Aku mengedipkan mataku beberapa kali, mataku semakin menyipit untuk memperjelas objek yang sedang ku lihat, ibu.
Aku tidak salah lihat, kan? Wanita yang sedang berlari di depan sana beneran ibu?
Aku mengucek mataku sekali lagi, ibu semakin mendekat hingga akhirnya tubuhku di peluk.
Ini nyata, bukan khayalanku.
Secara spontan aku membalas pelukan Ibu lebih erat lagi, ibu menangis di pelukannya, membuatku tak kuasa menahan air matanya.
"Ya ampun nak," lirih Ibu sembari mengusap rambutku.
Aku menarik napas, mencium aroma tubuh Ibu yang aku rindukan. Aku mengusap pundak ibu yang lebih kurus dari sebelumnya, berat badan Ibu sepertinya berkurang.
Ibu melepaskan pelukannya, ia mengusap wajahku dengan telapak tangan hangatnya, berniat menghapus air mataku namun yang ada tangisku malah semakin menjadi. Ini terasa seperti tidak nyata, aku benar - benar tidak mengira kalau
"Jadi nak Chandra sudah kenalan belum sama nak Sehun?" tanya Lina di sela - sela kegiatan makan bersama mereka. Ucapan Lina membuat Resya dan dua pemuda yang ia sebut namanya saling melempar pandang."Belum, bu." jawab Chandra dengan wajah tak minatnya.Sehun mendengus, menatap Chandra jengkel. Chandra yang dulu sangat ia percaya berubah drastis seperti ini karena Ergian. Tapi gara - gara Ergian Sehun jadi tau mana yang sebenarnya teman dan pengkhianat."Kalau gitu kalian harus kenalan dulu berarti." ujar Lina dengan semangat, membuat Resta menegurnya secara halus lewat sentuhan tangannya.Lina menatap bingung kearah Resya yang menggelengkan kepalanya. Sementara Chandra dan Sehun saling buang muka, seakan tak sudi untuk berkenalan seperti yang Lina perintahkan."Di makan dulu, bu." titah Resya lembut seraya mendorong piring berisi nasi serta lauk yang Lina angguri.Lina mengangguk nurut, ia memakan makanan nya tanpa b
"Ini tempat aku kerja bu," ujar Resya setibanya mobil Sehun terparkir di depan kedai Suri yang lumayan ramai.Lina menatap kedai yang ukurannya lumayan besar itu dari dalam kaca mobil Sehun, "Ramai ya nak tempatnya," celetuk Lina.Resya mengangguk seraya melepas seatbelt yang melilit tubuhnya, "Begitulah bu, apalagi sekarang jam makan siang." jawab Resya, kemudian ia turun dari mobil menyusul Sehun yang sudah keluar lebih dulu, kemudian Lina.Resya menggandeng tangan Lina, "Yuk bu masuk," ajak Resya membawa Lina masuk kedalam kedai, di ikuti Sehun yang membuntuti ibu dan anak itu dari belakang.Begitu sampai di kedai, Resya mengernyit bingung mendapati Suri yang tampak kewalahan mengantar pesanan kesana kemari sendirian. Dengan cepat Resya menghampiri Suri, meninggalkan Lina bersama Sehun yang terdiam di ambang pintu masuk kedai."Assalamualaikum ibu," Resya mengucap salam sembari mencium telapak tangan Suri."Eh, Res
Seorang anak yang di besarkan di panti asuhan, gak pernah ngerasain kasih sayang dari orang tua kandung, lalu beranjak dewasa dia hidup di jalanan karena di usir dari panti sebab gak ada yang adopsi. Itu gue.Sejak umur 17 tahun, ralat, sejak gue tau kalau panti adalah tempat anak yang dibuang orang tuanya, sejak saat itu gue sadar kalau Tuhan gak pernah berbaik hati sama gue. Tapi setelah gue ketemu sama Sehun, gue merasa gak menderita sendirian lagi. Sih anak orang kaya yang hidupnya sengsara. Hidup Sehun sama pahitnya kayak gue, dan sumber luka kita sama, orang tua.Tapi bedanya, Sehun punya banyak uang yang buat dia gak perlu banting tulang buat menyambung hidup kayak gue. Berawal dari pertemuan tak terduga, kalau gak salah, waktu itu gue lagi di jalan pulang habis makan nasi goreng di tempat langganan, langkah gue terhenti saat melihat Sehun yang lagi di keroyok sama 2 orang berbadan besar. Karena memang saat itu tengah malam, dan sua
