bersama orang yang begitu dia cintai.“Tapi spesialis yang kita ambil beda, Ken. Tentu pengalamannya lain, benar bukan?” Tania tersenyum, jujur ia lebih menikmati wajah di hadapannya daripada makanan lezat yang dia pesan ini.Ken hanya tersenyum tipis, jujur ia jenuh, bosan dan sama sekali tidak tertarik dengan segala macam obrolan basa-basi yang sejak tadi diajukan sosok itu. Ternyata dia tidak hanya kurang pandai mer

    Last Updated : 2021-09-22
  • The Blue Blood   Ch. 45 Morbiditas

    Ken dengan gusar melangkah menuju ruangan sang papa, tangannya mengepal kuat, mata dan wajahnya memerah, tampak sangat jelas terlihat bahwa dia sangat marah sekarang.Begitu sampai di depan pintu itu, ia mengetuk pintu dengan sedikit keras, hingga terdengar suara jawaban yang Ken tahu betul itu suara papanya. Tanpa buang waktu lagi, Ken menekan knop pintu, tampak sosok itu tengah sibuk dengan laptop yang terbuka di depannya."Masuk Ken, ada angin apa yang membuat kamu datang menemui papamu?" Darmawan bergeming, tanpa menoleh dari depan layar dan tidak menyadari perubahan wajah sang anak."Apa yang sudah Papa lakukan?" Tanya Ken dengan suara meninggi, sebuah interupsi yang membuat Darmawan akhirnya mengangkat wajah guna membalas tatapan tajam Sang Putera."Tunggu, kamu tanya apa yang sudah Papa lakukan? Memangnya apa yang sudah Papa lakukan?" Darmawan tahu ini pasti ada hubungannya dengan gadis itu, bukan?"Kemana Elsa?

    Last Updated : 2021-09-22

Latest chapter

  • The Blue Blood   Ch. 93 End? Masih Pantaskah?

    Ken menatap nanar pemandangan yang ada di depannya itu. Ini hari terakhir dia berada di ruangan ini. Setelah deretan pemeriksaan psikologis yang harus dia lalui, akhirnya ia lulus juga keluar dari klinik ini.Gilbert menepati janjinya. Membantu Ken sembuh sebagai permohonan maaf atas apa yang dulu dia dan Jessica lakukan. Sebuah tindakan yang lantas membuat Ken harus bertubi-tubi mengalami hal-hal tidak mengenakkan yang membuat Ken hampir kehilangan kewarasannya.Ken menghela nafas panjang, bunyi ponsel beruntun itu membuat dia sontak menoleh dan meraih benda itu. Senyum Ken merekah begitu tahu siapa yang mengirimkan dia pesan.Mama BellaItu nama yang Ken berikan untuk nomor itu. Nomor yang tak lain dan tak bukan adalah nomor milik Elsa.Tidak salah kan, Ken memberinya nama itu? Elsa memang ibu dari anaknya, anak yang harus lahir karena kegilaan Ken di masa lalu.Ken segera membuka kunci layar ponselnya, senyumnya ma

  • The Blue Blood   Ch. 92 End?

    Elsa yang tengah menulis status pasien itu melonjak kaget mendengar dering ponselnya. Elsa menatap pasiennya, yang mana langsung dibalas anggukan kepala sang pasien yang paham bahwa dokter yang tengah mengunjunginya ini harus menerima telepon.Elsa tersenyum, segera merogoh ponselnya dan sedikit bingung dengan nomor asing yang menghubunginya ini. Nomor siapa? Mantan pasien? Salah seorang anak koas? Atau siapa?"Mohon maaf saya izin sebentar, Ibu."Kembali pasien itu mengangguk, "Silahkan, Dokter."Elsa sontak melangkah keluar, tidak sopan dan tidak nyaman rasanya mengangkat panggilan di ruangan itu. Ada dua orang pasien yang harus beristirahat di sana, tentu obrolannya akan menganggu, bukan?"Halo?" sapa Elsa begitu ia sudah berada di luar kamar inap pasien."Sa, maaf kalau aku menganggu mu. Hanya memastikan bahwa nomor kamu aktif, sudah aku simpan."Suara itu... ini suara Ken! Jadi ini nomor Ken? Elsa mendadak

