TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 13POV MAYRA“Udah … jangan sedih gitu. Tolong siapain makanannya, ya. Ibu mau nemuin ayah dulu,” seruku pada Nathan.Putraku hanya mengangguk kecil dan membawa bungkusan makanan yang baru saja dia pesan secara online itu ke dapur. Aku berjalan kearah kamar, Mas Ardi terbaring di ranjang tanpa mengganti pakaian kerjanya.'Selelah itukah kamu, Mas? Bahkan untuk mengganti baju saja tidak sempat.'Tidak ingin mengganggu istirahatnya. Aku hanya melepas kaos kakinya dan mengelap kaki Mas Ardi menggunakan tisu basah. Setidaknya dia akan merasa lebih nyaman. Meraih tas kerja yang dia simpan sembarang di atas ranjang dan menyimpannya di atas meja.Sebuah kertas kusut terselip di saku tasnya. Berniat membuangnya karena sepertinya itu adalah sampah. Rasa penasaran membuatku membuka gulungan kertas itu. Netra ini membaca berkali-kali deretan huruf dan angka di dalamnya. Takut jika aku salah membaca.'Mas Ardi belanja keperluan bayi sebanyak ini untukku?
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 14POV MAYRA"Aku istrinya." Aku menjawab dengan santai meskipun kenyataannya hati ini bergemuruh hebat.Setelah mengatakan itu sambungan telepon itu terputus. Kening ini mengerut, heran melihat tingkah aneh wanita itu. Mas Ardi keluar dari kamar mandi, dia tidak menanyakan siapa yang menelpon tadi.Kulihat dia langsung berbaring di ranjang. Aku pun tidak ingin banyak bertanya lagi. Biarlah dia beristirahat. Aku menyusul Mas Ardi yang sudah tertidur, tidak peduli pemikiran buruk yang sempat melintas dalam pikiran.Berpikir sesuatu yang buruk hanya akan membuat hati dan pikiran ini lelah. Belum tentu juga apa yang dipikirkan itu benar adanya.***Mas Ardi membuatku terkejut sekaligus malu. Malu karena telah berpikir buruk padanya. Dia membelikan sebuah laptop dengan lambang apel tergigit itu sebagai hadiah untuk Nathan."Makasih, Yah. Padahal … laptop Nathan masih bisa dipake." Nathan berujar dengan mata berbinar melihat hadiah dari ayahnya it
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 15POV MAYRA“Mirip Nathan waktu bayi, ya?” tutur Mas Ardi.Ya, Naufal memang sangat mirip seperti Nathan saat bayi. Aku jadi tidak sabar mempertemukan kakak beradik ini. Karena persalinan normal dan kondisiku baik-baik saja, Dokter sudah memperbolehkan pulang.Tidak tega juga meninggalkan Kayra sendirian di rumah malam-malam begini. Apalagi aku tidak tahu apakah Nathan sudah pulang atau belum. Tiba di rumah ternyata Kayra ditemani oleh Melissa. Kedua kalinya wanita itu datang ke rumahku.Samar bisa kulihat luka di sudut bibirnya. Apa itu luka yang dia terima atas kekerasan suaminya?“Maaf ya, Mbak. Saya baru bisa dateng kesini,” tuturnya dengan senyuman.“Iya, gak apa-apa. Mbak Melissa datang saja saya sudah senang,” balasku.Aku pamit untuk beristirahat, meninggalkan Kayra dan Melissa di ruang tengah. Sedangkan Mas Ardi berada di kamar menemaniku.“Mas, tolong kabari Ibu dan Ibu Mertua kalau aku sudah melahirkan,” pintaku pada Mas Ardi yang