Video pembullyan Resya tersebar di dunia maya setelah Ergian mendapatkan panggilan dari kepolisian. Chandra sebagai pelapor pun ditahan dan kemungkinan statusnya akan menjadi tahanan karena ia terlibat dalam rencana pembunuhan Resya saat itu. Situasi memanas, banyak murid sekolah Senopati yang terlibat mendapatkan panggilan dari polisi. Beberapa orang tua dari murid itu pun membela anaknya dan mengelak tuduhan tersebut di depan para wartawan yang sedang meliput berita. Bahkan ada murid yang sudah di pulangkan meski wajahnya terpapar secara nyata di dalam video pembullyan Resya. Biasalah, anak orang kaya, ada uang, polisi lepas tangan."Beres, Hun!" lapor Julian, dalang dibalik tersebarnya video pembullyan Resya yang terekam dalam kamera CCTV sekolah."Thanks!" ucap Sehun kemudian menutup sambungan teleponnya. Dan Sehun pun terlibat atas tersebarnya video itu, karena ia yang mengirimnya kepada Julian. Sudah lama Sehun menyimpan video terseb
Maaf ya teman - teman bab ini aku ubah, jadi tolong di baca ulang biar ga bingung pas baca bab selanjurnya 🙏***Berita pagi ini cukup membuatku merasakan sesak di dadanya.'Ergian Djohan dan sang anak bebas dari kurungan penjara'Seharus aku tidak perlu kaget, mereka orang berduit, apapun bisa mereka lakukan. Jika hanya urusan keadilan, itu belum seberapa bagi mereka.Tapi bagaimana dengan Chandra? Apa lelaki itu juga ikut bebas?Jujur saja, aku mengkhawatirkan nya. Meski Chandra sempat ingin membunuhnya, tapi Resya yakin Chandra menerima perintah Ergian karena Chandra membutuhkan imbalannya.Ini sudah hari ke-5 sejak aku meninggalkan kota Bandung dan penduduknya. Aku menghilang tanpa jejak, tanpa pamit dan tanpa ucapan terimakasih kepada orang - orang yang membantuku di Bandung, Bu Suri, Melati dan Jefri. Bahkan sampai saat ini aku belum menghubungi Ibu dan Ay
Baca bab 40 dulu ya biar gak bingung pas baca bab ini, soalnya kemarin aku revisi. Kemarin Resya udah punya anak, tapi disini aku mundurin lagi.* * *Sehun bersimpuh di kaki Lina dan Ardi, wajahnya yang babak belur karena dipukul Ardi tambah kacau sebab air mata mulai membanjiri wajahnya. Demi Tuhan, hanya Resya dan keluarganya yang bisa membuat Sehun menangis sendu layaknya anak kecil seperti ini.Setelah satu bulan putus asa mencari keberadaan Resya, akhirnya Sehun memutuskan untuk bertanya langsung kepada orang tua Resya. Meskipun laki - laki itu tau kalau tindakannya tidak akan berakhir manis.Baru menampakan wajah saja Ardi langsung menyapanya dengan sebuah tonjokan."Cukup, Yah, kasihan Sehun." Walaupun Lina kesal setengah mati dengan Sehun, tapi ia masih memiliki hati nurani untuk mengasihani Sehun."Pergi Sehun, jangan pernah kamu kesini lagi."
Setelah melewati ribuan purnama, akhirnya The Baby update juga! Langsung aja ya, happy reading! * * * "Baby nya laki-laki, bun..." Air mata Resya menetes melihat bayi mungil yang berada di gendongan sang Dokter. Dengan napas yang masih tersenggal, Resya menerbitkan senyum tulusnya, tatapannya begitu membinar menatap kearah bayi yang sedang menangis itu. "Tampan sekali baby nya." ujar sang Dokter seraya menaruh sang bayi ke pelukan Resya dengan hati-hati. Bayi itu baru saja selesai di azankan oleh salah satu perawat laki-laki karena Resya datang ke rumah sakit seorang diri, tidak ada keluarga atau pun kerabat yang menemaninya. Resya memejamkan matanya, memeluk sang bayi dengan tenaga yang tersisa. Seketika rasa lelahnya lembur begitu saja saat sang bayi berada didalam pelukannya. Rasa haru dan bahagia berca
Resya POVMenginjak usia Aydan yang ketiga bulan, aku memberanikan diri membawanya pergi ke Bandung. Sejak tiga bulan lalu dimana aku melahirkan Aydan aku memberanikan diri kembali menghubungi Ayah, Ibu, Bu Suri, Melati dan Jefri. Aku juga janjian dengan Ayah dan Ibu untuk ketemuan di kedainya Bu Suri. Perlahan aku mulai membuka diri, menghubungi orang-orang terdekatku yang dulu aku tinggalkan tanpa ucapan selamat tinggal.Selama perjalanan menuju Bandung, jantungku berdesir tak enak, aku gerogi dan agak tidak siap bertemu dengan Ibu dan Ayah setelah sekian lama aku menghilang tanpa jejak. Apalagi kini aku tidak datang seorang diri, ada Aydan yang selalu berada di pelukanku ketika aku pergi kemana pun. Bayi kecilku saat ini sedang tertidur."Tampan sekali" adalah ucapan yang refleks aku katakan saat menatap wajah Aydan. Dia memang sangat tampan, bentuk wajahnya yang kecil, bibir mungil, hidung yang bangir dan kulit seputih susu. Jujur saja, wajahny