Share

Kenangan

Penulis: Aspasya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-23 22:48:31
Sudah melewati tengah malam saat Nana menutup pintu toko rotinya. Jeny sudah pulang sedari tadi. Nana sengaja duduk seorang diri di sudut tokonya, menikmati pemandangan malam di Ann Siang Hill.

Salah satu kawasan Pecinan yang cukup populer di Singapura ini menjadi tempat favoritnya semasa bekerja di negeri ini. Waktu itu dia baru lulus dari studynya dan mendapatkan tawaran untuk magang di sebuah hotel di kawasan CBD, Singapura.

Mengingat masa-masa itu membuatnya sedikit merindukan masa lalunya. Jika diingatnya dengan baik, sejujurnya ada banyak hal yang pernah terjadi sepanjang hidupnya.

Masa kecilnya yang di sebuah kampung kecil yang tertinggal dan berada di tengah keluarga besar yang hiruk pikuk menjadi salah satu bagian terindah dalam hidupnya sekaligus meninggalkan trauma yang membekas hingga kini.

Eyang putri, ibu dari ibu kandungnya, telah banyak meninggalkan bekas-bekas kebencian dan rasa malu yang sulit dilupakannya. Tak terbilang beberapa kali wanita tua itu membuatnya menangg
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Tetangga Manisku   Menunggu Digoda

    Erick masih sibuk berkutat dengan laptopnya. Ada beberapa hal yang masih harus dikerjakannya meski sudah larut malam."Nyong, ini kopinya." Seorang wanita membawakan kopi dan camilan untuknya."Terimakasih Mi." Erick mendongak dan menatap wanita yang kini duduk di sebelahnya."Sudah malam, apa nggak sebaiknya nyong tidur saja?" Ucap wanita itu dengan lembut.Tangannya bergerak pelan menyentuh rambut Erick. Ditatapnya putra sulungnya itu dengan penuh kasih sayang."Masih banyak pekerjaan mi." Sahut Erick sembari mengambil cangkir kopinya.Perlahan disesapnya minuman favoritnya, terutama jika sang ibunda yang membuatkannya. Meski sekarang diapun mulai kecanduan kopi buatan si ikan, tapi tetap saja kopi buatan mamilah yang paling enak.Tiba-tiba terbersit sebuah ide untuk mengirim pesan pada si ikan. Biasanya tengah malam seperti ini, wanita cantik itu belum tertidur.Erick mengambil foto cangkir kopi dan cemilan di atas meja makan dan mengirimkannya pada Nana. Namun, si ikan rupanya tel

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-25
  • Tetangga Manisku   Rencana Bulan Madu Kedua

    @Erick[Ada mami, sayang]Nana menatap smartphone-nya sembari mencebikkan bibirnya. Sejujurnya dia merasa kesal dengan sikap si kucing garong malam ini. Tapi di sisi lain dia dapat memaklumi, karena sudah seharusnya Erick menghabiskan waktunya saat ini bersama ibu dan keluarganya.@Nana[Iya mpuss][Nggak apa-apa][Aku bobok dulu ya][Besok pagi harus buka toko pagi-pagi sekali]@Erick[Maaf ya sayang][Nanti ada waktu Abang vc ya][Abang juga kangen kok][Tapi Abang juga pengen ngobrol sama mami]@Nana[Iya, aku ngerti kok][Masih ada waktu lain kali mpuss]@Erick[Kalau sempat nanti Abang nyusul Singapura][Atau kamu nyusul ke Papua?]@Nana[Abang saja yang ke sini]@Erick[Oke][Abang temani mami dulu ya][Bye ikan]@Nana[Bye Mpuss]Erick meletakkan smartphone-nya dan kembali menyesap kopinya."Kopi buatan mami selalu enak dan nikmat, nggak ada yang bisa menandingi." Erick tersenyum dan menatap sang ibunda."Bisa saja kau Nyong." Mami tersenyum lembut, meski jelas dia sangat terha

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-26
  • Tetangga Manisku   Bread, Coffe and Honey

    Aroma harum kopi dan kue yang baru saja keluar dari oven menguar dan menggoda siapa saja yang melewati sudut jalan di Ann Siang Hill. Beberapa wisatawan atau penduduk lokal yang baru saja berolahraga pagi di Ann Siang Hill park, mampir ke toko roti milik Nana yang selalu buka di pagi hari."Morning!" Seru seorang lelaki setengah baya saat memasuki toko."Morning Sir." Naina segera menyambutnya dengan ramah.Nana hanya tersenyum memperhatikan dari jendela yang ada di dapur. Beberapa saat lalu dia harus membuat promosi untuk menarik perhatian pengunjung toko. Sekarang tanpa promosi apapun pengunjung tokonya datang silih berganti."Seperti biasa, kopi hitam panas dan dimsum vegetarian serta toast." Pria asing itu memesan dan Naina melayaninya dengan ramah dan cekatan.Nana memutuskan untuk memadukan konsep modern dan tradisional. Selain kue-kue dari eropa yang populer, tokonya juga menyediakan aneka dimsum dan cemilan tradisional baik dari China, Melayu maupun India.Singapura merupakan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • Tetangga Manisku   Bertemu Tanpa Saling Menyapa

