'Di-dia ...' Mata Ghen Dong menyipit tajam menatap seorang bocah yang berdiri gagah menangkis serangannya. Makhluk itu merasa tidak asing. 'Tongkat sakti itu ...' Sang iblis mengingat, bahwa ia pernah menjumpainya sebelum ini. Pikirannya terus menjelajah hingga menemukan suatu ingatan yang tak terlupakan. "Heh, dia adalah anak itu!" gumam Ghen Dong sedikit menyunggingkan senyum. "Anak yang pernah menggagalkan rencanaku saat hendak menguasai tubuh Kaktius Berdu Rhi sepenuhnya." Giginya menekan, tangannya menggerakkan jari secara perlahan mengepal. Seketika, raut wajahnya berubah menjadi tawa, ketika mata Ghen Dong tertuju pada sebuah tongkat sakti milik Sun Ji Gong. "Pfffft! Ha ha ha ha! Benar-benar lucu, mereka menggangkat anak kecil sepertimu menjadi raja mereka, hanya karena kau memegang tongkat Sun Ji Gong?" ejeknya. Qu Cing hanya tersenyum simpul menanggapi ejekannya. Dia juga mendapat informasi dari sang tongkat sakti bahwa iblis yang di hadapannya saat ini adalah soso
"Thai Qu Cing, ha ha ha! Benar-benar seperti namanya, SAM-PAH!" ucap seorang anak laki-laki bernama Du Bai menekankan kata sampah. Dia menendang gundukan kotoran kucing ke arah Thai Qu Cing.Bocah kurus dan dekil itu berjongkok membungkuk melindungi kepalanya. Pasir-pasir yang menutupi kotoran, berhamburan menghujani tubuhnya.Nama Thai Qu Cing awal mulanya, karena seorang pria tua bernama Setu Jhu, waktu itu sedang berburu. Pria itu menemukan seorang bayi laki-laki sedang menangis di atas gundukan sampah dedaunan. Tampak bayi itu sedang memegang kotoran kucing di tangan kanannya.Kemudian, tiba-tiba tangan si kecil mengeluarkan cahaya dan kotoran itu pun lenyap. Setu Jhu pikir, bayi itu telah menyerapnya. Sehingga ia memberinya nama Thai Qu Cing dengan panggilan Qu Cing.Sebelum Setu Jhu meninggal karena diterkam binatang buas saat berburu, dia sempat mendaftarkan anak pungutnya di sebuah perguruan elit tingkat dasar bernama Perguruan Long Ji.Awalnya, anak itu tidak memenuhi kriteri
Di sebuah dunia spiritual, terdapat tiga jenis makhluk hidup saling berdampingan. Makhluk dari kalangan ras manusia, ras siluman, dan ras iblis.Dari kalangan ras manusia, terbagi menjadi tujuh klan. Yaitu Klan Naar, Ma', Hawa, Ard, Nur, Dhulam, dan Nabat. Adapun ras siluman, masing-masing dari mereka, mengambil pemimpin dari sejenisnya. Seperti siluman kera, dipimpin oleh raja kera bernama Sun Ji Gong dan begitu pula yang semisalnya. Dan dari kalangan ras iblis hanya terbagi menjadi tiga wilayah kekuasaan yaitu iblis merah, iblis hijau, iblis hitam.Ras manusia berada di wilayah utara, ras siluman berada di wilayah tenggara, dan ras iblis berada di bagain barat daya. Saat ini, Qu Cing berada di sebuah perguruan tingkat dasar bernama Long Ji. Perguruan ini, terletak di dataran paling utara. Setengah dari wilayah perguruan ini, dikelilingi oleh hutan dan pesisir pantai Laut Biru.Sekilas, muncul sebuah tanda berbentuk matahari di telapak tangan kanan Qu Cing. Tanda itu, menghilang dala