  • The Blue Blood   Ch. 91 Much Better

    "Kamu serius, Ken?" Darmawan duduk di depan Ken, menatap putranya itu dengan penuh air mata.Ken tersenyum, menghela nafas panjang lantas mengangguk guna menekankan bahwa apa yang tadi mereka bicarakan adalah serius, Ken tidak main-main."Ken sangat serius, Pa. Dia pantas dan layak dapat yang lebih baik. Dia berhak bahagia, Pa."Darmawan tersenyum getir, "Lantas bagaimana denganmu, Ken?""Papa jangan khawatirkan Ken, Pa. Ken baik-baik saja. Tolong kali ini hargai keputusan Ken, Pa. Biarkan Ken memilih sendiri jalan hidup yang hendak Ken ambil."Darmawan menepuk pundak Ken, tentu! Darmawan tidak ingin Ken kembali terperosok begitu jauh karena ulahnya. Dapat dia lihat bahwa Ken begitu menderita selama ini dan semua ini gara-gara Darmawan yang tidak mau mendengarkan apa yang putranya ini inginkan.Ken tidak hanya kehilangan gadis yang dia cintai, tetapi juga anak mereka. Sejenak Darmawan bersyukur jiwa Ken masih bisa diselamat

  • The Blue Blood   Ch. 90 Lepas

    Tania tersenyum, sekali lagi –entah sudah yang keberapa kali, ia menyeka air matanya dengan jemari. Sosok itu masih menggenggam erat tangannya, dan dia juga tidak berniat menyingkirkan atau melepaskan tangan itu. Ia ingin menikmati momen ini, yang mana mungkin akan menjadi momen terakhir mereka begitu dekat macam ini.“Aku benar-benar minta maaf, Tan. Maaf aku hanya hadir untuk menyakitmu. Aku lakukan ini agar aku tidak lagi menyakitimu.” Desis Ken lirih, mungkin ini kejam, tapi Ken takut dengan tetap bersatunya mereka malah hanya akan menyakiti Tania makin dalam.“It`s okay, Ken. Aku mengerti.” Tania menghirup udara banyak-banyak, sungguh dadanya sangat sesak sekali.“Biar nanti aku yang ketemu papa, biar aku yang bilang semua sama papa. Aku siap dengan segala resikonya, Tan.”“Untuk itu, tunda lah dulu, Ken. Fokus pada kondisimu, setelah semuanya beres, baru kita bicarakan perihal ini kedepan mau bagaimana

  • The Blue Blood   Ch. 89 Bahagia?

    Sungguh, setelah kedatangan dua orang tadi, hati Ken menjadi lebih tenang. Pikirannya lebih jernih. Seolah-olah semua beban yang dia pikul selama ini melebur sudah. Dan jangan lupakan obat-obatan yang diresepkan Gilbert untuknya, konseling yang selalu Gilbert lakukan untuk perlahan-lahan menyembuhkan dirinya, semua bekerja sangat baik. Ternyata benar, ikhlas adalah kunci dari semua masalah Ken. Ken hendak memejamkan matanya ketika pintu kamarnya terbuka. Ia mengerutkan kening seraya melirik jam dinding yang tergantung di tembok. Pukul delapan malam, siapa lagi yang hendak mengunjungi dirinya? Sosok itu muncul dari balik pintu, tersenyum dengan wajah yang nampak lelah. Dia lantas melangkah mendekati ranjang Ken, duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Ken dan meletakkan bungkusan yang dia bawa di nakas meja. “Maaf, aku baru bisa mengunjungimu.” Gumamnya lirih. “Nothing, Tan. Aku tahu kamu sibuk, aku tidak mempermasalahkannya.” Tania

  • The Blue Blood   Ch. 88 Bicara Apa?

