Miley menelan liur kesulitan. "Setelah kamu mendapatkan Jason, serahkan bajingan itu padaku!" Sesaat Aland mengerutkan kening sebelum kemudian tertawa kecil, dan mengacak-acak rambut Miley. Walau Miley tidak memintanya, dia akan membawa Jason ke hadapan Miley. Membiarkan istrinya itu menumpahkan dendamnya selama ini. "Hmm, sudah tentu aku akan membawanya padamu, Sayang," sahutnya melepas tangannya. Lalu, melorotkan tubuhnya hingga terlentang menghadap ke atas. "Aku bersumpah tidak butuh lama menemukan bedebah itu, Miley!"Miley menatapnya dengan serius, ingin menertawakan Aland yang belum tahu siapa sebenarnya Jason. Yang bahkan dia jelas-jelas telah membunuh Adira waktu itu, dan meski saat itu Jason masih tetap berada di rumah induk Kakeknya. Namun, tidak ada yang berani melumpuhkannya, dan pada akhirnya menghilang begitu saja.Miley melakukan hal yang sama. Menurunkan tubuhnya hingga terlentang menghadap langit-langit kamar. Entahlah, hatinya saat ini bukan dendam atas kematian
Theo mengerutkan dahi. Merasa Miley cuma bercanda, maka dia pun hanya mengabaikannya saja."Apa Anda membutuhkanku sekarang, Non?" tanya Theo mengalihkan pembicaraan mereka. Menarik badan hingga berdiri tegak menatap Miley. "Hmm, kamu mau ke mana?" Miley balik bertanya seraya menumpulkan pandangannya di wajah Theo."Tidak ke mana-mana, Non. Mungkin keluar juga setelah ada perintah dari Tuan Muda Aland.""Ohh, kalau begitu antarkan aku ke perusahaan saja, ya," sahut Miley gegas meraih tasnya dan meninggalkan meja makan.Theo hanya mengangguk, mendahuluinya keluar untuk mempersiapkan mobil.Di mobil Miley coba menghubungi Aland, namun tidak kunjung di angkat. Miley berinisiatif untuk meninggalkan pesan saja kalau dirinya ke perusahaan sekarang."Miley, apa Tuan Muda Aland tidak melarang mu keluar rumah?" tanya Theo setelah melihatnya tidak sibuk dengan ponselnya lagi."Tak ada. Malah aku tidak tahu dia berangkat tadi. Kenapa emang?""Yah, takut saja Jason dan orang-orangnya melakukan h
Melihat wajahnya mendadak memucat, cepat-cepat Theo meminta maaf. "Miley semua itu tidak benar. Tapi terlalu jahat rasanya menuduh Jenny berbohong, tapi sudah lupakan saja," ucapnya tenang. "Aku juga sudah menjelaskannya pada Zhin, tapi dia tetap tidak percaya. Yah, dia malah memaksaku mengaku punya istri dan anak. Untuk menyenangkan hatinya aku pun melakukannya.""J-jadi kamu belum memiliki istri dan anak? Lalu, kamu bercerita berkabung tadi untuk siapa?" tanya Miley membulatkan kedua matanya. Baru beberapa menit yang lalu Theo mengakuinya."Bukannya baru beberapa menit yang lalu kamu mengakui istri dan anakmu? Jadi apa yang tidak benar, Theo?""Aku berkabung untuk istri dan putraJose, abangku," jawabnya menelan liurnya. "Yah, sama seperti yang dilakukan oleh Tuan Muda Aland dengan Jenny saat itu, aku juga melakukan hal yang sama dengan istri Jose, tapi dalam tujuan yang sangat berbeda," ungkapnya serius.Miley tidak sanggup menahan rasa penasarannya. Mana selama ini Aland tidak per
Seperti tersadar telah lepas kontrol emosi, sesaat Miley membeku di pelukan Theo. Setelahnya, buru-buru menarik drinya seraya mendorong Theo ke belakang.“Maaf,” ucapnya buang muka. Kemudian menyuruh Theo melanjutkan perjalanan pulang.Sepanjang perjalanan Miley tidak membuka suara, ia masih malu ditambah hatinya masih belum bisa tenang dari rasa kesalnya.Setiba di rumah tampak Zhin juga baru saja sampai di sana. Melihatnya turun, Zhin langsung menghampiri Miley.“Ayo gegas, masuk. Aku mau menunjukkan bukti kalau Jason benar datang ke pemakaman Mami kemarin,” katanya menarik tangan Miley yang pasrah saja mengikutinya. “Harusnya Daddy segera memberikan teguran kepada para security berjaga di rumah sakit, sampai-sampai kecolongan manusia iblis itu masuk gedung!” Zhin terus mengomel.Di ruang tamu, Zhin segera menunjukkan rekaman yang ia simpan di ponselnya. “Ini lihat, Miley,” katanya menunjukkan pergerakan Jason dalam rekaman.“Yah, memang saat di dalam ruangan, Jason menutupi hampi