Di pagi hari. Qu Cing terbangun dan melihat sosok gadis yang ia tangisi semalam sedang berseru memanggilnya."Cing Ge! Cing Ge!" teriak gadis itu sembari menggoyang-goyangkan tubuh Qu Cing."Jie Jie?" Qu Cing bangkit dan duduk sambil mengucek kedua matanya hingga beberapa kali.Aneh. Kemaren, Qu Cing melihat Shi Jie dalam keadaan sekarat penuh luka dan darah. Seketika dalam waktu semalam, gadis kecil itu telah sehat bahkan tanpa luka sedikitpun di tubuhnya."Cing Ge, mengapa kita bisa tertidur di pekarangan? Jie Jie pikir, Jie Jie sudah mati diterkam harimau semalam. Apakah Cing Ge yang menyelamatkan Jie Jie?" tanya gadis cerewet itu."Aku tidak tau. Aku pikir juga begitu. Semalam, tubuhmu penuh luka dan darah. Tapi, setelah aku memelukmu, tiba-tiba badanku menjadi lemas seolah-olah tubuhmu menghisap habis seluruh energiku sampai aku tak sadarkan diri," jelas Qu Cing. "Jie Jie menghisap energi Cing Ge? Bagaimana mungkin?""Entahlah. Tapi yang terpenting, aku senang bisa melihatmu men
"Tongkat sakti!"Whuuush! Whuuush! Whuuush!Sebuah tongkat kayu, muncul dari langit berputar-putar menghampiri Qu Cing.Hap!Bocah itu menangkap tongkat tersebut dan mulai mengayunkannya."Aku bisa menunjukanmu beberapa jurus dasar jika kau mengingikannya!" ujar sang tongkat sakti kepada Qu Cing."Benarkah? Tentu saja aku menginginkannya. Tolong tunjukan itu! Aku sangat bersemangat.""Duduk! Dan pejamkan matamu!"Qu Cing pun mengikuti perintah sang tongkat sakti. Dia duduk bersila di tanah sembari memejamkan mata. Tiba-tiba, sosok bayangan hitam dalam pikirannya muncul menunjukan suatu gerakan.Setelah beberapa saat kemudian, Qu Cing membelalakan matanya. Dia bangkit dan spontan mengikuti gerakan itu. Rupanya, gerakan itu secara otomatis langsung melekat di kepalanya.Anak itu begitu lincah. Ayunan demi ayunan tongkat, sampai ia melakukan sebuah serangan ke salah satu pohon yang paling besar di hadapannya dengan jurus, tongkat mengamuk.Whuuush! Whuuush! Whuuush!Tongkat itu memutar v
"Oh, maaf, Tuan Muda. Aku benar-benar tidak tahu. Tapi, ini adalah tingkat dasar. Siapapun bebas meminjam dan belajar, meskipun dia berada di ranah spiritual terendah sekalipun," ucap Gu Wang."Oh, Paman Gu benar. Ini adalah tingkat dasar. Haha." Han Thu berjongkok dan menatap Qu Cing dengan tatapan yang mengintimidasi, sembari menekan kedua rahang pipinya dengan cukup kuat. "Rupanya, kau memiliki keberuntungan bisa selamat dari gundukan sampah itu. Tapi, jangan pernah berpikir bahwa kau akan berkembang. Meskipun, kau menghafal seluruh isi buku di perpustakaan ini, tanpa kekuatan spiritual, kau hanyalah seorang SAM-PAH!"Kemudian, Han Thu pergi menuju tangga diikuti oleh teman-temannya. Sementara Qu Cing, masih duduk tertimbun buku-buku yang berjatuhan dari rak.Gu Wang jelas mengenali anak yang dianggap kotoran itu. Namun, perpustakaan adalah gudang ilmu. Siapa saja bisa mendapat keajaiban hanya dengan membaca sebuah ilmu. Sebagai pengurus tingkat dasar, pria paruh baya itu dipilih d
"Akhirnya ... ada yang datang setelah 8 tahun aku terkurung!" ucap seorang pria paruh baya berwajah hancur yang terbelenggu rantai emas di dalam sebuah jeruji."Suara itu, berasal dari Anda?" tanya Qu Cing kepada orang itu. Ia menggenggam erat tongkat saktinya dan melangkah mendekati jeruji. Saat Qu Cing menggerakkan tangannya hendak menyentuh jeruji, pria itu melarangnya."Jangan sentuh! Jeruji itu diselimuti oleh kekuatan spiritual api. Tanganmu akan terbakar jika menyentuhnya dengan tangan kosong!"Seketika, Qu Cing menarik kembali tangannya dan berkata, "siapa Anda sebenarnya?""Aku adalah pemimpin Perguruan Long Ji, Nie Lee Phi. Kau bisa memanggilku Nie Lee," balas pria itu."Ti-tidak mungkin!" Wajah Qu Cing berkerut. Anak itu merasa bahwa ia tidak boleh gegabah dan percaya begitu saja kepada seseorang yang baru dikenalnya.Pria berwajah hancur itu tampak menghembuskan napas berat. "Aku tau. Tidak mudah untuk percaya!" Suara pria itu menjadi pelan dan sangat lembut."Delapan tahu