    Nana menelusuri gerai demi gerai di Far east plaza, Orchard road. Sesekali dia berhenti ketika ada sesuatu yang menarik perhatiannya.Kawasan yang merupakan salah satu pusat perbelanjaan di kawasan Singapura yang terkenal. Dia selalu menyempatkan diri untuk berbelanja atau sekadar berjalan-jalan di salah satu kawasan yang sangat populer ini.Jarak yang tidak terlalu Jauh antara Chinatown dan Orchard road yang hanya sekitar sepuluh hingga lima belas menit dengan menggunakan MRT membuatnya memiliki cukup banyak waktu untuk bersantai dan berbelanja.Far East Plaza di Orchard Road adalah salah satu kompleks perbelanjaan tertua di Singapura. Sebuah Kompleks perbelanjaan favorit para wisatawan ataupun penduduk lokal, terutama kalangan anak muda.Di sini merupakan tempat yang cocok untuk mencari barang yang murah sekali beli dari desainer tak dikenal. Sekitar delapan ratus gerai ritel menempati pusat perbelanjaan enam lantai para pengunjung yang mencari barang-barang unik.Nana berhenti di s

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-28
  • Tetangga Manisku   Bertemu Kembali

    Tania tersenyum puas. Paper bag berlogo salah satu toko perhiasan yang cukup populer di negeri singa itu ditentengnya dengan santai. Mengedarkan tatapan matanya mencari sosok sang suami.Di sudut toko tampak Erick yang duduk dengan santai tanpa mengalihkan perhatiannya dari smartphone-nya. Diapun tak menyadari kehadiran istrinya yang berdiri tepat di hadapannya."Pi!" Sentak Tania.Erick terkejut, namun hanya meliriknya sekilas. Melihat sang istri telah menenteng paper bag, tanpa bertanya dia berdiri dan memasukkan smartphone-nya ke saku celananya.Tanpa mengatakan apapun Erick berjalan mendahului sang istri. Tania tertegun. Kali ini Erick tidak bertanya ataupun mengomel, dia juga tetap berada di toko tidak meninggalkannya seperti kebiasaannya jika dia bosan menunggunya berbelanja.Tania menggelengkan kepalanya tidak peduli. Yang terpenting apa yang diinginkannya sudah didapatkannya. Disusulnya langkah kaki sang suami yang berjalan santai di depannya. Berusaha mensejajarkan langkah aga

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-29
  • Tetangga Manisku   Cinta Gila

    Beberapa hari ini Nana gelisah tidak karuan. Sejak dari Far east plaza dia kerap uring-uringan. Sikap tenangnya seperti tengah terusik sesuatu.Meski tidak menganggu, itu membuatnya sedikit merasa tidak nyaman. Nana menyadari akhir-akhir ini sikapnya agak ketus dan membuat para karyawannya khawatir."Ibu maaf kalau beberapa hari ini kinerja kami kurang bagus." Naina mewakili teman-temannya meminta maaf padanya saat Nana menegur mereka pagi tadi.Nana mendongak menatap mereka yang masih berdiri berjajar di depan mejanya. Tiba-tiba saja terbit rasa bersalah saat menatap Keempat karyawannya yang menundukkan kepalanya dalam-dalam.Tadi pagi dia menegur mereka yang menurutnya kurang maksimal dalam melayani para pelanggan. Di akhir pekan seperti ini toko selalu ramai dikunjungi pelanggan ataupun para wisatawan.Nana tersenyum. Ditatapnya satu persatu anak-anak muda di depannya dengan seksama. Naina, Rashida, Anthony dan Gea, mereka masih muda dan bersemangat tinggi. Sejujurnya mereka bekerj

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-30
  • Tetangga Manisku   Takut Karena Bersalah