    “Kalian bicara apa, tadi?” tanya Elsa ketika dia sudah berada di dalam mobil bersama sang suami.Yosua tersenyum, membawa mobil itu bergegas pergi dari halaman klinik milik psikiater itu. Tampak isterinya itu begitu penasaran, membuat Yosua sengaja tidak menjawab apa yang sang isteri tanyakan kepadanya.“Kamu ingin tahu saja atau ingin tahu banget?” goda Yosua yang langsung mendapat gebukan gemas dari sang isteri.“Serius, Bang! Kalian nggak baku hantam lagi, kan?”Hanya itu yang Elsa khawatirkan. Mereka macam kucing dan tikus, setiap bertemu pasti baku hantam. Terlebih dengan kondisi Ken yang seperti itu, dia sangat tidak stabil emosinya, membuat Elsa khawatir laki-laki itu kembali nekat dan perkelahian itu kembali terjadi.“Apakah aku nampak seperti orang yang habis terlibat baku hantam?”Elsa kembali menatap wajah itu, memang tidak nampak, tapi tidak ada salahnya kan kalau Elsa menanyakan ha

  • The Blue Blood   Ch. 87 Damai (2)

    "Aku harap kamu cepat pulih, cepat pulang. Pasien kamu pasti udah kangen."Ken mengangkat wajahnya, menatap Elsa yang tersenyum begitu manis di hadapannya. Senyumnya ikut tersungging, ia lantas mengembalikan ponsel itu pada sang pemilik."Boleh tinggalkan nomor ponselmu di kertas? Ponselku hancur kemarin."Elsa mengangguk perlahan. Tentu, sesuai kesepakatan panjang lebar yang sudah mereka bicarakan tadi, tentu kedepannya dia dan Ken perlu banyak berkomunikasi guna membahas perihal Bella."Mana kertas? Akan aku tulis."Ken bangkit melangkah ke nakas yang ada di sebelah ranjangnya. Meraih selembar kertas dan pulpen yang langsung dia serahkan pada Elsa. Tampak Elsa langsung menuliskan dua belas digit nomor ponselnya di kertas itu, lalu menyerahkannya kembali pada Ken."Aku pamit, sudah terlalu lama aku di sini dan aku rasa kamu perlu istirahat, bukan?" Elsa meletakkan plastik yang dia bawa di meja, bangkit dan bersiap melangka

  • The Blue Blood   Ch. 86 Damai

    Ken menatap nanar sosok itu, sedetik kemudian ia menghambur memeluknya, mendekap erat tubuh yang selama dua tahun ini begitu dia rindukan.Tubuh ini masih begitu hangat, yang mana artinya ini asli, bukan fatamorgana atau ilusi semata. Ini benar sosok yang begitu Ken rindukan! Ini Elsa-nya.Ken terisak, membuat Elsa menepuk punggung laki-laki itu dan membawanya menuju sofa yang ada di sana. Mendudukkan laki-laki itu dan melepaskan pelukan itu."Sa, aku benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin. Kamu nggak apa-apa, kan?" Tanya Ken dengan cucuran air mata.Elsa tersenyum, ia hanya mengangguk pelan dan menatap lurus ke dalam mata itu. Ada setitik perasaan iba dalam hati Elsa, namun ia sudah bertekad bahwa hubungan mereka memang sudah cukup sampai di sini, ada orang lain yang Elsa prioritaskan dan sekarang orang itu bukan Ken!"Sa... Please aku mohon, ceraikan dia! Menikah sama aku, mau kan?" Ken meraih tangan Elsa, meng

  • The Blue Blood   Ch. 85 Berdamai Dengan Takdir?

    "Temui saja dia, kalian perlu bicara baik-baik empat mata."Elsa yang tengah menyeruput minuman collagen sontak terbatuk-batuk, Yosua hanya melirik sekilas, meraih cangkir kopi dan menyesapnya perlahan-lahan."Abang serius? Tapi untuk apa?" Elsa meletakkan gelasnya, fokus pada suaminya yang sudah rapi dengan setelan scrub warna biru muda."Tentu." Yosua balas menatap sang isteri. "Aku tidak memungkiri di antara kalian ada Bella, meskipun sekarang aku tidak berkenan dia bertemu Bella, tapi bagaimana pun suatu saat nanti Bella harus tahu bahwa ayah kandungnya adalah Ken, bukan aku, Sayang."Elsa tersenyum, bangkit dan duduk di sisi Yosua. Ia melingkarkan tangannya di perut Yosua. Kenapa makin lama dia makin cinta? Bukan salah Elsa, bukan kalau kemudian dia begitu mencintai Yosua?"Mau mengantarku?" Tawar Elsa sambil menatap Yosua."Tentu, tapi aku tidak mau bertemu dengannya. Cukup kamu sendiri ke dalam dan bicara denga

DMCA.com Protection Status