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 16POV MAYRABerjalan mendekat, melihat langsung sosok wanita bernama Siska itu."Silahkan masuk, Mbak. Ngobrolnya di dalam aja." Aku berkata sehalus mungkin karena kondisi wanita itu yang sedang diliputi emosi."Gak usah! Saya cuman mau pinjem suami kamu sebentar. Anak saya masih di rumah sakit, saya belum bayar tagihan persalinannya, sedangkan Mas Ardi gak bisa di hubungi," terangnya dengan bersungut-sungut.Aku menatap Mas Ardi, memberikan kode agar dia pergi untuk membantu Siska melunasi biaya tagihan rumah sakit."Aku pergi dulu, ya. Cuman sebentar kok." Mas Ardi pamit dan melayangkan sebuah kecupan di kening. Dari sudut mata aku bisa melihat jika Siska mencebik, seperti tidak suka melihat perlakuan hangat Mas Ardi padaku."Hati-hati di jalan, Mas," pesanku sebelum Mas Ardi masuk ke dalam mobil.Wanita bernama Siska itu bahkan tidak melakukan basa-basi sama sekali. Kembali masuk ke dalam rumah, mendapati Kayra yang menatapku seolah berta
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 17POV MAYRA“May … Mayra!” Aku menoleh, mendapati Mbak Syifa yang memberikan kode agar mengikuti langkahnya yang kini berjalan ke halaman belakang.“Bentar, ya.” Aku beralih pada Mbak Nana sebelum mengikuti Mbak Syifa.“Tolong, jangan katakana apapun sama Ibu. Ibu baru keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu, Mbak gak mau kalau sampai Ibu drop lagi.”Terpaku mendengar penjelasan Mbak Syifa, pasalnya aku tidak dibertiahu siapapun jika ibu masuk ke rumah sakit.“Ibu meminta kita buat rahasiaan ini dari kamu karena takut menganggu kondisi kesehatan kamu yang baru saja melahirkan,” lanjut Mbak Syifa.Jika saja Mbak Syifa datang terlambat, mungkin aku sudah menceritakan semuanya pada ibu. Entah apa yang akan terjadi pada wanita yang telah melahirkanku itu setelahnya.“Kenapa kalian bisik-bisik begitu?”Aku terlonjak kaget saat mendengar suara Mbak Nana. Menoleh dan mendapati dirinya tengah berkacak pinggang.“Sssttt … jangan keras-keras, Mbak
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 18POV MAYRA“Cukup! Kamu jangan fitnah, ya. Silahkan pergi, jangan pernah datang lagi ke rumah ini!” bentak Mas Ardi sebelum pintu di hadapanku tertutup dengan kerasnya. Suara Siska yang berteriak masih terdengar, pintu itu juga di gedor tanpa henti.'Benar-benar tidak tahu malu, pakai bicara jika anak itu anak Mas Ardi segala!'Kenapa dia tidak mencari lelaki lain, banyak lelaki di luaran sana yang masih sendiri. Kadang aku merasa aneh melihat banyak perebut suami orang di luaran sana, apa mereka tidak bisa mencari lelaki lajang?“Ardi, sebenarnya dia itu siapa?” Suara Mbak Nana membuat lamunanku buyar.Mas Ardi mengehal nafas berat, menceritakan apa adanya pada seluruh keluargaku agar mereka tidak salah paham dengan kejadian barusan.“Gak tahu malu banget tuh orang. Udah syukur di tolongin, ini malah neglunjak,” cerocos Mbak Nana.Begitulah dia jika ada sesuatu yang membuatnya tidak suka, Mbak Nana tidak akan berhenti berbicara.“Udahlah,
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 19POV MAYRAKesibukan yang semakin bertambah membuat diri ini mengesampingkan pekerjaan. Kayra mulai kembali sekolah, dia menolak saat aku suruh untuk mengikuti paket C. Kayra mengatakan dia ingin belajar bagaimana mestinya seperti saat dia sekolah dulu.Qiana dijaga oleh pengasuh yang di bawa Melissa kemarin, wanita itu datang hanya untuk mengantarkan pengasuh itu dan kembali pulang. Dia juga sempat memberikan kado untuk Naufal.Waktu tetap berjalan tapi aku masih belum mengatakan kebenaran pada keluargaku, entah kenapa rasanya sangat berat. “Bu, Kay berangkat dulu, ya. Tadi udah pumping asi buat Qiana, kok.” Kayra sudah rapih dengan seragam sekolahnya, orang lain tidak akan menyangka jika anak sekolah ini sudah menjadi seorang ibu. Dalam satu minggu, Kayra hanya dua kali mendapatkan jadwal untuk sekolah. “Belajar dengan baik, Nak. Hati-hati di jalan,” pesanku.Kayra dan Nathan mencium tanganku dan berjalan keluar rumah. Sebelum berangka
