Beranda / Romansa / The Bad Life / Adaptasi Lingkungan Baru

Share

Adaptasi Lingkungan Baru

Penulis: Hanabelle
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-07 20:39:18

Notifikasi pesan itu ternyata dari nomor yang sama seperti kemarin ketika mengucapkan hati-hati sebelum aku berangkat kesini. Tentu saja aku tidak merespons pensan tersebut. Setelah aku tenang, aku meminta maaf kepada Mei dan si kembar karena aku menangis, kami berempat tidak jadi berkeliling menggunakan sepeda. Untungnya, mereka memaafkanku. Mau tidak mau aku menceritakan semua yang terjadi, tetapi apabila hanya menceritakan bagian itu saja tentunya mereka akan bingung. Oleh karena itu, aku menceritakan semuanya dari awal.

“Astaga, maaf ya Ra. Kamu jadi buka luka lamamu,” ucap Mei sambil memelukku.

Si kembar tidak mengatakan apapun dan langsung memelukku. Aku merasa lega karena bisa becerita tentang masalahku ini ke orang lain tanpa harus memendam terlalu lama.

Setelah aku bercerita, Melisa memutuskan untuk mandi terlebih dahulu dan kemudian disusul oleh Melina, Mei dan terakhir aku. Selesai bercerita, aku menyiapkan pakaian ganti untuk mengikuti ac

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • The Bad Life   Kehadirannya

    Aku dan Mei yang mendengar ucapan pendamping itu langsung berhadapan satu sama lain karena tekejut dengan ucapannya.Mereka semua yang bergerombol di depan kamarku langsung diusir oleh pendamping itu yang kemudian memperkenalkan dirinya.“Call me Ms. Nova,” ucapnya.Ketika semua anak di depan kamarku kembali ke kamarnya masing-masing, aku dan Mei langsung masuk ke kamar dan masih berusaha mencerna tentang si kembar itu. Banyak pertanyaan yang ingin kutanyakan tapi kutahan. Suasana di kamar juga menjadi berbeda karena aku dan Mei hanya diam saja. Berbeda dengan Melina dan Melisa yang sangat berisik.“Eh, kalian kok tiba-tiba diem?” tanya Melina. Kemudian Melisa menyenggol lengan Melina.“Oh, kalian dengerin Ms. Nova tadi ya?” tanyanya.Kami berdua pun mengangguk secara bersamaan.Selanjutnya, si kembar menjelaskan bahwa tempat yang saat ini menjadi tempat liburanku dan Mei adalah milik perus

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-07
  • The Bad Life   Kembali

    Setelah itu, ayah kembali masuk ke dalam mobil dan meninggalkanku yang sedang dibantu Mei untuk berjalan ke kantor yang tidak jauh dari sini.Aku langsung duduk di sofa kantor. Ms. Nova menghampiriku sambil melihat pipiku yang merah karena tamparan ayah. Ia langsung mengambil es yang ada di lemari pendingin dan menempelkannya kepadaku.“Aw,” ucapku karena merintih kesakitan.Ms.Nova, si kembar dan Mei melihatku dengan tatapan yang sedih, sehingga aku memutuskan untuk berdiri sembari menahan rasa sakit.“Eh, istirahat dulu aja,” ucap Ms. Nova.“It’s okay miss. Aku sudah terbiasa dengan hal ini,” ucapku sambil tersenyum.Kemudian aku mengajak Mei dan si kembar untuk kembali ke asrama karena matahari sudah akan kembali ke tempat istirahatnya. Dalam perjalanan kembali ke asrama aku berusaha menahan rasa sakitku karena mengayuh sepeda. Namun, aku tetap bersikap untuk terlihat biasa-biasa saja.Sesa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • The Bad Life   Pulang

