Beranda / Romansa / The Blue Blood / Ch. 13 Gairah

Share

Ch. 13 Gairah

Penulis: Selfie Hurtness
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-22 21:54:32

"Terima kasih banyak sudah membantuku, Sa." Guman Ken lirih.

Elsa menoleh, tampak Ken hanya meliriknya sekilas sambil tersenyum, membuat Elsa sontak juga tersenyum. Sungguh wajah sosok itu begitu enak di pandang kalau sedang tersenyum macam ini.

"Sama-sama, Dokter. Saya juga terima kasih sudah didandani begitu cantik malam ini, diajak makan di hotel berbintang."

"Santai lah. Oh ya kamu serius mau saya antar ke rumah sakit? Nggak langsung kerumah saja?" Kenapa Elsa jadi kembali formal begitu sih?

Elsa menggeleng sambil tersenyum, "Motor saya masih di rumah sakit, Dok. Jadi setelah ganti baju dan bersih-bersih, kalau tidak merepotkan saya minta diantar ke rumah sakit saja."

"Tentu tidak, jangankan ke rumah sakit, ke rumah kamu sekarang saja akan saya antar, gimana?" Ken menoleh, jujur ia nyaman dengan obrolan santainya tadi dengan Elsa. Saling 'aku-kamu', bukan seperti ini. Ah ... Ada apa dengannya?

"Ja-jangan, antar ke rumah sakit saja, Dok."

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Blue Blood   Ch. 14 Bukan Darah Biru

    "Kok koasnya cuma empat? Bukannya lima biasanya? Yang satu kemana?" Dokter Anas mengerutkan keningnya, menatap satu persatu residen dan koas yang berdiri di hadapannya itu. Semua sontak memucat, kalau obsgyn lain mungkin masih bisa ditolerir, tapi kalau yang satu ini? Jangan harap!Ken menggaruk-garuk kepalanya, ini si Elsa kemana sih? Tumben-tumbenan dia sampai telat. Ken melirik jam tangannya, baru telat dua menit sih, cuma kalau telatnya pas Dokter Anas mau visiting, itu sama saja cari masalah.Renita hendak membuka mulutnya ketika kemudian terdengar suara teriakan yang Renita hafal betul itu suara Elsa."Dokter, ma-maaf saya ter-terlambat," guman Elsa tengah nafas terengah-engah.Semua menoleh dan terkejut melihat kondisi Elsa yang nampak tengah menetralkan nafasnya."Elsa?" Ken hampir berteriak, lengan Elsa penuh parut, darahnya tampak masih basah dan memerah, begitu pula lututnya, tampak darah itu masih begitu segar."Maaf Dokter, tadi a-"

    Terakhir Diperbarui : 2021-05-23
  • The Blue Blood   Ch. 15 Hukuman

    “Kok bisa sih?” dokter Anas menatap Elsa dengan seksama, ia duduk di kursinya sambil bersandar.“Mungkin saya sedang apes, Dok.” Elsa tersenyum getir, ia terlambat dan tidak ikut visiting karena kecelakaan apakah nanti akan dapa tambah minggu sebagai hukuman juga? Dokter Anas memang terkenal killer dan menyeramkan, namun Elsa sangat berharap dokter senior itu masih punya hati nurani.“Lain kali hati-hati, kalau berangkat jangan mepet waktunya, biar di jalan nggak ngebut karena takut telat.”Tampak sosok itu menghela nafas panjang, membuat Elsa menahan nafas menantikan hukuman apa yang hendak sosok itu berikan kepadanya. Hanya satu doa Elsa, semoga dia tidak harus tambah minggu! Semakin lama dia di stase ini, maka akan semakin lama pula dia jadi kacung Ken.“Jaga malam dua hari ya? Kesalahan kamu hari ini fatal. Satu terlambat dan satu tidak ikut saya visiting,” guman sosok itu santai, membuat Elsa sontak mel

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-10
  • The Blue Blood   Ch. 16 Pilihan Lain?

