Share

Bab 38

Penulis: Daes Eag
last update Terakhir Diperbarui: 2022-09-12 11:20:01

"Menurutmu untuk apa Moa datang ke sini?" Yooshin berjalan mendekati Nara yang duduk di sebuah bangku yang ada di depan rumahnya.

"Aku tidak yakin. Tapi apakah mungkin kalau dia masih mengincarku? Aku pergi dari sana dan sekarang dia kehilangan mangsanya, kan? Dan aku yang harusnya bisa bersikap lebih berhati-hati justru terlalu santai dan masih bisa pergi ke berbagai tempat, sampai sampai kedatangan Moa ke desa tak aku sadari sama sekali. Jika saja Moa bertingkah lagi, maka hari ini akan terjadi hal yang mengerikan. Aku benar-benar lalai dari tugasku sebagai seorang pelindung desa ini," ujar Nara.

"Tidak, Nara. Ini bukan sepenuhnya salahmu. Setidaknya kita harus bersyukur kalau tak terjadi hal yang buruk hari ini. Kau tidak sendiri, ingat itu. Aku akan membantumu."

Nara membuang napas pelan. "Kau tahu, Yooshin? Aku selalu merasa bersalah setiap kali melibatkanmu dalam hal berbahaya seperti ini. Nyawamu juga berkali-kali hampir terancam."

"Akulah yang merasa bersalah karena membiarkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Beauty & The Monster   Bab 39

    "Pantas saja aku merasakan hawa keberadaan yang begitu tidak menyenangkan, ternyata itu datang dari seorang kakek tua pembuat topeng." Moa sengaja menekankan bagian akhir kalimatnya dengan salah satu sudut bibir yang naik. Ia menatap Seungmo dari atas hingga bawah, lalu menatap ke sekitarnya. "Kurasa kali ini kau datang sendirian ke sini, kenapa? Kau tidak meminta beberapa anak buahmu untuk datang menemanimu? Kupikir di antara manusia itu kau yang paling kuat, tapi ternyata dugaanku salah karena pada dasarnya kau adalah yang paling lemah."Seungmo menghela napasnya berat. "Kali ini aku datang sendiri, benar-benar datang sendiri ke sini.""Ya, aku tahu itu. Kau memang ke sini sendirian karena aku juga tidak merasakan adanya keberadaan manusia lain selain kau di sini. Jadi, Pak Tua, mau apa kau datang ke sini?""A-aku... "Seungmo menelan ludah. "Aku ingin kau melepaskan cucuku."Kedua mata Moa berkedip dua kali, lalu ia tertawa dengan kencang. "Apa yang baru saja kau katakan? Melepaskan

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-12
  • The Beauty & The Monster   Bab 40

    "Hati manusia tidak menjamin kalau semua manusia itu memiliki jiwa yang bersih. Atau mungkin tak ada satu pun? Mereka terbentuk dari keegoisan dan juga keserakahan. Kadangkala manusia merasa tidak pernah puas dengan apa yang apa mereka dapatkan, apa yang mereka miliki. Lalu sebagai jalan pintas, mereka akan melakukan segala cara demi mendapatkan apapun yang mereka inginkan."Kedua mata Nara terbuka dan ia langsung mendudukkan tubuhnya. Ia refleks bergeser saat menemukan Moa berada di dalam kamarnya untuk yang kedua kali."Ah, apa aku membuatmu terbangun?" Pria itu berujar."Sedang apa kau di sini?" tanya Nara.Salah satu sudut bibir Moa naik dan ia menatap keluar jendela kamar Nara yang terbuka. Bintang-bintang tampak bersinar dan juga bulan yang terlihat seperti mengasuh mereka semua."Menemanimu," jawab Moa seadanya.Nara tak menanggapi. Dengan berhati-hati tangannya bergerak mengambil sebuah pedang yang ada di dekatnya."Aku datang ke sini bukan untuk membuat masalah, ataupun kekac

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-12
  • The Beauty & The Monster   Bab 41

    "Apa yang kau lakukan di sini?" Nara menatap ke sekelilingnya dan menarik Moa agar menjauh dari sana. "Kau sekarang sudah punya keberanian muncul di depan umum, rupanya. Kau tidak takut jika kami semua menyerangmu di sini?""Kenapa juga aku harus takut?" Salah satu sudut bibir Moa naik. Salah satu tangannya terangkat dan mengusap puncak kepala Nara, namun gadis itu langsung menepisnya dengan agak kasar."Jika kalian memang ingin menyerangku secara bersamaan, maka serang saja. Toh nanti hasilnya akan tetap sama, karena kalian semua yang akan berakhir jadi santapanku." Moa menjilat bibirnya, membuat Nara mengepalkan kedua tangannya."Aku sekarang penasaran, di mana kau menyimpan norigae itu? Aku sama sekali tidak merasakan keberadaannya di rumahmu, bahkan di tubuhmu. Kau juga tidak memakai satu pun norigae sekarang, termasuk norigae palsu itu." Moa kembali berujar. "Ia berjalan mengitari Nara seraya menatap penampilan gadis itu dari atas hingga bawah, tanpa adanya satu pun celah yang te