    Setelah merasa mendingan, kami berempat memutuskan untuk kembali ke asrama. Untungnya kami belum melewati batas jam malam sehingga kami masih dipersilahkan untuk masuk.Sesampainya di kamar aku langsung meminta izin kepada teman-temanku untuk menggunakan kamar mandi terlebih dahulu. Di dalam kamar mandi, aku masih menangis tetapi berusaha menahan suara agar teman-temanku tidak mendengarkannya. Kemudian aku mencuci muka dan sikat gigi. Lalu aku memutuskan untuk tidur lebih awal, berbeda dengan mereka bertiga yang berencana untuk menonton film terlebih dahulu.Ketika aku terbangun sekitar pukul tiga pagi, aku langsung menunaikan sholat malam dan berdoa agar diberikan kekuatan menghadapi ayah yang semakin menjadi-jadi serta diberikan petunjuk sebenarnya hati ini untuk Fian atau Mas Raja?Selesai sholat, aku kembali ke kasurku dan membuka handphone. Ketika aku membuka ponselku, terdapat banyak sekali pesan yang belum terbuka. Ada dari Fian, bunda, ayah sert

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • The Bad Life   Another Level, Another Challenge

    Ketika liburan telah selesai, aku pun harus kembali ke sekolah. Hari pertama sekolah, aku sudah masuk ke dalam ruang kelas yang berbeda tetapi dengan anak-anak yang sama. ada yang berbagi oleh-oleh, ada yang langsung bermain game bersama, ada yang langsung ngegosip dan tentu saja ada yang tidur di kelas, ia adalah Mei.“Astaga, baru juga masuk dah tidur aja,” ucapku kepada Mei sambil meletakkan tas ranselku.“Ngantuk, abis begadang nemenin Kafi ngerjain soal bimbelnya,” ucapnya dengan mata tertutup. Aku pun hanya menggelengkan kepala.Nana yang sebelumnya ketika masuk kelas selalu menampakkan wajah masam, kali ini berbeda. Wajahnya nampak begitu senang sekali. Setelah Nana datang, tidak lama Fian juga datang dengan wajahnya yang dingin. Fian pun langsung menghampiriku setelah meletakkan tas di bangkunya.“Akhirnya ketemu lagi. Gimana liburan? Are you happy?” tanyanya dengan wajah yang sangat gembira. Aku pun te

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-08
  • The Bad Life   Menyusun Kepingan Puzzle

    Sebenarnya, setelah perkataan Lana, Kalia dan Fian sendiri. Untungnya, kegiatan minggu ini belum terlalu berat sehingga aku bisa melamun sesukaku. Kalia menyadari bahwa aku seharian ini diam dan terlalu sering melamun.“Ra, mau diselesei bareng-bareng ga?” tanya Kalia.“Selesein gimana maksudmu?” tanyaku.“Ya, terserah kamu sih. Aku mau bantu kok kalo kamu butuh bantuan,”ujar Kalia sambil menepuk pundakku.Setelah percakapan itu, aku meminta tolong kepada Lana untuk memperhatikan Nana dan Fian. Lana pun mengiyakan hal tersebut karena Fian dan Nana sudah seperti dulu lagi. Seperti tidak sudah bersamaku.Ketika istirahat kedua, Lana menghampiriku dengan nafas yang tersenggal.“Ra, nyerah aja deh kayanya. Fian sama Nana dah kaya orang pacaran,” ujar Lana.“Iya, aku mau tunggu diputusin aja,” jawabku.“Jangan, sakit hati nya nanti lebih lama. Mending kamu kumpulin bu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • The Bad Life   Mengembalikannya

    Aku akhirnya benar-benar bisa melihat mereka yang sedang berduaan dengan mataku sendiri. Padahal, aku memperbolehkan Nana untuk dekat dengan Fian tuh bukan sampe kaya gini.Aku yang terkejut hanya bisa diam di tempat, begitu juga dengan Fian dan Nana. Mereka langsung menunduk dan pura-pura bermain handphone nya. Aku yang tidak mau ribut dengan mereka memutuskan untuk mencari bangku lain. Untungnya, kakak kelas yang tadi menggunakan meja dan bangku di depan meja informasi sudah pergi, sehingga aku memutuskan untuk disana. Kalia yang sudah menemukan bukunya langsung duduk bersamaku.“Kal, aku ngeliat Fian sama Nana di ujung sana,” ucapku dengan suara lirih dan berusaha menahan air mata.“Hah?” Kalia yang mendengarkan ucapanku langsung berdiri. Aku berusaha menahan Kalia karena takut membuat keributan.“Udah, kamu cari materi yang kamu butuhin terus kita balik ke kelas aja,” ujarku dengan tersenyum.S

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • The Bad Life   I'm Single and Free!