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 20POV MAYRATernyata rumah sudah tertata dengan rapi dan bersih. Tidak terlihat lagi orang-orang tadi, aku harus memberitahu Nathan dan Kayra, jika tidak mereka pasti bingung saat pulang ke rumah yang lama dan mendpati orang asing di sana.Bersyukur juga pindah kesini agar Siska tidak bisa menganggu Mas Ardi lagi, bahkan Mas Ardi sudah memblokir nomor wanita itu. Tapi, dengan tidak tahu malunya dia menghubungi dengan nomor lain. Itu yang membuat Mas Ardi mengganti nomornya.Menyerahkan Naufal pada Linda sebentar, mencuri sedikit waktu untuk menyegarkan diri. Dari pagi aku belum sempat mandi. Setelah mandi baru akan mencoba dapur baru, sensasainya pasti beda.***Rencana, minggu depan aku ingin membuat syukuran kecil-kecilan. Hanya mengundang orang terdekat saja. “Bu, badannya Qiana panas. Dari tadi juga rewel terus.” Kayra datang dengan Qiana dalam gendongannya. Bayi berumur lima bulan itu menggapai-gapai tangannya ke arahku.Langsung aku m
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 40POV AUTHORDengan perasaan yang masih berkecamuk Nathan tidak mengurungkan niatnya untuk membuat laporan, ia sudah mengatakan pada sang ibu jika mungkin akan pulang telat karena mengurus masalah ini. Dengan umurnya yang sudah di atas dua puluh tahun Nathan memiliki pemikiran yang sangat matang dalam mengatasi segala permasalahan yang ada.Seorang lelaki berbadan tegap memperhatikan gerak-gerik Nathan dari jauh, ia mengikuti Nathan sampai Nathan kini berada di kantor polisi. Tidak menyadari jika dirinya diikuti, Nathan terlihat santai memasuki gedung bertingkat itu dan langsung membuat laporan. Membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk melaporkan kasus Zoya karena tidak hanya Nathan yang harus dilayani oleh para polisi itu. Nathan menunggu sembari memainkan ponselnya untuk mengusir kejenuhan.Saat namanya dipanggil ia langsung bangkit dan mengatakan tujuannya datang sekaligus memberikan semua bu
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 39POV AUTHOR“Ayah serahkan semuanya sama kamu, Nak. Orang-orang licik itu memang harus dibasmi, kalau kita nggak berani mungkin ada banyak yang menjadi korban,” tutur Ardi dengan tegas.“Pulang dari kampus Nathan baru akan buat laporan ke kantor polisi,” jelas Nathan.“Tapi Ibu takut kalau Zoya melakukan hal yang lebih nekad dari ini.” Mayra mengungkapkan kegundahan hatinya, ia sudah bisa membaca jika sosok seperti Zoya itu tidak akan tinggal diam jika dirinya ataupun orang-orang tersayangnya diusik. Keinginan Mayra hanya hidup tenang tanpa gangguan orang lain, tidak ingin memperbesar masalah yang ada.“Selama kita melakukan hal yang benar, nggak ada yang perlu ditakutkan, Bu. Ibu tenang aja.” Nathan mencoba meyakinkan ibunya jika semuanya akan baik-baik saja. Ardi sangat mendukung