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13
  • The Beauty & The Monster   Bab 42

    "Jangan memarahi paman ini, Nona. Dia adalah paman yang baik."Nara hanya bisa berkedip dua kali mendengar penuturan anak itu. Ia lalu memijat pelipisnya dan berkata, "apa yang sudah kau katakan padanya?" tanyanya."Hm? Apa maksudmu? Aku sama sekali tak melakukan apa-apa," ujar Moa. Ia lalu tersenyum dan mengusap puncak kepala anak itu. Anak itu pun segera berpamitan untuk pergi dari sana."Aku peringatkan padamu agar kau jangan pernah berani mempengaruhi para penduduk dengan topeng kebaikanmu itu. Kau tahu sekalipun kau mengubah wujudmu jadi orang lain, aku akan masih bisa mengenalimu bahkan dari jauh." Nara membuang napas pelan dan pergiDi belakangnya, Moa tersenyum tipis dan pria itu berjalan mengikuti Nara. "Kau selalu saja bersikap galak padaku, padahal aku sudah berusaha agar bersikap baik dan diterima di sini. Tapi kau selalu berkata kasar padaku."Ucapan Moa barusan membuat Nara menghentikkan langkahnya. Gadis itu lantas berbalik dan menat

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13
  • The Beauty & The Monster   Bab 43

    "Ada satu hal yang mungkin tidak manusia ketahui tentang Moa." Seorang pria tua berkata kepada anak-anak yang duduk di atas numput dengan posisi mengelilinginya.Salah satu anak dengan hanbok berwarna biru yang sudah agak kusam itu lalu berkata dengan antusias dan mata yang berbinar-binar, "apa itu? Moa adalah mahluk mengerikan yang jahat, bukan? Orang tuaku berkata kalau mahluk seperti mereka itu tidak memiliki belas kasihan sama sekali," ujarnya yang langsung disambut dengan heboh oleh teman-temannya yang lain, yang berpendapat sama dengannya."Tapi kudengar Moa itu tampan. Apa benar?" Gadis lain berujar.Nara yang berada di sebuah kursi yang tak jauh di dekat kumpulan orang-orang itu hanya terkikih pelan. Memang tidak lucu, hanya saja ucapan anak kecil yang barusan itu memang benar adanya, kalau Moa memang memiliki wajah yang tampan."Moa bisa mengubah wujudnya menjadi orang lain, jadi tak ada yang bisa tahu kalau itu dia. Dia mungkin hampir tak pernah

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13
  • The Beauty & The Monster   Bab 44

    Terbangun di tengah malam akan selalu mendatangkan berbagai macam pikiran yang akan membebani kepalamu hingga kau kesulitan tertidur kembali. Mulai dari hal sepele, hingga hal yang mungkin tak seharusnya kau pikirkan akan menghantui otakmu dan membuatmu terjaga.Seperti halnya di pagi buta seperti sekarang ini, kedua mata Seungmo terbuka tepat sesaat setelah ia mengalami mimpi yang tidak begitu menyenangkan. Pria tua itu memutuskan untuk keluar dan duduk di bangku yang ada di bawah pohon.Bayangan tubuh cucunya yang bersimbah darah dengan berbagai luka sayatan dan tusukan kembali membuat kepalanya hampir pening. Seungmo tak pernah berpikir kalau ia akan memimpikan hal mengerikan seperti itu. Ia memimpikan Nara mati terbunuh oleh Moa, dan itu adalah sesuatu yang buruk. Ia tak ingin mimpi buruk itu terealisasikan dan ia harus berbuat sesuatu. Namun kini Nara seperti bukan Nara yang dia kenal, gadis itu seperti bertransformasi menjadi gadis lain yang tak mengenalnya dan s

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13
  • The Beauty & The Monster   Bab 45