    Pada awal kelas sebelas ini aku merasa sangat senang dan tidak merasakan tekanan apapun. Baik dari kehidupan sekolah maupun ayah. Teman-teman kelas yang kompak dan sangat komunikatif membuatku lebih berani untuk berbicara. “Temen-temen, minggu depan turnamen basket se-kota yang diselenggarain sama BDL akan dimulai lagi!” ujar Sakti, salah satu koordinator supporter di kelasku. Teman-teman perempuanku sangat histeris karena mereka akan sering melihat Raja bermain di lapangan. Kata Nadya, Raja sangat terlihat seksi apabila sedang berada di lapangan. Keringat yang membasahi tubuhnya mendapatkan poin lebih di mata kaum hawa. Aku yang mendengarkan hanya bisa tersenyum. Mas, sibuk banget? Kok udah gapernah ketemu. Ketika istirahat, Mei memanggilku. “Ra, sini,” panggilnya dari pintu kelas. “Kal, aku sama Mei sebentar ya,” ucapku kepada Kalia. “Iya, nanti kamu nyusul ke kantin ya,” jawab Kalia. “Eh, bareng aja,” kata M

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • The Bad Life   Mengetahui

    Ketika aku dan Kalia menaiki tangga, banyak anak lelaki berjalan dengan tergesa-gesa ketika menuruni anak tangga. Kami berdua hanya bisa saling menatap dan bertanya-tanya apa yang sedang terjadi. Hingga aku bertemu dengan Sakti.“Mas Raja bertengkar!” ucapnya sambil tergesa-gesa.Hah?Aku tidak berpikir panjang dan langsung menitipkan makananku dan meminta tolong kepada Kaila untuk menghubungiku apabila aku dicari guru yang akan mengajar setelah ini.Setelah itu aku menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa dan berlari mengikuti Sakti.“Sak, dimana?” tanyaku kepada Sakti.“Belakang basecamp koor sekolah,” jawabnya.Aku pun bergegas kesana, ketika berlari aku hanya memikirkan bagaimana jika badannya sakit dan ia tidak bisa mengikuti kompetisi bergengsi itu.Sesampainya disana, ternyata ia bertengkar dengan Fian! Bawah mata Fian terlihat lebam dan terdapat darah yang keluar di

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10

Bab terbaru

  • The Bad Life   The War is Over

    Tanpa sepengetahuanku, ternyata Fian masih saja kembali ke sekolah melalui pintu belakang yang sudah tidak dijaga oleh satpam. Aku yang sudah merasa tenang karena ia tidak ada di sekolah, tidak membuka ponsel sama sekali. Untungnya, waktu itu aku membuka ponsel karena akan mengabari bunda bahwa hari ini aku pulang agak terlambat karena Mas Raja masih ada urusan di sekolah."Lana ngapain telfon?" tanyaku dalam hati."Halo? Lan?" tanyaku ketika Lana sudah mengangkat telfonnya."ARA! FIAN BALIK KE SEKOLAH!" ucapnya sambil teriak.Seketika itu aku langsung berlari menuju ruang guru dimana Mas Raja ternyata sudah tidak ada disana. Aku langsung berlari dan menghampiri satpam untuk membantuku mencari dimana Fian dan Mas Raja.Tiba-tiba Lana menghubungiku,"Lan? Fian sama Mas Raja gatau dimana" ucapku."Aku otw sana. Di jalan kecil belakang ruang komputer," ujarnya. Lalu aku segera berlari kesana, setelah memastikan disana ada mereka, aku pun

  • The Bad Life   The War Has Just Begin

    Keesokan harinya, aku sudah berencana bertemu dengan seseorang yang dapat menjadi kunci penyelesaian masalahku dengan Fian.“Minta tolong ya, mas,” ucapku kepadanya.“Iya. Arabella, semangat ya!” ujar lelaki tersebut.Setelah itu aku baru masuk ke kelas. Kalia seperti terkejut melihatku datang lebih siang daripada biasanya.“Mas Raja jemputnya telat, Ra?” tanyanya.“Engga kok,” jawabku sambil tersenyum.“Terus kenapa? Ada masalah kah?” tanya Kalia.“Hmmm.. gini” jawabku kemudian menjelaskan apa yang akan terjadi.“Lah. Kamu mau gimana?” tanya Kalia.Pertama, menurut Lana aku harus bertemu dengan beberapa orang yang akan dihasut Fian untuk bergabung bersamanya. Aku sudah bertemu satu diantara enam yang akan diajak Fian. Orang tersebut adalah Mas Fajar, ia tidak diterima bukan karena Mas Raja yang terlalu bagus, justru menurutnya Raja adala