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 38POV AUTHORSetelah memastikan Ardi benar-benar tertidur, Mayra kembali ke dapur dan menyiapkan makanan untuk anak-anaknya. Selagi Naufal masih terlelap karena biasa anak itu akan rewel jika baru saja bangun tidur siang. Nathan yang penasaran dengan apa yang terjadi pada ayahnya kini bertanya pada Mayra.“Ayah udah cerita ke Ibu ‘kan?” tanya Nathan membuat Mayra yang sedang mengupas bawang kini menghentikan aktifitasnya dan beralih menatap sang anak.“Tolong lihatin adek, siapa tahu udah bangun.” Mayra mencoba mengalihkan pembicaraan membuat Nathan kini menghela nafas berat. Mayra paling menghindari berkata bohong pada anak-anaknya.“Nathan udah besar, Bu. Tolong jangan cuman pendam masalah itu sendirian, Ibu nggak bisa bohong soalnya mata Ibu udah kayak mata panda pas keluar dari kamar tadi,” seru Nathan dengan candaan diakhir kalimatnya, ia mencoba sedikit mencarika
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 37POV AUTHORNathan mencoba menetralkan perasaannya yang campur aduk, ia berberapa kali mengumpat karena kondisi jalanan yang sudah macet. Perjalanan pulang hingga sampai rumahnya Nathan kini membutuhkan waktu satu jam karena kondisi jalanan yang sangat ramai.Nathan membuka pintu rumahnya dengan deru nafasnya yang memburu, ia berjalan dengan langkah lebar sembari memanggil sang ibu. Langkah kaki itu terhenti melihat sang ibu yang tengah duduk berhadapan dengan lelaki yang sudah Nathan pastikan itu adalah ayahnya. Nathan berjalan medekat, matanya terbelalak melihat wajah sang ayah yang sudah lebam dan membiru bahkan sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah, sebelah mata Ardi bahkan membengkak.Mayra terlihat mengusap ujung mata yang berair, ia membersihkan luka di wajah Ardi sambil terisak. Nathan masih berdiri kaku menatap ayahnya, ia bahkan tidak bisa berkata-kata. Selesai membersihkan dan mengobati
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 36POV AUTHORArdi kembali mendekati istri dan anak-anaknya, ia berbisik pada Mayra untuk mengatakan jika Ardi akan keluar sebentar karena ada masalah yang penting. Mayra hanya mengangguk sebagai jawaban.“Ayah mau kemana, Bu?” tanya Nathan penasaran.“Ada kerjaan penting katanya,” jawab Mayra.“Itu kenapa Nathan nggak mau kerja sama orang, Nathan mau punya usaha sendiri meskipun kecil yang penting waktu buat keluarga lebih banyak,” gumam Nathan yang membuat Mayra kini mengembangkan senyumnya. Nathan selalu membuat siapa saja yang melihatnya dan mendengar tutur katanya akan terpukau, itu kenapa banyak perempuan yang mengantri ingin menjadi kekasih hati Nathan. Lelaki dambaan perempuan dimanapun, berhati lembut, penyabar dan juga religius.‘Ibu selalu mendoakan yang terbaik buat kamu, Nak. Semoga masalah yang kamu hadapi bisa terganti dengan nikmat yang luar biasa nantinya,’ batin Mayra. Ia tidak sanggup mengatakannya langsung karena sudah jel
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 35POV AUTHOR“Kenapa jam segini baru pulang?”Nathan yang baru saja akan melangkah menaiki anak tangga langsung membalikkan badannya saat mendengar teguran sang ayah. Ia bahkan tidak menyadari jika Ardi menunggu kepulangannya. Lampu yang memang sengaja sudah dimatikan membuat Nathan tidak menyadari keberadaan sang ayah.“Tugas Nathan banyak banget, Yah. Belum lagi harus ngoreksi tugas kelas,” keluh Nathan lalu menjatuhkan bobot tubuhnya di samping Ardi.Jam sudah menujukkan pukul setengah sepuluh malam, Nathan tidak biasa pulang selarut ini. Ponsel anak itu juga tidak bisa dihubungi membuat Ardi cemas, ia tidak buka suara mengenai ini pada Mayra karena takut jika ibu dari anak-anaknya itu semakin terbebani pikirannya.“Kalau capek, kamu mengundurkan diri aja jadi asisten dosen. Toh … kamu juga udah nggak punya tanggungan sekarang. Kamu cuman harus fokus kuliah, soal biaya itu urusan Ayah,” pesan Ardi.Perkataan Ardi memang tidak salah, Natha