    Keberadaan Nara tak tercium sama sekali selama beberapa hari terakhir, tak seperti biasanya. Moa berjalan menyusuri keramaian, berharap menemukan sesuatu yang menarik namun nyatanya tidak."Ke mana gadis itu?" ujarnya pelan seraya menatap ke sekelilingnya. Pedangnya juga sama sekali tak merasakan keberadaan gadis itu."Paman?"Moa tersentak pelan saat seseorang berujar padanya. Lelaki itu menoleh dan mendapati seorang gadis kecil yang terlihat tak asing. Kedua alisnya seketika bertaut, mencoba mengingat-ingat sosok gadis kecil itu."Paman masih ingat aku? Aku yang pernah diselamatkan oleh Paman beberapa hari yang lalu." ujar si gadis.Kedua mata Moa mengerjap dua kali. Perlahan kedua sudut bibirnya membentuk sebuah lengkungan ke atas, ia lantas mengusap puncak kepala dari gadis itu."Ah, iya. Aku ingat. Bagaimana kabarmu, hm?" tanya Moa."Aku baik-baik saja, Paman. Aku benar-benar berterima kasih pada Paman karena menolongku. Pa

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-13
  • The Beauty & The Monster   Bab 46

    Karena tak bisa memasuki kediaman milik Nara, akhirnya Moa hanya bisa melihat gadis itu dari atas sebuah pohon besar yang ada di sana. Dari sana ia bisa melihat kalau gadis itu tengah berlatih bersama dengan seorang pria yang selama ini selalu menempelinya. Hwang Yooshin yang merupakan putra dari salah satu ahli pedang di desa itu sekaligus sahabat kecil Nara rupanya benar-benar mengawal Nara hingga saat ini bahkan setelah insiden pembunuhan kedua orang tua gadis itu."Ayo tarik tali busurmu dengan kuat, kuatkan kedua kakimu dan tegakkan badanmu." Yooshin meluruskan posisi punggung Nara dan juga kakinya."Lepaskan!"Slash!Anak panah itu melesat dan berhasil mengenai target yang ada di sana."Aku kecewa padamu. Kenapa kemampuanmu tiba-tiba berkurang? Ini tidak seperti kau yang kukenal. Sebenarnya ada apa? Apa ada sesuatu yang mengganggumu?" Yooshin mencabut anak panah yang menancap di permukaan kayu dan berjalan kembali menghampiri Nara."Maaf, kurasa aku tak bisa fokus dengan benar,"

    Terakhir Diperbarui : 2022-09-14

Bab terbaru

  • The Beauty & The Monster   Extra Bab

    Seorang anak kecil terlihat berlari mengejar-ngejar seekor kelinci yang ada di halaman rumahnya. Beberapa orang wanita yang ada di sana melihat ke arah itu dengan seulas senyuman lebar yang terlihat begitu bahagia. "Nona Sowon terlihat begitu senang, bukankah begitu?" Salah seorang wanita yang baru saja selesai menjemur pakaian itu pun berujar. "Dia terlihat menggemaskan, sama seperti Nona Nara dahulu sewaktu beliau masih kecil," jawab rekannya. "Aku dulu sempat khawatir jika Nona Nara benar-benar akan berakhir persis seperti mendiang ibunya dulu, tapi aku benar-benar bersyukur karena ternyata Nona Nara memiliki seseorang di dekatnya seperti Tuan Yooshin, bahkan hingga mereka berdua menikah pun, Tuan Yooshin terlihat semakin bahagia, kurasa beliau memang sudah memiliki perasaan yang lebih kepada Nona Nara sejak lama, atau mungkin sejak mereka masih anak-anak karena mereka sering sekali menghabiskan waktunya berdua." Wanita yang merupakan seorang pelayan di kediaman itu pun membuan

  • The Beauty & The Monster   Bab 101

    Sebuah upacara pernikahan baru saja selesai diadakan begitu hari menjelang siang. Orang-orang yang datang terlihat begitu bergembira, menatap sepasang pengantin baru yang beberapa saat lalu mengucapkan janji sehidup semati.Takdir memang tak ada yang tahu, begitu pun dengan setiap rencana milik Tuhan. Namun sebaik apapun rencana yang manusia pilih, rencana dari Tuhan adalah rencana yang terbaik dari yang paling baik.Langit pun tampak begitu cerah, seolah mendukung pasangan muda ini untuk menikmati waktu bahagia mereka.Pasangan yang dulu dikenal sebagai sahabat dekat sedari usia mereka masih belia, kini bertranformasi menjadi pasangan yang sesungguhnya. Nara melingkarkan tangannya di salah satu lengan milik Yooshin, menatap pria itu selama beberapa saat sebelum akhirnya mereka berdua berjalan menyapa para tamu undangan.Kedua sudut bibir milik Nara naik ke atas melihat betapa bahagianya orang-orang di sana. Dan tanpa ia sadari pula, sedari tadi Yooshin menatapnya dari samping, menat