  • The Bad Life   Before The War Begin

    Aku yang mengetahui sumber suara tersebut langsung menghampiri dan menyeretnya keluar dari tribun.Sesampainya di luar, ia tidak terima karena aku menyeretnya keluar.“Apa maksudmu ngomong kaya gitu, hah?” tanyaku.“Gaterima?” tanyanya.“Ya engga lah! Berani-berani ngehujat, emang kamu bisa kaya dia?” tanyaku.Kemudian ia terdiam dan aku langsung bergegas kembali ke dalam barisan tribun bersama teman-temanku. Untungnya saat aku kembali, lagu untuk merayakan kemenangan itu baru saja diputar.Teman-temanku langsung bertanya kepadaku kemana Fian setelah kuseret keluar. Aku pun hanya mengatakan tidak tahu karena aku hanya menegurnya lalu aku kembali takut ketika Mas Raja mencariku ternyata aku tidak ada disana.Setelah pertandingan tersebut selesai, kami memutuskan untuk membeli makan di salah satu restoran cepat saji, tetapi ternyata disana sangat ramai sehingga kami memutuskan untuk makan di salah sat

  • The Bad Life   Pertandingan Pertama

    Aku yang terkejut langsung menarik Mas Raja kembali masuk ke dalam bioskop.“Mana sih, Ra?” tanya Mas Raja.“Itu loh!” jawabku dengan suara yang bergetar.“Ara, bukan,” ucapnya sambil mengelus kepalaku.“Bukan ayahmu itu. Cuma mirip aja,” imbuhnya.Aku pun menghela nafas panjang dan kami pun berjalan keluar dari bioskop. Ketika akan pulang, aku dan Mas Raja mampir ke salah satu restoran yang menjual makanan korea. Untungnya, Mas Raja bukan tipe pemilih dan dia mau-mau saja kuajak makan disana. Kamipun segera memesan makanan.Setelah selesai makan, aku dan Mas Raja pun segera kembali karena sore ini Mas Raja ada tambahan pelajaran. Di perjalanan, Mas Raja bertanya kepadaku tentang latihannya kemarin.“Latihanku gimana, Ra?” tanyanya.“Udah bagus. Tim nya juga udah mendingan daripada latihan sebelumnya. Gatau lagi, sih,” ucapku.“Iya emang aku ju

  • The Bad Life   Pengobatan

    Ketika pelajaran di sekolah hari ini usai, Mei langsung menghampiriku dan mengajakku untuk segera pergi ke GOR. Namun, Mei mengajakku keluar untuk membeli makanan terlebih dahulu karena ia sudah bosan membeli makanan di kantin.“Nah kita beli ini pake apa?” tanyaku.“Pake mobil Kafi,” katanya sambil menunjukkan kunci mobil.“Eh, aku belum kabarin Mas Raja. Takutnya nanti dicari sama Mas Raja,” ucapku.“Aku udah kabarin Kafi. Santai,” ucapnya sambil mengajakku masuk ke dalam mobil Mas Kafi.Setelah itu aku dan Mei pun keluar dari sekolah dan membeli makanan khas Jepang yang tidak jauh dari sekolah. Mei pun memesan banyak makanan yang katanya nanti dibagikan kepada tim basket saat istirahat.“Saya mau yang paket A dua ya mas,” ucapku kepada kasir tersebut.“Loh Ra gausa,” ucap Mei.“Aku uda pesen buat semua kok, kamu juga udah,” ujarnya.&l