    Mereka sudah duduk di meja kantin rumah sakit. Nampak Elsa sudah serius dengan sumpit dan mie ayam yang ada di hadapannya. Sedangkan Ken, ia malah sejak tadi menikmati pemadangan yagn tersaji di hadapannya itu. Bukan pada semangkuk bakso yang mulai dingin karena sejak tadi hanya dia aduk-aduk tanpa berniat untuk ia sentuh. Gadis ini cukup cantik, Ken akui itu. Walaupun terkadang ia begitu menyebalkan dan lemot, namun itu tidak mengurangi kadar kecantikan alami yang Elsa miliki. Ken tersenyum, kemudian bergegas mengalihkan pandangan dan fokusnya pada menu makan siang yang ia pesan. “Dok, boleh tanya?” Elsa mulai buka suara, sepertinya dia mulai bosan hanya diam sejak tadi. “Tanyalah, mumpung tidak kusuruh kau bayar,” jawab Ken sambil menyuapkan bakso itu ke dalam mulutnya. “Kenapa ambil obsgyn?” Elsa meletakkan sumpitnya, ia menatap Ken dengan serius. Ken meletakkan sendoknya, mengangkat wajah dan balas menatap Elsa yang nampak serius menyimakn

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • The Blue Blood   Ch. 17 Jatuh Cinta?

    “Kalau Ken tetap mau Elsa, lantas apa yang akan papa lakukan?”Darmawan nampak menghela nafas panjang, ia menatap Ken dengan seksama. Ia tahu sorot mata itu, ia kenal betul anak laki-lakinya ini. Hanya saja ia tidak cocok dengan pilihan Ken. Bukan ... bukan karena dia tidak cantik, tidak cerdas, bukan karena itu. Tapi karena dia tidak selevel dengan keluarga mereka.“Dengar Ken, papa bisa lakukan apapun pada pendidikan dia. Kau tahu itu?”Ken terkesiap, ia lupa dengan posisi sang papa, lupa dengan posisi Elsa seperti apa. Sontak Ken terawa terbahak-bahak, kembali berusaha bermain peran hanya demi menyelamatkan proses pendidikan Elsa.Darmawan menatap Ken dengan kening berkerut tidak mengerti, kenapa anak itu tiba-tiba tertawa macam itu? Bukankah tadi mereka tengah berbicara hal yang serius? Kenapa malah jadi tertawa tidak jelas seperti ini?“Ken mau jujur nih, tapi jangan diketawain,” guman Ken kemudian.&

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10
  • The Blue Blood   Ch.18 Bagaimana?

    “Heh, mau kemana?” Ken kembali menarik Elsa ketika gadis itu sudah bersiap pulang.Elsa menoleh, menatap Ken dengan tatapan tidak mengerti, tentu lah dia mau pulang. Seharusnya dia sudah pulang sejak tadi, hanya karena residen rese ini kemudian memintanya tinggal untuk asistensi inpartu, jadilah dia masih di sini sampai selarut ini.“Dokter, saya mau pulang,” hampir saja Elsa berteriak, kenapa sosok itu begitu suka menyiksa dirinya seperti ini sih?“Siapa yang kasih kamu izin pulang, he?” kembali Ken melotot, membuat Elsa ikut mebelalakkan mata kesal. Ini orang ngajak kelahi, ya?“Terus saya harus ngapain lagi, Dokter?” Elsa melotot, sebuah hal paling berani yang mungkin hanya Elsa yang berani melakukannya, terlebih siapa Ken dan siapa bapak dari residen ini.“Temani saya makan malam, saya butuh teman cerita, Sa.”Ken segera melangkah kan kakinya, snelli kebanggaan mereka sebagai do

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-11
  • The Blue Blood   Ch. 19 Mantan

    “Makasih banyak, Sa. Udah mau temenin aku makan malam,” desis Ken setelah mereka sudah kembali lagi ke halaman parkir rumah sakit.Elsa tertegun, tumben ini anak manis banget sikapnya? Ia hanya tersenyum kemudian melepaskan seat belt-nya.“Kenapa malah Koko yang berterima kasih? Harusnya aku dong yang terima kasih, kan sudah ditraktir makan,” Elsa tersenyum, jujur Ken makin ganteng kalau manis seperti ini sikapnya.“Ya aku lah yang berterima kasih, kan kamu nggak jadi pulang tadi karena aku ajak makan di luar.”“Lho tapikan ak-,”“Bawel amat sih? Bilang ‘iya sama-sama’ gitu apa susahnya coba?” potong Ken kesal, ia menatap Elsa dengan gemas.Elsa melonggo, baru dipuji ganteng kalau bersikap manis, kenapa dia balik rese lagi? Elsa mencebik, tangannya sudah hendak membuka pintu mobil dan kemudian menoleh, menatap Ken yang masih dengan sorot mata menyebalkan menatap dirinya

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-14
  • The Blue Blood   Ch. 20 Hanya Ingin Kau Baik-baik Saja