"Ikuti aku! Ikuti aku!" kata si Jambul berkicau. Dia menarik sesuatu dari lubang dinding tanah dengan paruhnya. Tiba-tiba dinding bergetar dan terbuka menunjukan suatu jalan tersembunyi.Nie Lee sangat tercengang. Bagaimana bisa burung kakak tua itu mengetahui ada jalan tersembunyi di sana? Dia menduga bahwa si Jambul adalah burung yang telah lama dilatih oleh seseorang. Yang artinya, burung itu memiliki pemilik sebelumnya. Dan, sang pemilik pastinya sering singgah di gubuk tua ini. Atau bahkan mungkin, sang pemilik burung itu lah yang telah membagun dan merancang denah gubuk ini hingga ruang bawah tanah.Setelah si Jambul dan Qu Cing masuk ke jalan tersembunyi, jalan itu kembali tertutup seperti semula. Tak lama kemudian, Ben Cong pun datang menemui Nie Lee."Siapa yang menghancurkan dinding pembatas?" ucap Ben Cong dengan dahi berkerut dan tatapan mata yang sangat tajam menyoroti netra Nie Lee. "Kau, bagaimana mungkin masih bisa hidup di tempat seperti ini?""Heh! Keberuntungan masi
'Di-dia ...' Mata Ghen Dong menyipit tajam menatap seorang bocah yang berdiri gagah menangkis serangannya. Makhluk itu merasa tidak asing. 'Tongkat sakti itu ...' Sang iblis mengingat, bahwa ia pernah menjumpainya sebelum ini. Pikirannya terus menjelajah hingga menemukan suatu ingatan yang tak terlupakan. "Heh, dia adalah anak itu!" gumam Ghen Dong sedikit menyunggingkan senyum. "Anak yang pernah menggagalkan rencanaku saat hendak menguasai tubuh Kaktius Berdu Rhi sepenuhnya." Giginya menekan, tangannya menggerakkan jari secara perlahan mengepal. Seketika, raut wajahnya berubah menjadi tawa, ketika mata Ghen Dong tertuju pada sebuah tongkat sakti milik Sun Ji Gong. "Pfffft! Ha ha ha ha! Benar-benar lucu, mereka menggangkat anak kecil sepertimu menjadi raja mereka, hanya karena kau memegang tongkat Sun Ji Gong?" ejeknya. Qu Cing hanya tersenyum simpul menanggapi ejekannya. Dia juga mendapat informasi dari sang tongkat sakti bahwa iblis yang di hadapannya saat ini adalah soso
Sementara itu, di perbatasan menuju lapisan kedua Lembah Siluman, Qu Cing diikuti oleh Du Bai bersembunyi di balik semak-semak. Sosok makhluk-makhluk bertanduk dengan sekujur tubuh berwarna hitam, secara membabi buta memporak porandakan Lembah Siluman Kera. "Ha ha ha! Menyerahlah kalian, dan tunduklah kepada kami! Aku akan menjadi pemimpin kalian yang baru!" seru Go Dong begitu percaya diri. "Ckck. Kematian Sun Ji Gong adalah kebangkitan kami. Ingin berkuasa di sini? Kau harus mampu membunuhku dulu, Pangeran Kecil!" balas Lu Tung. Mereka pun bertarung adu kekuatan. Pasukan siluman kera juga tak mau kalah. Mereka yang telah mendapat ajaran ilmu spiritual tentu saja sangat bersemangat. Mayoritas para siluman kera memiliki kekuatan spiritual angin, kecuali satu kera kecil yang ditugaskan untuk meminta bantuan. Kabarnya, si kecil itu baru saja memunculkan inti spiritual cahaya seperti milik Sun Ji Gong. Sesuatu hal yang sangat mengejutkan bagi Pangeran Go Dong. Makhluk itu hampir menc