  • The Beauty & The Monster   Bab 100

    Moa menyentuh permukaan wajahnya yang lain menggunakan tangan, dan menemukan adanya darah di sana, sebelum akhirnya kembali menatap Nara. Kini gadis itu bersungguh-sungguh untuk membunuhnya, tanpa mau memikirkan hal lain lagi. Nara beberapa kali melayangkan serangan padanya tanpa adanya ragu sedikit pun. "Nara ... " Yooshin berniat berdiri untuk membantu Nara. Dengan menggunakan pedangnya untuk tumpuan, pria itu berdiri dari posisinya dan mendekati Nara secara perlahan. Yooshin berlari sekuat yang ia bisa dengan pedang yang sudah bersiap di tangannya. Namun sebelum ia benar-benar mendekati Moa, mahluk itu sudah terlebih dulu berbalik dan menangkis serangannya dan memukul bahu Yooshin beberapa kali hingga tubuh pria itu terdorong beberapa kali ke belakang. "Yooshin!!" Di saat lengah itulah, Moa memanfaatkan kesempatan untuk melancarkan serangan terakhirnya pada Yooshin. "Matilah kau!!!" Tangan Moa sudah siap mengoyak perut Yooshin, membuat Nara membelalakkan kedua matanya. "Ti

  • The Beauty & The Monster   Bab 99

    "A-aku percaya Paman adalah orang yang baik." Kalimat itu menjadi kalimat terakhir yang keluar dari gadis kecil malang yang berusaha menyelamatkan Nara. Haewon tak bisa berkata-kata lagi. Wanita itu terduduk di atas permukaan tanah dengan air mata yang berderai."Tidakkk!!" Nara langsung bergerak dari posisinya dan meraih tubuh kecil yang kini tak berdaya itu. Air matanya berderai, tak percaya kalau seorang gadis kecil akan berbuat sampai sejauh itu demi menyelamatkan hidupnya. Gadis itu tak bersalah. Ia tak ada kaitannya dengan ini dan tak seharusnya berkorban sampai sejauh itu. Yooshin yang melihat itu tampak tak menduga kalau hal seperti ini akan terjadi, bahkan Moa sekalipun tak bisa menghindar. Gadis kecil yang baru saja meregang nyawa di hadapannya itu tak lain adalah gadis kecil yang beberapa waktu terakhir pernah ia selamatkan. Satu-satunya orang lain yang menganggapnya sebagai orang baik dan memperlakukannya layaknya seperti orang yang tak pernah membunuh.Dan siapa sangka

  • The Beauty & The Monster   Bab 98

    "Nara, kau—" Kedua mata Yooshin membulat saat melihat Nara yang benar-benar berhasil mencabut pedang itu sepenuhnya. "Yooshin, aku berhasil." Nara menatap Yooshin. Gadis itu berhasil. Yooshin dengan segera membantu Nara agar gadis itu tak kehilangan keseimbangannya. Pria itu lalu menatap luka yang ada di punggung Nara. "Nara, tapi lukamu tak menghilang sedikit pun." Napas Nara tersengal, "tak apa, Yooshin. Aku sudah tak lagi merasakan sakitnya. Ha-hanya saja—" Tubuhnya tiba-tiba limbung namun Yooshin dengan sigap menahannya. "Nara, kau tak apa?" tanya Yooshin cemas. "Aku tak apa, rasa sakitnya sudah berkurang, hanya saja aku merasa kalau tenagaku terkuras banyak hingga aku merasa kalau kedua kakiku tak sanggup menahan beban tubuhku sendiri," lirih Nara. "Ayo, kembali ke desa. Kita harus menolong semua orang. Mereka pasti memerlukan bantuan." Yooshin mengangguk. Ia segera memapah Nara dan mulai bergerak keluar dari hutan. *** Moa menggeram dengan darah yang menetes dari ujung