"Yah, kamu tahu aku harus menjaga nama baikku dalam tiga bulan ke depan. Sementara Tuan Benjamin juga sama. Apa ada yang salah dengan ucapanku tadi, Abian?" tanya Aland menoleh Abian yang duduk di belakang kursinya."Aku tahu itu, Aland. Tapi bagaimana dengan para pengawal? Juga security di rumah sakit Queen? Bukankah mereka juga tahu kita sedang mengejar Jason?""Aku sudah menghentikan para pengawal ikut mencari Jason. Tapi bagaimana dengan para security Anda, Tuan Benjamin?" tanya Aland sesaat menggeser pandangannya kepada Tuan Benjamin.Tuan Benjamin menarik napas. "Kamu saja yang menyuruh mereka berhenti mengejar Jason, Aland. Karena sampai kita mendapatkan Jason baru aku bisa menunjukkan wajahku di sana. Katakan itu perintahku," jawab Tuan Benjamin tetap tidak mau membongkar keberadaannya yang masih ada di kota itu.Sebenarnya Aland tidak tahu pasti apa maksud Tuan Benjamin harus menutupi kepada semua orang, kalau dia masih tinggal di kota ini. Yang bahkan Zhin dan Miley juga ti
"Tuan Daniel menanyakan mu yang tak berada di perusahaan induk, Aland. Katanya Daddy ingin bicara padamu, sedari tadi ponselmu di hubungi tak kamu angkat-angkat," sahut Abian meletakkan ponselnya di atas meja, kemudian mendorongnya ke arah Aland. "Lalu, apa kamu jawab?" tanya Aland tidak menghiraukan ponsel Abian. Matanya terus melotot tajam pada Abian.Abian menggeleng. "Aku cuma bilang akan segera menemui mu, Aland. Karena Daddy juga tidak tahu aku di sini.""Sial! Kenapa hanya aku yang dicarinya," gumamnya menggeram kecil. "Abian, kamu harus bantu aku menjawab pertanyaan Daddy ini nanti," pintanya setengah memohon. Tak mungkin juga kembali ke perusahaan induk saat ini. Mereka bertiga sudah berjanji akan segera mengepung Jason di tempat persembunyiannya."Aku juga tidak tahu, Aland. Kamu tahu sendiri kalau Tuan Daniel tidak pernah main-main bertindak. Bisa-bisanya langsung datang ke perusahaan induk. Tapi aku juga bingung rencana kita dengan Tuan Benjamin mengejar ---""Diamlah,
Miley mengangguk saat Aland pamit kembali ke kamar, beberapa saat setelah Zhin bergabung di ruang tamu. Mungkin saja suaminya itu tidak ingin mengganggu percakapan mereka.Tidak berapa lama Aland kembali turun dengan menenteng tasnya. Miley pun memperhatikan pakaian suaminya itu berbeda dari yang tadi dia pakai."Aku tinggal bentar ya, Miley," kata Aland terus berjalan dengan tangan kanannya sibuk merapikan lengan kemeja panjangnya. Tasnya tergantung di lengan kirinya."Kamu mau ke mana, Aland?" tanya Miley berdiri menghentikan langkahnya yang baru melintas dari ruang tamu.Terpaksa Aland pun berhenti, memutar badan untuk menyahutinya, "Aku mau ke rumah sakit Queen, Sayang. Takut besok kelupaan menyampaikan perintah Tuan Benjamin itu," jawabnya merangkul dan menyempatkan untuk mengecup puncak kepalanya. Zhin refleks memutar kepala mendengar Aland menyebut nama ayahnya. "Daddy?" tanyanya dengan ekspresi kaget. Matanya menatap tajam Aland, seolah banyak pertanyaan yang ingin dia tany
"I-itu, dia ..." Theo menenggak liurnya. Semua ucapan Miley tadi benar. Miley sudah menjadi istri Tuan Muda Aland, mustahil bisa mendapatkan hatinya. Lagi pula selama ini Miley tidak pernah menanggapi perasaannya. Meski telah berulang kali menunjukkan sikapnya yang hangat.Theo menenggak liurnya. Ada perasaan bersalah telah bersikap kasar kepada Zhin. Melihat gadis cantik itu begitu tulus mencintainya, lalu, hubungan mereka berakhir juga bukan karena Zhin yang tidak lagi mencintai dirinya. Tapi semata-mata karena ancaman Jenny yang tidak pernah menyukainya dekat dengan Zhin. 'Aku egois, tapi ...'"Iya tidak apa-apa, Theo. Tapi aku juga tidak memaksa kalau kamu tidak mau memberitahu. Maafkan aku selalu mengusik ketenanganmu," kata Zhin bangkit berdiri hendak berlalu dari sana. Hatinya sudah bulat melupakan Theo. Percuma juga memaksanya harus kembali, toh Theo pun sudah tak mencintainya. Itu jauh lebih menyakitkannya nanti."Tunggu, Zhin!" panggil Theo refleks menarik tangan Zhin.