Jia Gong An adalah anak pertama dari walikota Al. Sosok gadis yang ramah dan mudah bergaul dengan siapapun. Menginjak usia 15 tahun, dia menuntut ilmu di Perguruan Long Lu, perguruan elit tingkat atas. Perguruan itu terletak di sebelah barat Kota Al dekat perbatasan Lembah Siluman.Saat gadis itu sedang serius berlatih menyendiri di hutan, tanpa sadar dia melewati perbatasan dan masuk ke Lembah Siluman Ular. "Sepertinya, aku sudah masuk terlalu jauh," gumamnya.Setelah sadar, Jia Gong An mencari jalan pulang dan bertemu dengan seorang gadis berambut putih seumurannya. Dia terlihat sedang duduk termenung menyembunyikan wajahnya diantara tumpukan tangan yang ia sandarkan di atas lutut.Gadis itu tampak menyadari keberadaan Jia Gong An. "Sudah ku bilang, kan. Aku tidak mau pulang sebelum Kakak mengizinkanku keluar dari perbatasan!" ujarnya masih dalam keadaan tertunduk tanpa melihat siapa yang hadir di sisinya.'Dia mengira bahwa aku adalah kakaknya?' Jia Gong An berjongkok di hadapannya
"Lima tahun? Ha ha ha! Bocah tengik sepertimu, apa yang kau tahu? Apa kau pikir menaklukan raja kegelapan adalah perkara yang mudah?" Nada bicaranya penuh dengan ejekan. Pemimpin Klan itu akhirnya berbalik berkacak pinggang berhadapan dengan Qu Cing. "Sepuluh tahun yang akan datang pun, belum tentu dia bisa menaklukannya. Bicaramu hanya omong kosong!"Kemudian, mereka pergi meninggalkan tempat itu. Sedangkan Qu Cing tersenyum tipis melihat punggung mereka yang semakin menjauh."Pak Tua bodoh! Cara berpikirnya begitu kolot dan sangat mudah dipengaruhi! Dia tidak sadar, bahwa dia telah dibodohi oleh orang-orang di kediamannya sendiri!" celetuk Raja Tham Fan berdiri di sisi Thai Qu Cing."Apa yang Anda maksud dengan dibodohi oleh orang-orang di kediamannya sendiri, Yang Mulia?" ujar Qu Cing mendongakkan kepala menatap pria tinggi di sisinya. Desiran angin menerpa rambut merah kecoklatan itu, membuat wajah tampannya semakin mempesona."Jika kau tertarik dengan Klan Dhulam, mungkin sesekal
Beberapa saat sebelumnya, Du Bai melangkahkan kakinya di lembah siluman ular dengan tubuh gemetar. Pandangannya senantiasa waspada, campur sedikit kekhawatiran kalau-kalau ada sosok siluman ular yang menyerang.Dia sengaja melalui jalur yang berbeda melewati Kota Tu, agar Klan Dhulam tidak mencurigai pergerakannya.Meskipun rasa takut menghantui pikiran, dia tidak bisa mengabaikan masalah ini. "Huh! Di mana istana gua siluman ular?" keluh anak itu sembari menghembuskan napas lelah.Tiba-tiba, Du Bai mendengar suatu pertempuran di perbatasan. Dia mengecek sebentar dan melihat Qu Cing sedang meluncurkan tongkat saktinya ke arah si botak."Celaka! Kekuatan satu klan tidak bisa dianggap remeh! Aku harus segera bertindak!" Dengan langkah cahaya, Du Bai berkeliling menelusuri lembah siluman ular untuk mencari kediaman sang raja ular. "Aku tidak akan mengecewakanmu, Teman," gumamnya.Pergerakan anak itu, tentu saja memicu perhatian para siluman ular yang melihatnya. "Apa yang sedang anak it
Sempat beberapa kali Qu Cing menahan dan menghantam rantai-rantai itu dengan tongkat saktinya. Namun itu sia-sia. Perbedaan kekuatan anak itu dan si botak bukanlah hal yang bisa digapai dalam sekejap."Sudah ku bilang, seharusnya kau pergi saja. Sekarang, semua malah menjadi semakin rumit. Jika kau pergi, kau tidak akan merasakan sakit seperti ini." Wajah Jia Gong An menengadah pasrah."Rasa sakit yang seperti ini, bukanlah apa apa bagiku, Guru. Aku bahkan, pernah merasakan rasanya berada di ujung kematian. Keadaan ini terjadi karena aku terlalu lemah. Aku sangat menyesali diri sendiri. Aku bahkan tidak bisa menahan satu serangan pun meski hanya sekejap saja." Qu Cing tertunduk sayu. "Maafkan aku, Guru!"Meskipun dalam keadaan tubuhnya yang kacau, Qu Cing masih tetap berusaha menyembuhkan diri agar tetap berada dalam kesadaran.Tiba-tiba ...PraaaaankFormasi pecah dan belenggu rantai pun hancur. Qu Cing dan Jia Gong An terbebas dan terjatuh.Di hadapan Qu Cing, muncul seorang pria mu