    Erick mengikuti Nana memasuki toko. Nana menyalakan lampu dan mempersilakannya untuk duduk di manapun dia mau."Abang mau kopi?" Nana bertanya sembari membuka lemari pendingin."Abang sudah ngopi tadi. Mungkin sesuatu yang dingin lebih cocok sekarang." Erick menatap Nana yang berdiri termangu di depan lemari pendingin."Mau jus buah atau mungkin cocktail?" Nana menoleh menatapnya sembari menggigit bibirnya."Cocktail Abang rasa lebih cocok." Erick tersenyum dan duduk di salah satu kursi yang berada tepat di tengah toko."Oke, aku buatkan. Abang tunggu di sini." Nana kini meninggalkannya dan menuju dapur yang ada di bagian belakang toko.Terpisah sebuah partisi yang sekaligus menjadi rak pajangan berisi beberapa koleksi keramik yang cantik. Erick hanya tersenyum dan duduk dengan santai sembari mengamati toko kue milik Nana.Desain toko ini jauh berbeda dengan toko yang ada di Bali. Jika di pulau Dewata itu Nana mendesain tokonya ala toko kue yang mirip di anime, maka di sini desain min

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-01
  • Tetangga Manisku   Mari Berjuang

    "Tapi sekarang jangan takut lagi. Mungkin sudah saatnya kita membuang jauh-jauh rasa takut itu dan menggantinya dengan perjuangan." Erick melanjutkan ucapannya."Berjuang?" Nana bertanya lirih dan menatapnya dengan bingung."Untuk apa bang? Cinta?" Nana kembali bertanya dan kini Erick dapat melihat mata beningnya berkaca-kaca."Apa kamu tidak ingin hidup sewajarnya bersama abang? Apa kamu tidak ingin memiliki Abang seutuhnya?" Erick bertanya dan menatapnya dengan sungguh-sungguh."Aku mau, tapi itu tidak mungkin bang. Abang punya istri dan ada Alvin. Aku tidak mau menghancurkan rumah tangga Abang. Segila apapun cintaku untuk Abang aku tidak bisa bertindak gila seperti itu bang." Nana mulai terisak.Sakit, sedih, kecewa dan mungkin putus asa membuat Nana tidak yakin dengan cintanya yang dia tahu itu sebuah kesalahan."Abang tahu, tapi apakah akan selamanya kita begini saja ikan?" Erick menggenggam tangannya dengan lembut."Rumah tangga Abang sudah lama tidak sehat. Jika suatu saat nant

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-01

Bab terbaru

  • Tetangga Manisku   Mari Menua Bersama

    Hingga beberapa saat mereka berdua masih menikmati pemandangan dari puncak perbukitan Wayag. Erick dan Nana duduk bersisian sembari sesekali mengambil foto dan video berlatarbelakang pemandangan bak surga di Wayag."Untuk foto prewedding bagus ya?" Nana tertawa saat melihat beberapa hasil jepretan kamera smartphone mereka."Iya, maukah dibikin untuk foto prewedding?" Erick menyimpan smartphone-nya ke dalam ransel."Nggak perlu bang. Aku tidak begitu menyukai sesuatu yang spektakuler untuk urusan yang sakral." Nana tersenyum dan menyangklong ranselnya ke bahu setelah mengeluarkan dua bungkus coklat.Memberikannya sebuah untuk Erick, dan membuka satu kemudian dilahapnya. Erick tertawa dan menerima coklatnya, turut mengunyah sepotong."Maksudmu, kau lebih menyukai sesuatu yang sederhana namun bermakna? Untuk sesuatu yang sakral seperti pernikahan?" Erick bertanya, memastikan dia tidak salah memahami ucapan Nana barusan."Iya," sahut Nana singkat."Kita turun sekarang?" lanjutnya bersiap u

  • Tetangga Manisku   Mendaki

    "Sudah siap?" Erick melirik Nana yang masih sibuk berkemas."Sebentar lagi bang," sahutnya sembari memasukkan botol lotion sunscreen yang baru saja dipakainya."Nggak usah bawa bulu mata palsu anti badai, ikan," celetuk Erick menggodanya."Astaga!" Nana tertawa tergelak-gelak.Dapat dibayangkannya seandainya dia serepot dan seheboh itu. Segala macam make up dan skin care belum lagi pakaian dan aksesoris. Rasanya kucing garong akan lebih senang meninggalkannya di homestay daripada mengajaknya berjalan-jalan ke Wayag."Sudah bang! Ayo berangkat!" Nana menyangklong tas ranselnya di kedua bahunya dan siap berangkat."Sudah dibawa semua? Pakaian ganti, obat, sunscreen, kopi dan camilan?" Erick bertanya sekali lagi memastikan tidak ada yang tertinggal."Sudah semua Ndan!" Nana mengangkat tangannya ala tentara.Erick terkekeh dan kemudian merengkuh bahunya. Bersama-sama mereka keluar dari kamar menuju speedboat yang telah menunggu mereka.Nana menaiki kapal dengan dibantu Erick. Ini bukan per