    Elsa menutup pintu kamarnya, ia kembali terisak, ia sangat bersyukur mama-papa dan adiknya sudah tidur, kalau tidak pasti dia ditanya macam-macam kenapa pulang dengan mata memerah macam ini.Elsa menjatuhkan tubuhnya di kasur. Dasar Dory sialan! Dia nggak cukup hanya menghancurkan hati Elsa dan kepercayaan Elsa terhadap cinta, dan sekarang dia mau menghancurkan hidup dan masa depan Elsa juga?Berengsek!Untung ada Ken tadi, kalau tidak ....Elsa bergegas bangkit dan meraih ponsel di dalam tasnya, ia segera membuka aplikasi Wh*tsApp miliknya, hendak menghubungi Ken, tapi apakah dia sudah sampai rumah? Eh tapi dia kan ada handsfree, tentu ia bisa mengangkat panggilan darinya, bukan?Elsa dengan mantab menekan nomor Ken, berusaha menghubungi nomor itu. Lama tidak dijawab, hingga kemudian panggilan itu diangkat oleh si pemilik nomor."Iya Sa, kamu baik-baik saja, kan? Ditanya orang tua kamu, nggak? Atau aku perlu putar balik buat jelasin masalah

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-15
  • The Blue Blood   Ch. 21 Heboh

    "Sa ... Ada yang jemput, aduh ganteng banget dia juga dokter?"Sudah dia duga bahwa mamanya akan heboh, dan dia pastikan bahwa bukan hanya mamanya, tapi juga beberapa tetangga akan heboh mengingat paras Ken yang mirip artis Taiwan itu."Dia mah bukan cuma dokter, Ma. tapi calon dokter spesialis." Jawab Elsa yang masih memulas lipbalm di bibirnya itu."APA? CALON DOKTER SPESIALIS?" hampir mamanya itu berteriak, namun untung Elsa bisa memaksanya tetap lirih dan pelan."Mama, jangan keras-keras, nanti dia denger!" Elsa mencebik, haduh tau begini dia tidak mengizinkan Ken menjemputnya."Ganteng banget? Kalian pacaran? Iya?" Tampak sang mama begitu antusias.Elsa melongo pacaran? Memang sih mereka pacaran tapi kan cuma pacar bohongan! Haduh Elsa harus jawab apa sekarang?"Bukan! Dia cuma pembimbing, Ma. Sudah ah, Elsa mau berangkat dulu!" Elsa menepis dugaan sang mama, ah rasanya setelah pulang nanti dia bakal dicecar banyak pertanyaan ole

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-16

Bab terbaru

  • The Blue Blood   Ch. 93 End? Masih Pantaskah?

    Ken menatap nanar pemandangan yang ada di depannya itu. Ini hari terakhir dia berada di ruangan ini. Setelah deretan pemeriksaan psikologis yang harus dia lalui, akhirnya ia lulus juga keluar dari klinik ini.Gilbert menepati janjinya. Membantu Ken sembuh sebagai permohonan maaf atas apa yang dulu dia dan Jessica lakukan. Sebuah tindakan yang lantas membuat Ken harus bertubi-tubi mengalami hal-hal tidak mengenakkan yang membuat Ken hampir kehilangan kewarasannya.Ken menghela nafas panjang, bunyi ponsel beruntun itu membuat dia sontak menoleh dan meraih benda itu. Senyum Ken merekah begitu tahu siapa yang mengirimkan dia pesan.Mama BellaItu nama yang Ken berikan untuk nomor itu. Nomor yang tak lain dan tak bukan adalah nomor milik Elsa.Tidak salah kan, Ken memberinya nama itu? Elsa memang ibu dari anaknya, anak yang harus lahir karena kegilaan Ken di masa lalu.Ken segera membuka kunci layar ponselnya, senyumnya ma

  • The Blue Blood   Ch. 92 End?

    Elsa yang tengah menulis status pasien itu melonjak kaget mendengar dering ponselnya. Elsa menatap pasiennya, yang mana langsung dibalas anggukan kepala sang pasien yang paham bahwa dokter yang tengah mengunjunginya ini harus menerima telepon.Elsa tersenyum, segera merogoh ponselnya dan sedikit bingung dengan nomor asing yang menghubunginya ini. Nomor siapa? Mantan pasien? Salah seorang anak koas? Atau siapa?"Mohon maaf saya izin sebentar, Ibu."Kembali pasien itu mengangguk, "Silahkan, Dokter."Elsa sontak melangkah keluar, tidak sopan dan tidak nyaman rasanya mengangkat panggilan di ruangan itu. Ada dua orang pasien yang harus beristirahat di sana, tentu obrolannya akan menganggu, bukan?"Halo?" sapa Elsa begitu ia sudah berada di luar kamar inap pasien."Sa, maaf kalau aku menganggu mu. Hanya memastikan bahwa nomor kamu aktif, sudah aku simpan."Suara itu... ini suara Ken! Jadi ini nomor Ken? Elsa mendadak