"Heh! Sangat mengganggu! Tangkap juga bocah itu!" perintah sang pemimpin klan kepada para bawahannya. Saat ketujuh pengikutnya bergerak, Jia Gong An menghadang mereka. "Langkahi dulu mayatku!" Matanya menyala membentangkan kedua tangan. Energi hijau keluar dari telapak tangan, terkumpul membentuk tumbuhan raflesia yang menyala. "The Power of Rafflesia!" Baaam! Tak disangka dirinya mampu memukul mundur ketujuh orang itu. 'Kesempatan bagus!' Jia Gong An melancarkan serangan lanjutan. Wanita itu merentangkan tangan. Lalu bergerak seperti seorang pemanah yang menarik busurnya. "Cactus thorns!" Syuuut syuuut syuuut! Lesatan cepat duri-duri kaktus yang tipis dan tajam mampu meremukan besi sekalipun dalam sekali hantaman. "Benar-benar merepotkan!" Sang pemimpin klan akhirnya turun tangan. Dia bergerak mengayunkan sebuah tinju bayangan. Energi hitam memutar spiral mengitari telapak tangannya. Dia melompat dan memblokir serangan Jia Gong An dengan mudah. Tidak berhenti di situ. Mata pr
Drap! Drap! Drap!Qu Cing menyusul Jia Gong An dengan teknik gerakan cahaya kilat. Dia melihat jejak wanita itu mulai samar.Guru An tidak mungkin melewati Kota Tu, karena di sana telah di dominasi oleh kekuatan dari Klan Dhulam! Pikir Qu Cing.Anak itu berbelok ke arah tenggara, tepatnya ke sebuah kota bernama Al, sebelah timur kota Tu. Benar saja, Qu Cing melihat beberapa pengawal dari Klan Dhulam berjaga di perbatasan Kota Al dan Kota A. Dia berasumsi bahwa Jia Gong An telah melewati perbatasan."Mereka juga pasti telah mengepung Guru An dari perbatasan Lembah Siluman!" Qu Cing bergerak lebih cepat dari sebelumnya untuk mencari sang guru ke seluruh penjuru kota Tu hingga waktu pagi pun tiba."Aku harus menemukannya sebelum ia sampai ke perbatasan!" guman Qu Cing mulai lelah, haus, dan lapar. Ia terus berjalan ke arah selatan dengan wajah lesu. Tiba-tiba, seseorang memanggilnya. "Hei, Dik. Apa kau lapar?" tanya seorang lelaki muda, berambut perak, bermata biru dengan pakaian putih
Teknik bayangan murni adalah sebuah teknik khusus yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kekuatan spiritual cahaya atau kegelapan. Ini merupakan teknik tingkat tinggi yang bisa dipelajari setelah seseorang mencapai ranah spiritual tingkat empat.Menyinkornkan kekuatan spiritual dengan tubuh, dan membentuk bayangan transparan dalam waktu tertentu. Kekuatan spiritual kegelapan, akan membentuk bayangan transparan hitam gelap. Sedangkan kekuatan spiritual cahaya, akan membentuk bayangan transparan putih terang.Belum sempat Qu Cing dan Du Bai bersembunyi, mereka dikejutkan oleh kehadiran pria botak berkulit hitam itu."Kami baru saja lewat hendak menuju ke kamar kami. Mengapa Anda begitu panik, Paman?" ucap Du Bai tampak tenang."Baru saja lewat? Benarkah?" Mata pria itu menyelidik."Tentu saja. Tidak ada alasan untuk kami terus berada di tengah jalan karidor seperti ini! Inu sudah malam, Paman. Kami sangat mengantuk." Anak itu menguap sambil salah satu tangannya memberi