  • Tetangga Manisku   Makan Malam

    "Wah seafood!" Nana berseru gembira, saat melihat aneka seafood terhidang di meja mereka."Suka?" Erick berbisik di telinganya, menggodanya seperti biasanya setiap kali dia menyajikan sesuatu yang baru untuk Nana si imut."Suka banget mpus." Nana pun berbisik sembari duduk di kursi yang ditarikkan oleh kucing garong untuknya."Kalau begitu habiskan, nikmati sepuasmu!" Erick mengambilkan sebuah kepiting berlumur saos tiram ke atas piringnya."Siap mpus!" Nana mengacungkan jarinya.Erick terkekeh dan mematahkan cangkang kepiting serta mengupasnya dan menyisihkan dagingnya di atas piring kosong."Makanlah!" Disodorkannya piring berisi daging kepiting itu ke hadapan Nana.Nana tersenyum manis dan mengambil daging kepiting di piring. Keduanya menikmati makan malam mereka sembari mengobrol."Mau lobster?" Erick menawarinya, saat pelayan datang dengan lobster aneka kerang."Mau sih, tapi aku lebih suka udang mpus." Nana menunjukkan seekor udang bakar yang tengah dikupasnya."Eh, lobster favor

  • Tetangga Manisku   Ke Raja Ampat

    Deburan ombak ditingkahi deru mesin kapal, serta semilir angin laut yang sejuk, membuat Nana sedikit pusing. Cukup lama dia tidak pernah menaiki kapal."Ikan, kenapa? Mabuk laut?" Erick menatapnya dengan cemas."Nggak mpus, aku takut lihat air," sahutnya sembari tersenyum kecut."Eh, maksudnya?" Erick terkejut mendengar ucapannya."Terkadang aku takut melihat air yang begitu luas, tapi tidak setiap saat sih." Nana menjelaskan."Oh, makanya Abang kaget. Perasaan waktu di Jimbaran juga nggak apa-apa kan?" Erick menatapnya lagi dengan serius."Sekarang takut?" tanyanya lagi."Agak sih, mungkin karena baru pertama kali ke sini atau mungkin karena sudah lama sekali tidak naik kapal." Nana tersenyum kecut."Abang rasa itu karena kau baru turun dari pesawat dan bersambung naik kapal laut, semacam jetlag." Erick mengerutkan keningnya, seperti tengah berpikir."Mungkin saja," sahut Nana sembari merebahkan kepalanya di bahu Erick."Ya sudah, bobok saja. Nanti kalau sudah sampai, Abang bangunin."

  • Tetangga Manisku   Terharu

    "Ini gimana bang? Kok nggak bisa pas?" Nana menatap figurin Optimus Prime di depannya."Ehm, sebentar, mungkin salah pasang kita Non." Erick tertawa dan mengambil figurin yang kini sudah setengah menjadi robot Optimus Prime."Kenapa kau suka Transformers?" tanyanya sembari melepaskan bagian belakang robot."Aku suka baca komiknya. Dulu kan ada di komik bersambung di majalah Bobo," sahut Nana dengan santai."Eh sama ya." Erick tertawa pelan."Makanya saat dibuat versi filmnya, aku suprise banget bang. Sampai bela-belain antri lho waktu mau nonton." Nana terkikik geli ingat kekonyolannya waktu itu."Iya, kan waktu itu habis dilarang to film luar diputar di bioskop Indonesia. Eh sudah nonton Avatar 2?" Erick masih sibuk mengubah posisi beberapa item agar truk Optimus Prime berubah menjadi robot."Sudah kok, One Piece juga sudah. Tinggal nunggu Detektif Conan terbaru." Nana tersenyum sembari menunjukkan sesuatu di smartphone-nya."Dasar wibu, sampai jadwal film anime semua di save." Erick

  • Tetangga Manisku   Will You Marry Me?