  • The Beauty & The Monster   Bab 97

    "AKU TAK AKAN MENGAMPUNMU!" Seungmo merasakan rasa sakit yang luar biasa pada bagian perutnya begitu salah satu tangan Moa berhasil merobek permukaan kulitnya. "Entah apa saja yang sudah kau katakan pada Nara yang jelas kau sudah menghancurkan semuanya!!" Moa berteriak tepat di depan wajah Kim Seungmo. Ia seakin mendorong masuk kuku-kuku di tangannya ke dalam, membuat Sungmo terbatu dengan darah yang keluar dari mulutnya. "Tuan Kim!" Tuan Hwang berdiri sekuat tenaga dengan bertumpu pada pedangnya dan pria itu berjalan mendekat ke arah Moa dan Seungmo. Moa langsung melompat menghindar tapat ketika Tuan Hwang mengayunkan pedang ke arahnya. "Semua kekacauan yang terjadi di desa ini, aku takkn pernah bisa memaafkanmu!" murka Tuan Hwang. "Kenapa, Kim Seungmo?" Kedua tangan Moa mengepal dengan kuat. "Kenapa kau melakukan hal ini lagi? Kenapa kau selalu saja menggagalkan semua rencanaku?!" "Ka-karena aku tak ingin menyerahkan cucuku padamu, Moa." Seungmo kembali terbatuk setelahnya.

  • The Beauty & The Monster   Bab 96

    Nara mencoba bergerak namun ia merasakan sakit yang luar biasa di bagian punggungnya. Salah satu tangannya mencoba meraih punggungnya dan ia berhasil menemukan sebuah luka di sana. Ia merasa permukaan kulitnya robek dan itu pasti berasal dari serangan Moa tadi. Rasa sakit ini seolah membawa Nara kembali ke hari di mana ia mendapatkna luka di lehernya. Kedua tangannya meremas kuat dedaunan kering yang berada di sekitarnya namun rasa sakit itu masih bisa ia rasakan. Sementara itu, Yooshin yang menemukan kuda milik Nara berada di perbatasan hutan pun segera turun dari kudanya dan ia dengan segera berlari masuk ke dalam hutan. Ia harus cepat sebelum Moa melakukan sesuatu yang buruk pada Nara. Tidak lama setelah ia masuk ke dalam hutan itu, ia melihat siluet seseorang mendekat dari depan dengan cepat. Yooshin segera menyembunyikan dirinya di balik sebuah pohon besar dan lelaki itu mengintip dari baliknya. Moa terlihat bergerak menjauhi hutan sebelum akhirnya benar-benar menghilang dari

  • The Beauty & The Monster   Bab 95

    "Mau ke mana kau sepagi ini?" Seungmo mengadang Nara yang yang hendak pergi. Gadis itu sudah bersiap dengan pedang dan juga panah yang berada di punggungnya. "Minggir," tegas Nara seraya menatap kakeknya dengan pandangan tajam. "Nara, ini masih terlalu pagi. Kau berencana menemui Moa dengan kondisi seperti itu? Jangan menemuinya dengan ambisi seperti itu-" "Kubilang minggir!" ulang Nara dengan nada yang lebih keras, membuat tubuh Seungmo tersentak pelan dan pria itu itu pada akhirnya memilih menyingkir dan membiarkan gadis itu berjalan melewatinya. "Nara!" Dengan sedikit berlari, Seungmo berusaha mencegah Nara yang kini sudah menaiki kudanya. Namun gadis itu seakan menulikan indra pendengarannya dan ia benar-benar diselimuti oleh kebencian yang timbul dalam dirinya. Perasaan sakit hati yang ia rasakan membuatnya kehilangan kendali atas dirinya sendiri. Nara merasa dipermainkan, setelah apa yang ia lakukan. "Naraaa!!" Nara sudah melesat keluar dari kediamannya. Beberapa orang pela

  • The Beauty & The Monster   Bab 94

    Musim dingin kali ini benar-benar dimanfaatkan oleh Nara dengan sebaik mungkin, karena ia yang tak ingin kehilangan momen berharga bersama dengan orang-orang terdekatnya. Salju-salju sudah mulai menghilang dan hanya tersisa sebagian kecil. Bunga-bunga dan pohon sudah mulai mempersiapkan diri menyambut angin musim baru.Keadaan desa juga baik-baik saja, membuat Nara bersyukur. Ia, Yooshin dan juga Haewon sempat berhenti di tengah perjalanan pulang ke rumah.“Bintang-bintang banyak bermunculan malam ini, Nona,” ujar Haewon.“Kau benar.” Nara tersenyum tipis, akan tetapi hal itu tak berlangsung lama begitu ia kembali mengingat apa yang harus ia lakukan setelah ini. Mungkin, momen seperti ini akan menjadi salah satu yang ia rindukan.Diam-diam, Nara menatap Yooshin yang berdiri di sebelahnya. Wajah itu terlihat menanggung tanggung jawab yang teramat besar, akan tetapi tak pernah sekali pun Nara mendengar lelaki itu mengeluh padanya. Malahan justru Nara yang lebih sering meminta maaf padan

DMCA.com Protection Status