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 34POV AUTHORNathan langsung keluar dari ruangan itu setelah selesai memberikan materi. Langkah lebarnya berjalan menuju parkiran, ia memiliki jam kuliah setengah jam lagi. Tangan lelaki itu melayang di udara saat seseorang menepuk lembut pundaknya, ia mengurungkan niatnya untuk mengambil helm yang tergantung.“Nath, bisa kita bicara sebentar?” pintanya.Nathan terlihat menarik nafas dalam dan menoleh dengan terpaksa, mendapati Kayra berdiri di hadapannya. Perempuan itu terlihat ragu saat mengajak Nathan berbicara, terlihat dari bola matanya yang bergerak liar tidak sanggup untuk menatap Nathan. Jika saja bukan karena sesuatu yang menurutnya penting, ia tidak akan mengusik Nathan. Sudah cukup Nathan menderita karena ulahnya.“Maaf, kalau mau membicarakan sesuatu yang tidak penting saya sibuk!” balas Nathan, ia mencoba mengalihkan pandangannya dengan memainkan ponselnya dengan asal. Itu hanya alibi agar tidak terlihat gugup di hadapan Kayra.
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 33POV AUTHORTanpa pamit Zoya berlalu dengan dada yang naik turun menahan emosi. Ia bahkan menutup pintu mobil dengan kerasnya untuk melampiaskan amarah yang sudah memuncak."Ck, miskin aja belagu. Awas aja kalian, berani menolak permintaan seorang Zoya Airin Sanjaya!" ujarnya dengan nada angkuh. Wanita dengan gaya sosialita ini memang orang yang terkenal sombong. Ia terlahir dari keluarga kaya, sudah terbiasa jika apa yang diinginkan harus dituruti. Semua sikapnya turun pada Morgan yang kini berada dibalik jeruji besi.Wanita itu menghubungi orang-orangnya untuk menemukan cara agar anak semata wayangnya bisa bebas dari jerat hukum. Ia tidak ingin menjadi bahan olokan saat rekan kerja dan teman-temannya mengetahui jika Morgan dipenjara.Sedangkan tiga orang itu masih diam mematung setelah kepergian Zoya. Nathan mencoba menenangkan kedua orangtuanya, mengatakan jika semuanya akan baik-baik saja. Nathan akan memastikan jika Morgan tidak akan b
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUPOV AUTHOR Mayra menatap nanar pada Nathan yang baru saja datang, ia langsung merengkuh tubuh anak sulungnya itu dengan erat. Isakan kini lolos dari bibirnya.“Ibu kenapa nangis? Nathan gak apa-apa kok, kalau Ibu nangis Nathan ikutang nangis tau,” seru Nathan, benar saja satu detik setelah ia berkata, buliran bening terjun bebas membasahi pipinya. Mayra merasa sedih karena beban yang menerpa Nathan sangat bertubi-tubi, bahkan mengalami masalah karena kesalahan orang lain.“Allah akan mengangkat derajat kamu, Nak. Kamu bisa menjalani cobaan ini dengan sabar dan ikhlas,” ujar Mayra dengan lirih. Ia sangat bangga pada anaknya itu, bisa bersikap lebih dewasa disbanding dirinya yang notabene orangtua Nathan.Syifa yang melihat itu ikut menitikan air mata, ia juga sangat bangga pada Nathan. Selalu mendoakan yang terbaik untuk anak itu, anak yang baik tapi harus mendapat banyak cobaan.“Udahanlah, nangisnya! Gak malu kalian dilihatin Naufal!’ tegur Ard