    "Mbak Siti! Ada tamu sepertinya! Dari tadi ketok-ketok pintu gerbang, tolong bukain!" teriak Nana dari jendela kamarnya memanggil asisten rumah tangganya."Iya Bu!" Mbak Siti tergopoh-gopoh setengah berlari menuju pintu gerbang samping."Eh, silakan masuk pak! Sebentar saya panggilkan Bu Nana." Terdengar suara renyah Mbak Siti mempersilakan tamunya masuk.Nana yang baru saja selesai berganti pakaian dan kini tengah menyapukan bedak di wajahnya, tertegun. Tamu di pagi hari, itu di luar kebiasaan. Sangat jarang ada yang betandang ke villanya di pagi hari."Ibu, ada tamu, saya suruh nunggu di ruang makan." Mbak Siti muncul di pintu kamarnya sembari tersenyum kecil."Siapa mbak?" Tanya Nana penasaran."Ada deh Bu, buruan temuin dulu Bu." Mbak Siti menyahut dengan kata-kata penuh teka-teki."Iya sebentar lagi mbak. Tolong buatkan teh atau kopi ya, sekalian sama saya." Nana tersenyum dan berdiri, mematut diri di depan cermin."Siaap Bu!" Mbak Siti bergegas kembali ke dapur.Setelah yakin pen

  • Tetangga Manisku   Bukan Kacang Lupa Kulitnya

    "Tante Nana!" Alvin berseru memanggil dan melambaikan tangannya."Hei Alvin! Mau berangkat sekolah?" tanya Nana dan mengurungkan niatnya hendak segera meluncur dengan mobilnya."Iya Tante! Bye Tante, bye Omil! Nanti sore main lagi ya!" seru bocah itu lagi dari balik jendela mobil."Berangkat dulu ya Na!" Mami juga melambaikan tangannya.Nana balas melambai dan menatap mobil itu hingga menghilang di tikungan. Kemudian dia menggiring kucing-kucingnya kembali masuk ke dalam villa.Setelah menutup dan mengunci kembali pintu gerbang, Nana pun meninggalkan villa dengan mengendarai mobilnya. Hari ini dia akan pergi daerah Pecatu untuk mengecek lokasi kedai kopinya yang baru.Berbeda dengan toko rotinya yang telah memiliki cukup banyak cabang, kedai kopinya hingga saat ini hanya ada satu saja yang berlokasi di salah satu pusat keramaian kota Denpasar, Jalan Teuku Umar.Nana melajukan mobilnya membelah By pass Ngurah Rai menuju Nusa dua. Jalanan mulai ramai meski tidak macet.Salah satu hal yan

  • Tetangga Manisku   Hujan Di Pagi Hari

    Nana menatap hujan yang turun dengan deras dari tempatnya duduk. Sesekali disesapnya kopi panasnya. Hujan di pagi hari membuatnya enggan untuk beraktivitas.Untungnya Denpasar tidak terlalu sering diguyur hujan sekalipun sebagian besar wilayah di Indonesia telah memasuki musim penghujan."Meow!Meow!" Omil dan Yuki mengeong-ngeong, duduk di kursi dan turut menatap hujan yang turun dengan deras."Kalian bosan ya, nggak bisa main ke Alvin?" Nana tersenyum melihat kegelisahan kedua kucing itu."Meow!Meow!" Yuki mengeong seperti menyahut ucapannya."Tiduran gih sama Glacie dan Tony." Nana menggaruk kepala Yuki dan Omil bergantian.Kedua kucing itu melompat turun dari kursi dan bergabung dengan Glacie, Tony, Cleo dan Kimy yang tengah tiduran di sudut dapur yang hangat. Nana tersenyum melihat tingkah kucing-kucingnya yang lucu dan menggemaskan. Dia pun enggan untuk pergi kemana pun di tengah hujan seperti ini. Meski ada selasar beratap pergola yang menghubungkan dua sayap bangunan villa, di

  • Tetangga Manisku   Nana Yang Imut Dan Manis

    @Mami[Nyong][Serius sama tetangga sebelah?]Pesan dari mami mengejutkan Erick saat terbangun di pagi hari yang dingin. Untuk beberapa saat dia termangu, ragu untuk membalas pesan sang ibunda.@Erick[Tetangga mana Mami?]@Mami[Tetangga sebelah][Nana yang imut dan manis]Astaga! Erick tergelak membaca balasan pesan dari Mami. Terkadang wanita yang telah melahirkannya itu memiliki selera humor yang bagus.@Erick[Ah Mami bisa saja][Tapi memang sih Nana imut dan manis][Hehehehe]@Mami[Iya][Kau serius atau main-main saja nyong]@Erick[Serius dong Mam][Mami mau kan punya menantu manis cem Nana?]@Mami[Mami sih terserah nyong][Yang penting nyong bahagia][Dan yang terpenting dia bisa menerima keadaan Alvin][Sudah cukup itu bagi Mami]@Erick[Iya Mam][Pasti Mami sudah lihat kan gimana hubungan Alvin dan Nana?]@Mami[Iya][Kemarin seharian Mami ngobrol sama Nana][Dia lucu ya][Suka bercanda][Dan kucingnya itu lho lucu][Tapi dia sibuk juga Mami lihat][Hari ini dari pagi dia s

DMCA.com Protection Status