  • The Blue Blood   Ch. 91 Much Better

    "Kamu serius, Ken?" Darmawan duduk di depan Ken, menatap putranya itu dengan penuh air mata.Ken tersenyum, menghela nafas panjang lantas mengangguk guna menekankan bahwa apa yang tadi mereka bicarakan adalah serius, Ken tidak main-main."Ken sangat serius, Pa. Dia pantas dan layak dapat yang lebih baik. Dia berhak bahagia, Pa."Darmawan tersenyum getir, "Lantas bagaimana denganmu, Ken?""Papa jangan khawatirkan Ken, Pa. Ken baik-baik saja. Tolong kali ini hargai keputusan Ken, Pa. Biarkan Ken memilih sendiri jalan hidup yang hendak Ken ambil."Darmawan menepuk pundak Ken, tentu! Darmawan tidak ingin Ken kembali terperosok begitu jauh karena ulahnya. Dapat dia lihat bahwa Ken begitu menderita selama ini dan semua ini gara-gara Darmawan yang tidak mau mendengarkan apa yang putranya ini inginkan.Ken tidak hanya kehilangan gadis yang dia cintai, tetapi juga anak mereka. Sejenak Darmawan bersyukur jiwa Ken masih bisa diselamat

  • The Blue Blood   Ch. 90 Lepas

    Tania tersenyum, sekali lagi –entah sudah yang keberapa kali, ia menyeka air matanya dengan jemari. Sosok itu masih menggenggam erat tangannya, dan dia juga tidak berniat menyingkirkan atau melepaskan tangan itu. Ia ingin menikmati momen ini, yang mana mungkin akan menjadi momen terakhir mereka begitu dekat macam ini.“Aku benar-benar minta maaf, Tan. Maaf aku hanya hadir untuk menyakitmu. Aku lakukan ini agar aku tidak lagi menyakitimu.” Desis Ken lirih, mungkin ini kejam, tapi Ken takut dengan tetap bersatunya mereka malah hanya akan menyakiti Tania makin dalam.“It`s okay, Ken. Aku mengerti.” Tania menghirup udara banyak-banyak, sungguh dadanya sangat sesak sekali.“Biar nanti aku yang ketemu papa, biar aku yang bilang semua sama papa. Aku siap dengan segala resikonya, Tan.”“Untuk itu, tunda lah dulu, Ken. Fokus pada kondisimu, setelah semuanya beres, baru kita bicarakan perihal ini kedepan mau bagaimana

  • The Blue Blood   Ch. 89 Bahagia?

    Sungguh, setelah kedatangan dua orang tadi, hati Ken menjadi lebih tenang. Pikirannya lebih jernih. Seolah-olah semua beban yang dia pikul selama ini melebur sudah. Dan jangan lupakan obat-obatan yang diresepkan Gilbert untuknya, konseling yang selalu Gilbert lakukan untuk perlahan-lahan menyembuhkan dirinya, semua bekerja sangat baik. Ternyata benar, ikhlas adalah kunci dari semua masalah Ken. Ken hendak memejamkan matanya ketika pintu kamarnya terbuka. Ia mengerutkan kening seraya melirik jam dinding yang tergantung di tembok. Pukul delapan malam, siapa lagi yang hendak mengunjungi dirinya? Sosok itu muncul dari balik pintu, tersenyum dengan wajah yang nampak lelah. Dia lantas melangkah mendekati ranjang Ken, duduk di kursi yang ada di sebelah ranjang Ken dan meletakkan bungkusan yang dia bawa di nakas meja. “Maaf, aku baru bisa mengunjungimu.” Gumamnya lirih. “Nothing, Tan. Aku tahu kamu sibuk, aku tidak mempermasalahkannya.” Tania

  • The Blue Blood   Ch. 88 Bicara Apa?