  • The Bad Life   Healing

    Tidak lama kemudian, guru pengajar mata pelajaran selanjutnya datang.Sial. Aku tidak bisa menghampiri Mas Raja.Ting! Mas Kafi mengabariku bahwa guru kesiswaan sudah pergi dari sana.“Kal, aku ke UKS ya. Mau ke Mas Raja,” ucapku kepada Kalia dengan pelan.“Iya. Ati-ati,” ujarnya.“Kalo ada apa-apa kabarin ya, Kal. Makasih,” ucapku.Setelah itu aku izin ke guru pengajar untuk ke kamar mandi, tetapi aku berlari turun dan segera bergegas ke UKS untuk menghampiri Mas Raja.Sesampainya disana ada empat pasang sepatu. Ternyata di dalamnya ada Mas Kafi, Mas Raja dan Fian. Satu diantaranya adalah sepatu perempuan. Benar saja, disana ada Nana yang menemani Fian. Ketika aku melihat Mas Raja tergeletak dan ada beberapa luka di wajahnya sangat membuatku terkejut dan aku langsung menghampirinya.“Mas....” ucapku lirih dan tidak sadar aku menitikkan air mata.“Lo

  • The Bad Life   Raja Vs Fian

    Aku yang baru saja membuka ponsel setelah bersenang-senang dengan Raja langsung down ketika membaca pesan dari Mei.“Ra, Fian berulah lagi,” ujar Mei dengan mengirimkan screenshot sebuah video ayah yang hampir saja menamparku karena Mas Raja sudah menahan tangan ayah. Keterangan video yang sudah dipublikasikan oleh Fian adalah “Waw, kapten basket sekarang jadi jagoan juga ya? Eh tunggu dulu, itu pacarnya kan ya? Kok bisa sih sama cewek yang ayahnya kaya preman?”Aku yang tidak bisa berkata apapun hanya bisa membaca pesan yang dikirimkan oleh Mei.“Ra? Kenapa?” tanya Mas Raja ketika melihat wajahku yang terkejut.Aku masih belum bisa menjawab pertanyaannya hingga ia mengambil paksa ponsel yang sedang kugenggam.“ANJING YA ORANG INI!” ucapnya sambil emosi.“Ara, tenangin dirimu ya. Abis sholat isya langsung tidur ya,” ucapnya sambil memelukku.Pelukan yang dib

  • The Bad Life   One Fine Day (2)

    Mas Raja merasakan bahwa aku sedang memikirkan sesuatu sehingga bertanya kepadaku.“Kenapa, Ra?” tanyanya sambil menengok kepadaku.“Gapapa, mas,” jawabku.“Kalo gapapa juga ga diem aja kali. Biasanya langsung tanya ke aku boleh apa ngga nyalain radio. Sekarang kok engga?” tanyanya penasaran.“Iya kenapa-kenapa tapi nanti aja kasih taunya. Kalo timingnya udah pas,” jawabku.“Boleh nyalain radio, ngga mas?” imbuhku.Setelah itu, radio pun sudah dinyalakan Mas Raja dan kami langsung bernyanyi bersama karena lagu yang dipopulerkan Jaz ini sangat menggambarkan kami berdua.“Kalo ada apa-apa langsung kabarin ya, Ra,” ucap Mas Raja.“Jangan ditahan-tahan. Aku pasti pasti pasti bakal mendengarkan dan sebisa mungkin bantu kamu. Okay?” imbuhnya.Aku pun mengangguk sambil tersenyum.Setelah itu Mas Raja bercerita bahwa ia tadi menungguku di

  • The Bad Life   One Fine Day

    Di perjalanan, aku dan Mas Raja seperti biasanya. Mendengarkan radio dan bernyanyi bersama.“Mau beli cemilan dulu gak?” tanyanya.“Mauuu!” jawabku dengan semangat.Setelah itu, mobil pun berjalan dengan sangat kencang. Mas Raja dan aku pergi ke salah satu supermarket.Sesampainya disana, Mas Raja mengambil troli belanjaan.“Lah ngapain ambil ini mas?” tanyaku.“Ya kan biar gausa bawa-bawa, Ara,” jawabnya sambil menyandarkan tangannya di troli dan menengok ke arahku dengan senyumannya yang menawan.“Kaya mau belanja banyak aja,” ucapku.Aku dan Mas Raja menyusuri satu persatu lorong untuk mencari letak makanan ringan.“Ra, ini Ra,” ujarnya sambil menunjukkan sabun mandi.“Mas?” tanyaku dengan heran.“Beli aja, warna pink lo! Wanginya juga kaya wangimu,” ucapnya sambil mencium aroma dari sabun tersebut. Aku hanya

DMCA.com Protection Status