    “Kalian bicara apa, tadi?” tanya Elsa ketika dia sudah berada di dalam mobil bersama sang suami.Yosua tersenyum, membawa mobil itu bergegas pergi dari halaman klinik milik psikiater itu. Tampak isterinya itu begitu penasaran, membuat Yosua sengaja tidak menjawab apa yang sang isteri tanyakan kepadanya.“Kamu ingin tahu saja atau ingin tahu banget?” goda Yosua yang langsung mendapat gebukan gemas dari sang isteri.“Serius, Bang! Kalian nggak baku hantam lagi, kan?”Hanya itu yang Elsa khawatirkan. Mereka macam kucing dan tikus, setiap bertemu pasti baku hantam. Terlebih dengan kondisi Ken yang seperti itu, dia sangat tidak stabil emosinya, membuat Elsa khawatir laki-laki itu kembali nekat dan perkelahian itu kembali terjadi.“Apakah aku nampak seperti orang yang habis terlibat baku hantam?”Elsa kembali menatap wajah itu, memang tidak nampak, tapi tidak ada salahnya kan kalau Elsa menanyakan ha

  • The Blue Blood   Ch. 87 Damai (2)

    "Aku harap kamu cepat pulih, cepat pulang. Pasien kamu pasti udah kangen."Ken mengangkat wajahnya, menatap Elsa yang tersenyum begitu manis di hadapannya. Senyumnya ikut tersungging, ia lantas mengembalikan ponsel itu pada sang pemilik."Boleh tinggalkan nomor ponselmu di kertas? Ponselku hancur kemarin."Elsa mengangguk perlahan. Tentu, sesuai kesepakatan panjang lebar yang sudah mereka bicarakan tadi, tentu kedepannya dia dan Ken perlu banyak berkomunikasi guna membahas perihal Bella."Mana kertas? Akan aku tulis."Ken bangkit melangkah ke nakas yang ada di sebelah ranjangnya. Meraih selembar kertas dan pulpen yang langsung dia serahkan pada Elsa. Tampak Elsa langsung menuliskan dua belas digit nomor ponselnya di kertas itu, lalu menyerahkannya kembali pada Ken."Aku pamit, sudah terlalu lama aku di sini dan aku rasa kamu perlu istirahat, bukan?" Elsa meletakkan plastik yang dia bawa di meja, bangkit dan bersiap melangka

  • The Blue Blood   Ch. 86 Damai

    Ken menatap nanar sosok itu, sedetik kemudian ia menghambur memeluknya, mendekap erat tubuh yang selama dua tahun ini begitu dia rindukan.Tubuh ini masih begitu hangat, yang mana artinya ini asli, bukan fatamorgana atau ilusi semata. Ini benar sosok yang begitu Ken rindukan! Ini Elsa-nya.Ken terisak, membuat Elsa menepuk punggung laki-laki itu dan membawanya menuju sofa yang ada di sana. Mendudukkan laki-laki itu dan melepaskan pelukan itu."Sa, aku benar-benar minta maaf atas kejadian kemarin. Kamu nggak apa-apa, kan?" Tanya Ken dengan cucuran air mata.Elsa tersenyum, ia hanya mengangguk pelan dan menatap lurus ke dalam mata itu. Ada setitik perasaan iba dalam hati Elsa, namun ia sudah bertekad bahwa hubungan mereka memang sudah cukup sampai di sini, ada orang lain yang Elsa prioritaskan dan sekarang orang itu bukan Ken!"Sa... Please aku mohon, ceraikan dia! Menikah sama aku, mau kan?" Ken meraih tangan Elsa, meng

  • The Blue Blood   Ch. 85 Berdamai Dengan Takdir?

    "Temui saja dia, kalian perlu bicara baik-baik empat mata."Elsa yang tengah menyeruput minuman collagen sontak terbatuk-batuk, Yosua hanya melirik sekilas, meraih cangkir kopi dan menyesapnya perlahan-lahan."Abang serius? Tapi untuk apa?" Elsa meletakkan gelasnya, fokus pada suaminya yang sudah rapi dengan setelan scrub warna biru muda."Tentu." Yosua balas menatap sang isteri. "Aku tidak memungkiri di antara kalian ada Bella, meskipun sekarang aku tidak berkenan dia bertemu Bella, tapi bagaimana pun suatu saat nanti Bella harus tahu bahwa ayah kandungnya adalah Ken, bukan aku, Sayang."Elsa tersenyum, bangkit dan duduk di sisi Yosua. Ia melingkarkan tangannya di perut Yosua. Kenapa makin lama dia makin cinta? Bukan salah Elsa, bukan kalau kemudian dia begitu mencintai Yosua?"Mau mengantarku?" Tawar Elsa sambil menatap Yosua."Tentu, tapi aku tidak mau bertemu dengannya. Cukup kamu sendiri ke dalam dan bicara denga

DMCA.com Protection Status